Crowding
Oleh
Wulan Ratnaningsih
I0212084
Crowding
(Kesesakan)
Teori Kesesakan
Untuk menerangkan terjadinya kesesakan dapat digunakan tiga model teori,
yaitu :Beban Stimulus,Kendala Perilaku, danTeori Ekologi(Bell dkk, 1978; Holahan,
1982).
ModelBeban Stimulus, yaitu : kesesakan akan terjadi pada individu yang dikenai terlalu
banyak stimulus, sehingga individu tersebut tak mampu lagi memprosesnya.
ModelKendala Prilaku, yaitu : menerangkan kesesakan terjadi karena adanya
kepadatan sedemikian rupa, sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan
sesuatu. Hambatan ini mengakibatkan individu tidak dapat mencapai tujuan yang
diinginkannya. Terhadap kondisi tersebut, individu akan melakukan psychological
reactance, yaitu suatu bentuk perlawanan terhadap kondisi yang mengancam
kebebasan untuk memiliih.
ModelTeori Ekologi, yaitu : membahas kesesakan dari sudut proses sosial.
2. Teori Ekologi
MenurutMicklin(dalmHolahan, 1982) mengemukakan sifat-sifat umum
model ekologi pada manusia. Pertama, teori ekologi perilaku memfokuskan
pada hubungan timbal balik antara orang dengan lingkungannya. Kedua,
unit analisisnya adalah kelompok sosial dan bukan individu, dan organisasi
sosial memegang peranan sangat penting. Ketiga, menekankan pada
distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial.
Wicker(1976) mengemukakan teorinya tentangmanning. Teori ini berdiri
atas pandangan bahwa kesesakan tidak dapat dipisahkan dari faktor seting
dimana dimana hal itu terjadi, misalnya pertunjukan kethoprak atau pesta
ulang tahun.
Faktor-Faktor yang
Mempengaharui Kesesakan
Terdiri dari kontrolAda tiga faktor yang mempengarui kesesakan yaitu : personal, sosial, dan fisik.
1. Faktor Personal
pribadi dan locus of control; budaya, pengalaman, dan proses adaptasi; serta jenis kelamin dan
usia.
2. Faktor Sosial
MenurutGifford(1987) secara personal individu dapatmengalamilebih banyak lebih sedikit
mengalami kesesakan cenderung dipengaharui oleh karakteristik yang sudah dimiliki, tetapi di
lain pihak pengaruh orang lain dalam lingkungan dapat juga memperburuk kedaan akibat
kesesakan. Faktor-faktor sosial yang berpengaruh tersebut adalah :
(a) Kehadiran dan perilaku orang lain.
(b) Formasi koalisi.
(c) Kualitas hubungan.
(d) Informasi yang tersedia.
3. Faktor Fisik
Altman (1975), Bell dkk (1978), Gove dah Hughes(1983) mengemukakan
adanya faktor situasional sekitar rumah sebagai faktor yang juga
mempengaharui kesesakkan. Stessor yang menyertai faktor situasional
tersebut seperti suara gaduh, panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana,
dan karakteristik seting. Faktor situasional tersebut antara lain :
(a) Besarnya skala lingkungan.
(b) Variasi arsitektural.
sumber :elearning.gunadarma.ac.id//bab4-kepadatan_dan_kesesakan.pdf
http://alvaroferanov.blogspot.com/2010/05/kepadatan-dan-kesesakan.html
Density
(Kepadatan)
Pengertian Kepadatan
Definisi kepadatan beberapa ahli :
Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux,
1981), yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
Sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah
tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan
McFaring, 1978; Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978).
Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah
manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak
dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono, 1992).
2.peningkatan agresivitas pada anak anak dan orang dewasa (mengikuti kurva
linear) atau menjadi sangat menurun (berdiam diri/murung) bila kepadatan tinggi
sekali (high spatial density). Juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan
tolong-menolong sesama anggota kelompok.
3. terjadi penurunan ketekunan dalam pemecahan persoalan atau pekerjaan. Juga
penurunan hasil kerja terutama pada pekerjaan yang menuntut hasil kerja yang
kompleks.
Dalam penelitian tersebut diketahui pula bahwa dampak negatif kepadatan lebih
berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan bahwa pria lebih memiliki perasaan
negatif pada kepadatan tinggi bila dibandingkan wanita. Pria juga bereaksi lebih
negatif terhadap anggota kelompok, baik pada kepadatan tinggi ataupun rendah dan
wanita justru lebih menyukai anggota kelompoknya pada kepadatan tinggi.
Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai
kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan empat faktor,
yaitu:
a. seting fisik.
b. seting sosial.
c. personal.
d. Kemampuan beradaptasi.
Menurut Altman, variasi indicator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku social yaitu:
1.jumlah individu dalam sebuah kota.
2.jumlah individu pada daerah sensus.
3.jumlah individu pada unit tempat tinggal
4.jumlah ruang pada unit tempat tinggal.
5.jumlah bangunan pada lingkungan sekita
Kategori Kepadatan
Kategori kepadatan menurut Altman yaitu :
1.kepadatan dalam ( inside density)
jumlah individu yang terdapat pada suatu ruang atau tempat tinggal.
2.kepadatan luar (outside density)
jumlah individu yang berada dalam wilayah tertentu.
Kategori kepadatan menurut Holahan yaitu :
1.kepadatan spatial
yang terjadi bila luas ruangan diubah menjadi lebuh kecil tetapi jumlah individu tetap.
Yang terjadi kepadatan meningkat sejalannya menurunnya luas ruangan yang ada.
2.kepadatan social
terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi oleh penambahan luas ruang. Hal
yang terjadi adalah kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya individu.
Sumber :
http://raraajah.wordpress.com/2011/03/15/kesesakan-crowding/
:http://elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/
peng_psikologi_lingkungan /bab4 kepadatan_dan_kesesakan.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepadatan
http://belajarpsikologi.com
http://psikologilingkunganrahmawati.wordpress.com/2011/03/0
1/tugas-minggu-ke-5-kepadatan
/