Bab I
Bab I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Tidur yang lelap dan nyenyak tanpa gangguan menjadi kebutuhan manusia
yang penting, sama pentingnya dengan kebutuhan makan, minum, tempat tinggal
dan lain- lain. Gangguan terhadap tidur pada malam hari (insomnia) akan
menyebabkan
mengantuk
sepanjang
mengantuk
1 |Insomnia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fisiologis Tidur
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola
dunia disebut sebagaiirama sirkadian. Tidur tidak dapat diartikan sebagai
menifestasi proses deaktivasi Sistem Saraf Pusat. Saat tidur, susunan saraf pusat
masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia retikularis ventral batang otak
melakukan sinkronisasi. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan
sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang
disebut sebagai pusat tidur ( sleep center ). (3)
Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi /
desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut sebagai pusat
penggugah ( arousal center ).
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
a. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
b. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu
diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi
secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.
Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur, dibagi
dalam empat stadium,antara lain:
a. Stadium 1, berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur.
Stadium
ini
dianggap
stadium
tidur
paling
ringan.
EEG
2 |Insomnia
akan mempengaruhi
3 |Insomnia
cepat (REM).
Setiap fase tidur memiliki gambaran EEG yang khas
Terdapat rentang luas pada perbedaan lama tidur antara setiap orang tetapi biasanya
4 |Insomnia
5 |Insomnia
masuk tidur, kesulitan dalam mempertahankan tidur, atau tidak cukup tidur
(ilmu kedokteran jiwa darurat).
Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif
yang berlangsung setidaknyasatu bulan dan menyebabkan gangguan
signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.
The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia
sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3
malam/minggu selama minimal satu bulan. Menurut The International
Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi
hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur
tersebut.(6)
Insomnia adalah suatu gangguan dengan kuantitas atau kualitas tidur yang
tidak cukup. Diagnosis ini dapat digunakan untuk semua usia (sebe;lumnya
gangguan tidur pada masa kanak kanak digolongkan secara terpisah).
Insomnia dapat bersifat transien (riwayat hanya berlangsung beberapa hari
atau minggu) atau kronik (riwayat menetap selama beberapa bulan atau
tahun). (3)
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering. Insomnia mungkin
sementara atau persisten. (1)
Jadi, Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan
untuk melakukannya. (6)
B. Epidemiologi
Keluhan berupa ketidakmampuan tidur jauh lebih sering daripada keluhan
lain yang berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang
dewasa bervariasi dari 15% sampai 40%, dan meningkat pada lansia. Orang
yang mengalami insomnia intermitten lebih banyak daripada orang yang
mengeluh ke dokter umumnya, meskipun hal tersebut telah menjadi keluhan
pembedahan umum yang umum terjadi. (3)
6 |Insomnia
yakni
bila
seseorang
tidak
mampu
7 |Insomnia
c. Insomnia terminal
Insomnia terminal yakni seseorang terbangun terlalu dini dan tidak
dapat tidur kembali.
Berdasarkan jangka waktu berlangsungnya ada 2 macam insomnia,
yaitu insomnia akut (acute insomnia) dan insomnia kronis (chronic
insomnia).
a. Insomnia akut
Insomnia akut berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu antara 1
malam sampai beberapa minggu. Insomnia akut, adalah gejala yang
paling umum terjadi dan biasanya diakibatkan oleh situasi seperti stres
di tempat kerja, masalah keluarga, atau peristiwa traumatis.
b. Insomnia kronis
Insomnia kronis yaitu bila penderita mengalaminya selama minimal 3
malam perminggu dan berlangsung selama 1 bulan atau lebih.
Berdasarkan penyebabnya ada dua jenis insomnia. Yaitu insomnia
primer dan insomnia sekunder.
a. Insomnia Primer
Insomnia primer bersumber dari masalah psikis / psikologis, seperti
perubahan hidup yang dapat memicu insomnia primer, stres yang
berkepanjangan dan pengaruh emosional. Insomnia primer ini
mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah tidur ini
dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia.
Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur
seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.
b. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder berarti merupakan efek samping dari suatu
masalah medis seperti : kondisi kesehatan, pengaruh penyakit,
pengaruh obat dan lain lain. Insomnia sekunder biasanya terjadi
akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi medis. Masalah psikologi
seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat menyebabkan
terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu
masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga
dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya
8 |Insomnia
Ansietas akut
Depresi
Mania
Sindrom otak organik
Fisik
Nyeri
Distres kardiorespiorasi
Artritis
Nokturia
Gangguan gastrointestinal
Tirotoksikosis
Farmakologis Kafein
Alkohol
Stimulan
Penggunaan hipnotik kronik
Parasomnia Apnea tidur
Mioklonus tidur
9 |Insomnia
transien
bisanya
disebabkan
oleh
beberapa
perubahan
lingkungan atau suatu perubahan pola kerja istirahat, dan sering disebabkan
oleh krisis emosional seperti kehilangan. Keadaan tersebut mungkin
merupakan salah satu tanda pertama distres akibat tekanan dari luar. Tidak
tampak hubungan langsung antara jenis pengalaman dan kemungkinan
insomnia, tetapi hal tersebut akan bergantung pada kebermaknaan setiap
peristiwa yang pebuh stres.
Terdapat preferensi yang bersifat individual pada tingkat bising, cahayadan
temperatur untuk tidur. Perpindahan ke area yangn lebih tenang dapat
menimbulkan insomnia pada seseorang yang terbiasa dengan kebisingan kota,
dan sebalilknya. Biasanya tidur terganggua pada temperatur yang lebih besar
dari 240C. Perubahan temperatur juga dapat menimbulkan episode insomnia.
Ingesti makanan dan minuman yang secara farmakologis aktif, terutama
kafein dan alkohol, dapat menggangnu tidur. Beberapa obta, terutama stimulan,
dapat menyebabkan insomia baik secara langsung atau sebagai efek samping
(akatisia dengan phenotiazine).
Pengehentian konsumsi alkohol atau hipnotik jga dapat mengurangi tidur
atau menimbulkan perubahan ( peningkatan tidur gerakan mata cepat (REM)),
yang menigkatkan keadaan terbangun. Penggunaan hipnotik yang bekerja
sangan singkat dapat menimbulkan rebound waking pada tengah malam.
Perubahan waktu kerja memerluka perubahan irama sirkadian yang
memerlukan beberapa hari agar tercapai, dan insomia transient dapat terjadi.
Jika pergantian sering berubah, gangguan tidur yang lebih berat terjadi.
10 |Insomnia
Stres.
Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur.
Peristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari
orang yang dicintai, perceraian ataukehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan
insomnia.
Kecemasan dan depresi.
Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalamotak atau
karena kekhawatiran yang menyertai depresi.
Obat-obatan.
11 |Insomnia
12 |Insomnia
Sebagai
tambahannya,
dokter
akan
melengkapi
kuisioner
untuk
menentukan pola tidur dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. Jika tidak
dilakukan pengisian kuisioner, untuk mencapai tujuan yang sama Anda bisa
mencatat waktu tidur Anda selama 2 minggu.
Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk menemukan adanya suatu
permasalahan yang bisa menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan darah
juga dilakukan untuk menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang
bisa menyebabkan insomnia.
Jika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan
dan pencatatan selama tidur yang mencangkup gelombang otak, pernapasan, nadi,
gerakan mata, dan gerakan tubuh. 5
Kriteria Diagnostik Insomnia Non-Organik berdasarkan PPDGJ 4
dan pekerjaan
Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak
13 |Insomnia
pendekatan
pilihan
pertama
setelah
penilaian
lengkap
dan
secara
intermiten.
Mereka
yang
bergantung
kepada
(zopiclone)
menyebabkan
rasa
logam
yang
tidak
14 |Insomnia
anak
ketika
mereka
terbangun
atau
ketika
mereka
15 |Insomnia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Insomnia merupakan kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalam
mempertahankan tidur, atau tidak cukup tidur. Insomnia merupakan gangguan
fisiologis yang cukup serius, dimana apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mempengaruhi kinerja dan kehidupan sehari-hari.
Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kecemasan
berlebihan, pengaruh makanan dan obat-obatan, perubahan lingkungan, dan
kondisi medis. Insomnia didiagnosis deng
an melakukan penilaian terhadap pola tidur penderita, pemakaian obat-obatan,
alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas fisik,
dan kebutuhan tidur secara individual.
Insomnia dapat ditatalaksana dengan cara farmakologi dan non
farmakologi, bergantung pada jenis dan penyebab insomnia. Obat-obatan yang
biasanya digunakan untuk mengatasi insomnia dapat berupa golongan
benzodiazepin (Nitrazepam, Trizolam, dan Estazolam), dan non benzodiazepine
(Chloral-hydrate, Phenobarbital). Tatalaksana insomnia secara non farmakologis
dapat berupa terapi tingkah laku dan pengaturan gaya hidup dan pengobatan di
rumah seperti mengatur jadwal tidur.
16 |Insomnia
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
17 |Insomnia