Pasal 13
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan:
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen
dan usaha koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus
dan pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi serta pengesahan laporan keuangan.
e. Pengesahan
pertanggungjawaban
Pengurus
dalam
pelaksanaan tugasnya dan pelaksanaan tugas pengawas
bila koperasi mengangkat pengawas tetap.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran
Koperasi.
3. Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1
(satu) tahun.
4. Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui
perwakilan yang pengaturannya ditentukan dalam Anggaran
Rumah Tangga.
5. Rapat Anggota Koperasi terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan.
b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja.
c. Rapat pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian
Pengurus dan Pengawas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pasal 21
Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat
Anggota.
Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus sebagai
berikut:
a. Mempunyai
kemampuan
pengetahuan
tentang
perkoperasian, kejujuran, loyal dan berdedikasi terhadap
koperasi.
b. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta
semangat kewirausahaan;
c. Sudah menjadi anggota koperasi sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
d. Antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga
sedarah dan semenda sampai derajat ke tiga.
Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku
Daftar Pengurus.
Anggota pengurus yang masa jabatannya telah berakhir
dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya, apabila
yang bersangkutan berprestasi bagus dalam mengelola
Koperasi.
Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
pengurus harus terlebih dahulu mengucapkan sumpah atau
janji di depan Rapat Anggota.
Tata cara pemilihan, pengangkatan, pemberhentian dan
sumpah pengurus diatur dan ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
1. Jumlah pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang,
sebanyak-banyaknya sesuai keputusan rapat anggota.
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya:
a. Seorang ketua.
b. Seorang sekretaris.
c. Seorang bendahara.
3. Susunan pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan kegiatan usaha koperasi.
4. Pengurus dapat mengangkat manager yang diberi wewenang
dan kuasa untuk mengelola usaha koperasi.
l.
Pasal 27
1. Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat Manager yang
profesional, maka pengawasan dapat diadakan secara tetap
atau diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan
ditentukan dengan keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal koperasi tidak mengangkat pengawas, maka
ditentukan:
a. Pengangkatan
Manager
tersebut
harus
langsung
ditetapkan oleh Rapat Anggota.
b. Fungsi dan tugas pengawas menjadi tugas dan tanggung
jawab Pengurus dan Pengurus tidak ikut campur tangan
dalam pengelolaan kegiatan usaha, keuangan yang
dijalankan oleh koperasi.
3. Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit
non keuangan oleh tenaga ahli di bidangnya atas permintaan
pengurus.
4. Pengaturan selanjutnya diatur di dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 28.
Hak dan kewajiban pengawas adalah:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi.
b. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
c. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
d. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringatan kepada
pengurus.
e. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
f. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas
pengawasan kepada Rapat Anggota.
Pasal 29
Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat
Anggota.
Pasal 30
1. Pengawas dapat meminta jasa audit kepada Akuntan Publik
yang biayanya ditanggung oleh koperasi.
2. Biaya audit tersebut dimasukkan dalam anggaran belanja
koperasi.
Pasal 31
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum
masa jabatan berakhir apabila terbukti:
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan
dan nama baik Koperasi.
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang Perkoperasian
beserta pengaturan ketentuan pelaksanaannya, Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan Keputusan Rapat
Anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum
masa jabatan berakhir, rapat Pengawas dengan dihadiri oleh
Wakil Pengurus dapat mengangkat pengganti dengan cara:
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota
pengawas yang lain.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki
jabatan pengawas tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut
dalam ayat (2) di atas, dilaporkan oleh Pengawas kepada
Rapat Anggota yang terdekat setelah penggantian yang
bersangkutan untuk diminta pengesahan atau memilih
mengangkat Pengawas yang lain.
BAB VIII
KANTOR CABANG, CABANG PEMBANTU DAN KANTOR
KAS
Pasal 32
1. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, koperasi
dapat membuka jaringan pelayanan berupa Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas ditempat
kedudukan koperasi atau tempat lain.
2. Kantor Cabang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam
menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan
penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan
pemberian pinjaman yang selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan peraturan lain.
3. Kantor Cabang Pembantu berfungsi mewakili Kantor Cabang
dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana
dan penyalurannya serta mempunyai wewenang menerima
permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang
untuk memutuskan pemberian pinjaman.
2.
3.
4.
5.
Pasal 40
1. Koperasi mempunyai modal sendiri dan modal yang
memperoleh dari uang simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, uang pinjaman dan penerimaan lain yang
sah.
2. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian Koperasi
ditetapkan sebesar Rp. 203.200.000,- (duaratus tiga juta
duaratus ribu rupiah) yang berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, hibah
dan modal penyertaan dari para
pendiri;
3. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
dana cadangan, sumbangan, hibah dan lain-lain yang tidak
mengikat;
Pasal 48.
1. Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan
untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan
kepada anggota;
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan
paling tinggi 75% dari seluruh jumlah dana cadangan untuk
perluasan usaha koperasi;
3. Sekurang-kurangnya 25% dari dana cadangan harus disimpan
dalam bentuk giro pada Bank sesuai keputusan Rapat
Anggota.
BAB XVI
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 49
1. Bilamana koperasi dibubarkan dan pada penyelesaian
ternyata bahwa kekayaan Koperasi tidak mencukupi untuk
melunasi segala perjanjian dan kewajiban, maka sekalian
anggota dan mereka yang telah berhenti sebagai anggota
dalam waktu 1 (satu) tahun sebelum pembubaran koperasi
diwajibkan menanggung kerugian itu;
2. Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang
berhenti sebagai anggota dalam waktu 1 (satu) tahun yang
sebelum pembubaran koperasi, tidak mampu memenuhi
kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam pasal ini, maka
kekurangan itu dibebankan kepada anggota lain, hingga
jumlah kerugian yang menurut perhitungan harus dibayar oleh
para anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota
dapat dipenuhi;
3. Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau kejadian
mana yang menyebabkan kerugian diselesaikan menurut
ketentuan yang berlaku.
Pasal 50
1. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir tahun buku,
ditutup dengan dana cadangan;
2. Jika kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir suatu
tahun buku tidak dapat ditutup dengan dana cadangan
sebagaimana dimaksud ayat (1), maka rapat anggota dapat
memutuskan untuk membebankan bagian kerugian tersebut
di atas (jumlah kerugian dikurangi dengan dana cadangan
yang tersedia) kepada anggota dan kepada mereka yang telah
Pasal 51
Anggota-anggota yang telah berhenti dari Koperasi tidak
menanggung kerugian usaha yang tidak turut diputuskan oleh
mereka sesudah keluar dari Koperasi;
BAB XVII
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 52
1. Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan:
a. keputusan Rapat Anggota atau;
b. keputusan Pemerintah, apabila:
1) terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan
tidak memenuhi undang-undang perkoperasian;
2) kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan;
3) kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan;
2. Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada:
a. jangka waktu berdirinya Koperasi telah berakhir;
b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat)
dari jumlah anggota;
c. koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usahanya;
Pasal 53
1. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota
membentuk tim penyelesai yang terdiri dari unsur anggota,
Pengurus, dan pihak lain yang dianggap perlu dan diberi kuasa
untuk menyelesaikan pembubaran koperasi;
2. Penyelesai mempunyai hak dan kewajiban:
a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama
Koperasi dalam penyelesaian;
b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu
yang diperlukan baik sendiri-sendiri maupun bersamasama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala
catatan dan arsip Koperasi;
e. menggunakan
sisa
kekayaan
Koperasi
untuk
menyelesaikan kewajiban Koperasi baik kepada anggota
maupun kepada pihak ketiga;
f. membuat berita acara penyelesaian, atau dalam bentuk
akta otentik notarial, atau dalam bentuk akta dibawah
tangan yang dibukukan (legalisasi notaris) atau dalam
bentuk
akta
dibawah
tangan
yang
didaftarkan
(didaftar/dicatat notaris) dan menyampaikan pemerintah.
3. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran
Koperasi oleh Rapat Anggota tersebut kepada Pejabat Koperasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada
pembayaran kewajiban lainnya.
Pasal 54
Dalam masa penyelesaian, kewajiban koperasi, didasarkan pada
urutan sebagai berikut:
a. gaji pegawai yang terutang;
b. biaya perkara di pengadilan;
c. biaya lelang;
d. biaya pajak;
e. biaya kantor seperti listrik, telepon, sewa, dan pemeliharaan
gedung;
d. penyimpanan dana atau penabung yang pembayarannya
dilakukan
secara
berimbang
untuk
setiap
penyimpan/penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh Tim
Penyelesai berdasarkan persetujuan menteri;
e. kreditur lainnya;
Pasal 55
Sisa kekayaan Koperasi yang masih ada, setelah dikurangi
kewajiban pembayaran Koperasi diserahkan dengan urutan
sebagai berikut:
a. Koperasi lain yang baru dibentuk, atau koperasi lain sebagai
kelanjutan dari koperasi yang dibubarkan;
b. Koperasi pusatnya, dimana koperasi yang dibubarkan sebagai
anggotanya;
c. Koperasi lain yang ada di daerah yang bersangkutan;
Pasal 56
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul
pada saat pembubaranKoperasi;
1.
BAB XIX
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal 58
Koperasi didirikan dalam jangka waktu yang tidak terbatas;
BAB XX
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal 59
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan Khusus, yang memuat peraturan pelaksanaan
berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Koperasi dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal 60
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan
Koperasi yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 November
2009 di Jalan Kapas nomor 9, Kelurahan Semaki, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta;
BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA
Pasal 4
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Koperasi Dosen dan Karyawan UAD yang selanjutnya disebut
Koperasi bertempat kedudukan di Jl. Kapas no 9 Semaki,
Kecamatan Umbulharjo,Kotamadya Yogyakarta Propinsi DIY
2. Koperasi didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
JENIS DAN WILAYAH KERJA
Pasal 2
1. Koperasi adalah Koperasi primer yang anggotanya terdiri dari
perorangan
2. Koperasi adalah koperasi konsumen yang memberikan
pelayanan barang dan/ atau jasa kepada anggotanya selaku
konsumen, namun dapat juga memberikan pelayanan kepada
perorangan selaku produsen barang/ jasa.
3. Wilayah kerja Koperasi mencakup seluruh wilayah Republik
Indonesia
BAB III
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP
1. Koperasi berlandaskan
Kekeluargaan.
Pasal 3
Pancasila,
UUD
1945,
dan
Azas
Pasal 8
1. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib mentaati
ketentuan dalam AD, ART dan Keputusan Rapat Anggota yang
berlaku.
2. Setiap Anggota/ Anggota Luar Biasa Koperasi wajib
berpartisipasi dan/ atau memanfaatkan jasa dari sekurangkurangnya
salah
satu
dari
kegiatan
usaha
yang
diselenggarakan Koperasi.
BAB VI
PERANGKAT KOPERASI
Pasal 9
Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas
BAB VII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 10
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota
diselenggarakan pengurus sudah harus menyampaikan
undangan beserta agenda yang akan dibahas dalam Rapat
Anggota kepada setiap anggota. Undangan dapat disampaikan
melalui SMS (short Message Service) atau email.
2. Materi pembahasan dan jenis-jenis keputusan yang akan
diambil dalam Rapat Anggota, dikirimkan pada setiap anggota
paling lambat 1 (satu) hari sebelum Rapat Anggota
dilaksanakan dalam bentuk soft copy melalui media elektronik
3.
4.
5.
6.
Pasal 11
1. Setiap anggota yang tidak dapat hadir dalam Rapat Anggota
dapat memberikan surat kuasa kepada anggota lain yang
hadir, tetapi tidak dapat mewakilkan suaranya.
2. Mekanisme pemberian surat kuasa akan diatur lebih lanjut
dalam Tata Tertib Rapat Anggota.
3. Anggota luar biasa tidak dapat menerima surat kuasa.
Pasal 12
1. Waktu pelaksanaan Rapat Anggota diatur sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan setiap tahun
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku yang
bersangkutan berakhir.
b. Rapat Anggota untuk membahas Rencana Kerja dan
Anggaran Koperasi diselenggarakan setiap tahun paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran dimulai.
Pasal 13
1. Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk:
a. Membahas
dan
mengesahkan
Laporan
dan
Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
b. Menetapkan pembagian dan peruntukan Sisa Hasil Usaha
yang diperoleh dalam tahun buku yang baru ditutup;
c. Memberhentikan anggota Pengurus dan Pengawas yang
telah habis masa jabatannya;
d. Memilih dan mengangkat anggota Pengurus dan Pengawas
untuk menggantikan anggota Pengurus dan Pengawas
yang telah habis masa jabatannya;
Pasal 15
1. Rapat Pleno diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan.
2. Rapat Pleno diselenggarakan untuk membahas dan
menetapkan Kebijakan Pokok dalam bidang organisasi, tata
kerja, manajemen/pengelolaan dan usaha termasuk pada:
- Pengangkatan dan pelimpahan sebagian wewenang
Pengurus kepada manager professional;
- Perangkapan fungsi Pengawas oleh Pengurus;
- Pengembangan atau pemekaran usaha;
- Penghapusan/ penggabungan kegiatan usaha;
- Penjualan/ penggadaian/ pengalihan harta tak bergerak;
- Kebijakan harga penjualan dan suku bunga.
3. Rapat Pleno dihadiri oleh Pengurus, Pengawas dan Pengelola
Koperasi.
Pasal 16
1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) diselenggarakan sewaktuwaktu dianggap perlu, untuk membahas dan memecahkan
permasalahan
yang
sifatnya
mendasar
dan
perlu
diselenggarakan secepatnya.
2. RALB dihadiri oleh Anggota / perwakilan, tidak termasuk
Anggota Luar Biasa
3. Hal-hal yang bersifat mendasar tersebut pada ayat (1) pasal
ini antara lain:
a. Pemberhentian anggota Pengurus dan/ atau Pengawas
yang telah terbukti menimbulkan kerugian pada Koperasi
dan atau anggotanya karena tidak betindak sesuai dengan
wewenang atau bertindak melampaui batas wewenang
yang ada padanya;
b. Perubahan/ penyempurnaan AD dan/ atau ART;
c. Pembubaran
Koperasi
dan
pembentukan
Panitia
Penyelesaian;
d. Penyelamatan Koperasi dari kerugian yang berkelanjutan
dan telah mengakibatkan berkurangnya modal sendiri.
Pasal 17
Implementasi
keputusan
Rapat
Anggota
ditindaklanjuti/
dituangkan dalam Surat Keputusan dan/ atau Peraturan Khusus
yang diterbitkan oleh Pengurus.
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 18
1. Pengurus KOPERASI dipilih dari dan oleh anggota secara
langsung atau melalui formatur.
2. Dalam hal dipilih melalui formatur, maka Rapat Anggota
menetapkan jumlah formatur sekurang-kurangnya terdiri dari
5 (lima) dan sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang yang
dipilih secara langsung dalam Rapat Anggota.
3. Keanggotaan Formatur dapat melibatkan 1 (satu) orang
Pengurus lama, dan 1 (satu) orang Pengawas lama.
4. Anggota Formatur tidak harus menjadi Pengurus.
Pasal 19
1. Selain dari syarat yang ditetapkan pada bab VI pasal 21 ayat
(2) AD, yang dapat dicalonkan menjadi anggota Pengurus
harus memenuhi syarat tambahan berikut:
a. Menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun tidak terputus-putus
b. Tidak pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang
merugikan Koperasi.
c. Tidak mempunyai tunggakan Simpanan Pokok/ atau
Simpanan Wajib.
d. Tidak pernah memperoleh teguran tertulis dari Pengurus
karena lalai melakukan kewajibannya sehubungan dengan
pengenaan sanksi berdasarkan ketentuan dalam pasal 39
ART ini.
e. Tidak menjadi anggota organisasi politik/ kemasyarakatan
yang dilarang oleh Pemerintah.
f. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
2. Masa Jabatan Pengurus 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
Pasal 20
1. Selama belum dilakukan serah terima jabatan kepengurusan,
Pengurus Lama masih berfungsi dan menjalankan tugas
sehari-hari dalam kedudukan demisioner.
2. Pengurus Demisioner memberitahukan secara tertulis susunan
Pengurus Baru kepada semua anggota/ anggota LB, Pengawas
dan Dewan Penasehat.
f.
2.
3.
4.
5.
Pasal 23
1. Anggota Pengurus yang berhenti atas permohonan sendiri
sebelum masa jabatannya habis harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Pengurus.
2. Apabila permohonan tersebut pada ayat (1) pasal ini dapat
disetujui, Pengurus menyatakan persetujuannya secara
tertulis kepada yang bersangkutan dan segera mencatat hal
tersebut dalam Buku Daftar Pengurus.
3. Terhitung sejak tanggal pencatatan berhenti dari jabatan
Pengurus, yang bersangkutan dengan sendirinya kembali
menjadi anggota biasa, dan semua fasilitas yang diberikan
kepadanya selaku anggota Pengurus dihentikan.
4. Apabila ada anggota Pengurus berhenti dari jabatannya selaku
anggota Pengurus sebelum masa jabatannya berakhir, maka
Rapat Pengurus menunjuk seorang pengganti.
5. Untuk menjaga efektivitas organisasi, pengunduran pengurus
dikarenakan mundur/berhenti/pindah kerja dari Universitas
Ahmad Dahlan atau studi lanjut ke luar wilayah DIY harus
diikuti dengan pengunduran diri sebagai Pengurus.
6. Pergantian anggota Pengurus antar waktu tersebut pada ayat
(4) pasal ini harus disahkan Rapat Anggota.
berdasarkan
Pasal 25
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan
untuk menjalankan tugas yang diembannya kepada anggota
Pengurus diberikan imbalan jasa/ honorarium dibayarkan
setiap bulan yang besarnya ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XII pasal 41 ayat (2) dan ayat
(3) AD kepada Pengurus diberikan bagian dari SHU.
BAB IX
PENGAWAS
Pasal 26
1. Pengawas
diangkat
dan
diberhentikan
oleh
serta
bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
2. Pengawas terdiri dari 5 (lima) orang yang dipilih dari dan oleh
anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat dipilih menjadi
Pengawas selain yang tercantum dalam pasal 19 ayat (2) AD,
calon Pengawas memenuhi persyaratan tambahan berikut
a. Syarat tambahan yang ditetapkan bagi calon Pengurus
sebagaimana tercantum dalam pasal 19 ayat (1) huruh a
s/d f ART berlaku juga bagi calon anggota Pengawas.
b. Umur sekurang-kurangnya 30 tahun.
Pasal 29
Selain tugas pokok yang ditetapkan dalam pasal 28 AD, Pengawas
juga bertugas:
a. Menjaga agar operasional KOPERASI selalu taat azas dengan
Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi yang telah ditetapkan.
b. Mencegah
terjadinya
penyimpangan
dan/
atau
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pengurus;
c. Mengambil tindakan kolektif untuk meluruskan kembali bila
terjadi penyimpangan/ penyalahgunaan wewenang.
Pasal 30
1. Anggota Pengawas yang berhenti atas permohonan sendiri
sebelum masa jabatannya habis, diselesaikan dengan tata
cara yang diberlakukan terhadap anggota Pengurus yang
BAB XI
PENGELOLA DAN KARYAWAN KOPERASI
Pasal 34
1. Hubungan
kerja
antara
Pengelola
dengan
Koperasi
berdasarkan ketentuan pasal 22 ayat (4) AD dikukuhkan
dengan Kontrak Kerja.
2. Pengelola dapat diberhentikan oleh Pengurus meskipun jangka
waktu kontrak kerja belum habis, bila pengelola yang
bersangkutan ternyata:
a. Tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi
kontrak kerja tersebut pada ayat (1) pasal ini, atau
b. Melakukan kekeliruan/ kesalahan manajemen sehingga
menimbulkan kerugian pada Koperasi, sebagaimana
dinyatakan oleh Internal Auditor UAD atau Akuntan Publik
dalam laporannya.
3. Pengelola dan/ atau karyawan Koperasi bertanggungjawab
kepada Pengurus.
4. Syarat Pengelola Koperasi;
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
b. Mengetahui, memahami dan menghayati secara konsisten
batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Mempunyai jiwa dan semangat kepemimpinan serta
kewirausahaan.
d. Memahami seluk-beluk dan sifat/ usaha pekerjaan yang
dikelola dan mempunyai visi untuk mengembangkannya.
e. Memahami peluang dan risiko yang dihadapi.
f. Mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana harus
dilakukan dan kapan harus dilakukan.
g. Dapat dengan mudah bekerja sama dengan orang lain.
h. Mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang memadai.
BAB XII
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 35
1. Penyelenggaraan pembukuan yang dimaksud dalam pasal 37
ayat (2) AD, ialah Sistem Pembukuan (Akuntansi) yang diakui
oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
dikurangi dengan segala biaya, penyusutan dan kewajibankewajiban lainnya termasuk pajak yang menjadi beban dalam
tahun buku yang bersangkutan.
2. Peruntukan SHU tersebut pada ayat (1) pasal ini sebagai
berikut:
a.
Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota dibagi sebagai berikut:
1) Tambahan
Modal/
Cadangan
Usaha
.30%
2) Dibagikan kepada anggota berdasarkan perimbangan /
perbandingan jasanya dalam usaha untuk memperoleh
sisa
pendapatan
Koperasi..20%
3) Dibagikan kepada anggota berdasarkan perimbangan /
perbandingan simpanannya untuk memperoleh sisa
pendapatan
Koperasi..................................
...20%
4) Pengurus.
15%
5) Pengawas
10%
6) Dibagikan kepada karyawan Koperas ..
2%
7) Dana
Kesejahteraan
Koperasi
2%
8) Dana
Sosial
&
Pendidikan
.1%
b.
4) Pengurus.
10%
5) Pengawas
5%
6) Pendiri
.1
0%
7) Dibagikan kepada karyawan Koperasi ..
2%
8) Dana
Kesejahteraan
Koperasi
2%
9) Dana
Sosial
&
Pendidikan
.1%
BAB XVI
SANKSI-SANKSI
Pasal 39
1. Tenggang waktu antara peringatan pertama, peringatan
kedua dan peringatan ketiga yang dimaksud dalam pasal
47 ayat (1) AD masing-masing 2 (dua) bulan.
2. Waktu skorsing tersebut pada pasal 47 ayat (1) AD selama
6 (enam) bulan.
3. Pelaksanaan dan tata cara pengenaan sanksi akan diatur
oleh Pengurus dalam Keputusan tersendiri.
4. Terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap
pasal 25 AD sehingga menimbulkan kerugian kepada
Koperasi,
diberhentikan
dari
jabatannya
serta
keanggotaannya dalam Koperasi dengan tidak hormat
dengan memperhitungkan hak dan kewajibannya.
5. Anggota diberhentikan dengan tidak hormat dari
keanggotaannya dari Koperasi bila yang bersangkutan
mempergunakan informasi yang diperoleh dengan fasilitas
yang disediakan pasal 23 AD untuk tujuan yang merugikan
Koperasi.
BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 40
1. Khusus pada saat pembentukan Pengurus dan Pengawas
Koperasi yang pertama kali, ketentuan pada pasal 19 ayat
(1) a, dan pasal 26 ayat (2) a, tidak berlaku.
2. Penilaian kinerja Pengurus dan Pengawas yang ditunjuk
pada awal pembentukan koperasi, baru dimulai pada
tahun buku 2010.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggarn Rumah Tangga (ART) ini
akan diatur dalam Peraturan Khusus yang ditetapkan oleh
Pengurus.
Pasal 42
1. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota
yang diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2010 di
Jogjakarta.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal disahkan.