Anda di halaman 1dari 15

1

CARA PRAKTIS
MENGHITUNG PPN DAN PPn BM
SECARA UMUM
Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak yang dikenakan atas pertambahan
nilai barang dan jasa.
Dalam mempelajari PPN secara garis besarnya ada 5 hal :
1. Apa yang dikenakan PPN ?
2. Siapa yang dikenakan PPN ?
3. Dari mana Dasar Pengenaan PPN ?
4. Berapa besarnya PPN ?
5. Peraturan Pajak mengenai PPN lainnya
APA YANG DIKENAKAN PPN ?
Yang dikenakan PPN ( obyek PPN ) adalah :
1. Barang Kena Pajak
2. Jasa Kena Pajak
3. Impor Barang Kena Pajak
4. Ekspor Barang Kena Pajak
5. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tak Berwujud dari Luar Pabean
6. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Pabean
7. Kegiatan Membangun Sendiri
8. Penyerahan Aktiva Tetap
BARANG KENA PAJAK (BKP)
Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenakan PPN.
Penjelasan :
Semua barang dikenakan pajak ( semua barang dikenakan PPN ).
Kecuali yang dinyatakan oleh peraturan perpajakan sebagai barang tidak
dikenakan pajak ( barang tidak kena PPN) atau dinyatakan tidak termasuk
Barang Kena Pajak menurut UU PPN
BARANG TIDAK KENA PPN / TIDAK TERMASUK BARANG
KENA PAJAK :
1. Barang hasil tambang, penggalian, pengeboran yang langsung diambil
dari sumbernya
2. Barang kebutuhan pokok yang diperlukan oleh rakyat banyak (beras,
jagung, sagu, kedelai dan garam)
3. Makanan dan Minuman yang disajikan di Hotel dan Restoran
4. Uang, Emas Batangan dan Surat Berharga.
JASA KENA PAJAK
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenakan PPN
Penjelasan :
Secara umum semua jasa dikenakan PPN, kecuali oleh dinyatakan dalam
Undang-Undang PPN sebagai jasa tidak dikenakan PPN atau yang
dinyatakan tidak termasuk Jasa Kena Pajak.

JASA TIDAK KENA PPN / TIDAK TERMASUK JASA KENA


PAJAK :
1. Jasa dibidang kesehatan medis
2. Jasa dibidang Sosial
3. Jasa dibidang Pengiriman Surat dengan perangko
4. Jasa Perbankan, Asuransi dan Sewa Guna Usaha dengan hak opsi
5. Jasa dibidang Keagamaan
6. Jasa dibidang Pendidikan
7. Jasa dibidang Hiburan
8. Jasa dibidang Penyiaran yang tidak bersifat komersial
9. Jasa dibidang Angkutan umum
10. Jasa dibidang Tenaga Kerja
11. Jasa dibidang Perhotelan
12. Jasa pemerintah untuk penyelnggaraan kepentingan umum
SIAPA YANG DIKENAKAN PPN ?
Yang dikenakan PPN ( subyek PPN ) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Penjelasan :
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang dikenakan PPN yaitu
semua pengusaha dikenakan PPN kecuali yang dinyatakan sebagai
pengusaha kecil menurut UU PPN
APA BATASANNYA PENGUSAHA KECIL ?
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha melakukan penyerahan barang kena
pajak da atau jasa kena pajak tidak melebihi dari Rp 600.000.000.- dalam
satu tahun
DARI MANA MENGHITUNG PPN ?
Untuk menghitung PPN harus diketahui dari mana Dasar Pengenaan PPN
(DPP PPN) :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk usaha dagang DPP


Untuk usaha jasa
DPP
Untuk Impor
DPP
Untuk Ekspor
DPP
Untuk barang kena pajak tertentu DPP

=
=
=
=
=

Harga Jual
Nilai Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai Lain

Nilai Lain adalah nilai sebagai dasar pengenaan pajak yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan untuk menghitung PPN
BERAPA BESARNYA PPN ?
Tarip PPN adalah 10%
Perubahan tarip PPN dapat dilakukan dengan Keputusan Menteri
Keuangan, tarip PPN paling rendah 5% dan tarip PPN paling tinggi 15%
CARA MENGHITUNG PPN / MEKANISME PPN
Contoh :

Misalnya CV. Maju Pengusaha Kena Pajak (PKP)


Usaha Dagang : Agen Kertas
Transaksi penjualan dan pembelian dilakukan CV Maju secara tunai
PPN dihitung tiap bulan dan dilaporkan ke Kantor Pajak juga tiap bulan
1. Pada saat CV Maju membeli Kertas, CV. Maju membayar PPN
sebesar 10% X Harga Beli, PPN dari pembelian disebut Pajak
Masukan
2. Pada saat CV Maju menjual kertas , CV. Maju memungut PPN
sebesar !0% X Harga Jual, PPN hari penjualan disebut Pajak
Keluaran
3. Akhir bulan CV Maju melaporkan PPN ke Kantor Pajak :
a. Apabila Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka
terjadi PPN kurang bayar
b. Apabila Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran maka
terjadi PPN lebih bayar
Keterangan :
1.

Apabila terjadi Kurang Bayar,


CV Maju harus menyetor
kekurangan bayar PPN ke Kas Negara melalui Bank

2.

Apabila terjadi Lebih Bayar, CV Maju dapat meminta kembali


(restitusi ) atas kelebihan bayar PPN atau diperhitungkan dengan
PPN bulan berikutnya ( dikompensasikan)

Soal : 1 PPN Kurang Bayar


CV. Maju berusaha dibidang perdagangan dalam bulan Januari 2008
melakukan transaksi penjualan dan pembelian secara tunai sebagai berikut
:
Tanggal 2 Januari 2008 pembelian BKP Rp 100.000.000.Tanggal 4 Januari 2008 penjualan BKP Rp 150.000.000.Tanggal 8 Januari 2008 pembelian BKP Rp 200.000.000.Tanggal 12 Januari 2008 penjualan BKP Rp 250.000.000.Tanggal 14 Januari 2008 pembelian BKP Rp 300.000.000.Tanggal 18 Januari 2008 penjualan BKP Rp 350.000.000.-

Tanggal 20 Januari 2008 pembelian BKP Rp 400.000.000.Tanggal 25 Januari 2008 penjualan BKP Rp 450.000.000.Hitung : PPN bulan Januari 2008
Soal : 2 PPN Lebih Bayar
CV. Lancar berusaha dibidang perdagangan dalam bulan Mei 2005
melakukan transaksi penjualan dan pembelian secara tunai sebagai berikut
:
Tanggal 2 Januari 2008 pembelian
Tanggal 4 Januari 2008 penjualan
Tanggal 8 Januari 2008 pembelian
Tanggal 12 Januari 2008 penjualan
Tanggal 14 Januari 2008 pembelian
Tanggal 18 Januari 2008 penjualan
Tanggal 20 Januari 2008 pembelian
Tanggal 25 Januari 2008 penjualan
Hitung : PPN bulan Januari 2008
SOAL : 3

BKP Rp 250.000.000.BKP Rp 150.000.000.BKP Rp 350.000.000.BKP Rp 250.000.000.BKP Rp 450.000.000.BKP Rp 350.000.000.BKP Rp 550.000.000.BKP Rp 450.000.000.-

PPN NIHIL

CV. Terang berusaha dibidang perdagangan dalam bulan Mei 2005


melakukan transaksi penjualan dan pembelian secara tunai sebagai berikut
:
Tanggal 2 Januari 2008 pembelian
Tanggal 4 Januari 2008 penjualan
Tanggal 8 Januari 2008 pembelian
Tanggal 12 Januari 2008 penjualan
Tanggal 14 Januari 2008 pembelian
Tanggal 18 Januari 2008 penjualan
Tanggal 20 Januari 2008 pembelian
Tanggal 25 Januari 2008 penjualan
Hitung : PPN bulan Januari 2008

BKP Rp 200.000.000.BKP Rp 150.000.000.BKP Rp 350.000.000.BKP Rp 400.000.000.BKP Rp 450.000.000.BKP Rp 350.000.000.BKP Rp 550.000.000.BKP Rp 650.000.000.-

PPN PEMUNGUT :
Instansi Pemerintah ditunjuk sebagai pemungut PPN, maksudnya
pemungut PPN adalah sebagai berikut :
1.

Apabila Pengusaha Kena Pajak menjual barang kena pajak kepada


Instansi Pemerintah, Instansi Pemerintah sebagai pembeli tetap
membayar PPN

2.

Instansi Pemerintah membayar PPN tidak diberikan kepada Penjual,


melainkan uang PPN disetorkan langsung ke Kas Negara melalui
Bank

3.

Surat Setoran PPN oleh Instansi Pemerintah diberikan kepada


Penjual, bahwa PPN atas pembelian barang tersebut telah disetor ke
Kas Negara

4.

Karena Penjual hanya menerima Surat Setoran PPN, tidak menerima


urang PPN, maka cara menghitung PPN ada perbedaan dengan cara
menghitung PPN secara umum.

CONTOH : PPN PEMUNGUT


CV. Jaya berusaha dibidang perdagangan dalam bulan Mei 2005
melakukan transaksi penjualan dan pembelian secara tunai sebagai berikut
:
Tanggal 2
Tanggal 4
Tanggal 8
Tanggal 12
Tanggal 14
Tanggal 18
Tanggal 20
Tanggal 25

Januari 2008 pembelian BKP


Rp 100.000.000.Januari 2008 jual BKP ke umum
Rp 300.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 150.000.000.Januari 2008 jual BKP ke pemerintah Rp 50.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 250.000.000.Januari 2008 jual BKP ke umum
Rp 450.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 100.000.000.Januari 2008 jual BKP ke pemerintah Rp 60.000.000.-

Hitung : PPN bulan Januari 2008


PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Penyerahan Barang Kena Pajak adalah penyerahan barang yang
dikenakan PPN yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Penyerahan barang kena pajak karena perjanjian


Penyerahan barang kena Pajak perjanjian sewa beli
Penyerahan barang kena pajak kepada Perantara
Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma
Persediaan barang dan aktiva tetap yang tersisa pada saat
pembubaran perusahaan.
6. Penyerahan barang kena pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya
atau dari cabang ke cabang
7. Penyrahan barang kena pajak karena konsinyasi
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI / PPN
PEMAKAIAN SENDIRI / PEMBERIAN CUMA-CUMA
1.

Barang Kena Pajak yang diambil untuk dipakai sendiri atau diberikan
dengan cuma-cuma misalnya disumbangkan atau untuk contoh tetap
dikenakan PPN

2.

Dasar Pengenaan Pajak


cuma adalah :

pemakaian sendiri atau diberikan cuma-

- DPP = harga jual dikurangi laba bruto , atau


- DPP = harga pokok penjualan, atau
- DPP = harga beli
untuk usaha dagang yg harga pokoknya = harga beli
CONTOH : PPN PEMAKAIAN SENDIRI
CV. Pesat berusaha dibidang perdagangan dalam bulan Mei 2005
melakukan penyerahan barang kena pajak secara tunai sebagai berikut :
Tanggal 2
Tanggal 4
Tanggal 8
Tanggal 12
Tanggal 14
Tanggal 18
Tanggal 20
Tanggal 25

Januari 2008 pembelian BKP


Rp 100.000.000.Januari 2008 jual BKP ke umum
Rp 600.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 150.000.000.Januari 2008 jual BKP ke pemerintah Rp 50.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 100.000.000.Januari 2008 BKP dipakai sendiri
Rp 12.000.000.Januari 2008 pembelian BKP
Rp 150.000.000.Januari 2008 BKP disumbangkan
Rp 18.000.000.-

Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma, BKP dicatat dalam harga


jual dan CV Pesat mengambil laba kotor sebesar 20% dari harga beli
Hitung : PPN bulan Janauari 2008
PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH (PPnBM)
1. Apabila barang kena pajak termasuk barang mewah, disamping kena
PPN juga dikenakan PPnBM

2. Pengenaan PPnBM hanya satu kali yaitu :


a. Pada saat Impor barang mewah
b. Pada saat pabrik barang mewah menjual barang mewah
3. Tarip PPnBM sebesar 10% sampai dengan 75% tergantung jenis
barang mewahnya
4. Jenis barang mewah yang dikenakan PPn Barang Mewah ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kuangan.
CONTOH :

1.

PT ABC mengimpor barang mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp


100.000.000.Hitung : PPN dn PPnBm ( 30% )

2.

PT BAC pabrik barang mewah menjual barang mewah dengan


harga Rp 600.000.000,- ( harga telah termasuk PPn dan PPnBM)
Hitung : PPN dan PPnBM ( 40% )

PPN MEMBANGUN SENDIRI


1. Apabila orang atau badan melaksanakan pembangunan sendiri, dikena
kan PPN Membangun Sendiri, syarat luas bangunan 200 M2 atau
lebih.
2. Dasar Pengenaan PPN Membangun sendiri ( DPP ) sebesar = 40%
dari biaya-biaya yang dikeluarkan tiap bulan
3. PPN Membangun Sendiri = 10% X DPP
atau PPN = 10% X 40% X biaya-biaya pembangunan tiap bulan
CONTOH :
PT BCG melaksanakan pembangunan sendiri gudang dengan l;uas
bangunan sebesar 400 M2 dengan biaya bangunan sebagai berikut :
- Bulan Januari 2008 sebesar Rp 100.000.000.- Bulan Februari 2008 sebesar Rp 200.000.000.- Bulan Maret 2008 sebesar Rp 200.000.000.Hitung : PPN Membangun Sendiri
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
1. Pajak Masukan ( PPN dari pembelian ) secara garis besarnya dapat
dikreditkan atau dapat dikurangkan dari Pajak Keluaran
2. Ada peraturan yang mengatur beberapa Pajak Masukan tidak dapat
dikreditkan atau tidak dapat mengurangi Pajak Keluaran adalah sbb.:
a. Pajak Masukan atas pembelian BKP atau JKP sebelum menjadi
PKP
b. Pajak Masukan BKP atau JKP yang tidak ada hubungan langsung
dengan kegiatan usaha
c. Pajak Masukan pembelian Kendaraan sedan, Jeep, Station Wagon,
Van dan Kombi, kecuali sebagai barang dagangan atau disewakan

d. Pajak Masukan atas pemanfaat BKP tidak berwujud dan JKP dari
luar daerah pabean sebelum menjadi PKP
e. Pajak Masukan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya Sederhana
f.

Pajak Masukan, yang faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan

g. Pajak atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan JKP dari luar
daerah pabean yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan
h. Pajak Masukan BKP atau JKP yang ditagih dengan SKP
i.

Pajak Masukan yang belum dilaporkan dalam SPT Masa yang


ditemukan dalam pemeriksaan

PPN ATAS PENYERAHAN AKTIVA TETAP


Apabila Pengusaha Kena Pajak menjual aktiva tetap perusahaan ,
maka harus memungut PPN 10% X Harga Jual, dengan syarat
Pajak Masukan pada saat beli aktiva tersebut dapat dikreditkan.
Apabila pada saat pembelian aktiva tetap Pajak Masukannya tidak
dapat dikreditkan, maka atas penjualan aktiva tetap tersebut tidak
dikenakan PPN
CONTOH :
PT BSA dalam bulan Januari 2008 menjual aktiva tetap perusahaan
berupa :
Tanggal 2 Januari 2008 menjual mobil box
Rp 100.000.000.Tanggal 13 Januari 2008 menjual mobil sedan Rp 200.000.000.Tanggal 25 Januari 2008 menjual mobil pick up Rp 50.000.000 .Hitung : PPN bulan Januari 2008 atas penjualan aktiva tetap tersebut
Keterangan :
Mobil sedan pada saat pembelian Pajak Masukannya termasuk sebagai
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan, maka pada saat menjual
mobil sedan tidak kena PPN (tidak memungut PPN)
DASAR PENGENAAN PPN TERTENTU
Dengan Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan Nilai Lain sebagai
Dasar Pengenaan PPN Tertentu :

a. Untuk pemakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma Barang Kena


Pajak atau Jasa Kena pajak adalah harga jual atau penggantian,
tidak termasuk laba kotor ( atau harga pokok )
b. Untuk penyerahan Media Rekaman suara atau gambar adalah harga
jual rata-rata
c. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per
judul film
d. Untuk persediaan Barang Kena Pajak yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar
e. Untuk penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjual belikan yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan adalah harga pasar wajar
f. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan / parawisata adalah 10% dari
jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih
g. Untuk jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah tagihan atau
jumlah yang seharusnya ditagih
h. Untuk anjak piutang adalah 5% dari service charge, provisi dan
diskon
i. Untuk penyerahan kendaraan bermotor bekas sebagai barang
dagangan adalah 10% dari harga jual
j. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dari
pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak antar cabang adalah harga jual atau
harga penggatian setelah dikurangi laba kotor ( harga pokok )
k. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak kepadapedagang perantara
atau melalui juru lelang adalah harga lelang
Keterangan :
Khusus untuk huruf f, g, h, i
dikreditkan.

pajak masukannya tidak dapat

PEDOMAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN


Bagi Pengusaha Kena pajak yang menghitung Pajak Penghasilannya
memilih menggunakan Norma Penghitungan Penghasilanneto, maka
untuk pengkreditan pajak masukannya berdasarkan persentase dari pajak
keluaran.

10

a. Pengusaha Kena Pajak Pedagang eceran yang menyerahkan barang


kena pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar
80% dari Pajak Keluaran
b. Pengusaha Kena Pajak selain Pedagang Eceran yang menyerahkan
Barang Kena pajak, Pajakmasukannya yang dapat dikreditkan
adalah 70% dari Pajak Keluaran
c. Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Jasa Kena Pajak,
PajakMasukannya yang dapat dikreditkan adalah sebesar 40% dari
Pajak keluaran
FAKTUR PAJAK
- Bagi Penjual, Faktur Pajak adalah sebagai bukti bahwa Penjual telah
melakukan pemungutan PPN
- Bagi Pembeli, Faktur Pajak adalah sebagai bukti bahwa Pembeli telah
membayar PPN
- Sebagai sarana untuk penghitungan PPN kurang bayar atau lebih bayar
tiap-tiap akhir bulan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN

FAKTU PAJAK ADA 3 JENIS


1. Faktur Pajak Standar
Faktur Pajak Standar adalah Faktur Pajak yang dibuat harus sesuai
dengan ketentuan dan harus diisi lengkap sesuai dengan ketentuan
tersebut , apabila tidak diisi lengkap akan dikenakan sanksi
2. Faktur Pajak Gabungan
Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak Standar yang dibuat untuk
transaksi selama satu bulan bagi pembeli yang sama ( pelanggan )
3. Faktur Pajak Sederhana
a.

Faktur Pajak Sederhana adalah Faktur Pajak yang dibuat untuk


konsumen akhir atau untuk pembeli yang tidak diketahui
identitasnya

b. Faktur Pajak Sederhana dapat berupa bon kontan, faktur


penjualan, segi kas register, karcis, kwitansi atau tanda bukti
penyerahan atau bukti pembayaran yang sejenis.

11

DOKUMEN TERTENTU YG DITETAPKAN SEBAGAI FAKTUR


PAJAK STANDAR :
a. Pemberitahuan Impor Barang ( PIB ) dan Surat Setoran Pajak
untuk impor barang Kena Pajak
b. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ) yang telah difiat muat oleh
pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dan dilampiri invoice
c. Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) dari Bulog/Dolog untuk
penyaluran gula pasir dan tepung terigu
d. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNPB) yang dibuat / dikeluarkan
Pertamina untuk penyerahan BBM atau bukan BBM
e. Tanda pembayaran atau kwitansi atas penyerahan jasa
telekomunikasi
f.

Ticket atau surat muatan udara ( air waybill), delliveri bill, yang
dibuat / dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam
negeri

g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan


Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar
daerah pabean
h. Nota penjualan jasa yang dibuat atau dikeluarkan untuk
penyerahan jasa ke Pelabuhan
i.

Tanda pembayaran atau kwitansi listrik

PEMBUATAN FAKTUR PAJAK


1. Faktur Pajak dibuat paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah
bulan penyerahan
2. Apabila sebelum akhir bulan berikutnya terjadi pembayaran, faktur
pajak dibuat paling lambat saat terjadinya pembayaran ( akhir bulan
berikutnya tidak dipakai.
3. Apabila terjadi pembayaran sebelum terjadi penyerahan, faktur pajak
dibuat pada saat terjadi pembayaran ( uang muka )
4. Untuk pekerjaan yang diserahkan secara bertahap, faktur pajak dibuat
pada saat pembayaran termyn
5. Untuk penyerahan rekanan kepada Pemungut PPN, faktur pajak dibuat
pada saat melakukan tagihan

12

PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

Faktur Pajak
dibuat paling lambat
28/2-8
No.1

misal dibayar
15/1/08
No.3

No.4

No.2
Penjualan
1/1/08

misal dibayar
22/2/08
misal

dibayar
31/1/08

5/3/08

Keterangan :
Penjualan dilakukan 1/1/08
Pembuatan Faktur Pajak sebagai berikut :
1. misal penjualan tunai 1/1/08, maka faktur pajak dibuat tanggal
1/1/08
2. misal penjualan dibayar 15/1/08, faktur pajak dibuat tanggal
15/1/08
3. misal penjualan dibayar 22/2/08, faktur pajak dibuat tanggal
22/2/08
4. misal penjualan dibayar 5/3/08, faktur pajak dibuat tanggal 28/2/08
(tanggal pembayaran 5/3/08 tidak dipakai, yang dipakai batas
paling lambat pembuatan faktur pajak yaitu tanggal 28/2/08
LAPORAN PPN ( SPT MASA PPN )
Laporan PPN Masa PPN setiap bulan pada prinsipnya adalah menghitung
Pajak Keluaran dan Pajak Masukan pada bulan yang bersangkutan.
1. Pajak Keluaran
Pajak Keluaran yang yang dilaporkan dalam SPT PPN adalah Pajak
Keluaran yang Faktur Pajaknya dibuat pada bulan laporan PPN.

13

2. Pajak Masukan
Pajak Masukan yang dilaporkan dalam SPT PPN adalah Pajak
Masukan yang Faktur Pajaknya diterima pada bulan laporan PPN yaitu
:
a. Pajak Masukan , yang tanggal Faktur Pajaknya
bulan laporan PPN

sama dengan

b. Pajak Masukan, yang tanggal Faktur Pajaknya tidak sama dengan


bulan laporan PPN dengan syarat Faktur Pajak diterima belum
lewat 3 bulan sejak bulan Faktur Pajak diterbitkan s/d bulan
laporan PPN

Laporan PPN
Bulan Januari 2008
CV Abadi
Pajak Masukan

Pajak Keluaran

Pajak Masukan yang dilaporkan


bulan Januari 2008 adalah Pajak
Masukan yang Faktur Pajaknya
diterima bulan Januari 2008
dengan syarat tidak lewat 3 bulan

Pajak Keluaran yang dilaporkan


bulan Januari 2008 adalah Pajak
Keluaran yang Faktur Pajak-nya
dibuat bulan Januari 2008

CONTOH :
CV Abadi dalam bulan Janauari 2008 melakukan transaksi pembelian dan
penjualan barang kena pajak sebagai berikut :
Tgl 10
2008
Tgl 15
2008
Tgl 20
2008
Tgl 25
2008

Januari 2008 penjualan Rp 100.000.000 dibayar tgl 15 Januari


Januari 2008 penjualan Rp 200.000.000 dibayar tgl 20 Januari
Januari 2008 penjualan Rp 300.000.000 dibayar tgl 25 Februari
Januari 2008 penjualan Rp 400.000.000 dibayar tgl 30 Februari

Pajak Masukan yang diterima dalam bulan Januari 2008 sebagai berikut :
Faktur Pajak tanggal 9 Juli
2007 PPN Rp 5.000.000.Faktur Pajak tanggal 10 Agustus 2007 PPN Rp 2.000.000.Faktur Pajak tanggal 11 September 2007 PPN Rp 4.000.000.Faktur Pajak tanggal 12 Oktober 2007 PPN Rp 3.000.000.Faktur Pajak tanggal 13 Nopember 2007 PPN Rp 4.000.000.Faktur Pajak tanggal 14 Desember 2007 PPN Rp 3.000.000.-

14

Faktur Pajak tanggal 15 Januari

2008 PPN Rp 5.000.000.-

Hitung : PPN bulan Januari 2008


Jawab :
Pajak Keluaran :
10% X Rp ....................... = Rp ....................
10% X Rp ....................... = Rp ....................
= Rp .....................
Pajak Masukan :
Faktur Pajak bulan Oktober
Faktur Pajak bulan Nopember
Faktur Pajak bulan Desember
Faktur Pajak bulan Janauari

=
=
=
=

Rp ....................
Rp ....................
Rp ....................
Rp ....................

= Rp .......................
PPN Kurang Bayar = Rp ......................
RESTITUSI DAN KOMPENSASI PPN
1. Apabila pada akhir bulan ternyata Pajak Masukan lebih besar dari
pada Pajak Keluaran, maka dalam Laporan SPT Masa PPN terjadi
kelebihan membayar PPN
2. Kelebihan pembayaran PPN dilaporkan dalam SPT Masa PPN sbb
:
a. Kelebihan pembayaran PPN dapat diminta kembali /
Restitusi
b. Kelebihan pembayaran PPN dapat diperhitungkan dengan
PPN yang kurang dibayar bulan berikutnya atau
dikompensasikan

Contoh :
PT ABC dalam beberapa bulan melakukan transaksi pembelian dan
penjualan secara tunai barang kena pajak sebagai berikut :
Penjualan
Bulan Januari
Bulan Februari
Bulan Maret
Bulan April
Bulan M e i
Bulan Juni

2008
2008
2008
2008
2008
2008

sebesar
sebesar
sebesar
sebesar
sebesar
sebesar

Rp 500.000.000.Rp 400.000.000.Rp 600.000.000.Rp 900.000.000.Rp 700.000.000.Rp 800.000.000.-

15

Pembelian
Bulan Januari
Bulan Februari
Bulan Maret
Bulan April
Bulan M e i
Bulan Juni

2008
2008
2008
2008
2008
2008

sebesar
sebesar
sebesar
sebesar
sebesar
sebesar

Rp 800.000.000.Rp 300.000.000.Rp 500.000.000.Rp 600.000.000.Rp 900.000.000.Rp 400.000.000.-

Hitung : PPN bulan Januari s/d Juni 2008


a. Apabila terjadilebih bayar di Restitusi
b. Apabila terjadi lebih bayar di Kompensasi

Anda mungkin juga menyukai