Anda di halaman 1dari 17

ALAT CONTROL TQM

DISUSUN OLEH :
NAMA : M. YAMIN

TAHUN 2015

Controls Tools TQM

PENDAHULUAN
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas
dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada
anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat.
TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus
terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang
spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses)
input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya
memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality
Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Dengan demikian,
juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak
tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan
Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai
orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato
pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974. Banyak perusahaan Jepang yang
memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu.
Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih
laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement.

PEMBAHASAN
Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut.
Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous
Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat
dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat
diukur).
Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari
efek tersebut.
Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan
kualitas produk itu sendiri.
Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap
untuk diperdagangkan.
Tujuan dari TQM adalah :
1. dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas karena kualitas
mempengaruhi setiap keputusan utama dalam manajemen,
2. re-orientasi
o sistem manajemen
o perilaku SDM organisasi

o
o

fokus organisasi
proses pengadaan pelayanan

Prinsip TQM:
1. promosi lingkungan yang berfokus pada kualitas
2. pengenalan kepuasan pelanggan sebagai indikator kunci pelayanan kualitas dan
perubahan sistem
3. perilaku dan proses dalam menjalankan perbaikan selangkah demi selangkah dan
terus menerus (continue) terhadap barang dan pelayanan yang disesuaikan dan
disediakan sebuah organisasi
Manfaat TQM:
1. perbaikan pelayanan
2. pengurangan biaya
3. kepuasan pelanggan
4. peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya dari kalangan staff pelayanan
publik
5. perbaikan hubungan antara manajemen dan karyawan
6. peningkatan akuntabilitas dan transparasi manajemen
7. peningkatan produktivitas dan efesiensi pelayanan pelanggan

Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering
disebut alat TQM, Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalahmasalah serta membantu membuat perencanaan. Delapan alat TQM yang diuraikan adalah
sebagai berikut.

1. Lembar Pengecekan
suatu formulir yang didisain untuk untuk mencatat data. Dalam banyak kasus, pecatatan
dilakukan sehingga pada saat data diambil pola dapat dilihat dengan mudah. Lembar
pengecekan membantu mengenalisa menenetukan fakta atau pola yang mungkin dapat
membantu analisis selanjutnya.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan check sheet dalam mengelola kualitas
terutama untuk:
1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana
sesuatu masalah sering terjadi. Kemudahan ini akan berdampak pada efisiensi
dalam pengumpulan data.
2. Memudahkan pemilahan data ke dalam kategori yang berbeda seperti penyebabpenyebab, masalah-masalah dan lain-lain. Data-data yang telah terpilah secara
rinci yang dikumpulkan dengan menggunakan check sheet, sekaligus memudahkan
pengolahan lebih lanjut untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang
relevan dengan persoalan yang sedang dihadapi.

3. Memudahkan penyusunan data secara otomatis, sehingga data itu dapat


dipergunakan dengan mudah.
4. Memudahkan pemisahan antara opini dan fakta.

Berikut adalah cara membuat dan mengimplementasikan check sheet yang baik:
Langkah 1
Langkah pertama dalam membuat check sheet adalah memperjelas sasaran pengukuran.
Untuk membantu memperjelas sasaran pengukuran, kita dapat menjawab pertanyaanpertanyaan seperti misalnya apa masalahnya? Mengapa data harus dikumpulkan? Siapa
yang akan menggunakan informasi yang dikumpulkan dan informasi yang sebenarnya
mereka inginkan? Siapa yang mengumpulkan data?
Langkah 2
Langkah kedua adalah mengidentifikasikan apa yang akan diukur dan waktu pengukuran,
misalnya Judul: Keluhan pelanggan, Kategori : Pengiriman terlambat, pengemudi yang
kasar, penagihan yang tidak sesuai, dll.
Langkah 3
Langkah selanjutnya adalah menentukan isian Waktu Atau Tempat Yang Akan Diukur. Ini
dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi kapan dan dimana data diperoleh.
Langkah 4
Langkah ke empat ini adalah langkah implementasi pengumpulan Data. Data dikumpulkan
dengan cara mencatat setiap peristiwa langsung pada lembar periksa. Yang perlu menjadi
perhatian adalah jangan menunda mencatat informasi hingga akhir hari atau hingga
beristirahat, dikhawatirkan lupa.
Langkah 5
Lankah terakhir adalah menjumlahkan data atau merekapitulasi data. Maksudnya,
Menjumlahkan semua kejadian (misalnya, berapa banyak terlambat mengirim minggu ini,
berapa banyak penagihan yang tidak sesuai, dll)
Contoh Checklist

2. Scatter Diagram (Diagram Sebar)


Diagram Sebar menunjukkan hubungan antar waktu pelayanan jasa yang di panggil
kerumah dengan jumlah perjalanan yang dilakukan teknisi kembali ketruknya untuk
mengambil komponen.
Scatter diagram sering digunakan sebagai analisis tindak lanjut untuk menentukan
apakah penyebab yang ada benar-benar memberikan dampak kepada karakteristik
kualitas. Pada contoh terlihat scatter diagram yang menggambarkan plot pengeluaran
untuk iklan dengan penjualan perusahaan yang mengindikasikan hubungan kuat positif
diantara dua variabel. Jika pengeluaran untuk iklan meningkat, penjualan cenderung
meningkat.

Pada umumnya, bila kita berbicara tentang hubungan antara dua macam data, kita
sesungguhnya membicarakan tentang :
a. Hubungan penyebab dan akibatnya.
b. Hubungan antara satu penyebab dengan penyebab lainnya.
c. Hubungan antara satu penyebab dengan dua penyebab. Secara grafis, jika kita
menggambarkan "akibat pada sumbu vertikal dan "penyebab" pada sumbu
horisontal, maka kita akan mendapatkan sebuah peta yang disebut dengan scatter
diagram.

Cara Membuat Diagram Scatter


Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai berikut :

1. Kumpulkan pasangan data (x,y) yang akan dipelajari hubungannya serta susunlah
data itu dalam tabel. Diperlukan untuk mempunyai paling sedikit 30 pasangan data.
2. Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum untuk kedua variabel x dan y. Buatlah
skala pada sumbu horizontal dan vertikal dengan ukuran yang sesuai agar diagram
akan menjadi lebih mudah untuk dibaca. Apabila kedua variabel yang akan dipelajari
itu adalah karakteristik kualitas dan faktor yang mempengaruhinya, gunakan sumbu
horizontal, x, untuk faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas dan sumbu
vertikal, y, untuk karakteristik kualitas.
3. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas. Apabila dijumpai data bernilai sama dari
pengamatan yang berbeda, gambarkan titik-titik itu seperti lingkaran konsentris (.),
atau plot titik kedua yang bernilai sama itu disekitar titik pertama.
4. Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami diagram tebar itu.
Informasi yang biasa diberikan adalah :Interval waktuBanyaknya pasangan data (n),
Judul dan unit pengukuran dari setiap variabel pada garis horizontal dan vertikal,
Judul dari grafik itu, Apabila dipandang perlu dapat mencantumkan nama dari orang
yang membuat diagram tebar itu.

3. Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan/Sebab Akibat)


Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) adalah untuk mengidentifikasi dan
mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan
kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan
penyebab yang mungkin dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah
penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya
akan memberikan hasil yang diinginkan.
Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi banyak sekali
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi
perhatian penting perusahaan. Masalah masalah klasik lainnya juga terselesaikan.
Masalah masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :
a) keterlambatan proses produksi, b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi, c) mesin
produksi yang sering mengalami trouble, d) output lini produksi yang tidak stabil yang
berakibat kacaunya plan produksi, e) produktivitas yang tidak mencapai target, f)
complain pelanggan yang terus berulang
Namun, pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhankebutuhan berikut :
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan
e. Membahas issue secara lengkap dan rapi
f. Menghasilkan pemikiran baru. Jadi ditemukannya diagram Fishbone memberikan
kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi
perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar
penyebab terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya
terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan. Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone , kita terlebih dahulu harus
melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan
departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab sebab yang
berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya
akan digunakan.
Cara Membuat Diagram Fishbone
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan,
yakni 1). Menyiapkan sesi analisa tulang ikan. 2). Mengidentifikasi akibat atau masalah. 3).

Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. 4). Menemukan sebab-sebab potensial


dengan cara sumbang saran. 5). Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. 6).
Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone dalam rangka mengidentifikasi penyebab
suatu keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:

Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk


diselesaikan.
Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect).
Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan
tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam
kotak.
Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah
kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor
penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui Stratifikasi ke
dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material,
metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkahlangkah aktual dalam proses. Faktor faktor penyebab atau kategori-kategori dapat
dikembangkan melalui brainstorming. Berikut beberapa pendekatan yang bisa
dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali
pembuatan Diagram Cause and Effect:

a) Pendekatan The 4 Ms (digunakan untuk perusahaan manufaktur). Faktor-faktor utama


yang bisa dijadikan acuan menurut pendekatan ini adalah 1) Machine (Equipment), 2)
Method (Process/Inspection), 3) Material (Raw, Consumables dll.), 4) Man power.
b) Pendekatan The 8 Ps (digunakan pada industri jasa). Menurut pendekatan ini, ada
setidaknya 8 hal yang bisa dijadikan acuan sebagai faktor utama antara lain 1) People, 2)
Process, 3) Policies, 4) Procedures, 5) Price, 6) Promotion, 7) Place/Plant, 8) Product
c) PendekatanThe 4 Ss (digunakan pada industri jasa). Pendekatan ini memberikan acuan 4
faktor utama antara lain 1) Surroundings, 2) Suppliers, 3) Systems, 4) Skills
d) Pendekatan 4 P (pendekatan manajemen pemasaran). Pendekatan yang menggunakan
perspektif manajemen pemasaran untuk memberikan faktor utama yang bisa dijadikan
acuan yakni 1) Price, 2) Product 3) Place, 4) Promotion

Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab


utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan
sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor
penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik
kualitas. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang
dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :Apakah

penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi? Bertanya Mengapa
beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup spesifik
untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang
dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.

Kelebihan/ Kekurangan Diagram FishBone


Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan
setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi
penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on
tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam
menjabarkan masalah yang mengunakan metode level why yang dalam, kecuali bila kertas
yang digunakan benar benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta
biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar
pada diagram tersebut.

4. Pareto Chart (Diagram Pareto)


Pareto Chart adalah sebuah diagram batang yang dipadukan dengan diagram
garis untuk merepresentasikan suatu parameter yang di ukur (bisa berupa frekuensi
kejadian atau nilai tertentu) sehingga dapat diketahui parameter dominan. Diagram
batang menunjukan nilai aktual sedangkan diagram garis menunjukkan nilai prosentase
kumulatif dari setiap parameter yang ditinjau. Nama Pareto berasal dari penemunya
yaotu Vilfredo Pareto.
Vilfredo Pareto lahir di Paris, Prancis pada tanggal 15 July 1848 dan meninggal di
Switzerland pada tanggal 19 Agustus 1923 pada usia 75 tahun. Namun demikian,
tercatat dalam sejarah bahwa status kewarganegaraan pareto adalah arga negara Italia.
Terlahir dari pasangan Raffaele Preto (ayah) yang merupakan orang Italia dan Marie
Metenier yang merupakan wanita keturunan Prancis. Beberapa hasil teori dan
pemikiran Pareto selain Pareto Chart adalah Pareto Index, Paretos Law, Pareto
Efficiency, Pareto Distribution, dan Pareto Principle.
Pareto chart atau diagram pareto sendiri sering digunakan sebagai tool untuk
mencari penyebab atau faktor dominan dari suatu masalah. Dalam proses produksi,
sering kali kita menemukan banyak masalah yang berpengaruh terhadap cost, loss,
machine efficiency dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah tersebut kita tidak
harus memukul rata dan menyelesaikan semua masalah tersebut secara bersamaan.
Melainkan kita harus menyelesaikan dari faktor dominannya terlebih dahulu. Dengan
pareto chart, kita bisa melihat manakah faktor dominan tersebut. Menurut Pareto,
untuk menentukan faktor dominan kita dapat menggunakan prinsip 80-20. Artinya, 80%
dari akumulasi prosentase faktor adalah merupakan faktor dominan yang harus
diprioritaskan sedangkan sisanya adalah kemudian. Dengan menyelesaikan faktor
dominan tersebut, anda akan dapat mengatasi masalah dengan signifikan. Berikut
adalah contoh pareto chart.

Gambar di atas adalah gambar pareto chart. Diagram tersebut memiliki dua axis
(Primary dan Secondary). Axis sebelah kiri adalah frekuensi kejadian (diagram batang),
sedangkan axis sebelah kanan (diagram garis) adalah prosentase cumulative dari tiap
kejadian tersebut. Total kumulatif 80% adalah faktor dominan. Jadi berdasarkan
diagram di atas, untuk mengurangi kejadian mesin breakdown, anda harus
menyelesaikan 3 masalah paling dominan (prosentase umulatif 80%) yaitu masalah
motor overload, gearbox problem, dan bearing malfanction.

Diagram ini bisa untuk menganalisa data lain seperti cost, loss time, defect, dan masalah
lain. Sering kali digunakan dalam pencarian masalah dominan dalam aktivitas quality
control cycle atau focussed improvement 7 step dalam aktivitas continuous
improvement pada program TPM.

5. Diagram Alir
merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran
algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam
bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah
tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi
selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma
tersebut

6. Histogram
Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan
proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari
seven basic tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan
pada saat kita 1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak 2)
ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses. 3) ingin
menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan. 4) ingin
mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses. Melalui gambar
Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut:
1. Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang.
Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap
kelas. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila
memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi
proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan
histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval
dan sumbu tegak yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
2. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi
kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi
bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir,
kemungkinan yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau
pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas
kelas. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat
dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi
mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas
spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang
ditetapkan. Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau
pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang
baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen
lingkungan dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah bagaimana cara membuat histogram? Langkah pertama
adalah mengumpulkan data. Sampel data haruslah dapat mewakili populasinya.
Berapa jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari loebih jauh
di bidang kajian statistik atau metodologi penelitian. Langkah kedua, adalah
pengolahan data. Pengolahan data ini menjadi bagian yang tidak kalah
pentingnya dengan langkah pertama agar Histogram memberikan gambaran
yang akurat tentang kondisi hasil produks, terutama dalam menentukan
besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan
menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Seberapa banyak kelas-kelas
data yang dibuat untuk menggambarkan penyebaran data, ditentukan dengan
cara: pertama, menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang (r) adalah
data tertinggi dikurangi data terkecil. Kedua, menghitung banyaknya kelas atau
sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n. Selanjutnya, menentukan lebar/panjang

kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p) merupakan hasil


pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas. Keempat, menentukan
ujung kelas. Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas
berikutnya dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas. Kelima,
menghitung nilai frekuensi histogram masing-masing kelas. Keenam,
menggambarkan diagram batangnya

7. Statistical Process Control (SPC)


Statistical process control melakukan pengawasan standar, membuat pengukuran,
dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang di
produksi. Sampel out put proses diuji jika mereka berada dalam batas yang
diperoleh, maka proses dilanjutkn, jikamereka jatuh diluar jangkauan tertentu,
maka proses dihentikan, dan biasanya penyebab akan diteliti dan dihilangkan.
Bagan kendali (control charts) adalah gambaran grafis data sejalan dengan waktu
yang menunjukkan batas atas bawah proses yang ingin kita kendalikan. Sampel out
put proses diambil dan rata-rata sampel ini di petakan pada sebuah diagram yang
memiliki batas. Batas atas dan bawah dalam sebuah diagram kendali dalam satuan
temperatur, tekanan, berat, panjang, dan sebagainya
Pengertian Control Chart atau dalam bahasa Indonesia disebut peta kendali,
yang diberikan oleh Eugene adalah grafik dengan mencantumkan batas maksimum dan
batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian ( Leavenworth, R.S.,
Pengendalian Kualitas Statis). Control Chart ialah suatu Quality Tool yang dapat
digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah proses tersebut dalam kondisi terkontrol
secara statistik (statistically stable) ataukah tidak. Proses yang tidak dalam kondisi
terkontrol secara statistik akan menunjukan suatu variasi yang berlebih sebanding
dengan perubahan waktu.

Tujuan Control Chart


Tujuan menggambarkan Control Chart adalah untuk menetapkan apakah
setiap titik pada grafik normal atau tidak normal dan dapat mengetahui perubahan
dalam proses dari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus
mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil.
Manfaat Control Chart
Berikut manfaat Control; Chart
1. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode produksi.
2. Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia, metode,
dll. terhadap proses produksi.
3. Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni dengan
memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga dapat dihindari Over
Control yaitu pengontrolan terlalu ketat sehingga dapat menurunkan efisiensi
maupun Under Control yaitu pengontrolan terlalu longgar sehingga dapat
menurunkan mutu.

Cara Membuat Control Chart


Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas kendali

masing-masing
masing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah (Lower Control Limit)
dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam batas kendali tanpa
kecenderungan khusus, maka proses dipandang sebagai keadaan terkendali. Sedangkan bila
mereka jatuh di luar batas kendali atau menunjukkan bentuk lain, maka pr
proses
oses ditetapkan
berada di luar kendali.

Contoh Control Chart


Control Chart (Peta Kendali) dengan 3 standard deviasi (3SD) atau 2 standard deviasi (2SD)

Anda mungkin juga menyukai