Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

REFARAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FEBRUARI 2010

HORSESHOE KIDNEY

Disusun Oleh :
Rika Yulizah Gobel
C 111 06 004
Pembimbing :
dr. Achmas Dian Nur Ramdan
Konsulen :
Prof. DR. dr. Bachtiar Murtala, Sp.Rad(K)
Penguji :
dr. Sri Asriyani, Sp.Rad
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK PADA
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
Nama

: Rika Yulizah Gobel

NIM

: C 111 06 004

Judul Referat : Horseshoe kidney


telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar,
Penguji

( dr. Sri Asriyani, Sp.Rad )

Konsulen

Februari 2010
Pembimbing

(Prof.Dr.dr.Bachtiar Murtala, Sp.Rad) (dr.Achmas Dian Nur Ramdan)

Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

(Prof.Dr.dr.Bachtiar Murtala,Sp.Rad)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ii

I.
II.
III.
IV.
V.

PENDAHULUAN............................................................................................... 1
INSIDEN............................................................................................................ 1
ANATOMI..........................................................................................................1
ETIOPATOFISIOLOGI...................................................................................... 7
DIAGNOSIS...................................................................................................... 8

V.1 Gambaran Klinis ....................................................................................... 8


V.2 Gambaran Radiologis................................................................................. 8
V.3 Patologi Anatomi.......................................................................................18
VI. DIAGNOSIS BANDING............................................................................... 19
VII. PENATALAKSANAAN.................................................................................. 19
VIII. PROGNOSIS
............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN REFERENSI

HORSESHOE KIDNEY
I. PENDAHULUAN
Horseshoe kidney merupakan tipe yang paling umum pada anomali
penyatuan ginjal. Horseshoe kidney terjadi pada saat pembentukan janin ketika
ginjal menempati posisi normalnya di pinggang. Pada horseshoe kidney, ginjal
dari janin berkembang dari area pelvis, kemudian ginjal tersebut menyatu pada
polus inferior atau polus superiornya. Penyatuan kedua ginjal ini membentuk
huruf U, yang kemudian dinamakan horseshoe. Penyebab aktivitas tulang
belakang berkurang merupakan akibat dari ikatan jaringan tipis yang
menghubungkan polus inferior dari ginjal, kelainan kongenital ini dapat hilang
jika hanya bagian posterior yang terlihat. Pada bagian anterior sering
memperlihatkan dengan jelas ikatan jaringan yang fungsinya menghubungkan
polus inferior dari ginjal. Petunjuk lain untuk adanya horseshoe kidney adalah
adanya orientasi dari ginjal. Polus inferior dari kedua ginjal pada horseshoe
kidney menyatu dibandingkan dengan ginjal yang normal. Ginjal yang malrotasi,
biasanya lebih ke sebelah kiri, akibatnya lokasi renal pelvis lebih ke anterior dan
kaliks berlokasi posteromedial. (1,2)
II. INSIDEN
Horseshoe kidney terjadi pada 1 dari 500 orang anak atau satu dari 400
angka kelahiran. Perbandingan laki-laki dan perempuan dalam insidens penyakit
ini adalah sekitar 2:1.(3,4) Horseshoe kidney merupakan anomali fusi yang paling
banyak dijumpai, dan pada otopsi dijumpai insiden anomali ini 1:400. Lebih dari
90% kedua ginjal mengadakan fusi pada katup bawah ginjal.(5)
III. ANATOMI
Manusia memiliki dua buah ginjal yang terletak di sebelah kiri dan kanan
kolumna vertebralis. Bentuknya menyerupai kacang merah dengan ukuran

panjang 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm. Berat kira-kira 135-150 gr. Berwarna agak
kecoklatan. Mempunyai ekstremitas kranialis dan ekstremitas inferior, facies
anterior dan facies medialis. Pada pertengahan margo medialis terbentuk suatu
cekungan yang dinamakan hilum renale, merupakan tempat masuk arteria renalis
dan serabut-serabut saraf serta tempat keluarnya vena renalis dan ureter. Kedua
ren dibungkus oleh suatu jaringan ikat (kapsula fibrosa). Kapsula fibrosa
dibungkus oleh jaringan lemak (adipose tissue) yang bersama-sama dengan
jaringan ikat membentuk fascia renalis.(6)

Gambar 1
(diambil dari kepustakaan 7)
Ren terletak di bagian posterior kavum abdominis, retroperitoneal, di
sebelah kiri dan kanan kolumna vertebralis, setinggi vertebra lumbalis 1-4 pada

posisi berdiri. Kedudukan ini bisa berubah mengikuti perubahan posisi tubuh. Ren
dekster terletak lebih rendah dari yang sinister disebabkan karena hepar berada di
sebelah kranial dari ren. Aksis transversal dari ren terletak latero-dorsal, dan aksis
longitudinal terletak latero-caudal, sehingga ekstremitas superior renalis letaknya
lebih dekat pada linea mediana daripada ekstremitas inferior. Ren sinister dan ren
dekster terletak berdampingan dengan organ-organ yang berada di sekitarnya, baik
pada facies anterior maupun pada facies posterior.(6)
Facies posterior renalis berbentuk kurang cembung bila dibandingkan
dengan facies anteriornya, dan berhadapan dengan organ-organ bersangkutan.(6)
Facies anterior renalis berbentuk cembung, dan pada kedua ekstremitas
superiornya terdapat glandula suprarenalis.(6)

Gambar 2a
(diambil dari kepustakaan 7)
Struktur ren terdiri atas korteks renalis dan medula renalis, yang masing-

masing berbeda dalam warna dan bentuk. Korteks renalis berwarna pucat,
mempunyai permukaan yang kasar. Medula renalis terdiri atas piramidalis renalis
(Malpighii) berjumlah antara 12-20 buah, berwarna agak gelap. Basis dari
bangunan piramid ini disebut basis piramidis berada pada korteks, dan apeksnya
dinamakan papilla renalis yang terletak menghadap ke arah medial, bermuara
pada kaliks minor.(6)

Gambar 2b
(diambil dari kepustakaan 7)
Diantara satu piramid dengan piramid lainnya terdapat jaringan korteks
yang berbentuk kolumna, disebut kolumna renalis Bertini. Pada basis dari tiap
piramid terdapat deretan jaringan medula yang meluas ke arah korteks disebut
medullary rays. Tiap piramid bersama-sama dengan kolumna renalis bertini yang
berada di sampingnya membentuk lobus renalis, berjumlah antara 5 14 buah.(6)
Pada tiap papilla renalis bermuara 10-40 buah duktus yang mengalirkan

urine ke kaliks minor. Daerah tersebut berlubang-lubang dan dinamakan area


kribrosa. Hilum renalis meluas membentuk sinus renalis, dan di dalam sinus
renalis terdapat pelvis renalis, yang merupakan pembesaran dari ureter ke arah
kranialis. Pelvis renalis terbagi menjadi 2-3 kalices renalis majores, dan setiap
kaliks major terbagi menjadi 7 14 buah kalices renalis minors.(6)
Ren difiksasi pada tempatnya oleh fascia renalis, korpus adiposum
pararenale dan vasa renalis.(6)
Vaskularisasi

Gambar 3
(diambil dari kepustakaan 7)
Arteria renalis dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah kaudal
dari pangkal arteri mesenterika superior, berada setinggi diskus intervertebralis
antara vertebra lumbalis I dan II. Arteri renalis dekstra memberikan percabangan

yang berjalan menuju glandula suprarenalis dan ureter. Di dalam sinus renalis,
arteria renalis mempercabangkan ramus primer yang disebut ramus anterior yang
besar dan ramus posterior yang kecil. Masing-masing arteri tersebut berjalan
masuk ke dalam bagian anterior dan bagian posterior dari ginjal. Ramus primer
mempercabangkan arteria interlobaris, berada diantara piramid, lalu berjalan pada
basis piramid membentuk arkus yang disebut arteria arkuata. Dari arteria arkuata
dipercabangkan arteria interlobularis. Ujung terminal arteri arkuata dan arteri
interlobularis berjalan vertikal, paralel satu sama lain menuju ke korteks renalis.
Arteri interlobularis berakhir sebagai arteriola glomerularis afferens membentuk
glomerulus. Pembuluh darah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriola
glomerulus efferens, selanjutnya membentuk pleksus arteriosus, dan dari pleksus
tersebut dipercabangkan arteriola rekta yang berjalan menuju ke pelvis renalis.(6)
Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai
anastomosis dengan cabang-cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat
kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis
pada daerah yang dilayaninya. (6)
Nodus Limfatikus
Pembuluh limfe pada ren membentuk tiga buah pleksus, yakni yang berada
di dalam ren, yang berada di sebelah profunda kapsula dan yang berada di dalam
korpus adiposum pararenalis.(6)
Innervasi
Pleksus renalis dibentuk oleh percabangan dari pleksus coeliakus. Serabutserabut dari pleksus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan vasa renalis.
Pleksus suprarenalis juga dibentuk oleh percabangan dari pleksus coeliakus.
Kadang mendapatkan percabangan dari nervus splanchnikus major dan pleksus
renalis. Pleksus renalis dan suprarenalis mengandung komponen simpatis dan
parasimpatis yang dibawa nervus vagus.(6)

IV. ETIOPATOFISIOLOGI
Horseshoe kidney merupakan kongenital anomali fusi ginjal yang paling
sering terjadi. Kelainan ini cukup mudah dikenali karena terjadi perubahan aksis
dari ginjal. Pada horseshoe kidney ini, aspek superior dari ginjal miring ke arah
luar bukannya miring ke dalam.(7) Perkembangan dari ginjal normal bergantung
pada proses penyatuan kuncup ureter dan saluran mesonefrik dengan nefrogenik
kord dalam embrio. Penyatuan tersebut diyakini terjadi sekitar kehamilan minggu
keempat, normalnya terjadi pada level pertama atau kedua sakral segmen vertebra.
(4)

Pembentukan yang tidak normal mungkin terjadi pada 5-12 mm stase


embriogenik, ketika ginjal berada dalam pelvis dan kapsul renal belum matang.
Salah satu penjelasan embriologik mengenai pembentukan garis tengah adalah
pada stase atau masa itu variasi pertumbuhan yang tidak normal, ventral flexi dari
ujung belakang embrio, atau variasi lainnya pada pertumbuhan stuktur pelvis
dapat mengakibatkan mentanefrik blastema (perkembangan ginjal) yang secara
tidak normal mendekat untuk waktu yang lama; kemuadian lama-kelamaan akan
menyatu.(4)
Penjelasan dari penyatuan lateral adalah, bahwa pada masa-masa hidup
embrionik, fleksi lateral dari lumbosacral dapat mendorong ke depan salah satu
ginjal yang sedang berkembang ke arah midline. Posisi ini dapat membawa pada
penyatuan yang asimetris. Pada akhir masa hidup embriogenik, pendakian dari
ginjal yang menyatu direntangkan oleh arteri mesenterik inferior, dengan isthmus
dari horseshoe kidney terjebak di bawahnya. Oleh sebab itu, horseshoe kidney
selalu berada pada posisi lebih rendah dari posisi normal. Karakteristik dari
horseshoe kidney adalah suplai darah yang berasal dari beberapa sumber di
antaranya arteri mesenterik, aorta, arteri renal, dan arteri iliaka. Isthmus
mempunyai suplai darahnya sendiri. Kebanyakan arteri abberant dapat
menyeberangi ureteropelvic junction dan ureter proksimal. Penyeberangan

pembuluh ini mengakibatkan obstruksi dan stasis urinaria yang berujung pada
infeksi dan pembentukan kalkulus.(8)
Meskipun sebagian besar pasien dari horseshoe kidney ini asimtomatik,
penting untuk menghubungkan anomali ini dengan Wilms tumor pada isthmus.
Horseshoe kidney juga dihubungkan dengan genital, anorektal, kardiovaskular,
dan anomali skeletal. Singkatnya, seorang pasien dengan horseshoe kidney dapat
menjadi perhatian medis untuk alasan yang bervariasi termasuk nefrolitiasis,
infeksi dan kelainan kongenital lainnya.(9,10)
V. DIAGNOSIS
V.1 Gambaran klinis
Pada penderita horseshoe kidney dapat ditemukan tanda dan gejala berupa:
-

Massa abdominal

Hematuria

Inkontinensia

Renal insufisiensi

Hipertensi(3)

Secara klinis, kelainan perubahan bentuk kongenital ini di diagnosis pada


semua umur; horseshoe kidney ditemukan prenatal, sama halnya dengan
semasa dewasa. Bagaimanapun juga, karena hubungannya dengan
kelainan bentuk kongenital, horseshoe kidney lebih umum di diagnosis
pada anak-anak.(4)
V.2. Gambaran Radiologi
Diagnosis horseshoe kidney dapat ditegakkan melalui :
1. Renal Ultrasound
Pada renal ultrasound tampak gambaran soft tissue hipoechoik
mass dari anterior tulang belakang dan aorta yang menyatukan polus
inferior dari kedua ginjal.(4) Ditunjukkan pada gambar 10a,10b, dan 10c.

2. Voiding Cystourethrogram (VCUG)


Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan vesikoureteral refluks.
3. Intravenous Pyelogram (IVP)
Pada pemeriksaan radiologi ini memperlihatkan bahwa terjadi
perubahan aksis renal dengan polus inferior yang mengarah ke medial.
Selain itu, pada collecting sistem dari ginjal terjadi malrotasi dan
dilatasi akibat kerusakan ureteropelvic junction.(4,15) Ditunjukkan pada
gambar 5a dan 5b.
4. Computed Tomography (CT) Scanning
Pada pemeriksaan ini dapat terlihat dengan jelas perubahan posisi
dari ginjal. Tampak perubahan aksis dari ginjal, polus superior dari
ginjal letaknya lebih lateral sedangkan polus inferiornya terletak lebih
ke arah medial. Jaringan parenkimal dari isthmus dapat terlihat dengan
jelas, isthmus terlihat pada level L4-L5 di antara aorta dan arteri
mesenterika inferior.

Pada pemeriksaan mungkin terlihat adanya

multiple renal arteri.(15) Ditunjukkan pada gambar 6a dan 6b.


5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada MRI tampak jelas penyatuan pada polus inferior dari kedua
ginjal, tampak pula isthmus dari horseshoe kidney yang terdiri dari
jaringan parenkim.(4) Ditunjukkan pada gambar 8.
Diagnosis pada foto polos radiologi, urografi dan pielografi dibuat untuk
mengenali panjang aksis inferior dari ginjal. Aksis yang panjang
ditentukan dengan menghubungkan kaliks superior dan inferior.(12)
Intravenous urogram (IVU), tampak perubahan aksis renal dengan polus inferior
mengarah ke arah medial, yang memberikan kesan horseshoe kidney. Perhatikan

collecting sistem dari ginjal kiri yang berdilatasi, akibat dari kerusakan
ureteropelvic junction.(4)
Gambar 4a
(diambil dari kepustakaan 4)

Intravenous urogram
(IVU), menunjukkan
horseshoe

kidney.

Pehatikan malrotasi
collecting

sistem

pada kedua sisinya.


Kaliks pada polus
ginjal inferior kanan
membentang medial
ke ureter.(4)

Gambar 4b
(diambil dari kepustakaan 4)

Axial computed tomography


(CT) scan abdomen diperoleh
setelah

pemberian

kontras

secara

intravena.

Tampak

ginjal

dengan

penyatuan

parenkimal isthmus pada polus


inferior. Perhatikan malrotasi
collecting sistem dari ginjal
kiri,

menghadap

ke

anterolateral.(4)
Gambar 5a
(diambil dari kepustakaan 4)

Computed

tomography

(CT) scan dari abdomen


diperoleh

setelah

pemberian

kontras

secara

intravena.

Isthmus dari horseshoe


kidney, yang terdiri atas
jaringan
sangat

parenkimal,
jelas

Perhatikan

terlihat.

kontinuitas

kortikal dari ginjal yang

menyatu.(4)
Gambar 5b
(diambil dari kepustakaan 4)

Gambar 6
(diambil dari kepustakaan 17)
Sama dengan CT dan ultrasound, pada MRI tampak kontur
ginjal halus. Diferensiasi kortikomedullari tampak baik pada TIweighted image dan secepatnya mengikuti peningkatan kontras
intravena dengan gadolinium. Sistem kolekting ginjal dan buli-

buli tampak baik pada T2-weighted image. Varian normal


tampak baik pada MRI: lobulasi fetal tampak seperti kontur
ginjal

yang

berombak

pada

foto

koronal

tapi

ketebalan

kortikalnya tidak sama.(17)

Axial

contrast-

enhanced T1-weighted
magnetic

resonance

image tampak isthmus


dari horseshoe kidney;
terdiri atas jaringan
parenkim

dan

terbentang
sampai

anterior
ke

belakang.(4)
Gambar 7
(diambil dari kepustakaan 4)

tulang

Gambar 8
(diambil dari kepustakaan 17)
Pada pemerikaan ultrasound ginjal, memperlihatkan bagian tepi
halus. Parenkim mengelilingi suatu bagian sentral echodense,
yang diketahui sebagai pusat sentral echo kompleks (juga
disebut sinus renal), yang terdiri dari sistem pelvicaliceal, yang
bersama-sama dengan lemak mengelilingi pembuluh darah
renal. Pada kebanyakan kasus, sistem pelvicaliceal normal
secara visual tidak terpisah. Echo korteks ginjal pada umumnya
homogen yaitu reflektifitasnya sama atau kurang reflektif
daripada hepar atau lien yang berdekatan dengan ginjal dan
piramidal renalis tampak sebagai area hipoechoik triangular
yang berdekatan dengan sinus renalis. Selama 2 bulan pertama
kehidupan, echo kortikal relatif lebih dominan, ukuran dan
kekuatan hipoechoik dari piramidal renalis tidak proporsional. (17)

Gambar 9a

(diambil dari kepustakaan 4)


Transverse ultrasonogram dari abdomen tampak gambaran soft-tissue hypoechoic
mass (isthmus) dari anterior tulang belakang dan aorta yang menyatukan polus
ginjal inferior.(4)
Transverse
slighlty
oblique
gram

ultrasono
dari

ginjal

kanan, menunjukkan
polus ginjal inferior;
polus

menyeberang

melewati
tulang

anterior
belakang

sampai ke aorta dan


vena cava inferior.(4)

Gambar 9b
(diambil dari kepustakaan 4)

Gambar 10
(diambil dari kepustakaan 4)
Ultrasonogram dari pasien anak-anak menunjukkan hypoechoic soft tissue mass
pada anterior tulang belakang. Penemuan ini sesuai dengan adanya horseshoe
kidney.(4)

Gambar 11
(diambil dari kepustakaan 4)
Angiogram menunjukkan penemuan yang incidental pada horseshoe kidney. Polus
inferior terhubung oleh fibrous isthmus.(5)

Gambar

di

samping

ini

memperlihatkan normal IVU. Pada


buli-buli

opasifitas

tampak

baik.

Seluruh ureter kanan tervisualisasi


sedangkan
Seringkali

ureter
hanya

kiri

tampak.

sebagian

dari

ureter tervisualisasi. Bagian tepi


dari buli-buli tampak halus, bagian
atas

buli-buli

menunjukkan

indentasi dangkal dari uterus.(17)


Gambar 13
(diambil dari kepustakaan 17)
Intravenous urogram (IVU) pada pasien pria
menunjukkan penemuan yang sesuai dengan
adanya horseshoe kidney.(4)
Gambar 12
(diambil dari kepustakaan 4)

V.3 Patologi Anatomi

Selama perkembangan ginjal terjadi penyatuan metanefrik blastema yang


menyebabkan kedua ginjal yang sedang berkembang bersentuhan dan
menyatu pada polus bagian bawah. Anomali fusi ini menyebabkan ukuran
karakteristik dari horseshoe kidney. Bagian yang menyatu ini dikenal sebagai
isthmus dan dapat tersusun dari parenkim ginjal atau jaringan fibrous.
Isthmus ini berada dibawah arteri mesenterika inferior.(15)
Ureter dari horseshoe kidney masuk ke dalam suatu tempat di bagian
anterior dari pelvis renalis, yang menutup lapisan anterior dari parenkim
ginjal dan menyebabkan aliran urine yang lemah. Konfigurasi ini dapat
mengakibatkan statis urinaria, refluks vesikoureteral, pembentukan batu,
obstruksi dan atau infeksi. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko perubahan
sel-sel karsinoma pada orang dewasa dan Wilms tumor pada anak-anak.
Sering terjadi suplai vaskuler yang kompleks, seperti malformasi jaringan
ginjal dimana suplai darahnya berasal dari aorta dan pembuluh darah iliaka.
Ginjal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya trauma tumpul, karena tidak
diproteksi oleh sangkar tulang rusuk seperti sebagaimana ginjal yang normal
yang ditempatkan dalam fossa renal. Selain itu isthmus terletak di bagian
anterior dari tulang belakang, hal ini mengakibatkan ginjal sangat mudah
mengalami perlukaan dari trauma tumpul abdominal.(15)

Gambar 13
(diambil dari
kepustakaan
16)

VI. DIAGN
OSIS
BANDING
Embryological renal fusion anomalies termasuk di antaranya horseshoe kidney,
atau pancake kidney, dan crossed renal ectopy with fusion.
Horseshoe kidney, kelainan penyatuan yang paling umum, ditunjukkan
dengan menyatunya polus inferior ginjal. Pancake kidney terjadi ketika kedua
ginjal menyatu secara medial pada polus inferior dan polus superior membentuk
seperti sebuah massa ginjal yang berbentuk cincin. Cake atau lump kidney
mempunyai penyatuan yang lebar dari kedua ginjal. (9) Pada crossed renal ectopy
with fusion, ektopik kidney adalah malposisi ginjal yang pada umumnya menyatu
dengan ginjal kontralateral yang berada di sisi lain dari ureternya dan menyatu
secara parsial dengan ginjal yang terletak pada posisi normal.(4,13)
VII. PENATALAKSANAAN
Anak-anak yang datang tanpa gejala, pengobatan mungkin tidak
diperlukan. Jika anak mempunyai komplikasi mungkin membutuhkan pengobatan
penunjang, yang mana akan menyembuhkan gejala-gejala yang dihadapi.(11)
Salah satu alternatif penyembuhan lainnya yang dilakukan adalah
laparoskopik pyeloplasti. Laparoskopik pyeloplasti adalah sebuah prosedur yang
memiliki banyak persyaratan teknis yang membutuhkan kemampuan menjahit

tingkat mahir. Laparoskopik pyeloplasti telah ditunjukkan untuk memiliki hasil


pembedahan dengan kemungkinan morbiditas pembedahan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pendekatan lainnya. Perkenalan kepada teknologi roboplasti
di rangkaian operasi modern masa kini telah membawa kepada era baru dan telah
menyederhanakan prosedur rekonstruktif urologi yang kompleks. Robot Da Vinci
menyediakan keuntungan penglihatan 3 dimensi. Hal ini memperkenankan
pembedahan yang teliti dan kecakapan dalam menjahit.(14)
VIII. PROGNOSIS
Prognosis dari penyakit horseshoe kidney ini dapat berbeda-beda pada
setiap pasien.
a)

Sekitar sepertiga dari kasus horseshoe kidney yang dapat dihubungkan


dengan kelainan kongenital lainnya, termasuk di dalamnya kelainan
bentuk urogenital, gastrointestinal, neurologik, dan sistem skeletal, begitu
pula dengan kelainan kromosonal.

b)

Beberapa dari anomali ini dapat bersaing dalam hidup, sedangkan yang
lainnya memiliki persentase kematian yang kecil.

c)

Tergantung dari keparahan dari anomali, dan hal ini biasa bervariasi, pada
beberapa kasus dari lahir sampai kepada kematian janin.

d)

Ketika pasien memiliki kelainan bentuk yang minor, mereka dapat


menjalani hidup dengan kehidupan yang sehat.

e)

Pada pasien yang memiliki kelainan bentuk lainnya, horseshoe kidney


biasanya bukan merupakan penyebab utama kematian.(4)

DAFTAR PUSTAKA
1. Royal H. Genitourinary system. In : Nuclear medicine and PET technology
and techniques. 5th Edition. United States: Elseviers Health Sciences; 2004.
p. 476-7
2. Hiramatsu Y. Anatomy of the urinary tract. In: The Asian-Oceanian textbook
of radiology. 1st Edition. Singapore: TTF Asia Media Pte Ltd; 2003. p. 734-5
3. Morton K.A, Clark P.B, Blodgett T.M, Christensen C.R, OMalley J.P, Stevens
J.S, et all. Renal ectopy. In: Diagnostic imaging nuclear medicine. 1st Edition.
Manitoba: Amirsys; 2007. p. 96-9
4. Irshad A. Horseshoe kidney. Medical Univesity of South Carolina. [online]
2010

[cited

on

2010,

Feb

10th]

Available

from

URL:

http://emedicine.medscape.com/article/378396-overview
5. Purnomo B. Basuki. Anomaly traktus urinarius sebelah atas. Dalam: Dasardasar urologi. Edisi ketiga. Jakarta: CV. Infomedika; 2007. hal.125
6. Luhulima JW. Anatomi ginjal. Dalam: Anatomi sistem urogenitalia. Makassar:
Bagian Anatomi FK UNHAS; 2004. hal. 11 4
7. Netter FH. Anatomy of kidney. In: Atlas of human anatomy. 4th edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006. Pages 329, 334-5
8. Sutton D. The kidneys and ureters. In: Textbook of radiology and imaging. 11th
vol.

7th

edition. China: Churchill Livingston; 2003. p. 931-2

9. Ward V.L, Khorasani R. Horseshoe kidney. [online] 2010 [cited on 2010, Feb
10th]

Available

from

URL:

http://brighamrad.harvard.edu/Cases/bwh/hcache/196/full.html
10. Burgner F.A, Meyers S.F, Tan R.K, Zaunbeur W. Abdomen and pelvis. In:
Differential diagnosis in magnetic resonance imaging. 1 st edition. New York:
Thieme Medical Publishers, Inc; 2002. p. 582-3
11. Unknown. Genitourinary and kidney disorders. [online] Februari 2010 [cited
on

2010,

Feb

10th

Available

from

URL

http://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_urology/hsk.cfm
12. Barbaric Z.L. Congenital diseases of the kidney. In: Principles of
genitourinary radiology. 2nd edition. New York: Thieme Medical Publishers,
Inc; 1994. p. 78-9
13. Burgener F.A, Kormano M. Kidneys. In: Differential Diagnosis in Computed
Tomography. 1st edition. New York: Thieme Medical Publishers, Inc; 1996. p.
329
14. Banakhar M, Mosli H. Technical safety of robotic pyeloplasty in horseshoe
kidney in pediatrics. [online] Februari 2010 [cited on 2010, Feb 10th] Available
from

URL:

http://www.ispub.com/journal/the

internet

journal

of

urology/volume 6 number 1 37/article/technical-safety-of-robotic-pyeloplastyin-horseshoe-kidney-in-pediatrics.html


15. Older Robert A., Matthew J. Bassignani. Congenital abnormalities. In:
Teaching atlas of urologic imaging. New York: Thieme Medical Publishers,
Inc; 2009. p. 6-8, 10
16. Petersen Robert O., Isabell A. Sesterhenn, Charles J. Davis. Horseshoe kidney.
In: Urologic pathology, 3rd edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2009. p. 7-8
17. Amstrong Peter, Martin Wastie, Andrea Rockoll. Urinary tract. In: Diagnostic
imaging, 5th edition.USA: Blackwell Publishing Ltd; 2004. p. 217-8, 226-8.

Anda mungkin juga menyukai