DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN ..
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
..
..
..
D. Metode Pembelajaran .. 10
E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode Pembelajaran
.. 11
. 16
17
.. 17
18
. 25
1. Pra Siklus . 25
2. Siklus Ke 1 .. 25
3. Siklus Ke 2 .. 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . 39
A. Kesimpulan
.. 39
B. Saran . 40
DAFTAR PUSTAKA
.. 41
LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran yaitu, guru mampu dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu pula pengetahuan
yang dimiliki guru sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa, tanpa itu semua
mustahil hasil yang dicapai dapat memuaskan, oleh karena itu guru harus mampu
menetapkan strategi yang tepat, sehingga mendorong terjadinya pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan .
Menyadari hal itu semua, penulis merasa masih banyak kekurangan dalam melakukan
kegiatan proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada saat kegiatan prasiklus,
tentang materi pembelajaran IPA dikelas IV, masih banyak terdapat siswa yang belum
memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil yang diperoleh belum memuaskan.
Hal ini terbukti nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 29 siswa yang mendapat nilai
standar KKM hanya 13 orang siswa, dan sisanya 16 orang siswa belum mencapai KKM
yang diharapkan.
I.
1.
2.
3.
4.
II. Melalui diskusi dengan supervisor 2, diketahui bahwa faktor penyebab rendah nya
nilai IPA di kelas IV pada saat evaluasi adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
2. Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam memberikan pembelajaran IPA yang
menyenangkan dengan variasi metoda.
3.
4.
biologi terutama tentang hewan (Zoologi). Pada usia 11 tahun, beliau telah memiliki
karya ilmiah tentang burung pipit yang albino. Pada usia 15 s.d. 18 tahun banyak
menulis tentang hewan berbadan lunak.
Dari penelitian-penelitiannya, Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berpikir
seseorang berkembang secara bertahap atau beberapa periode. Lebih lanjut beliau
beranggapan bahwa seorang anak bukanlah seperti tabung menanti untuk diisi dengan
pengetahuan, melainkan secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang
dunia dan isinya melalui keterlibtannya atau hubungan dengannya. Pada periode
perkembangan yang berbeda, anak-anak mempunyai kemampuan berinteraksi yang
berbeda dan akhirnya memiliki pengetahuan yang berbeda pula. Selain
itu, Piaget beranggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara
terus menerus mencari dan memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dengan
melakukan hal tersebut secara terus menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan
kemampuan.
Sistem tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan tanggapan
yang mudah seperti mengisap dan menangkap. Tetapi secara terus menerus kebiasaankebiasaan ini akan berkembang menjadi lebih komplek, lebih terkoordinasi dan lebih
mempunyai tujuan. Proses yang menyebabkan terjadinya hal tersebut dikenal sebagai
adaptasi.
Selanjutnya Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu
kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk
mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan kita. Bruner merupakan
salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif. Beliau
beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi.
Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori.
Diantara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut
dengan koding. Teori belajar Bruner ini disebut teori belajar penemuan.
Dalam penerapannya dalam proses belajar di kelas, Bruner mengembangkan model
pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberi kesempatan pada siswa
untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan
barang yang nyata. Peran guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang
pemberi informasi, melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak
manfaat, antara lain :
1.
2.
3.
Dari ketiga teori diatas, yaitu model pembelajaran kontruktivis, teori Piaget dan
model pembelajaran Bruner, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tidak harus diberikan oleh guru semata, melainkan
siswa sendiri juga harus terlibat langsung pada pembelajaran, juga siswa tidak boleh di
kekang, harus diberi kebebasan mencari informasi sendiri-sendiri. Karena dengan
demikian siswa akan merasa bangga karena biasa menemukan informasi sendiri. Siswa
harus lebih aktif dan kreatif memberikan pendapatnya dan mau bertanya kepada guru.
Dengan demikian siswa tidak hanya diberi pelajaran oleh guru, akan tetapi mereka bisa
mencari sendiri pelajaran dari luar dan tentunya tidak terlepas dari bimbingan guru itu
sendiri.
B. Pengertian Pembelajaran
Jika kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru,
dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keaneka ragaman itu terjadi, baik pada tingkah
laku guru, siswa, maupun situasi kelas. Secara umum gejala yang dapat diamati dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama, yaitu :
a.
b.
Ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi
pembelajaran.
c.
Ada guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada siswa memilih
materi pembelajaran apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya, juga
memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan proses dalam mempelajari materi
pembelajaran tersebut.
C. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Jika ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses
pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponenkomponen itu sehingga dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu : guru,
isi atau materi pembelajaran, dan siswa.
Peran guru dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan aktivitas siswa setidaktidaknya menjalankan tugas utama sebagai berikut :
a. Merencanakan Pembelajaran
1). Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang
diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh siswa setelah terjadinya proses
pembelajaran.
2). Materi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan materi
pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa mengikuti
proses pendidikan atau proses pembelajaran.
3). Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar siswa
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4). Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk mengetahui atau
mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.
b. Melakukan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam
perencanaan. Oleh karena itu, guru sepatutnya paham terhadap berbagai situasi yang
dihadapi. Situasi pembelajaran itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1). Faktor Guru
Diane Lapp, dkk (1975:1) menanamkan pola umum tingkah laku mengajar yang
dimiliki guru dengan istilah Gaya Mengajar atau Teaching Style .
2). Faktor Siswa
produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses
dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap)
maupun psikomotor (keterampilan).
Proses pembelajaran menurut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Rencana ini
merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa.
Keaktifan dalam pembelajaran itu tercermin dalam kegiatan baik yang dilakukan guru
maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut :
a). adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau mebuat perencanaan, proses
pembelajaran, dan evaluasi.
b). adanya keterlibatan intelektual, emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami,
menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.
c). adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok
untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
d). guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan) dan koordinator kegiatan
belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan di kelas.
e). biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.
E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode Pembelajaran
Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif diperlukan penetuan metode
pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam pembentukan metode
pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasinya
kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya
berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.
Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian
metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu : tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi
dan waktu.
F.
a)
Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan mempertimbangkan
apakah metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu,
tidak adakah metode pembelajaran yang lebih sesuai, guru dapat memilih metode
pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.
b)
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam
upaya memperoleh kemampuan hasil belajar.
c)
Metode pembelajaran yang dipilih sepatutnya disesuaikan dengan bentuk belajar
atau hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa.
d)
Metode pembelajaran merujuk kepada apa yang terjadi di sekolah sehubungan
proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi
tertentu perlu dipahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik ketepatan
maupun tata caranya. Pada bagian ini diuraikan beberapa metode pembelajaran.
1). Metode ceramah
2). Metode simulasi
3). Metode demontrasi dan eksperimen
4). Metode inquiry dan discovery
1. Metode Ceramah
Metode ini dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui
penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya cukup
popular. Banyak guru memanfaatkan metode ceramah dalam mengajar. Oleh karena
pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit,
komunikasi antar guru dengan siswa pada umumnya searah, karena itu guru dapat
mengawasi kelas secara cermat. Namun demikian kritik dilontarkan pun cukup banyak,
disamping itu seringkali pula terjadi siswa menerima pengetahuan yang salah terhadap
materi pembelajaran yang dituturkan atau diceramahkan.
Agar pembelajaran menggunakan metode ceramah dapat dilakukan secara lebih baik,
guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut :
1). Perumusan secara jelas
2). Kesesuaian metode Ceramah dengan tujuan
3). Memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran lain
4). Menggunakan alat pelajaran yang relevan untuk mrmbangkitkan minat
siswa,
belajar
c). memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak
d). menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien
e). memperhitungkan/menetapkan alokasi waktu
2.
Langkah Demontrasi
a). Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan
pelaksanaan demontrasi
b). Menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan
1). apakah perlu memberi penjelasan panjang lebar, sehingga siswa dapat memperoleh
pemahaman luas
2). apakah siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan
3). apakah siswa diharuskan membuat catatan tertentu
3.
Langkah Eksperimen
a). Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen
b). Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran
yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal-hal yang perlu dicatat
c). Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen
d). Menetapkan apa follow up (tindak lanjut) eksperimen
4. Metode inquiry dan discovery
Metode ini pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya, inquiry artinya penyelidikan, sedangkan discovery adalah penemuan.
Dengan melalui penyelidikan siswa akirnya memperoleh penemuan. Metode ini
berkembang dari ide John Dewey(1913) yang terkenal dengan problem solving
method atau metode pemecahan masalah.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi kegiatan penelitian proses pembelajaran dilakukan di :
Nama Sekolah
: SD Negeri Palasari 03
Alamat
: Kp.Geblug Rt 01 / Rw01
Desa
: Palasari
Kecamatan
: Cijeruk
Kabupaten
: Bogor
Propinsi
: Jawa Barat
2. Waktu Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan penelitian proses pembelajaran di SD Negeri Palasari 03
dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
a)
b)
c)
Kelas
: IV (empat)
Mata pelajaran
Jumlah siswa
: 29 orang
4. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa kelas IV di SD Negeri Palasari 03 dilihat dari latar belakang
kehidupan orang tua tergolong pada kehidupan yang rata-rata kurang mampu, dan latar
belakang pendidikannya pun rata-rata lulusan sekolah dasar. Sehingga pada umumnya
siswa memiliki minat belajar yang tergolong rendah.
Hal ini sering terbukti ketika sekolah sedang mengadakan ulangan semester masih
banyak siswa yang tidak hadir atau membolos hal ini sebagai bukti bahwa tidak ada
motivasi dari orang tuanya dan minat belajarnya rendah sedangkan kehadiran sangat
penting sekali, meskipun demikian siswa di kelas IV yang tergolong pintar jika
dibandingkan dengan teman yang lainnya masih terlihat ada 3 orang yang pintar dan
yang sedang ada 4 orang, dalam hal ini guru perlu memberikan dorongan yang lebih
optimal kepada siswa untuk membangkitkan minat belajarnya.
B. Deskripsi persiklus
Penelitian proses pembelajaran IPA dilakukan dikelas IV SD Negeri Palasari 03, dimulai
dari Rencana pembelajaran prasiklus. Rencana perbaikan pembelajaran I siklus I,
rencana pembelajaran II siklus II, kemudian dilaksanakan dalam beberapa tahapan;
1.
a.
3)
4)
5)
6)
7) Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan yang belum
berhasil diberikan motivasi;
8) Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.
Pelaksanaan
1)
a)
b)
c)
d)
c.
Langkah Pelaksanaan
2)
3)
4)
5)
6)
9)
Mengadakan evaluasi
Refleksi
1)
Waktu refleksi
Hari
: Kamis
Tempat
2)
: SD Negeri Palasari 03
a)
b)
3)
2.
a.
1)
Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik seadangkan yang belum
berhasil diberikan motivasi.
8)
Memberikan penjalasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.
1)
Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yaitu;
a)
b)
c)
d)
c.
Langkah Pelaksanaan
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Guru meminta siswa agar menerangkan kepada temannya tentang hasil
eksperimen
8)
9)
Mengadakan evaluasi.
pada siklus I yaitu 72,41 % menjadi 86,21% atau 25 dari 29 siswa sudah mencapai
ketuntasan belajar. Dengan tercapainya keriteria ketuntasan belajar maka tidak perlu
diadakan pembelajaran berikutnya dengan materi yang sama.
e.
Refleksi
1.
Waktu rafleksi
Hari
: Rabu
Tanggal
: 25 Mei 2011
Tempat
: SD Negeri Palasari 03
2.
2. Siklus Ke-1
Rencana Perbaikan Pembelajaran (siklus 1)
a.
1).
3).
4).
5).
6).
7).
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan
berhasil diberikan motivasi;
yang belum
8).
Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit.
b.
Pengamatan
Setelah diamati ada beberapa masalah yang perlu diperpaiki ketika pembelajaran
berlangsung antara lain:
1).
pembelajaran.
2).
Nama
1
Alvionita Dwi
Nilai
Keterangan
80
Mencapai KKM
80
Mencapai KKM
80
Mencapai KKM
80
Mencapai KKM
20
100
Mencapai KKM
40
80
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
40
90
Mencapai KKM
Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi
5
Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin
9
M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin
13
x
M. Sadulloh
14
80
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
50
30
100
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari
16
Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa
20
Siti Nurjanah
21
x
Siti Nurlaela Sifa
22
60
Mencapai KKM
50
Supyullah
23
Yogi Permadi
24
60
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti
27
Ramdan Saeful
28
x
Ivan Apiliano
29
50
60
Mencapai KKM
40
50
Siti Aisyah
30
Burhanudin
31
Salman
32
M. Farid Fauzi
1930
Jumlah
100
Nilai Tertinggi
20
Nilai Terendah
66,55
Rata-rata
TABEL 2
DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
TKM
Jml.
No.
Nilai
Frekuensi
Siswa
Jml.
Nilai
20
20
3,4 %
30
30
3,4 %
40
120
10,3 %
50
200
13,8 %
60
420
24,1 %
70
70
3,4 %
Baik
Sedang
Kurang
80
480
20,7 %
90
90
3,4 %
100
500
17,2 %
TABEL 3
GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA
SIKLUS 1
TABEL 4
GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
PADA SIKLUS 1
c.
Refleksi
1)
Waktu refleksi
Hari
: Kamis
Tanggal
: 19 Mei 2011
a.
Jarkasih
b.
d.
1)
Keberhasilan yang diperoleh peneliti untuk melakukan tindakan perbaikanperbaikan berikutnya;
a)
b)
2)
Kegagalan yang diperoleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya;
a)
b)
c)
d)
e)
1)
Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah- langkah
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;
2)
3)
Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga dan melakukan
eksperimen didepan siswa secara langsung;
4)
5)
6)
7)
Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan bagi yang
belum berhasil diberikan motivasi;
8)
Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih
kongkrit lagi.
b.
Pengamatan;
Setelah dilakukan pengamatan masih ada beberapa siswa yang perlu perhatian dan
bimbingan lagi diantaranya;
1)
Siswa masih ada yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2)
3)
No
Nama
Nilai
Keterangan
90
Mencapai KKM
90
Mencapai KKM
90
Mencapai KKM
80
Mencapai KKM
Alvionita Dwi
2
Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi
60
Mencapai KKM
90
Mencapai KKM
50
70
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
50
100
Mencapai KKM
Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin
9
M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin
13
x
M. Sadulloh
14
70
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari
16
50
50
100
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa
20
Siti Nurjanah
21
x
Siti Nurlaela Sifa
22
70
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
100
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
Supyullah
23
Yogi Permadi
24
Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti
27
80
Mencapai KKM
Ramdan Saeful
28
x
Ivan Apiliano
29
70
Mencapai KKM
80
Mencapai KKM
70
Mencapai KKM
60
Mencapai KKM
Siti Aisyah
30
Burhanudin
31
Salman
32
M. Farid Fauzi
2170
Jumlah
100
Nilai Tertinggi
50
Nilai Terendah
74,83
Rata-rata
TABEL 6
DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA
No.
Nilai
Jml.
Jml.
TKM
Siswa
Nilai
Baik
Sedang
50
200
60
240
13,8 %
70
630
13,8 %
80
240
10,3 %
90
360
13,8 %
100
500
17,2 %
Kurang
13,8 %
Pada siklus 2 nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata kelas 74,83. Itulah
hasil penelitian siklus 2, dengan demikian tidak perlu diadakan pembelajaran
berikutnya dengan materi yang sama. Karena siswa sudah mencapai KKM.
TABEL 7
GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA
SIKLUS 2
TABEL 8
GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03
PADA SIKLUS 2
c.
Refleksi
1)
Waktu refleksi
Hari
: Kamis
a)
Jarkasih
b)
d.
1).
a)
b)
c)
d)
2).
TABEL 9
REKAPIRULASI NILAI SISWA SDN PALASARI 03 PADA PRASIKLUS,
SIKLUS 1, DAN SIKLUS 2
NILAI
NO
NAMA SISWA
Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
60
80
90
40
80
90
80
80
90
80
80
80
40
20
60
60
100
90
40
40
50
60
80
70
Alvionita Dwi
2
Apandi Ahmad
3
Cep Hamdan
4
Fajar Fasha Wahyudi
5
Jalaludin Abdurohman
6
Jeni Permatasari
7
M. Amar Septian
8
M. Dian Hoerudin
KET.
20
60
70
60
60
60
40
40
50
30
90
100
M. Haris
10
M. Irman Saputra
11
M. Januar Maulana
12
M. Muhtarudin
13
M. Sadulloh
14
40
80
70
100
100
100
40
50
50
20
30
50
80
100
100
60
100
100
Nisfa Lusianti
15
Penia Lestari
16
Pitri Latipah
17
Saepul Rizki
18
Siti Agustina
19
Siti Nurarisa
20
20
60
70
60
70
40
50
60
40
60
70
80
100
100
60
60
70
40
70
80
60
50
70
60
60
80
Siti Nurjanah
21
Siti Nurlaela Sifa
22
Supyullah
23
Yogi Permadi
24
Yudiansyah
25
Yuliana
26
M. Sayuti
27
Ramdan Saeful
28
Ivan Apiliano
29
Siti Aisyah
30
Burhanudin
31
40
40
70
40
50
60
1430
1930
2170
100
100
100
20
50
49,31
66,55
74,83
Salman
32
M. Farid Fauzi
Jumlah
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
TABEL 10
GRAFIK REKAPITULASI NILAI PADA PRASIKLUS, SIKLUS 1, DAN
SIKLUS 2
Dari data grafik diatas menunjukan bahwa hasil rata-rata belajar siswa pada prasiklus
44,83 % ternyata pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 72,41 % dan pada siklus
2 ternyata lebih meningkat lagi menjadi 86,21%. ini membuktikan bahwa hasil belajar
siswa setelah diadakan penelitian maka hasilnya meningkat dari rata-rata KKM.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran IPA Kelas IV di SDN
Palasari 03, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kesimpulan Umum
Sebagaimana telah dikemukakan dalam penelitian diatas tentang mengajar tidak secara
otomatis menjadikan siswa belajar. Dalam tugasnya tentunya guru tidak hanya
mentransferkan materi pembelajaran akan tetapi perolehan hasil belajar siswa perlu
dikaji dan dianalisis sehingga dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan hasil belajar
itu sendiri.
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dalam rangka memperbaiki hasil dan
proses pembelajaran IPA, disini penulis memperbaiki pembelajaran dengan melakukan
metoda demonstrasi dan eksperimen yang diyakini oleh penulis dengan menggunakan
metoda tersebut pembelajaran IPA akan lebih kongkrit dan mudah dipahami oleh siswa
serta proses pembelajaran pun berlangsung aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini
terbukti dengan pencapaian perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat, sehingga
pada akhirnya nanti siswa dapat mengambil manfaat dan makna yang terkandung
dalam pembelajaran untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.
2. Khusus
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan menghasilkan data-data perolehan nilai siswa
yang dimulai dari kegiatan prasiklus, siklus ke-1 maupun siklus ke-2 dalam data terlihat
adanya perubahan nilai hasil belajar siswa yang lebih meningkat, hasil ini terbukti dari
hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Pada kegiatan prasiklus
sebanyak 13 siswa dari 29 siswa atau
44,83 % pada perbaikan siklus ke-1 menjadi
21 siswa dari 29 siswa atau 72,41 % dan pada siklus ke-2 perolehan nilai siswa kembali
mencapai peningkatan yaitu sebanyak 25 siswa dari 29 siswa atau 86,21% sehingga hal
ini membuktikan adanya peningkatan perolehan nilai siswa setelah dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas.
B.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa, yaitu :
1.
Guru dalam memberikan materi pembelajaran hendaknya menggunakan metoda
yang bervariasi, disesuaikan dengan materi pembelajaran.
2.
Guru hendaknya memberikan penguatan kepada siswa sebagai pemacu motivasi
untuk belajar.
3.
Guru hendaknya membuat skenario pembelajaran yang menarik bagi siswa agar
terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Budi Wahyono, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV.
Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.
Heru Lestari Mikarso, dkk. (2009) Pendidikan anak di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Lukman Nulhakim. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.
Mulyani Sumantri, dkk. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Nano Sutarno, dkk. (2009). Materi dan pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sumiati, dkk. (2009). Metode pembelajaran. Bandung CV. Wacana Prima.