Bab Iv
Bab Iv
20
21
Pada proyek ini dilakukan pengukuran mutual check berupa panjang dan
lebar jalan dengan jarak 50 m per station (STA). Untuk mengetahui lokasi awal
pengukuran, biasanya titik nol atau STA 0+000 ditandai menggunakan patok yang
bertandakan setiap STA agar tidak mudah hilang jika terkena perubahan cuaca.
Begitu pula untuk setiap STA lainnya akan ditandai juga untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan pengukuran.
22
Gambar
IV.5.Excavator dan
Dump truck untuk
mobilisasi material
4.1.3.
Pekerjaan
Penghamparan
Material Aggregat
Kelas A
23
Material aggreagt kelas A yang telah dipindahkan dari tempat storage atau
penyimpanan tadi menggunakan alat mobilisasi (alat berat) kemudian akan
dibawa ke lokasi penghamparan. Material aggregate kelas A ini akan dihamparkan
dengan cara mengangkat pompa hidrolik dump truck secara vertical sehingga
gaya grafitasi akan membuat material aggregate kelas A ini jatuh kebawah, proses
ini akan berlanjut terus sampai bak dump truck yang berisi material kosong
dikarenakan material telah selesai dihamparkan.
24
25
26
4.2.
27
asphalt sprayer
pengikat digunakan untuk merekatkan antara lapisan permukaan aspal yang baru
dengan lapisan permukaan aspal sebelumnya. Kandungan aspal pada Lapis resap
pengikat lebih sedikit daripada lapis perekat, dikarenakan pekerjaan lapis perekat
hanya dilaksanakan pada lapisan permukaan yang hanya berfungsi sebagai
perekat. Komposisi campuran dari lapis perekat berupa aspal AC-10 atau AC-20
sebanyak 77% dan kerosene sebanyak 23%.
Berikut proses pelaksanaan pekerjaan lapis perekat, yaitu :
1. Komposisi campuran lapis perekat dipanaskan menjadi campuran aspal cair.
2. Lapisan permukaan yang akan diberi Lapis resap pengikat dibersihkan dari
debu dan kotoran menggunakan air compressor.
28
29
30
4.3.
yang akan dilakukan adalah penghamparan dan pemadatan lapis AC-Base. Tebal
lapis AC-base yang direncanakan pada proyek ini adalah 7,5 cm. Komposisi
campuran untuk membuat lapis AC-Base adalah agregat kasar (coarse aggregate)
sebanyak 50%, agregat halus (fine aggregate) sebanyak 44%, filler sebanyak 1%,
dan aspal (asphalt) sebanyak 5%.
Berikut proses pelaksanaan pekerjaan lapis AC-base, yaitu :
1. Agregat, filler, dan aspal dicampurkan dan dipanaskan dalam Asphalt Mixing
Plant (AMP) sampai mencapai suhu yang direncanakan yaitu 150oC.
31
32
2. Setelah dipanaskan, aspal dimuat langsung ke dalam bak dump truck dan
ditutup dengan terpal. Hal ini bertujuan agar penurunan suhu aspal tidak terlalu
besar sewaktu sampai pada lokasi pekerjaan.
33
34
35
Gambar IV.22. Pemindahan aspal AC-Base dari dump truck ke asphalt finisher
4. Dengan asphalt finisher, aspal dihamparkan ke seluruh permukaan jalan.
Kapasitas produksi dari asphalt finisher sekitar 40 ton/jam.
36
5. Saat
proses
penghamparan,
pekerja
lapangan
akan
merapikan
tepi
37
38
8. Kendaraan apapun baik sepeda motor, mobil pribadi, ataupun alat berat
dilarang melintas di atas lapisan AC-Base yang baru dipadatkan. Jalan akan
baru bisa dilewati saat lapisan aspal tersebut telah dingin dan mantap sekitar 45 jam.
39
mengetahui
karakteristik campuran perkerasan. Pada proyek ini tebal lapis AC-base yang
direncanakan adalah 7,5 cm.
Berikut proses pelaksanaan perkerjaan core drill test :
1. Alat didatangkan ke lokasi pekerjaan dan diletakkan pada lapisan aspal dengan
posisi datar.
2. Water tanker menyediakan air ke alat yang ada sistem pompanya kemudian air
dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil. Hal ini bertujuan agar alat
tidak mengalami kerusakan terutama pada mata bor selama proses pekerjaan.
3. Bor diturunkan secara perlahan sampai kedalaman yang telah direncanakan.
Setelah mecapai kedalaman yang direncanakan, alat dimatikan dan mata bor
dinaikkan.
40
5. Batas toleransi kekurangan tebal yang diizinkan adalah 0,5-1 cm. Bila ternyata
tebal kurang dari yang direncanakan, pihak kontraktor harus bertanggung
jawab dan tebal lapis AC-base harus ditambah sesuai tebal yang direncanakan.
4.5.
41