Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI
PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester


Universitas Prof.Dr.Hamka
(UHAMKA)
Oleh :
YULIANTI
NIM : 1001037225
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program PJJ S1-PGSD
UHAMKA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat
menulis karya ilmiah yang berjudul LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PANAS
MELALUI METODE EKSPERIMEN. Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas
akhir semester di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka.
Saya menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Untuk itu demi kesempurnaan karya ilmiah ini saya sangat
mengharapkan adanya saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman yang telah memberikan saran
yang baik kepada saya dalam menyusun karya ilmiah ini, tak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas

Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk


mengikuti pembelajaran melalui program PJJ S1-PGSD melalui SEAMOLEC dan Dinas
Pendidikan Kabupaten Bogor.
Bogor, Juni 2011
Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN ..
A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

..

..

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


B. Pengertian Pembelajaran

C. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

..

D. Metode Pembelajaran .. 10
E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode Pembelajaran

.. 11

F. Beberapa Metode Pembelajaran .. 11


1. Metode Ceramah .. 12
2. Metode Simulasi .. 13
3. Metode Demontrasi dan Eksperimen 14
4. Metode Inquiry dan Discovery

. 16

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subjek Penelitian
B. Deskripsi Persiklus

17

.. 17
18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

. 25

1. Pra Siklus . 25
2. Siklus Ke 1 .. 25
3. Siklus Ke 2 .. 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . 39
A. Kesimpulan

.. 39

B. Saran . 40
DAFTAR PUSTAKA

.. 41

LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.
Latar Belakang
Faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran yaitu, guru mampu dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu pula pengetahuan
yang dimiliki guru sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa, tanpa itu semua
mustahil hasil yang dicapai dapat memuaskan, oleh karena itu guru harus mampu
menetapkan strategi yang tepat, sehingga mendorong terjadinya pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan .
Menyadari hal itu semua, penulis merasa masih banyak kekurangan dalam melakukan
kegiatan proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada saat kegiatan prasiklus,
tentang materi pembelajaran IPA dikelas IV, masih banyak terdapat siswa yang belum
memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil yang diperoleh belum memuaskan.
Hal ini terbukti nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 29 siswa yang mendapat nilai
standar KKM hanya 13 orang siswa, dan sisanya 16 orang siswa belum mencapai KKM
yang diharapkan.
I.

Dari masalah yang penulis temukan dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

2.

Siswa belum memahami materi yang diajarkan

3.

Rendahnya nilai yang diperoleh siswa

4.

Siswa tidak mau bertanya

II. Melalui diskusi dengan supervisor 2, diketahui bahwa faktor penyebab rendah nya
nilai IPA di kelas IV pada saat evaluasi adalah sebagai berikut :
1.

Guru dalam menggunakan metoda tidak bervariasi

2.

Guru tidak menggunakan alat peraga tentang perpindahan energi panas

3.

Guru kurang memberikan motivasi.

Dengan demikian perlu kiranya penulis untuk membuat perbaikan pembelajaran


melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan bimbingan dari supervisor, guru
meningkatkan kualitas belajar siswa.
B. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah mata pelajaran IPA berdasarkan masalah yang terdapat pada
analisis masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana upaya meningkatkan pembelajaran IPA tentang energi panas
melalui metoda eksperimen.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan
penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPA adalah :
1.

Meningkatkan kwalitas kinerja guru dalam pembelajaran

2. Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam memberikan pembelajaran IPA yang
menyenangkan dengan variasi metoda.
3.

Membantu guru memperbaiki metoda.

4.

Meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Untuk memenuhi tugas akhir semester Universitas


Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka(UHAMKA)
D. MANFAAT PENELITIAN
I. Manfaat penelitian bagi guru :
a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya.
b. Guru dapat berkembang secara profesional, dapat menunjukan bahwa ia mampu
menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, menurut Riel(1998) dari
entry ke mentor sampai master teacher, gaung profesional semakin santer dari tahun
1992 (Hopkins.1993).
c.
Guru lebih percaya diri.

4. Guru dapat berkesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan sendiri.
II. Manfaat penelitian bagi pembelajaran siswa;
a. Untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa
b. Para siswa akan bersikap kritis terhadap hasil pembelajaran.
III. Manfaat penelitian bagi sekolah;
Membantu sekolah untuk berkembang, karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri
guru atau pendidik di sekolah tersebut. Sebagaimana telah di argumentasikan oleh
Hargreaves (dalam Hopkins.1993) Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi
pada diri guru telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di SD model pembelajaran yang
dianjurkan pada pandangan kontruktivis, dianggap paling sesuai dengan karakteristik
pembelajaran IPA. Hal itu tampak dengan banyaknya tulisan tentang pandangan
kontruktivis dalam bentuk jurnal hasil penelitian atau penuangan gagasan dalam upaya
mengembangkan model pembelajaran IPA.
Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivis ini
memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin
diperoleh di luar sekolah. Disarankan oleh Bell (1993:16) agar pengetahuan siswa yang
diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal pada sasaran
pembelajaran.
Menurut pandangan kontruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya di
sediakan serangkaian berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat di mengerti siswa
dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat proses belajar
berlangsung, siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Sistem
konseptual IPA sebagai suatu pengetahuan logik-matematika dan fisik hanya dapat
dipelajari melalui penyesuaian arti kata pengajar dan pelajar (Herron, 1978).
Selanjutnya Teori Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss
tepatnya di Neuchatel pada tahun 1896. Semenjak kecil Piaget tertarik pada masalah

biologi terutama tentang hewan (Zoologi). Pada usia 11 tahun, beliau telah memiliki
karya ilmiah tentang burung pipit yang albino. Pada usia 15 s.d. 18 tahun banyak
menulis tentang hewan berbadan lunak.
Dari penelitian-penelitiannya, Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berpikir
seseorang berkembang secara bertahap atau beberapa periode. Lebih lanjut beliau
beranggapan bahwa seorang anak bukanlah seperti tabung menanti untuk diisi dengan
pengetahuan, melainkan secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang
dunia dan isinya melalui keterlibtannya atau hubungan dengannya. Pada periode
perkembangan yang berbeda, anak-anak mempunyai kemampuan berinteraksi yang
berbeda dan akhirnya memiliki pengetahuan yang berbeda pula. Selain
itu, Piaget beranggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara
terus menerus mencari dan memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dengan
melakukan hal tersebut secara terus menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan
kemampuan.
Sistem tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan tanggapan
yang mudah seperti mengisap dan menangkap. Tetapi secara terus menerus kebiasaankebiasaan ini akan berkembang menjadi lebih komplek, lebih terkoordinasi dan lebih
mempunyai tujuan. Proses yang menyebabkan terjadinya hal tersebut dikenal sebagai
adaptasi.
Selanjutnya Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu
kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk
mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan kita. Bruner merupakan
salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif. Beliau
beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi.
Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori.
Diantara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut
dengan koding. Teori belajar Bruner ini disebut teori belajar penemuan.
Dalam penerapannya dalam proses belajar di kelas, Bruner mengembangkan model
pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberi kesempatan pada siswa
untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan
barang yang nyata. Peran guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang
pemberi informasi, melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak
manfaat, antara lain :

1.

siswa akan mudah mengingatnya apabila informasi tersebut di dapatkan sendiri.

2.

Bukan merupakan informasi perolehan, dan

3.

Siswa akan mengingat lebih lama.

Dari ketiga teori diatas, yaitu model pembelajaran kontruktivis, teori Piaget dan
model pembelajaran Bruner, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tidak harus diberikan oleh guru semata, melainkan
siswa sendiri juga harus terlibat langsung pada pembelajaran, juga siswa tidak boleh di
kekang, harus diberi kebebasan mencari informasi sendiri-sendiri. Karena dengan
demikian siswa akan merasa bangga karena biasa menemukan informasi sendiri. Siswa
harus lebih aktif dan kreatif memberikan pendapatnya dan mau bertanya kepada guru.
Dengan demikian siswa tidak hanya diberi pelajaran oleh guru, akan tetapi mereka bisa
mencari sendiri pelajaran dari luar dan tentunya tidak terlepas dari bimbingan guru itu
sendiri.
B. Pengertian Pembelajaran
Jika kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru,
dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keaneka ragaman itu terjadi, baik pada tingkah
laku guru, siswa, maupun situasi kelas. Secara umum gejala yang dapat diamati dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama, yaitu :
a.

Ada guru yang mengajar menyampaikan materi pelajaran semata-mata.

b.
Ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi
pembelajaran.
c.
Ada guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada siswa memilih
materi pembelajaran apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya, juga
memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan proses dalam mempelajari materi
pembelajaran tersebut.
C. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Jika ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses
pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponenkomponen itu sehingga dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu : guru,
isi atau materi pembelajaran, dan siswa.
Peran guru dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan aktivitas siswa setidaktidaknya menjalankan tugas utama sebagai berikut :
a. Merencanakan Pembelajaran
1). Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang
diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh siswa setelah terjadinya proses
pembelajaran.
2). Materi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan materi
pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa mengikuti
proses pendidikan atau proses pembelajaran.
3). Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar siswa
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4). Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk mengetahui atau
mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.
b. Melakukan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam
perencanaan. Oleh karena itu, guru sepatutnya paham terhadap berbagai situasi yang
dihadapi. Situasi pembelajaran itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1). Faktor Guru
Diane Lapp, dkk (1975:1) menanamkan pola umum tingkah laku mengajar yang
dimiliki guru dengan istilah Gaya Mengajar atau Teaching Style .
2). Faktor Siswa

Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan kepribadian.


3). Faktor Kurikulum
Secara sederhana arti kurikulum dalam kajian ini menggambarkan pada isi atau
pelajaran dan pola interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai
tujuan tertentu.
4). Faktor Lingkungan
Novak dan Gowin (1984:6) mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar dengan
istilah millieu yang berarti kontak terjadinya pengalaman belajar.
c. Mengevaluasi Pembelajaran
Mengevaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan
pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan fungsi
evaluasi tersebut adalah untuk :
1). Mengetahui apakah siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
2). Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat menyebabkan siswa
belajar
3). Mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik
4). Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu
d. Memberikan Umpan balik
Menurut Stone dan Nielson (1982:11) umpan balik mempunyai fungsi untuk
membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas
belajar. Salah satu alasan yang dikemukakannya adalah belajar itu ditandai oleh adanya
keberhasilan dan kegagalan.
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru banyak memungkinkan siswa belajar proses
(learning by process). Bukan hanya belajar produk (learning by product). Belajar

produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses
dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap)
maupun psikomotor (keterampilan).
Proses pembelajaran menurut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Rencana ini
merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa.
Keaktifan dalam pembelajaran itu tercermin dalam kegiatan baik yang dilakukan guru
maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut :
a). adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau mebuat perencanaan, proses
pembelajaran, dan evaluasi.
b). adanya keterlibatan intelektual, emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami,
menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.
c). adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok
untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
d). guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan) dan koordinator kegiatan
belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan di kelas.
e). biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.
E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode Pembelajaran
Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif diperlukan penetuan metode
pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam pembentukan metode
pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasinya
kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya
berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.
Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian
metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu : tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi
dan waktu.
F.

Beberapa Metode Pembelajaran

a)
Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan mempertimbangkan
apakah metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu,
tidak adakah metode pembelajaran yang lebih sesuai, guru dapat memilih metode
pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.
b)
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam
upaya memperoleh kemampuan hasil belajar.
c)
Metode pembelajaran yang dipilih sepatutnya disesuaikan dengan bentuk belajar
atau hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa.
d)
Metode pembelajaran merujuk kepada apa yang terjadi di sekolah sehubungan
proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi
tertentu perlu dipahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik ketepatan
maupun tata caranya. Pada bagian ini diuraikan beberapa metode pembelajaran.
1). Metode ceramah
2). Metode simulasi
3). Metode demontrasi dan eksperimen
4). Metode inquiry dan discovery
1. Metode Ceramah
Metode ini dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui
penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya cukup
popular. Banyak guru memanfaatkan metode ceramah dalam mengajar. Oleh karena
pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit,
komunikasi antar guru dengan siswa pada umumnya searah, karena itu guru dapat
mengawasi kelas secara cermat. Namun demikian kritik dilontarkan pun cukup banyak,
disamping itu seringkali pula terjadi siswa menerima pengetahuan yang salah terhadap
materi pembelajaran yang dituturkan atau diceramahkan.

Agar pembelajaran menggunakan metode ceramah dapat dilakukan secara lebih baik,
guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut :
1). Perumusan secara jelas
2). Kesesuaian metode Ceramah dengan tujuan
3). Memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran lain
4). Menggunakan alat pelajaran yang relevan untuk mrmbangkitkan minat
siswa,

belajar

5). Pengorganisasian materi pembelajaran harus dilakukan secara cermat, dengan


menggunakan prinsip pembelajaran.
Untuk menambah tingkat keefektifan, diperlukan kemampuan memberi penjelasan. Hal
yang harus diperhatikan dalam memberi penjelasan adalah :
a). Kejelasan bahasa baik dalam memilih kata-kata, susunan kalimat maupun
menghindari kekaburan memberikan batasan pengertian terhadap istilah baru.
b). Menggunakan contoh secara memadai dan relevan dengan ide, konsep atau
generalisasi apa yang di jelaskan.
c). Melakukan penekanan terhadap bentuk-bentuk informasi tertentu.
d). Penyusunan materi pembelajaran yang dijelaskan harus logis dan jelas, pola
penyusunanpun harus jelas pula.
e). Menggunakan umpan balik (feed back)
Berdasarkan uraian diatas, pelaksanaan metode ceramah menempuh prosedur sebagai
berikut :
1). Guru menjelaskan tujuan dan topik yang akan diajarkan

2). Memberi motivasi belajar dengan berbagai kegiatan


3). Memberikan penjelasan singkat tentang materi atau sub materi pembelajaran.
4). Menyelingi kuliah dengan berbagai contoh dan Tanya jawab.
5). Setelah ceramah dapat dilakukan diskusi tentang masalah yang dipelajari.
6). Untuk materi pembelajaran memantapkan dapat diberi tugas atau kegiatan inquiry
dan discovery.
7). Dilakukan evaluasi dengan prosedur dan teknik tertentu.
2. Metode Simulasi
Metode ini dapat diartikan sebagai suatu cara pembelajaran dengan melakukan proses
tingkah laku secara tiruan. Jadi semacam permainan dalam pembelajaran yang di
angkat dari realita kehidupan. Bentuk simulasi bermacam-macam diantara yang
popular adalah :
1). Sosiodrama, berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi tertentu.
2). Psikodrama, hampir mirip dengan sosiodrama, perbedaannya terletak pada
penekanannya. Sosiodrama lebih menekankan kepada permasalahan sosial, sedangkan
psikodrama lebih menekankan pada pengaruh psikologinya.
3). Role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan sesuatu peristiwa masa
lampau atau dapat pula cerita dimulai dengan berbagai kemungkinan yang terjadi baik
kini maupun mendatang.
Tatacara Simulasi :
1). Jika siswa baru pertama kali melakukan permainan simulasi, berilah penjelasan
singkat tentang teknik simulasi.
2). Guru menyampaikan cerita, kemudian mengatur adegan-adegan permainan.

3). Guru meminta sejumlah siswa untuk bermain peran.


4). Memberi petunjuk tentang darimana permainan dimulainya.
5). Pada saat simulasi permainan memuncak, guru menghentikan permainan.
6). Diskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan simulasi yang dimainkan.
7). Menarik kesimpulan diskusi.

3. Metode Demontrasi dan Eksperimen


Demontrasi berarti pertunjukan atau peragaan dalam pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi dilakukan pertunjukkan suatu proses, berkenaan dengan materi
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan oleh guru maupun orang luar yang di undang ke
kelas. Proses yang di demontrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya.
Pelaksanaan demontrasi sering kali diikuti dengan eksperimen, yaitu percobaan tentang
sesuatu. Dalam hal ini setiap siswa melakukan percobaan dan bekerja sendiri-sendiri.
Pelaksanaan eksperimen lebih memperjelas hasil belajar karena setiap siswa mengalami
dan melakukan kegiatan percobaan. Sebagaimana di kemukakan terdahulu, proses
pembelajaran semacam ini sesuai dengan pandangan teori modern learning by
doing.
Perbedaan utama antara demonstrasi dan eksperimen, ternyata hanya pada
pelaksanaan. Demontrasi hanya mempertunjukkan sesuatu proses di depan kelas,
sedangkan eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa melakukan percobaan
sendiri tentang proses yang dimaksud. Namun demikian, demonstrasi itu sendiri jika
dirangkaikan dengan eksperimen dapat mempertinggi efektivitas kegiatan yang
dilaksanakan.
Langkah-langkah dalam melakukan demonstrasi atau eksperimen adalah :
1. Langkah Umum
a). merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan di capai siswa.
b). mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan

c). memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak
d). menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien
e). memperhitungkan/menetapkan alokasi waktu
2.

Langkah Demontrasi

a). Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan
pelaksanaan demontrasi
b). Menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan
1). apakah perlu memberi penjelasan panjang lebar, sehingga siswa dapat memperoleh
pemahaman luas
2). apakah siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan
3). apakah siswa diharuskan membuat catatan tertentu
3.

Langkah Eksperimen

a). Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen
b). Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran
yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal-hal yang perlu dicatat
c). Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen
d). Menetapkan apa follow up (tindak lanjut) eksperimen
4. Metode inquiry dan discovery
Metode ini pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya, inquiry artinya penyelidikan, sedangkan discovery adalah penemuan.
Dengan melalui penyelidikan siswa akirnya memperoleh penemuan. Metode ini

berkembang dari ide John Dewey(1913) yang terkenal dengan problem solving
method atau metode pemecahan masalah.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi kegiatan penelitian proses pembelajaran dilakukan di :
Nama Sekolah

: SD Negeri Palasari 03

Alamat

: Kp.Geblug Rt 01 / Rw01

Desa

: Palasari

Kecamatan

: Cijeruk

Kabupaten

: Bogor

Propinsi

: Jawa Barat

2. Waktu Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan penelitian proses pembelajaran di SD Negeri Palasari 03
dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
a)

Prasiklus tanggal 19 Mei 2011

b)

Siklus I tanggal 25 Mei 2011

c)

Siklus II tanggal 1 Juni 2011

3. Mata Pelajaran dan Kelas


Mata pelajaran dan kelas yang menjadi subjek penelitian yaitu sebagai berikut :

Kelas

: IV (empat)

Mata pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Jumlah siswa

: 29 orang

4. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa kelas IV di SD Negeri Palasari 03 dilihat dari latar belakang
kehidupan orang tua tergolong pada kehidupan yang rata-rata kurang mampu, dan latar
belakang pendidikannya pun rata-rata lulusan sekolah dasar. Sehingga pada umumnya
siswa memiliki minat belajar yang tergolong rendah.
Hal ini sering terbukti ketika sekolah sedang mengadakan ulangan semester masih
banyak siswa yang tidak hadir atau membolos hal ini sebagai bukti bahwa tidak ada
motivasi dari orang tuanya dan minat belajarnya rendah sedangkan kehadiran sangat
penting sekali, meskipun demikian siswa di kelas IV yang tergolong pintar jika
dibandingkan dengan teman yang lainnya masih terlihat ada 3 orang yang pintar dan
yang sedang ada 4 orang, dalam hal ini guru perlu memberikan dorongan yang lebih
optimal kepada siswa untuk membangkitkan minat belajarnya.
B. Deskripsi persiklus
Penelitian proses pembelajaran IPA dilakukan dikelas IV SD Negeri Palasari 03, dimulai
dari Rencana pembelajaran prasiklus. Rencana perbaikan pembelajaran I siklus I,
rencana pembelajaran II siklus II, kemudian dilaksanakan dalam beberapa tahapan;
1.
a.

Rencana Pembelajaran (siklus I)


Rencana

1) Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah


pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;
2)

Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;

3)

Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;

4)

Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;

5)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mau bertanya;

6)

Mengadakan latihan dan pertanyaan;

7) Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan yang belum
berhasil diberikan motivasi;
8) Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.

Pelaksanaan

1)

Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yaitu:

a)

Merencanakan perbaikan pembelajaran

b)

Melaksanakan tindakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran

c)

Melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

d)

Melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan

c.

Langkah Pelaksanaan

Kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil kajian melalui


pengamatan, hasil refleksi serta hasil diskusi dengan supervisor sesuai dengan masalah
yang sedang dihadapi. Langkah yang akan ditempuh adalah:
1)

Menyiapkan rencana pembelajaran

2)

Mengadakan apersepsi untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu.

3)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

4)

Menyiapkan alat peraga untuk eksperimen

5)

Guru membimbing siswa yang sedang melakukan eksperimen

6)

Guru membimbing siswa agar siswa mau bertanya

7) Guru meminta siswa agar menerangkan kepada temannya tentang hasil


eksperimen yang telah dilakukan.
8)

Guru memberikan penjelasan tentang eksperimen yang telah dilakukan siswa

9)

Mengadakan evaluasi

10) Menganalisis hasil evaluasi


11) Menutup proses kegiatan pembelajaran.
d.

Pengamatan Pengumpulan Data dan Instrumen

Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Palasai 03 Kelas IV,


pada prasiklus diperoleh 13 dari 29 siswa atau 44,83 % yang mencapai nilai KKM.
Dengan demikian penulis menganggap perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran,
maka penulis mengadakan siklus I, pada perbaikan siklus I ternyata pembelajaran
mengalami peningkatan dari 13 orang siswa yang mencapai nilai KKM, mengalami
peningkatan menjadi 21 dari 29 siswa atau 72,41 % yang mencapai nilai KKM, dengan
demikian bertambah 8 siswa atau 27,59 % yang sudah mencapai kriteria ketuntasan
belajar.
e.

Refleksi

1)

Waktu refleksi

Hari

: Kamis

Tanggal : 19 Mei 2011

Tempat
2)

: SD Negeri Palasari 03

Pihak yang membantu dalam refleksi

a)

Jarkasih Guru SDN Palasari 03

b)

Iin Rukmini Kepala SD Negeri Palasari 03

3)

Kekuatan dan kelemahan

a) Kekuatan yang diperoleh peneliti untuk melakukan tindakan perbaikan berikutnya


yaitu :
1. Siswa bersemangat dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung
2. Guru merasa termotivasi untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya
b) Kelemahan yang diperoleh oleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya :
1). Tujuan pembelajaran kurang relevan
2). Kegiatan awal tidak terperinci
3). Kegiatan Inti tidak maksimal
4). Alat peraga tidak dilengkapi
5). Proses penilaian tidak menggunakan instrument
6). Kegiatan pembelajaran monoton
7). Guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada siswa
8). Penggunaan metode kurang bervariatif

2.
a.

Rencana Perbaikan Pembelajaran (siklus II )


Rencana

1)
Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung.
2)

Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;

3)

Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;

4)

Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;

5)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mau bertanya;

6)

Mengadakan latihan dan pertanyaan;

7)
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik seadangkan yang belum
berhasil diberikan motivasi.
8)
Memberikan penjalasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.
1)

Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yaitu;

a)

Merencanakan perbaikan pembelajaran

b)

Melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran

c)

Melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

d)

Melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan

c.

Langkah Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil kajian melalui pengamatan,


hasil refleksi serta hasil diskusi dengan supervisor sesuai dengan masalah yang sedang
dihadapi.
Langkah yang akan ditempuh adalah:
1)

Menyiapkan rencana pembelajaran

2)

Mengadakan apersepsi untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu

3)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

4)

Menyiapkan alat peraga untuk eksperiment

5)

Guru membimbing siswa yang sedang melakukan eksperiment

6)

Guru membimbing siswa agar siswa mau bertanya

7)
Guru meminta siswa agar menerangkan kepada temannya tentang hasil
eksperimen
8)

Guru memberikan penjelasan tentang eksperiment yang telah dilakukan siswa.

9)

Mengadakan evaluasi.

10) Menilai hasil evaluasi


11) Menutup proses kegiatan pembelajaran.
d.

Pengamatan Pengumpulan Data dan Instrumen.

Pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan alam di SD Negri Palasari 03 Kelas IV.


Pada siklus I diperoleh 21 dari 29 siswa atau 72,41 % yang mencapai ketuntasan belajar,
meskipun sudah mencapai tingkat KKM, peneliti masih perlu melakukan perbaikan
pembelajaran kembali agar pencapai nilai maksimal. Maka penulis melaksanakan Siklus
II. Setelah dilaksanakan, mengalami kenaikan sebesar 13,79 % dari hasil pembelajaran

pada siklus I yaitu 72,41 % menjadi 86,21% atau 25 dari 29 siswa sudah mencapai
ketuntasan belajar. Dengan tercapainya keriteria ketuntasan belajar maka tidak perlu
diadakan pembelajaran berikutnya dengan materi yang sama.
e.

Refleksi

1.

Waktu rafleksi

Hari

: Rabu

Tanggal

: 25 Mei 2011

Tempat

: SD Negeri Palasari 03

2.

Pihak yang membantu dalam refleksi

a. Jarkasih Guru SDN Palasari 03


b. Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 03
3.

Kekuatan dan kelemahan

a. Kekuatan yang diperoleh oleh peneliti antara lain;


1. Telah tercapainya tujuan pembelajaran
2. Meningkatnya aktivitas siswa pada saat pembelajaran
3. Siswa bisa melakukan Demontrasi dan Eksperiment
4. Nilai rata-rata kelas di atas KKM
b. Kelemahan yang diperoleh peneliti antara lain;
1. Masih ada siswa yang belum termotivasi

2. Masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM


3. Masih ada siswa yang malu untuk bertanya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Prasiklus
Prasiklus dilakukan pada tanggal 19 Mei 2011 jam 07.30 S/d selesai di SD Negeri
Palasari 03, Kelas IV, mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 29 Orang.
Berdasarkan Data-data diatas siswa yang memperoleh nilai KKM pada prasiklus 13 dari
29 orang siswa atau 44,83 %, di bawah KKM ada 16 dari 29 orang siswa atau 55,17 %
dengan nilai rata-rata 49,31.
Maka untuk itu penulis melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran dengan judul :
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PANAS
MELALUI METODE EKSPERIMEN

2. Siklus Ke-1
Rencana Perbaikan Pembelajaran (siklus 1)
a.
1).

Data Tentang Rencana


Melakukan rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;


2).

Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;

3).

Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;

4).

Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;

5).

Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya;

6).

Mengadakan latihan dan pertanyaan;

7).
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan
berhasil diberikan motivasi;

yang belum

8).
Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.

Pengamatan

Setelah diamati ada beberapa masalah yang perlu diperpaiki ketika pembelajaran
berlangsung antara lain:
1).

Siswa pada umumnya kurang aktif pada saat mengikuti proses

pembelajaran.
2).

Siswa kurang memahami terhadap materi pembelajaran yang

diberikan, sehingga perolehan nilai siswa menjadi rendah.


Untuk lebih menjelaskan hasil yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
TABEL 1
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASRI 03
PADA SIKLUS 1
No

Nama

1
Alvionita Dwi

Nilai

Keterangan

80

Mencapai KKM

80

Mencapai KKM

80

Mencapai KKM

80

Mencapai KKM

20

Kurang dari KKM

100

Mencapai KKM

40

Kurang dari KKM

80

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

40

Kurang dari KKM

90

Mencapai KKM

Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi
5
Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin
9
M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin

13

x
M. Sadulloh

14

80

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

50

Kurang dari KKM

30

Kurang Dari KKM

100

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari
16
Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa
20
Siti Nurjanah
21

x
Siti Nurlaela Sifa

22

60

Mencapai KKM

50

Kurang dari KKM

Supyullah
23
Yogi Permadi

24

60

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti
27
Ramdan Saeful
28

x
Ivan Apiliano

29

50

Kurang dari KKM

60

Mencapai KKM

40

Kurang dari KKM

50

Kurang dari KKM

Siti Aisyah
30
Burhanudin
31
Salman
32
M. Farid Fauzi
1930
Jumlah
100
Nilai Tertinggi

20
Nilai Terendah
66,55
Rata-rata
TABEL 2
DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
TKM

Jml.

No.

Nilai

Frekuensi
Siswa

Jml.
Nilai

20

20

3,4 %

30

30

3,4 %

40

120

10,3 %

50

200

13,8 %

60

420

24,1 %

70

70

3,4 %

Baik

Sedang

Kurang

80

480

20,7 %

90

90

3,4 %

100

500

17,2 %

TABEL 3
GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA
SIKLUS 1
TABEL 4
GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
PADA SIKLUS 1
c.
Refleksi
1)

Waktu refleksi

Hari

: Kamis

Tanggal

: 19 Mei 2011

Tempat : SD Negeri Palasari 03


2)

Pihak yang ikut dalam Refleksi

a.

Jarkasih

b.

Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 03

d.

Keberhasilan dan atau kegagalan

1)
Keberhasilan yang diperoleh peneliti untuk melakukan tindakan perbaikanperbaikan berikutnya;

a)

Siswa bersemangat dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung;

b)

Guru merasa termotivasi untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

2)
Kegagalan yang diperoleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya;
a)

Tujuan pembelajaran kurang relevan

b)

Kegiatan awal tidak terperinci

c)

Kegiatan inti tidak maksimal

d)

Alat peraga tidak dilengkapi

e)

Proses penilaian tidak menggunakan instrument

f) Kegiatan pembelajaran terlalu monoton atau tidak bervariasi.


3. Siklus Ke-2.
a.

Data tentang rencana;

1)
Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah- langkah
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;
2)

Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;

3)
Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga dan melakukan
eksperimen didepan siswa secara langsung;
4)

Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;

5)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya;

6)

Mengadakan latihan dan memberi pertanyaan;

7)
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan bagi yang
belum berhasil diberikan motivasi;
8)
Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit lagi.
b.

Pengamatan;

Setelah dilakukan pengamatan masih ada beberapa siswa yang perlu perhatian dan
bimbingan lagi diantaranya;
1)

Siswa masih ada yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2)

Siswa masih ada yang belum menguasai materi.

3)

Masih ada siswa yang ragu-ragu untuk bertanya.


TABEL 5
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
PADA SIKLUS 2

No

Nama

Nilai

Keterangan

90

Mencapai KKM

90

Mencapai KKM

90

Mencapai KKM

80

Mencapai KKM

Alvionita Dwi
2
Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi

60

Mencapai KKM

90

Mencapai KKM

50

Kurang dari KKM

70

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

50

Kurang dari KKM

100

Mencapai KKM

Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin
9
M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin
13

x
M. Sadulloh

14

70

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari

16

50

Kurang dari KKM

50

Kurang dari KKM

100

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa
20
Siti Nurjanah
21

x
Siti Nurlaela Sifa

22

70

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

100

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

Supyullah
23
Yogi Permadi
24
Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti

27

80

Mencapai KKM

Ramdan Saeful
28

x
Ivan Apiliano

29

70

Mencapai KKM

80

Mencapai KKM

70

Mencapai KKM

60

Mencapai KKM

Siti Aisyah
30
Burhanudin
31
Salman
32
M. Farid Fauzi
2170
Jumlah
100
Nilai Tertinggi
50
Nilai Terendah
74,83
Rata-rata
TABEL 6
DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA
No.

Nilai

Jml.

Jml.

TKM

Siswa

Nilai

Baik

Sedang

50

200

60

240

13,8 %

70

630

13,8 %

80

240

10,3 %

90

360

13,8 %

100

500

17,2 %

Kurang

13,8 %

Pada siklus 2 nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata kelas 74,83. Itulah
hasil penelitian siklus 2, dengan demikian tidak perlu diadakan pembelajaran
berikutnya dengan materi yang sama. Karena siswa sudah mencapai KKM.
TABEL 7
GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA
SIKLUS 2
TABEL 8
GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
PADA SIKLUS 2

c.

Refleksi

1)

Waktu refleksi

Hari

: Kamis

Tanggal : 19 Mei 2011


Tempat : SD Negeri Palasari 03
2)

Pihak yang membantu dalam refleksi

a)

Jarkasih

b)

Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 03

d.
1).

Keberhasilan dan atau kegagalan


Keberhasilan atau kekuatan yang diperoleh peneliti antara lain;

a)

Telah tercapainya tujuan pembelajaran

b)

Meningkatkan aktivitas siswa pada saat pembelajaran

c)

Siswa mampu melakukan Demontrasi dan Eksperimen

d)

Nilai rata-rata kelas sudah di atas KKM

2).

Kegagalan atau kelemahan yang diperoleh peneliti antara lain:

a) Masih ada siswa yang belum termotivasi


b) Masih ada siswa yang nilainya masih di bawah KKM
c) Masih ada siswa yang belum berani untuk bertanya.

TABEL 9
REKAPIRULASI NILAI SISWA SDN PALASARI 03 PADA PRASIKLUS,
SIKLUS 1, DAN SIKLUS 2
NILAI

NO

NAMA SISWA

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

60

80

90

40

80

90

80

80

90

80

80

80

40

20

60

60

100

90

40

40

50

60

80

70

Alvionita Dwi
2
Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi
5
Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin

KET.

20

60

70

60

60

60

40

40

50

30

90

100

M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin
13
M. Sadulloh
14

40

80

70

100

100

100

40

50

50

20

30

50

80

100

100

60

100

100

Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari
16
Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa

20

20

60

70

60

70

40

50

60

40

60

70

80

100

100

60

60

70

40

70

80

60

50

70

60

60

80

Siti Nurjanah
21
Siti Nurlaela Sifa
22
Supyullah
23
Yogi Permadi
24
Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti
27
Ramdan Saeful
28
Ivan Apiliano
29
Siti Aisyah
30
Burhanudin

31

40

40

70

40

50

60

1430

1930

2170

100

100

100

20

50

49,31

66,55

74,83

Salman
32
M. Farid Fauzi

Jumlah

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-rata
TABEL 10
GRAFIK REKAPITULASI NILAI PADA PRASIKLUS, SIKLUS 1, DAN
SIKLUS 2
Dari data grafik diatas menunjukan bahwa hasil rata-rata belajar siswa pada prasiklus
44,83 % ternyata pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 72,41 % dan pada siklus
2 ternyata lebih meningkat lagi menjadi 86,21%. ini membuktikan bahwa hasil belajar
siswa setelah diadakan penelitian maka hasilnya meningkat dari rata-rata KKM.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran IPA Kelas IV di SDN
Palasari 03, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kesimpulan Umum

Sebagaimana telah dikemukakan dalam penelitian diatas tentang mengajar tidak secara
otomatis menjadikan siswa belajar. Dalam tugasnya tentunya guru tidak hanya
mentransferkan materi pembelajaran akan tetapi perolehan hasil belajar siswa perlu
dikaji dan dianalisis sehingga dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan hasil belajar
itu sendiri.
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dalam rangka memperbaiki hasil dan
proses pembelajaran IPA, disini penulis memperbaiki pembelajaran dengan melakukan
metoda demonstrasi dan eksperimen yang diyakini oleh penulis dengan menggunakan
metoda tersebut pembelajaran IPA akan lebih kongkrit dan mudah dipahami oleh siswa
serta proses pembelajaran pun berlangsung aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini
terbukti dengan pencapaian perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat, sehingga
pada akhirnya nanti siswa dapat mengambil manfaat dan makna yang terkandung
dalam pembelajaran untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.
2. Khusus
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan menghasilkan data-data perolehan nilai siswa
yang dimulai dari kegiatan prasiklus, siklus ke-1 maupun siklus ke-2 dalam data terlihat
adanya perubahan nilai hasil belajar siswa yang lebih meningkat, hasil ini terbukti dari
hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Pada kegiatan prasiklus
sebanyak 13 siswa dari 29 siswa atau
44,83 % pada perbaikan siklus ke-1 menjadi
21 siswa dari 29 siswa atau 72,41 % dan pada siklus ke-2 perolehan nilai siswa kembali
mencapai peningkatan yaitu sebanyak 25 siswa dari 29 siswa atau 86,21% sehingga hal
ini membuktikan adanya peningkatan perolehan nilai siswa setelah dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas.
B.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa, yaitu :
1.
Guru dalam memberikan materi pembelajaran hendaknya menggunakan metoda
yang bervariasi, disesuaikan dengan materi pembelajaran.

2.
Guru hendaknya memberikan penguatan kepada siswa sebagai pemacu motivasi
untuk belajar.
3.
Guru hendaknya membuat skenario pembelajaran yang menarik bagi siswa agar
terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Budi Wahyono, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV.
Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.
Heru Lestari Mikarso, dkk. (2009) Pendidikan anak di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Lukman Nulhakim. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.
Mulyani Sumantri, dkk. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Nano Sutarno, dkk. (2009). Materi dan pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sumiati, dkk. (2009). Metode pembelajaran. Bandung CV. Wacana Prima.

Anda mungkin juga menyukai