Anda di halaman 1dari 5

oleh saudara inisiat Richard Stewart, Los Angeles, California, Amerika Serikat

(asal dalam bahasa Inggris)

Frederic Chopin (1810-1840), pencipta lagu termasyhur di dunia pada abad ke-19 adalah seorang
pencipta orisinil yang paling kreatif dalam sejarah musik. Bentuk komposisinya menunjukkan
sedikit pengaruh dari karya pencipta lagu lainnya, dan kenyataannya, sebagian besar karyanya,
seperti polonais (musik rakyat Polandia) dan balada, melahirkan corak baru. Seorang kritikus
modern menulis, Dalam struktur dan bentuk komposisinya, dia berdiri sendiri; keseimbangan
dan arsitekturnya tampak berasal dari beberapa sumber yang tidak diketahui. Jadi, sepertinya
Chopin mendapat inspirasi yang datang langsung dari hubungan tercerahkan dengan Surga,
sumber yang tidak diketahui, dan bukan meniru dari para
pendahulu atau rekan sebayanya. Pandangan ini ditegaskan oleh
temannya, seorang pencipta lagu dari Hungaria, Franz Liszt:
Maka berkarya dalam musik di Bumi;
Tuhan mengakuinya, mengirimnya
Menambah satu lagi yang berharga.

Berkembang kreasi baru yang mengakhiri


Kreasi lama, dan menyatakan
Keindahannya dalam suara-suara yang merdu.
~~ Kutipan dari kata pengantar Kehidupan Chopin oleh Liszt

Chopin lahir di Warsawa dalam keluarga kaya, dengan ayah berbangsa Perancis dan ibu
berbangsa Polandia dari garis keturunan ningrat. Sejak masa kanak-kanak, dia menyenangi
musik piano dan mulai mengambil pelajaran piano pada umur 6 tahun. Dia bahkan mulai
mengarang sebelum dia tahu bagaimana menuliskan inspirasinya, dan bakat musiknya segera
menjadi nyata, dapat dibandingkan dengan masa kanak-kanak si jenius Mozart. Publikasi
pertamanya muncul ketika dia berusia 15 tahun dan sampai berusia 17 tahun, Chopin dikenal
sebagai pemain piano terkemuka dari Warsawa dan seorang pencipta lagu yang berbakat.
Karena keadaan politik yang memanas di Polandia, maka pada umur 20 tahun dia pindah ke
Paris, pusat dari Gerakan Romantik dalam bidang kesenian. Dia menghabiskan masa sisa
kehidupannya di Perancis dan hanya sekali-sekali pergi ke luar negeri. Karena sifatnya yang
introver, Chopin tidak pernah mengadakan konser terbuka bagi publik, tetapi hanya bermain bagi
teman-teman dan mencari nafkah dari mengajar piano dan menjual karya-karyanya.

Kalau keindahan yang sukar dipahami ini bukan berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan,
maka ini adalah hadiah terbesar dari Chopin bagi kita. Singkatnya, Chopin setara dengan
pencipta lagu lainnya dalam mengungkapkan hakikat suara dan pengalaman dunia batin."

~~ oleh seorang kritikus modern

Chopin menulis sebagian besar karyanya untuk musik piano, menjadikan alat musik ini
bernyanyi dengan suatu cara yang tidak pernah terbayangkan oleh pencipta lagu sebelumnya,
sehingga dia mendapat julukan Pujangga Piano. Lirik dan lagunya yang luar biasa,
menampilkan beberapa karya musik paling indah yang pernah ditulis, dan karya-karya pianonya
adalah karya yang paling sering dimainkan dalam sejarah. Dia termasuk diantara beberapa guru
universal, dan polularitasnya tidak pernah menyusut. Hampir semua karya musik dan

komposisinya dikenal di seluruh dunia. Arthur Rubinstein, pemain piano terkemuka abad ke-20
dari Amerika menyatakan, Ketika nada pertama dari karya Chopin berkumandang melalui aula
konser, terasa begitu akrab. Di seluruh dunia, laki-laki dan perempuan mengenal musiknya.
Mereka mencintainya; mereka tergugah oleh musik itu. Itu merupakan karya seni yang
diungkapkan secara unik dan pribadi. Selain dapat didengar dalam konser dan rekaman, karyakarya Chopin juga digunakan untuk tari balet terkenal Les Sylphides, dan dapat didengarkan
dalam berbagai film terkenal seperti The Pianist, dan The Truman Show.
Daya tarik Chopin yang luas berasal dari kemampuannya untuk membangkitkan ingatan akan
musik surgawi, suara-suara dari dunia batin itu adalah sumber inspirasi dari karyanya.
Kemampuan ini sama seperti yang dimiliki oleh tokoh yang dikaguminya, Johann Sebastian
Bach, yang percaya bahwa karya-karyanya bukan dari dirinya sendiri tetapi berasal dari Tuhan
dan memuliakan Tuhan. Jenius musik ini melampaui keinginan sederhana untuk melukiskan
pengalaman manusia melalui musik dan pada akhirnya mendekati Tuhan. Kritikus yang lain
menyebutkan,Kalau keindahan yang sukar dipahami ini bukan berasal dari manusia, tetapi dari
Tuhan, maka ini adalah hadiah dari Chopin yang terbesar bagi kita. Singkatnya, Chopin setara
dengan pencipta lagu lainnya dalam mengungkapkan hakikat suara dan pengalaman dunia batin."
Demikian, sifat sensitif dan mistik Chopin, dan keselarasan dengan suara-suara Surgawi
merupakan kunci dari hadiahnya yang tidak terbatas sebagai seorang pencipta lagu dan pemusik.
Anton Rubinstein, pemain piano abd ke-19, menjuluki dia, Sang Penyair Piano, sang Rapsodis
Piano, Sang Pemikir Piano dan Sang Jiwa Piano dan menambahkan, Saya tidak tahu apakah
jiwa dari alat musik ini bernapas dalam dia, tetapi semua kemungkinan ekspresi ditemukan
dalam komposisinya, dan semua dinyanyikan olehnya dengan alat musik ini."
Ekspresi Chopin yang luas, misalnya, dalam Op. 34, No.2 Valse Brillante, yang mengungkapkan
jiwa manusia secara dekat yang mencerminkan keindahan dari musik yang lebih tinggi Ajaran
Surgawi yang Bermelodi memakai istilah dari Maha Guru Ching Hai. Dalam kenyataannya,
banyak pemain piano dan kaum terpelajar melukiskan irama wals dari Chopin sebagai tarian
untuk jiwa mengungkapkan cerminan spiritual yang memdalam puisi musik cinta bagi Tuhan
dan kemanusiaan, yang mengungkapkan perasaan terangkat dari si pencipta lagu, kerinduan
batin, dan perasaan kemanusiaan yang kuat. Le Menestral (The Minstrel), sebuah catatan
harian dari masa Chopin, tertulis:[Dia adalah] peri piano, terikat dengan dunia fana ini hanya
dengan sentuhan sebuah jari dan diisi oleh mimpi-mimpi dari ketinggian. Dengarkanlah Chopin
bermain! Suaranya seperti desah bunga, desiran awan atau bisikan bintang-bintang."
Keakrabannya dengan alam yang lebih tinggi membuat Chopin dapat mencipta secara alamiah
dan spontan, sebagaimana teman sejawatnya, pengarang novel Aurore Dudevant (yang menulis
dengan nama samaran George Sand), dengan penuh kesan menyatakan: Ia berkarya dengan
spontan, menakjubkan. Dia menemukannya tanpa perlu mencarinya, tanpa membayangkannya.
Hal itu muncul pada pianonya secara tiba-tiba, sempurna, indah, atau bernyanyi dalam kepalanya

selagai berjalan, dan dia ingin cepat-cepat mendengarnya lagi dengan menggubahnya melalui
alat musiknya. Komentar ini mengingatkan kepada penjelasan Maha Guru Ching Hai tentang
bagaimana Dia menciptakan karya seniNya dengan cepat dan secara alamiah melalui ilham:
Inspirasi saya berasal dari dalam otak saya! Kadang-kadang warna dan gambarnya muncul
sebelum saya dapat melukiskannya. Jadi, saya harus melakukannya dengan cepat sebelum saya
lupa. Kadang-kadang saya amat terinspirasi. Dalam satu hari saya dapat membuat sepuluh atau
dua puluh rancangan atau dalam satu malam mungkin tiga puluh rancangan pakaian."
Chopin juga memiliki kerendahan hati, tidak terpengaruh dan kesederhanaan dari seorang yang
tercerahkan. Sebagai contoh, ketika pencipta lagu terkemuka dari Jerman, Robert Schumann,
menanggapi karya awal Chopin, Opus 2 Variation for Piano, dengan kata-kata yang terkenal
sampai sekarang, Angkat topi, tuan-tuan, seorang jenius! Chopin bereaksi dengan kerendahan
hati, tidak menyukai kegemparan masyarakat yang segera mendorong dia termasyhur ke seluruh
dunia. Lagi pula, kutipan-kutipan dari surat-suratnya membuktikan sikapnya yang tidak
terpengaruh dan sifat yang sederhana: Saya adalah seorang revolusioner; uang tidak berarti buat
saya dan Kesederhanaan adalah tujuan yang paling tinggi, yang dapat dicapai ketika Anda
telah mengatasi semua kesulitan. Sebagaimana Maha Guru Ching Hai mengajarkan, Kita harus
menjadi seperti anak kecil untuk dapat kembali ke Kerajaan Surgawi. Jangan membuat diri kita
terlalu rumit. Jangan terlalu peduli dengan segala macam. Bahkan ketika kita menjadi dewasa,
kita tetap harus mempertahankan hati yang seperti seorang anak kecil. Dengan mengamati
kehidupan dan tulisan-tulisannya, terlihat bahwa Chopin dengan jelas hidup sesuai dengan citacita ini.

Menurut seorang saksi mata, pendeta Abbe Jelowicki, saat Chopin mendekati ajal pada usia 39
tahun akibat penyakit TBC, dia kelihatannya benar-benar bahagia dan menceritakan kepuasan
hatinya kepada orang lain. Pada saat itu, dia menyampaikan perasaan suka cita yang besar, cintakasih Tuhan, ketidakterikatan akan hal-hal duniawi, dan mengharapkan secepatnya berangkat
dari tubuh fisiknya. Dia menyerukan nama Yesus, Maria dan Yusuf, mencium salib yang dia
pegang dan mendekapkan ke hatinya, sambil menangis, Sekarang saya berada pada sumber
Berkat seolah-olah berkata bahwa dia sadar sedang memasuki kawasan Cahaya Surgawi.
Seperti kata-kata Maha Guru Ching Hai, ketika kita tercerahkan, kita melampaui batasan dari
kematian dan kehidupan selamanya, sekali ketakutan akan kematian terlampaui, dipahami oleh
jiwa kita sendiri yang amat rapuh dan takut, kita adalah selamanya abadi. Mungkin pada titik ini
Chopin telah benar-benar mencapai keadaan seperti yang dituliskannya: Kesederhanaan adalah
tujuan yang paling tinggi, yang dapat dicapai ketika Anda telah mengatasi semua kesulitan."

Anda mungkin juga menyukai