Anda di halaman 1dari 2

Ehm

Pada suatu ketika, terbentuklah selapis tipis biofilm yang melekat pada enamel gigi
yang kita sebut plak, dari mana coba?? Dari dulu? Dari tadi? Dari pasar? Hehe.. baca
diktat periodonsia ya.. Carranza deh, soalnya saya lagi bahas kariesnya..
Seperti yang kita tau, dengan adanya plak, maka bakteri semacam Streptococcus
mutans, Staphylococcus aureus, dkk dapat dengan mudah nempel ke gigi tuh kok
bisa?? Hehe.. baca diktat periodonsia ya.. Carranza deh, soalnya saya lagi bahas
kariesnya.. (Ggrrr.. awas kalo ketemu penulisnya!). Nah, pada fase ini sebenarnya
udah bisa dihambat prosesnya dengan cara rajin sikat gigi biar itu plak ngga pada
nempel.
Terus lanjut! Secara alamiah, bakteri-bakteri tersebut mampu memetabolisir gula,
dalam hal ini sukrosa, menjadi unsur asam yang dapat menyebabkan demineralisasi
jaringan keras gigi yang menyebabkan gigi sedikit demi sedikit berlubang. Bayangin
kalo bakterinya banyak, gigi jarang disikat, makan dodol buat sarapan dan makan
malem, caramel-holic pula.. proses perlubangan akan lancar jaya sumber makmur
terang abadi!
Abis enamel apa anak-anaaak?? Dentiiiinn paaaakkk!!!
Yap, secara anatomis emang gitu, dan kalo saya boleh kasih tahu (kalo ngga mau
tahu, kasih tempe deh..), tahu kan tubulus dentin? Yang katanya bisa jadi mechanical
interlocking kalo mau numpat komposit? Yang di-etsa itu lho.. wah ternyata dalam
kondisi normal, dalam tubulus dentin itu ada cairannya lho.. yang berfungsi sebagai
penghantar sensasi termal, kimia, dan fisik untuk dilanjutkan ke jaringan syaraf dalam
pulpa. Jadi kalo ditanya kapan sebenernya radang udah mulai memainkan peran? Ya
waktu bakteri udah terlibat dalam proses perlubangan jaringan keras juga udah
direspon sama reaksi radang.. makanya ada fase yang kita sebut Pulpitis Reversibel..
Katanya orang pinter :
Definisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai
sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali pada
keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar,
yang dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang mengalami
inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit ini akan hilang segera setelah jejas dihilangkan.
Sederhananya, yang terjadi adalah, ketika bakteri mulai melakukan proses invasinya
dengan enzim yang bersifat asam miliknya, reaksi radang sudah mulai terasa,
misalnya agak-agak sakit dikit, padahal kok lubangnya kecil, kadang sakit kadang
ngga, disikatin reda.. di fase ini yang kelihatan hanya beberapa gejala dari cardinal
symptoms dan itupun samar.
Karena samar inilah, orang ngeremehin tanda-tanda ini yang sebenernya udah harus
diwaspadai.. apalagi terus minum anti-nyeri, enak dikit dah dipake makan dodol lagi,
dipake ngemut coklat lagi, sikatan besok aja daaahh.. ya udah deh lanjut ke taraf
Pulpitis ireversibel yang kerusakannya mulai parah dan ngga bisa kembali ke kondisi
semula lagi.
Waktu bakteri udah mulai mencapai jaringan pulpa, dan merusak apapun yang ada
disana dengan enzim hyaluronidase-streptokinase-streptodornase milik S.mutans,

yang pertama kejadian pada vaskularisasi pulpa gigi adalah vasokonstriksi pembuluh
darah intrapulpa yang tujuannya memperkecil ruang masuk bakteri dan sekalian
merupakan rangkaian proses hemostatik akibat kerusakan jaringan. Jangan dianggap
ngga ada kompensasinya lho.. dengan vasokonstriksi ini, dampak negatifnya yaitu
terjadi iskemia lokal di jaringan yang lebih koronal, yang hasilnya proses perbaikan
jaringan tidak memuaskan dan malah menyebabkan terjadinya nekrosis jaringan
tersebut serta secara tidak langsung menyediakan habitat yang cocok buat bakteri.
Setelah itu, terjadi kondisi yang disebut vasodilatasi yang merupakan efek dari
mediator-mediator keradangan seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin.
Tujuannya untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah agar dapat terjadi
eksudasi cairan plasma keluar pembuluh darah menuju ke jaringan. Eksudasi ini
mengizinkan makrofag menunaikan tugasnya untuk memfagosit bakteri, kalo
menang ya proses infeksi berhenti, kalo ngga menang alias kalah perang ya proses
infeksi karies akan terus berlanjut menuju ke jaringan yang lebih profunda, kalo
proses ini terus berlanjut dan tidak tertangani maka dapat menyebabkan kematian
pulpa secara progresif.
Kalau sudah mengalami kematian pulpa gitu, terapinya bisa dirawat saluran akarnya
untuk membuang jaringan-jaringan yang mati tersebut, atau dicabut. Di pertemuan
berikut akan saya angkat beberapa catatan tentang infeksi di daerah periapikal beserta
komplikasi dan prinsip terapinya.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai