ETIKA PROFESI
NAMA
NO MAHASISWA
: 20130420515
KELAS
:B
1. Uraikan/jelaskan
ke
Eropa.
Sebab
sesungguhnya
Ibnu
Rusyd
tidaklah
Teori Big Bang ini berpijak pada suatu logika yang dipakai dalam
memberi basis pengetahuan dalam teologi, logika ini kita kenal denga logika
sebab akibat atau logika kausalitas. Logika kausalitas menampilkan suatu
cara berpikir yang meletakkan suatu hal terkait dengan yang lain dalam
suatu relasi sebab akibat.
Dengan menggunakan logika kausalitas tadi, kita sepakat bahwa alam
semesta ini adalah akibat dari suatu sebab, dan sebab itu adalah akibat dari
sebab lain dan seterusnya sampai terdapat sebab awal (prima causa). Sebab
awal inilah yang kita sebut Tuhan. Logika kausalitas ini ternyata
mempunyai kesamaan dengan teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam
semesta tercipta karena ledakan yang terjadi dari suatu titik nol. Sehingga
bumi dan langit yang awalnya satu kemudian terpisahkan. Fakta ini relevan
dengan apa yang tertlis dalam al-Quran; Dan apakah orang-orang kafir
tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dulu adalah satu, dan Kami
pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapa mereka tidak juga beriman ?.
Kutipan dari Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan
alam semesta di al-Quran: Berhadapan dengan ayat-ayat al-quran tentang
proses penciptaan alam semesta ada lima dasar yang menjadi landasan Quran untuk menceritakan tentang penciptaan alam :
1.
Enam masa daripada penciptaan langit-langit dan bumi, menurut Quran, meliputi terbentuknya benda-benda samawi, terbentuknya bumi
dan perkembangan bumi sehingga dapat dihuni manusia. Untuk hal
yang terakhir ini, Qur-an mengatakan, segala sesuatu terjadi dalam
empat waktu. Apakah empat waktu itu merupakan zaman-zaman
geologi dalam Sains modern, karena menurut Sains modern, manusia
timbul pada zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu hipotesa; tetapi
tak ada jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan bahwa
untuk pembentukan benda-benda samawi dan bumi sebagai yang
diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan 12, surat 4, diperlukan dua
tahap. Sains memberi tahu kepada kita bahwa jika kita mengambil
contoh (satu-satunya contoh yang sudah mungkin diketahui) daripada
padatan
(kondensasi)
nebula
(kelompok
gas)
dan
Sains.
Sains telah
menunjukkan
simultanitas
antara
dua
kejadian
pembentukan bintang (seperti matahari) dan pembentukan satelitsatelitnya, atau salah satu satelitnya (seperti bumi). Bukankah
simultanitas ini telah nampak juga dalam teks Qur-an seperti yang
3.
antara
wujudnya
asap
pada
permulaan
gas asli).
Kegandaan langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an dengan simbul
angka 7 yang sudah kita fahami artinya telah dibenarkan oleh Sains
modern dalam pernyataan ahli-ahli astrofisika tentang sistem galaksi
dan jumlahnya yang amat besar. Di lain fihak wujudnya bumi-bumi
yang mirip dengan bumi kita dari beberapa aspek adalah suatu hal
yang dapat kita fahami daripada teks Qur-an, tetapi sampai sekarang
Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun keadaannya, para
spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat
5.
mungkin.
Adanya suatu penciptaan pertengahan antara langit-langit dan bumi
seperti
yang
dijelaskan
Qur-an
dapat
dimengerti
dengan
Sebab semua fosil yang ditemukan itu tidak ada bentuk yang lengkap dan
sempurna, misalnya berupa potongan-potongan tulang, potongan gigi,
bentuk tulang dan potongan tulang rahang atau tungkai, dan puncak
tengkorang kemudian direkayasa bentuknya dan dianggap sebagai
bentuk peralihan dari bentuk kera ke bentuk manusia. Selain itu, fosilfosil yang ditemukan masih dalam periode (umur bumi) yang sama,
bukan menunjukkan evolusi bahkan memperkuat penciptaan.
3. Homolog, analog, dan rekapitulasi tidak terbukti adanya evolusi.
Pernyataan Darwin dan pengikutnya tentang homolog, analog dan
rekapitulasi tidak dapat diterima akal, karena bukti-bukti yang diajukan
tidak bisa diuji kebenarannya, terutama bagaimana proses peribahan
bentuk organ tubuh suatu spesies berevolusi menjadi organ tubuh spesies
lain, juga proses transformasi sel embrio suatu organisme lain.
4. Teori Darwin ditolak para ilmuwan dnia dan tidak ilmiah.
Teori Darwin ditolak oleh para ilmuwan terkenal baik ilmuwan kritis
maupun ilmuwan evolusionis. Ini disebabkan karena Darwin tidak dapat
membuktikan teorinya secara ilmuiah (terutama pada pertanyaan kapan
dan bagaimana mekanisme evolusi itu berlangsung tahap demi tahap
dari sekian banyak organisme di muka bumi ini) dan argumen yang
dikemukakan hanya berupa dugaan telah terbantah secara logis dan
meyakinkan ileh para ilmuwan, sehingga teori Darwin tidak diakui
sebagai hasil karya ilmiah dan di luar bahasan ilmu pengetahuan.
Maka dengan argumen diatas terjawablah bahwa teori evolusi Darwin tidak
bisa dikatakan empiris dan ilmiah. Karena salah satu kriteria dari kebenaran
adalah harus dapat dibuktikan. Dengan terjawabnya permasalahan teori evolusi
Darwin ini dapat disimpulka bahwa secara otomatis teori ini gugur.
Disisi lain, ketika ilmu pengetahuan terutama sains dalam konteks ini telah
memberikan harapan bagi manusia untuk mengetahui hakikat segala sesuatu.
Ternyata harapan yang digantung oleh Charles Darwin ternyata hanya
fatamorgana saja. Sehingga konsepsi tentang awal mula penciptaan manusia ini
dijawab oleh agama Islam sebagai jawaban dari runtuhnya teori evolusi
Darwin.
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya manusia
itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari).
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
para
scientist
(ilmuwan)
sekarang
untuk
mengetahui
perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang
terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin
jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula idea tentang perkembangan
yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum
ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Quran telah
menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits
menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya." Sebagai bukti
yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo
berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic
(kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat
cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Quran :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan
dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
2. Kemudian jelaskan pengaruhnya terhadap konsep etika dari versi-versi yang ada.
(kaitkan dengan sekularisme dan agama/keberadaan tuhan dan hari akhir),
Apakah sama atau berbeda landasan, konsep dan praktik etika beradasarkan
perspektif Sekuler dengan Perspektif islam?
Jawaban:
Referensi :
http://triwardanamokoagow.blogspot.co.id/2013/12/asal-mula-alam-semesta-danmanusia.html