Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR

A. JUDUL DAN TANGGAL PRAKTIKUM


1. Judul Praktikum
: Daya Pengoksidasi Halogen dan Daya Pereduksi Ion
Halida
2. Tanggal praktikum

: Kamis, 24 Oktober 2013

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
2. Membandingkan daya pengoksidasi halogen (X2)
3. Membandingkan daya pereduksi ion halida (X-)
C. LANDASAN TEORI
Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang
berarti pembentuk garam. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam. Misalnya klorin bereaksi dengan natrium membentuk
garam dapur atau natrium klorida. Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi
pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen
bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion
bermuatan negatif satu. Semua isotop astatin bersifat radioaktif dan berumur pendek,
sehingga sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
Struktur Halogen
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2
dapat mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya.
X2(g)
2X(g)
Kestabilan molekul halogen berkurang dari Cl2 ke I2. Hal itu sesuai dengan pertambahan
jari-jari atomnya, sehingga ikatan dari Cl-Cl ke I-I berkurang. Akan tetapi energi ikatan FF ternyata lebih kecil daripada ikatan Cl-Cl. Kecilnya energi ikatan F-F tersebut
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan unsur fluorin sangat reaktif.
Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, klorin
berwarna hijau muda (kloros berarti hijau), bromin berwarna merah tua, iodin padat
berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang
dan menusuk, serta bersifat racun.
Semua halogen membentuk senyawa ion dengan bilangan oksidasi -1. Halogen dapat
bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan halida logam dengan bilangan
oksidasi tertinggi.
Contoh :
2Al + 3Br2
2AlBr3
2Fe + 3Cl2
2FeCl3
Daya Oksidasi Halogen
Halogen merupakan pengoksidasi kuat. Daya pengoksidasi halogen menurun dari atas ke
bawah pada sistem periodik unsur, yaitu dari fluorin ke iodin. Sebaliknya, daya reduksi
ion halida (X-) bertambah dari atas ke bawah. Jadi I-merupakan reduktor terkuat,
sedangkan F- merupakan reduktor terlemah. Daya oksidasi halogen atau daya pereduksi
ion halida dicerminkan oleh potensial elektrodenya.
F2(g) + 2e
2F-(aq) E0 = +2,87 V

Cl2(g) + 2e
2Cl-(aq) E0 = +1,36 V
Br2(l) + 2e
2Br-(aq) E0 = +1,06 V
I2(s) + 2e
2I-(aq) E0 = +0,54 V
Sebagaimana diketahui, semakin positif nilai potensial elektrode, maka spesi itu semakin
mudah mengalami reduksi, berarti merupakan pengoksidasi yang kuat.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
No Nama Alat
1
Tabung reaksi
2
Pipet tetes
3
Label
Bahan :

Ukuran
100 mL
-

Jumlah
5 buah
6 buah
Secukupnya

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ukuran
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M

Jumlah
8 tetes
40 tetes
40 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes

Nama Bahan
Larutan KSCN
Larutan FeSO4
Larutan Fe2(SO4)3
Larutan Cl2
Larutan Br2
Larutan I2
Larutan KI
Larutan KCL
Larutan NaBr

E. LANGKAH KERJA
1. Kegiatan 1: Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
Ambil dua tabung reaksi, masukkan kira-kira 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam
tabung pertama dan kira-kira 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung kedua.
Tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada masing-masing tabung. Catat pengamatan
anda.
2. Kegiatan 2: Membandingkan daya pengoksidasi halogen (X2).
Ambil 3 tabung reaksi dan masukkan:
a. 10 tetes larutan klorin ke dalam tabung 1
b. 10 tetes larutan bromin ke dalam tabung 2
c. 10 tetes larutan iodin ke dalam tabung 3
Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi itu 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M.
kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tiap-tiap tabung reaksi untuk
menguji adanya ion Fe3+. Catat pengamatan anda.
3. Kegiatan 3 : Membandingkan daya pereduksi ion halida (X-)
Ambil 3 tabung reaksi dan masukkan:
d. 10 tetes larutan KI ke dalam tabung 1
e. 10 tetes larutan KCl ke dalam tabung 2
f. 10 tetes larutan NaBr ke dalam tabung 3
Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi itu 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M.
kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tiap-tiap tabung reaksi. Catat
pengamatan anda.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan kegiatan 1:

No Larutan senyawa besi


1
FeSO4
2
Fe2(SO4)3

Perubahan warna setelah + KSCN


Kuning
merah kecoklatan
Tidak berwarna
merah kecoklatan (lebih tua dari
FeSO4 + KSCN)

Tabel pengamatan kegiatan 2:


No

Haloge
n

Perubahan warna setelah penambahan


Larutan FeSO4
Larutan FeSO4 + KSCN

Cl2

Tidak berwarna

2
3

Br2
I2

berwarna
Kuning
kuning
Merah kecoklatan

tidak

Tidak berwarna

oranye

merah tua

(II)
Kuning
merah tua (I)
Merah kecoklatan
merah
tua (III)

Tabel Pengamatan kegiatan 3:


No
1
2
3

Halida
KI

Perubahan warna setelah penambahan


Larutan FeSO4
Larutan FeSO4 + KSCN
Tidak berwarna
merah
Tidak berwarna
merah tua

KCl

Tidak berwarna

NaBr

muda
Tidak berwarna

oranye

(III)
Tidak berwarna

merah tua

oranye tua

(II)
Tidak berwarna

merah tua

(I)
G. ANALISIS DATA/ PERTANYAAN
Kegiatan 1 dan 2 :
1. Halogen manakah yang dapat mengoksidasi ion Fe2+?
2. Berdasarkan data potensial reduksi halogen, tentukan potensial reaksi antara halogen
dengan ion besi (II).
X2(aq) + 2Fe2+(aq)
2X-(aq) + 2Fe3+(aq) E0 = ? volt
Bandingkan jawaban pertanyaan ini dengan hasil kegiatan ini.
Kegiatan 3 :
1. Bagaimanakah urutan daya pereduksi ion halida?
2. Tentukanlah potensial reaksi antara ion halida dengan ion besi (III)?
Bandingkan jawaban pertanyaan ini dengan hasil kegiatan ini.
H. JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Kegiatan 1 dan 2 :
1. Halogen yang dapat mengoksidasi Fe2+ adalah Cl2 dan Br2. Hal tersebut didasarkan
pada :
Fe2+
Fe3+ + e
Cl2 + 2e
2 Cl2+
2 Fe + Cl2 2 Fe3+ + 2 Cl-

Eo= 0.77 V
Eo= + 1.36 V
Eo= + 0.59 V

Fe2+

Eo= 0.77 V

Br2 + 2e

Fe3+ + e
2 Br-

2 Fe2+ + Br2 2 Fe3+ + 2 Br2. Halogen Cl2 :


Fe2+
Fe3+ + e
Cl2 + 2e
2 Cl-

Eo= + 1.06 V
Eo= + 0.29 V
Eo= 0.77 V
Eo= + 1.36 V

2 Fe2+ + Cl2 2 Fe3+ + 2 Cl-

Eo= + 0.59 V

Halogen Br2 :
Fe2+
Fe3+ + e
Br2 + 2e
2 Br2 Fe2+ + Br2 2 Fe3+ + 2 Br-

Eo= 0.77 V
Eo= + 1.06 V
Eo= + 0.29 V

Halogen I2 :
Fe2+
Fe3+ + e
I2 + 2e
2 I2 Fe2+ + I2 2 Fe3+ + 2 I-

Eo= 0.77 V
Eo= + 0.54 V
Eo= 0.23 V

Kegiatan 3 :
1. Daya reduksi ion halida dari Cl- ke I- makin bertambah. Jadi semakin ke atas
semakin mudah menyerap elektron atau mengalami reduksi, maka daya
pereduksinya Cl < Br < I.
2. Halida I :
Fe3+ + e
Fe2+
Eo= + 0.77 V
2 I I2 + 2e
Eo= 0.54 V
3+
2+
2 Fe + 2 I 2 Fe + I2
Eo= + 0.23 V
Halida Br :
Fe3+ + e
Fe2+
Eo= + 0.77 V
2Br
Br2 + 2e
Eo = -1,06 V
2 Fe3+ + 2 Br- 2 Fe2+ + Br2
Eo= - 0.29 V
Halida Cl :
Fe3+ + e
Fe2+
Eo= + 0.77 V
2 Cl
Cl2 + 2e
Eo= 1.36 V
2 Fe3+ + 2 Cl- 2 Fe2+ + Cl2
Eo= - 0.59 V
3. Ion halida yang dapat mereduksi ion besi (III) adalah I-. Karena ketika ion Ibereaksi dengan ion besi (III) menghasilkan potensial elektrode yang positif.

PEMBAHASAN
Keelektronegatifan golongan halogen merupakan yang paling tinggi di antara semua
golongan nonlogam. Di mana keelektronegatifannya bertambah dari bawah ke atas
(unsur F memiliki keelektronegatifan tertinggi). Artinya, unsur-unsur halogen mudah
menyerap elektron. Mudah menyerap elektron berarti mudah mengalami reduksi
(oksidator kuat). Daya pengoksidasi dari F hingga At semakin berkurang.
F2 > Cl2 > Br2 > I2
Apabila direaksikan dengan sesama halogen, halogen dengan kereaktifan yang lebih
kuat dapat mengoksidasi atau mendesak halida yang berada di bawahnya. Misalnya,
Chlor dapat mendesak Brom dan Iodin, namun Chlor tidak dapat mendesak Fluor.
Sebagaimana diketahui, semakin positif nilai potensial elektrode, maka spesi itu
semakin mudah mengalami reduksi, berarti merupakan pengoksidasi yang kuat. Pada
percobaan melalui perhitungan potensial elektrodenya, diketahui Cl2 merupakan
pengoksidasi terkuat karena mempunyai potensial elektrode terbesar setelah bereaksi
dengan ion besi (II). Semakin kuat daya pengoksidasinya maka semakin tua warna

larutannya. Akan tetapi, warna larutan yang tertua terjadi pada larutan Br2, bukan
pada Cl2. Hal itu disebabkan, pipet tetes yang digunakan kurang baik serta faktor
praktikan yang kurang terampil. Sebaiknya ketika melakukan praktikum pipet tetes
yang digunakan untuk setiap larutan berbeda-beda, agar larutan tidak rusak.
Daya reduksi ion halida dari Cl- ke I- makin bertambah. Terlihat dari warna larutan
yang terbentuk setelah penambahan larutan KSCN. Larutan KI yang ditetesi Larutan
Fe2(SO4)3 dan dicampur dengan larutan KSCN memiliki warna yang mendekati
larutan FeSO4 yang ditetesi larutan KSCN. Hal ini menunjukan bahwa ion I- berhasil
mereduksi ion Fe3+ menjadi ion Fe2+.
I. KESIMPULAN
1. Perbedaan ion besi (II) dan ion besi (III) terletak pada warna larutannya. Ion besi (III)
memiliki warna lebih pekat daripada ion besi (II). Ion besi (III) lebih stabil daripada
ion besi (II).
2. Dari Cl2 sampai I2 sifat oksidator/pengoksidasi halogen makin berkurang.
Daya pengoksidasi Cl2 > Br2 > I2. Semakin tua warnanya, semakin kuat daya
pengoksidasinya.
3. Daya reduksi ion halida dari Cl- ke I- makin bertambah. Jadi semakin ke atas semakin
mudah menyerap elektron atau mengalami reduksi, maka daya pereduksinya Cl < Br

< I.

J. DAFTAR PUSTAKA
Chemistry Adventure. 2012. Tersedia secara online :
http://adventurechem.blogspot.com/2012/01/halogen.html
Rahayu, Nurhayanti. 2009. Rangkuman Kimia SMA. Jakarta : Gagasmedia.
Purba, Michael. 2012. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Kebumen, 31 Oktober 2013


Praktikan,

Tyas Ratna P
XII IPA 4/30

Anda mungkin juga menyukai