Anda di halaman 1dari 6

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 03/PMK.06/2006
TENTANG
DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI
MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang


ditetapkan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat harus dilaksanakan dengan tertib, efisien,
transparan dan bertanggungjawab sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa untuk menunjang kegiatan yang bersifat representasi,
pelayanan, keamanan dan biaya kemudahan dan kegiatan lain
guna melancarkan pelaksanaan tugas Menteri/Pejabat setingkat
Menteri sehari-hari disediakan Dana Operasional;
c. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan dan
pertanggungjawaban penggunaan Dana Operasional
Menteri/Pejabat setingkat Menteri dipandang perlu menyusun
mekanisme pelaksanaan pencairan Dana Operasional
Menteri/Pejabat setingkat Menteri;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Dana Operasional Menteri/Pejabat Setingkat Menteri;
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan, dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2005 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 133, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4571);
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
6. Keputusan Presiden Nomor 20/ P Tahun 2005;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2005 tentang
Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 /PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2006;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG DANA
OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri adalah
dana yang disediakan untuk menunjang kegiatan operasional

yang berkaitan dengan representasi, pelayanan, keamanan, dan


biaya kemudahan dan kegiatan lain guna melancarkan
pelaksanaan tugas Menteri/Pejabat setingkat Menteri sehari-hari.
2. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA, adalah
Menteri/Pejabat setingkat Menteri yang bersangkutan.
3. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut KPA,
adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pejabat setingkat
Menteri selaku Pengguna Anggaran, yang bertanggung jawab
atas pengelolaan Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat
Menteri pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut
DIPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta
sebagai dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
5. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya adalah dokumen
pelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dan
disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama
Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara.
6. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut
SPM-LS, adalah surat perintah membayar langsung kepada
Bendahara Pengeluaran Dana Operasional Menteri/Pejabat
setingkat Menteri yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM.
7. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara
dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja
Kementerian Negara/ Lembaga.
8. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D,
adalah surat perintah yang diterbitkan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku kuasa Bendahara
Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
9. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Penggunaan Dana yang
selanjutnya disebut SPTPD, adalah pernyataan tanggung jawab

penggunaan dana yang dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran.


Bagian Kedua
Asas-asas
Pasal 2
(1) Menteri/Pejabat setingkat Menteri menyelenggarakan kegiatankegiatan operasional Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan berdasarkan DIPA atau Dokumen pelaksanaan
anggaran lainnya yang telah disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
(2) Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri adalah dana
yang digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan representasi, pelayanan, keamanan, dan biaya
kemudahan dan kegiatan lain guna melancarkan pelaksanaan
tugas Menteri/Pejabat setingkat Menteri.
(3) Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri digunakan
berdasarkan pertimbangan kebijakan/diskresi Menteri/Pejabat
setingkat Menteri dengan memperhatikan asas manfaat dan
efisiensi, dan tidak untuk keperluan pribadi yang tidak
berkaitan dengan kebutuhan dinas atau jabatan.
BAB II
DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI
Bagian Pertama
Sumber Dana
Pasal 3
(1) Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri disediakan
melalui DIPA Kementerian Negara/Lembaga tertentu.
(2) Lembaga tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Badan Intelijen
Negara (BIN), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bagian Kedua
Pencairan
Pasal 4

Dalam rangka pencairan Dana Operasional Ment eri/P ej abat


s et ingk at Ment eri, M ent eri/P eja bat s eting kat M ent eri s elaku
pengguna anggaran m enetapkan k eputusa n t enta ng
penunjukan :
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
2. Pejabat yang diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja (Pejabat pembuat
komitmen);
3. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani SPM (Pejabat
Penerbit SPM); dan
4. Bendahara pengeluaran.
Pasal 5
Setiap bulan KPA dapat mencairkan Dana Operasional
Menteri/Pejabat setingkat Menteri sebesar 1/12 (seperduabelas)
dari pagu satu tahun anggaran sesuai DIPA atau Dokumen
pelaksanaan anggaran lainnya.
Pasal 6
(1) Pejabat Penerbit SPM setiap awal bulan mengajukan SPM-LS untuk
pencairan Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri
sebesar 1/12 (seperduabelas) dari pagu satu tahun anggaran
kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
dengan melampirkan :
a. Kuitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh KPA;
dan
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Penggunaan Dana (SPTPD)
yang ditandatangani oleh KPA, sebagaimana format yang
ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Berdasarkan SPM-LS dimaksud pada ayat (1), KPPN menerbitkan
SP2D untuk rekening bendahara pengeluaran.
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
Pasal 7
KPA setiap akhir bulan membuat laporan realisasi anggaran atas
penggunaan Dana Operasional Menteri/Pejabat setingkat Menteri

dan disampaikan kepada Menteri/Pejabat setingkat Menteri yang


bersangkutan.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Februari 2006
MENTERI KEUANGAN,

SRI MULYANI INDRAWATI


Lampiran ........................

Anda mungkin juga menyukai