Kelompok B-7
Ketua
:
Nazza Rizky Ramdhagama
1102014190
Sekretaris :
Anggota
Putri Justicarici N
1102014213
NYERI SENDI
SIKU
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke rumah
sakit dengan keluhan sendi siku dirasakan
nyeri dan berdenyut serta mengganggu
rentang gerak (range of movement/ROM) sejak
2 bulan ini.
(Skenario Bertingkat)
Pada anamnesis, sebelumnya terdapat
bengkak di metatarso phalangeal 1 dan ada
kemerahan. Pasien juga telah mengonsumsi
obat nyeri dan nyeri berkurang, lalu pasien
mengganti obat dengan NSAID dan
uricosuric.Pada pemeriksaan laboratorium
terdapat hiperusemia.
Kata Sulit
1. Range of Movement (ROM) : Ruang lingkup
gerak sendi
2. Metatarso phalangeal 1 : Ruas ibu jari kaki
3. Olekranon : Penonjolan ulna pada siku
4. Hiperusemia : Kadar asam urat tinggi didalam
darah
5. NSAID : obat non-steroid yang terbagi menjadi
antipiretik, anti inflamasi, dan analgesic.
6. Uricosuric : Obat yang meningkatkan ekskresi
asam urat melalui urin.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Hipotesis
Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Sendi, Tulang, dan Tulang Rawan
1.1 Makroskopik
1.2 Mikroskopik
1.3 Fungsi Alat Gerak
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme Asam Urat
2.1 Metabolisme
2.2 Ekskresi
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Got Artrithis
3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
3.3 Etiologi dan Klasifikasi
3.4 Patofisiologi dan Patogenesis
3.5 Manifestasi Klinis
3.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding
3.7 Penatalaksanaan
3.8 Prognosis
3.9 Komplikasi
Makroskopis
SENDI
A. Articulatio Glenohumeralis
Tulang
: Caput humeri dengan gleinoidalis serta labrum
gleinoidale
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
Rotasi,Medialis,Rotasi Lateralis
E. Articulatio Radiocarpalis
Tulang : Bagian distal Os. Radius dan
ossacarpalesproximalis kecuali os piriforme
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi,Abduksi ulnaris
F. Articulatio carpometacarpales
Articulatio carpometacarpales I
Tulang : Antara Metacarpales dan trapesium
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, oposisi dan
reposisi
Articulatio carpometacarpales II
Tulang : Antara Metacarpale II V dengan Os. Carpi deretan
distalis
Gerak sendi : Geser
G. Articulatio Metacarpophalangealis
Art. Metacarpophalangealis I
Tulang : Antara Os metacarpal I dan phalanx I
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi
Art. Metacarpophalangealis II sampai V
Tulang : Antara OS metacarpal II dan V dengan PhalanxII
dan V
H. Articulationes interphalangealis
Tulang
: Antar phalanges
Gerak sendi : Fleksi dan ekstensi
Klasifikasi Persendian
1.
2.
3.
Diarthosis
: Sendi yang dapat bergerak bebas
a. Arthoidea ( Sendi Luncur)
b. Ginglymus (Sendi Engsel)
c. Pivot (Sendi Vertical)
d. Ellipsoidea (Sendi Putar)
e. Spheroidea (Sendi Peluru)
f. Sellaris (Sendi Pelana)
TULANG
Pada potongan tulang terdapat 2
macam struktur :
- Substantia spongiosa (berongga)
- Substantia compacta (padat)
A. Ekstremitas atas :
HUMERUS
RADIUS dan ULNA
KARPAL
METAKARPAL
PALANGES
B. Ekstremitas bawah :
FEMUR
TIBIA dan FIBULA
PATELA
TARSAL
METATARSAL
PALANGES
TULANG RAWAN
Tulang Rawan Hialin
Jenis kartilago terbanyak pada dewasa dan tersebar luas di seluruh
tubuh
Lokasi: ujung ventral os.costae, larynx, trachea, bronchus,
permukaan tulang di daerah persendian, lempeng epifisis pada
fetus dan anak yang sedang mengalami pertumbuhan
Makroskopis : bening, putih kebiruan seperti kaca
Kartilago Elastis
Lokasi --> auricula, dinding saluran telinga luar, tuba eustachius,
epiglotis dan sebagian larynx
Makroskopis --> warna kekuningan, tidak transparan dan lentur
Kartilago Fibrosa
Lokasi --> anulus fibrosus diskus intervertebrae, simphisis pubis,
cartilago articularis, perlekatan tendo terutama tendo-tendo
besar.
Makroskopis putih tidak transparan, padat dan kaku
LI 1.2 Mikroskopis
SENDI
A. Sendi Fibrosa
B. Sendi Kartilaginosa
C. Sendi Sinovial
Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond
multi axial ;
Trochoid : rotasi, mono aksis ;
Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi,
multi axis.
TULANG
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut
saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2.
Lamella (lempeng tulang yang tersusun
konsentris).
3.
Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di
antara
lempenganlempengan yang
mengandung sel tulang).
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan
tempat
difusi makanan sampai ke osteon)
TULANG RAWAN
A. Tulang Rawan Hialin
B. Kartilago elastis
C. Fibrokartilago
Fungsi Tulang
2.2 Ekskresi
Anak-anaknormalnya 3,4-4,0
mg/dl; laki-laki dewasa 6,8 mg/dl;
wanita pramenopause 6,0 mg/dl.
2.1 Metabolisme
1. Jalur De Novo
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat
melaluiprekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang
diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin. Terdapat
suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang
terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur Penghematan
Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin
melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan
makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur
de novo
2.2 Ekskresi
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin
akan difiltrasi secarabebas oleh glomerulus dan
diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam
urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron
distal dandikeluarkan melalui urin.Ekskresi netto asam
urat total pada manusia normal adalah 400-600
mg/24jam. Ekskresi ginjal asam urat siang hari lebih
besar dibanding malam hari (Rodwell, 1995).
Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu
melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di
dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal
dengan mengekspresikan 1/3 jumlah total
asam urat. Ginjal akan mengekskresikan
sisanya (Wyngaarden, 1982)
LI 3.1 Definisi
LI 3.2 Epidemiologi
Gout artritis banyak diderita oleh laki-laki dan wanita postmenopause, jarang
pada laki-laki sebelum remaja dan wanita sebelum menopause. Prevalensi
gout meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu meningkat sampai
9% pada laki-laki dengan usia lebih dari 80 tahun dan 6% pada wanita.
Di Indonesia sendiri penyakit Arthritis Gout pertama kali ditemukan oleh
seorang dokter Belanda, dr. Van Den Horst, pada tahun 1935. Saat dilakukan
penelitian, ditemukan 15 kasus Arthritis Gout berat pada masyarakat kurang
mampu di Jawa.
Di Indonesia asam urat banyak dijumpai pada etnis Minahasa, Toraja Dan
Batak. Prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi
yaitu daerah Manado-Minahasa, ini dikarenakan kebiasaan mereka
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar. Angka kejadian Arthritis Gout di
Minahasa sebesar 29,2% pada tahun 2003.
Klasifikasi
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang
bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan
sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
Patogenesis
LI 3.5 Manifestasi
Klinis
Gejala umum yang sering dirasakan pada penderita gout
antara lain : pegal-pegal,nyeri pada sendi,rasa linu pada
kaki dan tangan kiri.Jika linu telah menyerang tangan kiri
biasanya akan menjalar ke bahu hingga leher.Nyeri hebat
akan dirasakan penderita gout kala malam.
Tahap 1: Hiperuresemia Asimtomatik
Tahap 2: Serangan gout akut
a.
Diagnosis Banding
1. Rheumatoid
Arthritis
2. Pseudogout
3. Septic arthritis
4. Osteoarthritis
LI 3.7 Penatalaksanaan
Ada 2 macam golongan obat yang digunakan :
Pada saat stadium akut : obat golongan NSAID
Pada stadium kronik
Pencegahan
Pembatasan purin
Kalori sesuai dengan kebutuhan
Tinggi karbohidrat
Rendah protein
Rendah lemak
Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi
Tanpa alkohol
LI 3.8
Prognosis
Jarang pada kasus ini menyebabkan kematian. Angka kematian
artritis gout adalah tidak berbeda degan angka kematian
populasi pada umumnya. Biasanya gout dapat menyebabkan
kematian bila dihubungkan denga penyakit penyertanya yang
jelas berbahaya dengan mortalitas yang cukup tinggi sebagai
contoh dapat menjadi kronik bila tidak diobati.
LI 3.9
Komplikasi
Daftar Pustaka
Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta : FKUI
Sudoyo AW,dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V Jilid III.Jakarta : Interna
Publishing.