Anda di halaman 1dari 24

Artikel ini tentang seorang tokoh yang baru saja meninggal.

Beberapa informasi,
terutama seputar sebab kematian dan pemakamannya, dapat berubah-ubah sewaktu-waktu.

Neil Armstrong

Armstrong pada tahun 1969

Astronot NASA
Nama lain
Neil Alden Armstrong
Kewarganegaraan Amerika Serikat
5 Agustus 1930
Lahir
Wapakoneta, Ohio, A.S.
25 Agustus 2012 (umur 82)
Meninggal
Columbus, Ohio, A.S.
Profesi sebelumnya Penerbang laut, pilot uji coba
8 hari, 14 jam, 12 menit, dan 31
Waktu di angkasa
detik
1958 Man In Space Soonest
Seleksi
1960 Dyna-Soar
1962 NASA Group 2
Total EVA
1
Total waktu EVA 2 jam 31 menit
Misi
Gemini 8, Apollo 11
Lambang misi
Penghargaan

Neil Alden Armstrong (lahir di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 meninggal 25 Agustus
2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor
universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Ia merupakan orang pertama yang berjalan di
Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Angkatan Laut Amerika Serikat dan
pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, ia menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan
Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian
Penerbangan Dryden, tempat ia mencatatkan hampir 900 penerbangan. Ia lulus dari Universitas
Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.
Sebagai peserta program penerbangan antariksa manusia Man In Space Soonest Angkatan Udara
Amerika Serikat dan X-20 Dyna-Soar, Armstrong bergabung dengan Korps Astronot NASA
tahun 1962. Penerbangan antariksa pertamanya adalah misi Gemini 8 NASA tahun 1966, yang
saat itu ia menjadi pilot komandonya dan menjadi warga negara A.S. pertama di luar angkasa.[1]
Pada misi ini, ia melakukan perapatan dua wahana antariksa berawak pertama bersama pilot
David Scott.
Penerbangan antariksa kedua dan terakhir Armstrong adalah sebagai komandan misi pendaratan
bulan Apollo 11 bulan Juli 1969. Pada misi ini, Armstrong dan Buzz Aldrin turun ke permukaan
bulan dan menghabiskan 2 jam menjelajahi Bulan, sementara Michael Collins tetap di orbit di
dalam Modul Komando. Armstrong dihadiahkan Medali Kebebasan Presiden oleh Presiden
Richard Nixon bersama Collins dan Aldrin, Medali Kehormatan Antariksa Kongres oleh
Presiden Jimmy Carter tahun 1978, dan Medali Emas Kongres tahun 2009.
Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong meninggal dunia di Cincinnati, Ohio,[2] pada usia 82
tahun akibat komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Daftar isi

1 Tahun-tahun pertama
2 Angkatan Laut

3 Masa kuliah

4 Pilot uji coba

5 Karier astronot
o

5.1 Program Gemini

5.1.1 Gemini 8

5.1.2 Gemini 11

5.2 Program Apollo

5.2.1 Apollo 11

5.2.1.1 Perjalanan ke Bulan

5.2.1.2 Pijakan pertama di Bulan

5.2.1.3 Pulang ke Bumi

6 Kehidupan pasca-Apollo
o

6.1 Pengajaran

6.2 Penyelidikan kecelakaan NASA

6.3 Aktivitas bisnis

7 Kehidupan pribadi

8 Kesehatan dan kematian

9 Warisan

10 Lihat pula

11 Catatan kaki

12 Bacaan

13 Bacaan lanjutan

14 Pranala luar

Tahun-tahun pertama
Neil Armstrong lahir pada tanggal 5 Agustus 1930[3] di Wapakoneta, Ohio, dari pasangan
Stephen Koenig Armstrong dan Viola Louise Engel.[4][5] Ia merupakan keturunan Skotlandia dan
Jerman, dan memiliki dua adik, June dan Dean. Stephen Armstrong bekerja sebagai auditor[6]
untuk pemerintah negara bagian Ohio, dan keluarganya berpindah-pindah ke 20 kota di Ohio
pada 15 tahun pertama setelah kelahiran Armstrong. Kecintaannya untuk terbang tumbuh pada
masa itu, berawal ketika ayahnya membawa Neil yang masih berusia 2 tahun ke Cleveland Air
Races. Pada tanggal 20 Juli 1936, saat berusia 6 tahun, Armstrong merasakan terbang pertama
kali dengan pesawat Ford Trimotor yang dijuluki "Tin Goose" bersama ayahnya di Warren, Ohio.
[7]

Kepindahan terakhir ayahnya adalah ke Wapakoneta (Auglaize County) tahun 1944, tempat Neil
belajar di Blume High School. Armstrong mulai mengambil les terbang di bandara county
setempat, dan mendapat sertifikat terbangnya pada usia 15 tahun, sebelum mendapat surat izin
mengemudi. Armstrong aktif di Kepanduan dan diberi pangkat Eagle Scout. Sebagai seorang
dewasa, ia diberi penghargaan Distinguished Eagle Scout Award dan Silver Buffalo Award oleh
Boy Scouts of America.[8] Pada tanggal 18 Juli 1969, ketika terbang ke arah Bulan di dalam
Columbia, ia menyambut teman-temannya di gerakan Kepanduan: "Aku ingin menyampaikan

salam kepada semua teman-temanku di gerakan Kepanduan di Farragut State Park di Idaho yang
sedang mengikuti Jambore Nasional minggu ini; dan Apollo 11 berharap yang terbaik buat
mereka. Houston: "Terima kasih, Apollo 11. Aku yakin meskipun mereka tidak mendengarnya,
mereka akan mendengarnya melalui berita. Mereka akan sangat menghargainya."[9]
Tahun 1947, Armstrong mulai belajar teknik penerbangan di Universitas Purdue, tempat ia
menjadi anggota Phi Delta Theta[10] dan Kappa Kappa Psi.[11] Ia adalah orang kedua dalam
keluarganya yang masuk perguruan tinggi, dan diterima di Massachusetts Institute of Technology
(MIT), tetapi satu-satunya insinyur yang ia kenal (yang juga kuliah di MIT) menyuruhnya agar
tidak kuliah dengan memberitahu Armstrong bahwa tidak perlu pergi jauh-jauh ke Cambridge,
Massachusetts untuk mendapat pendidikan yang layak.[12] Biaya pendidikannya dibantu oleh
Holloway Plan pendaftar yang berhasil melanjutkan studi selama dua tahun, diikuti tiga tahun
beekrja di AL Amerika Serikat, kemudian menyelesaikan dua tahun sisanya di perguruan tinggi.
Di Purdue, ia mendapat nilai rata-rata pada setiap pelajaran, dengan GPA yang naik turun selama
delapan semester. Ia diberi gelar Bachelor of Science dalam bidang teknik penerbangan dari
Universitas Purdue tahun 1955, dan Master of Science dalam bidang teknik penerbangan dari
University of Southern California tahun 1970.[13] Armstrong mendapatkan gelar doktor
kehormatan dari beberapa universitas.[14]

Angkatan Laut
Panggilan untuk Armstrong dari Angkatan Laut tiba tanggal 26 Januari 1949, yang memintanya
melapor ke Naval Air Station Pensacola untuk pelatihan penerbangan. Pelatihan ini berlangsung
selama 18 bulan; saat itu ia dianggap mampu melakukan pendaratan di kapal induk USS Cabot
dan USS Wright. Tanggal 16 Agustus 1950, dua minggu setelah ulang tahunnya ke-20,
Armstrong dikirimi surat bahwa ia dinyatakan layak menjadi Penerbang Laut.[15]
Tugas pertamanya adalah di Fleet Aircraft Service Squadron 7 di NAS San Diego (sekarang
NAS North Island). Dua bulan kemudian, ia dipindahkan ke skuadron jet Fighter Squadron 51
(VF-51) dan melakukan penerbangan pertamanya menggunakan pesawat jet F9F-2B Panther
pada tanggal 5 Januari 1951. Bulan Juni, ia melakukan pendaratan jet pertamanya di USS Essex
dan naik pangkat pada minggu yang sama dari Midshipman menjadi Ensign. Pada akhir bulan,
Essex sudah berlayar dengan pesawat VF-51 ke Korea, tempat mereka bertugas sebagai pesawat
penyerang darat.[16]
Armstrong melakukan misi pertamanya pada Perang Korea tanggal 29 Agustus 1951 sebagai
pengawal pesawat mata-mata di atas Songjin.[17] Tanggal 3 September 1951, Armstrong
menerbangkan pesawat mata-mata bersenjata di atas fasilitas transportasi dan penyimpanan
utama di selatan desa Majon-ni, sebelah barat Wonsan; saat ia melakukan pengeboman rendah
dengan kecepatan 350 mph (560 km/h), F9F Panther Armstrong ditembaki oleh senjata
antipesawat. Ketika mencoba mengendalikan pesawat, Armstrong menabrak tiang pada
ketinggian 20 kaki (6.1 m), yang merobek sayap kanan Panther sepanjang tiga kaki.[18]
Armstrong mampu membawa pesawat tersebut pulang, tetapi karena aileronnya hancur,
melontarkan diri adalah pilihan satu-satunya untuk selamat. Ia berencana melontarkan diri di atas
perairan dan menunggu helikopter penyelamat AL, dan diterbangkan ke lapangan udara dekat

Pohang, sayang sekali kursi lontarnya malah tertiup ke darat.[19] Teman sekamarnya dari sekolah
penerbangan menjemput Armstrong menggunakan jip; tidak diketahui lagi nasib bangkai No.
125122 F9F-2.[20]
Armstrong menerbangkan 78 misi di atas Korea selama 121 jam, kebanyakan pada bulan Januari
1952. Ia mendapat Air Medal untuk 20 misi pertempuran, Gold Star untuk 20 selanjutnya, dan
Korean Service Medal dan Engagement Star.[21] Armstrong meninggalkan AL pada usia 22 tahun
tanggal 23 Agustus 1952 dan menjadi seorang Lieutenant, Junior Grade di Pasukan Cadangan
Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia mengundurkan diri dari Pasukan Cadangan AL tanggal 21
Oktober 1960.[22]
Sebagai pilot uji coba, Armstrong menjadi pilot proyek untuk varian F-100 Super Sabre A dan C,
F-101 Voodoo, dan Lockheed F-104A Starfighter. Ia juga menerbangkan Bell X-1B, Bell X-5,
North American X-15, F-105 Thunderchief, F-106 Delta Dart, B-47 Stratojet, KC-135
Stratotanker, dan merupakan satu dari delapan pilot elit yang terlibat dalam program kendaraan
riset paraglider (Paresev).

Masa kuliah
Setelah bertugas untuk Angkatan Laut, Armstrong kembali ke Purdue dan berhasil mendapat
nilai terbaik dalam empat semester selanjutnya. GPA akhirnya adalah 4,8 dari nilai tertinggi 6,0.
[23]
Ia masuk persaudaraan Phi Delta Theta setelah pulang dan menulis serta menyutradarai
musikalnya sebagai bagian dari pertunjukan sandiwara mahasiswa; ia juga merupakan anggota
Kappa Kappa Psi National Honorary Band Fraternity dan pemain bariton di Purdue AllAmerican Marching Band. Armstrong lulus tahun 1955 dengan gelar Bachelor dalam bidang
teknik penerbangan.[22]
Saat kuliah di Purdue, ia bertemu dengan Janet Elizabeth Shearon, yang sedang studi di bidang
ekonomi rumah tangga. Menurut keduanya, mereka tidak benar-benar berpacaran, dan keduanya
tidak mengingat detail pertunangan mereka, kecuali bahwa pertunangan tersebut terjadi ketika
Armstrong bekerja di NACA Lewis Flight Propulsion Laboratory. Mereka menikah tanggal 28
Januari 1956 di Congregational Church di Wilmette, Illinois. Ketika ia pindah ke Edwards Air
Force Base, ia tinggal di kuarter sarjana pangkalan tersebut, sementara Janet tinggal di distrik
Westwood, Los Angeles. Setelah satu semester, mereka pindah ke rumah baru di Antelope
Valley. Janet tidak pernah lulus kuliah, sesuatu yang kelak ia sesalkan dalam hidupnya. [24]
Pasangan ini dikaruniai tiga anak: Eric, Karen, dan Mark.[25] Bulan Juni 1961, Karen didiagnosis
mengidap tumor ganas di bagian tengah barang otaknya; perawatan sinar-X memperlambat
pertumbuhannya, tetapi kesehatannya memburuk sampai titik ketika ia tidak mampu lagi berjalan
atau berbicara. Karen meninggal dunia akibat pneumonia, terkait kesehatannya yang melemah,
pada tanggal 28 Januari 1962.[26]
Armstrong kemudian menyelesaikan kuliah Master of Science-nya dalam bidang teknik
penerbangan di University of Southern California.[3]

Pilot uji coba

Potret Armstrong tanggal 20 November 1956, saat masih menjadi pilot uji coba di NACA HighSpeed Flight Station di Edwards Air Force Base, California.
Setelah lulus dari Purdue, Armstrong memutuskan menjadi pilot uji coba penelitian
eksperimental. Ia mendaftar ke National Advisory Committee for Aeronautics High-Speed Flight
Station di Edwards Air Force Base; meski mereka tidak membuka lowongan, mereka
meneruskan pendaftarannya ke Lewis Flight Propulsion Laboratory di Cleveland, Ohio, tempat
Armstrong bekerja di Lewis Field pada bulan Maret 1955.[27] Karier Armstrong di Cleveland
hanya beberapa bulan saja, dan pada Juli 1955, ia kembali ke Edwards AFB untuk pekerjaan
barunya.[28]
Pada hari pertamanya diEdwards, Armstrong mendapat tugas pertamanya, yaitu menerbangkan
pesawat pemburu selama peluncuran pesawat uji coba yang merupakan modifikasi pesawat
pengebom. Ia juga menerbangkan modifikasi pesawat pengebom tersebut, dan pada salah satu
misi ini, ia mengalami insiden terbang pertamanya di Edwards. Armstrongg berada di kursi
kanan Boeing B-29 Superfortress pada tanggal 22 Maret 1956,[29] yang tugasnya melepaskan
Douglas D-558-2 Skyrocket di udara. Armstrong menjadi pilot di kursi sebelah kanan, sementara
komandan Stan Butchart, di kursi kiri, menerbangkan B-29.[30]
Ketika naik ke ketinggian 30.000 kaki (9.1 km), mesin nomor empat berhenti dan balingbalingnya mulai berputar bebas mengikuti aliran udara. Meski sudah menekan tombol yang akan
menghentikan putaran baling-baling, Butchart melihat baling-baling melambat dan mulai
berputar lagi, kali ini lebih cepat daripada mesin-mesin lainnya; jika berputar terlalu cepat,

baling-baling akan lepas. Pesawat mereka memerlukan kecepatan udara 210 mph (338 km/h)
untuk meluncurkan muatan Skyrocket-nya, dan B-29 tidak dapat mendarat dengan Skyrocket
terpasang di perutnya. Armstrong dan Butchart membawa pesawat turun vertikal untuk
menambah kecepatan, dan kemudian meluncurkan Skyrocket. Sesaat setelah peluncuran, balingbaling mesin nomor empat lepas. Serpihannya merusak mesin nomor tiga dan menghantam
mesin nomor dua. Butchart dan Armstrong terpaksa mematikan mesin nomor tiga karena rusak,
dan mesin nomor dua karena torsi yang diciptakannya. Mereka turun memutar perlahan dari
ketinggian 30.000 kaki (9,000 m) memanfaatkan mesin nomor dua saja, dan mendarat dengan
selamat.[31]
Penerbangan pertama Armstrong dengan pesawat roket adalah pada tanggal 15 Agustus 1957
menggunakan Bell X-1B menuju ketinggian 114 mil (183.5 km). Roda pendaratan hidung
pesawat patah saat mendarat, yang sudah terjadi pada 12 penerbangan Bell X-1B sebelumnya
akibat rancangan pesawat.[32] Ia kemudian menerbangkan North American X-15; Armstrong
mampu menerbangkannya tujuh kali sebelum September 1962, dan pada penerbangan X-15
praakhirnya, ia mencapai ketinggian 207,500 kaki (0.063.246 km).[32]
Armstrong terlibat dalam sejumlah insiden yang terangkum dalam kabar burung di Edwards
dan/atau tercatat dalam ingatan kolega-koleganya. Insiden pertama adalah penerbangan X-15
tanggal 20 April 1962, ketika Armstrong menguji sistem kendali penyesuaian sendiri. Ia terbang
ke ketinggian 207,000 kaki (0 km), tertinggi sebelum terbang bersama Gemini 8, namun hidung
pesawat terlalu lama dinaikkan saat turun, dan X-15 terlempar kembali ke atmosfer ke ketinggian
140.000 ft (43 km). Pada ketinggian tersebut, atmosfer begitu tipis sehingga permukaan
aerodinamisnya tidak memberi efek apa-apa. Ia terbang melintasi landasan pendaratan dengan
kecepatan Mach 3 (2.000 mph, atau 3.200 km/h), di ketinggian 100.000 kaki (30 km), dan
mendarat 40 mil (64 km) di sebelah selatan Edwards (konon katanya ia terbang sampai stadion
Rose Bowl). Setelah turun ke ketinggian yang cukup, ia memutar balik ke kawasan pendaratan,
dan berhasil mendarat tanpa menabrak pepohonan Joshua di ujung selatan. Itulah penerbangan
X-15 terpanjang baik dalam hal waktu dan jarak di darat.[33]
Empat hari kemudian, Armstrong terlibat dalam insiden kedua, ketika ia terbang untuk sekali
saja bersama Chuck Yeager. Tugas mereka, dengan Lockheed T-33 Shooting Star, adalah
mengevaluasi Smith Ranch Dry Lake untuk dipakai sebagai situs pendaratan darurat X-15.
Dalam autobiografinya, Yeager menulis bahwa ia tahu dasar sungai tidak cocok untuk pendaratan
setelah hujan baru-baru ini, tetapi Armstrong memaksa terbang. Saat mereka mencoba sentuhdan-terbang, rodanya tertanam dan mereka harus menunggu untuk diselamatkan. Armstrong
memberi versi lain dari cerita ini, yaitu Yeager tidak pernah mencoba memberitahunya dan
mereka berhasil mendarat di sisi timur danau. Kemudian Yeager memberitahunya untuk
mencoba lagi, kali ini agak lambat. Pada pendaratan kedua, mereka terperangkap dan menurut
Armstrong, Yeager tertawa terbahak-bahak.[34]

Armstrong, 29, dan X-15 #1 setelah penerbangan riset tahun 1960.


Banyak pilot uji coba di Edwards memuji kemampuan teknik Armstrong. Milt Thompson
berkata bahwa Armstrong adalah "orang yang secara teknis paling mampu dari semua pilot awal
X-15." Bill Dana mengatakan Armstrong "memiliki pikiran yang menyerap segalanya seperti
spon". Mereka yang pernah terbang untuk AU cenderung punya opini berbeda, khususnya Chuck
Yeager dan Pete Knight yang tidak memiliki gelar teknik. Knight mengatakan bahwa pilotteknisi terbang dengan cara yang "lebih mekanik daripada terbang sesungguhnya," dan menyebut
hal ini sebagai alasan mengapa sejumlah pilot-teknisi terkena masalah: kemampuan terbang
mereka tidak datang secara alami.[35]
Tanggal 21 Mei 1962, Armstrong terlibat dalam "Skandal Nellis". Ia dikirim untuk menginspeksi
Delamar Dry Lake menggunakan Lockheed F-104 Starfighter untuk pendaratan darurat. Ia salah
mengira ketinggiannya, dan tidak sadar bahwa roda pendaratannya belum dikeluarkan penuh.
Saat ia mendarat, roda mulai masuk kembali. Armstrong menggunakan tenaga penuh untuk tidak
jadi mendarat, namun sirip ventral dan pintu roda pendaratan menghantam tanah, sehingga
merusak radio dan mengeluarkan cairan hidrolik. Tanpa komunikasi radio, Armstrong terbang ke
Nellis Air Force Base, melewati menara pengawas, dan menggoyang-goyangkan sayapnya
sebagai sinyal pendaratan tanpa radio. Kehilangan cairan hidrolik mengakibatkan ekor pesawat
lepas, dan setelah mendarat, ia memegang kabel penahan yang terhubung dengan rantai utama,
dan mengulurkannya sepanjang landasan.[36]
Perlu tiga puluh menit untuk mengosongkan landasan dan memasang kabel penahan tersebut.
Armstrong menghubungi Edwards dan meminta seseorang menjemputnya. Milt Thompson
dikirim dengan pesawat F-104B, pesawat berkursi dua satu-satuunya yang ada, tetapi belum
pernah diterbangkan Thompson. Dengan susah payah, Thompson berhasil mencapai Nellis,
namun angin lintas yang kuat mengakibatkan pendaratan keras sehingga meledakkan roda utama
sebelah kiri. Landasan ditutup kembali untuk dikosongkan, dan Bill Dana dikirim ke Nellis
dengan pesawat T-33 Shooting Star, dan ia hampir mendarat panjang dan kantor operasi
pangkalan Nellis memutuskan bahwa untuk mencegah masalah selanjutnya, lebih baik
memulangkan awak darat ketiga pilot NASA tersebut ke Edwards.[37]
Armstrong terbang tujuh kali dengan X-15. Ia pernah mencapai ketinggian 207,500 kaki
(0.1 km) dengan X-15-3,[38] dan kecepatan Mach 5,74 (4.000 mph atau 6.615 km/h) dengan X-

15-1; ia meninggalkan Dryden Flight Research Center dengan total 2.400 jam terbang.[39]
Sepanjang kariernya, ia telah menerbangkan lebih dari 200 model pesawat.[13]

Karier astronot

Armstrong dalam pakaian astronot awal Gemini


Belum jelas mengenai saat-saat menentukan dalam keputusan Armstrong untuk menjadi astronot.
Pada tahun 1958, ia terpilih untuk mengikuti program Man In Space Soonest oleh Angkatan
Udara AS. Bulan November 1960, Armstrong terpilih sebagai bagian dari kelompok konsultan
pilot untuk Boeing X-20 Dyna-Soar, sebuah pesawat luar angkasa militer; dan pada 15 Maret
1962, ia dinyatakan sebagai satu dari enam pilot-teknisi yang akan menerbangkan pesawat
tersebut setelah selesai dirancang.[40]
Pada bulan-bulan setelah pengumuman bahwa formulir telah dikirim untuk kelompok kedua
astronot NASA, Armstrong semakin tertarik dengan prospek program Apollo dan penyelidikan
lingkungan penerbangan baru. Formulir astronot Armstrong datang seminggu setelah batas
waktu 1 Juni 1962, tetapi Dick Day, teman dekat Armstrong saat bekerja di Edwards, yang
bekerja di Manned Spacecraft Center, mengetahui keterlambatan datangnya formulir tersebut dan
menyelipkannya ke tumpukan aplikasi tanpa ketahuan.[41] Di Brooks City-Base pada akhir Juni,
Armstrong menjalani uji kesehatan yang kata para pendaftar lainnya menyakitkan dan tampak
tidak ada gunanya.[42]
Deke Slayton memanggil Armstrong tanggal 13 September 1962 dan menanyakan apakah ia
tertarik bergabung dengan NASA Astronaut Corps sebagai bagian dari "New Nine"; tanpa raguragu, Armstrong menjawab ya. Seleksi masih dirahasiakan sampai tiga hari kemudian, meski
laporan surat kabar sudah muncul sebelumnya bahwa ia akan terpilih sebagai "astronot sipil
pertama".[43] Armstrong adalah satu dari dua pilot sipil yang terpilih untuk kelompok kedua, satu

lagi adalah Elliot See, yang juga seorang Penerbang Laut seperti Armstrong.[1] Armstrong tidak
menjadi warga sipil pertama yang terbang di luar angkasa, karena Rusia telah meluncurkan
Vostok 6 tanggal 16 Juni 1963 yang mengangkut Valentina Tereshkova, seorang pekerja tekstil
dan penerjun amatur.[44]

Program Gemini
Gemini 8
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gemini 8

Armstrong menjalani operasi pemasangan baju.


Pembagian tugas kru Gemini 8 diumumkan tanggal 20 September 1965, dengan Armstrong
sebagai Pilot Komando dan David Scott sebagai Pilot. Scott adalah anggota pertama kelompok
ketiga astronot yang menerima tugas awak tertinggi. Misi tersebut diluncurkan tanggal 16 Maret
1966; misi ini merupakan yang paling rumit, dengan pertemuan kembali dan perapatan dengan
kendaraan target Agena yang tidak berawak, aktivitas luar kendaraan Amerika kedua oleh Scott.
Totalnya, misi ini direncanakan berlangsung selama 75 jam dan 55 orbit. Setelah Agena lepas
landas pukul 10 am EST, Titan II yang mengangkut Armstrong dan Scott meluncur pukul
11:41:02 EST, menempatkan mereka di orbit yang tepat untuk mengejar Agena.[45]
Pertemuan kembali dan perapatan pertama antara kedua wahana antariksa berhasil diselesaikan
setelah 6,5 jam di orbit.[46] Kontak dengan awak terganggu karena sedikitnya stasiun pelacak
yang mencakup seluruh orbit mereka. Akibat kehilangan kontak dengan awak darat, pesawat
yang merapat ini mulai berguling, dan Armstrong bersaha membetulkannya dengan Orbital
Attitude and Maneuvering System (OAMS) di pesawat Gemini. Mengikuti saran Mission
Control sebelumnya, mereka melepaskan diri, namun merasakan gulingan semakin kencang
sampai-sampai mereka sempat berputar sekali per detik, yang berarti masalahnya ada di kendali
perilaku Gemini. Armstrong memutuskan satu-satunya tindakan adalah menyalakan Reentry
Control System (RCS) dan memadamkan OAMS. Aturan misi menyatakan bahwa setelah sistem
ini dinyalakan, pesawat harus masuk kembali ke Bumi pada kesempatan memungkinkan
selanjutnya. Kelak diketahui bahwa kerusakan kabel mengakibatkan salah satu mesin pendorong
macet pada posisi nyala.[47]

Penyelamatan Gemini 8 dari Samudra Pasifik Barat; Armstrong duduk di sebelah kanan.
Selama menjadi astronot, ada sejumlah orang, terutama Walter Cunningham, yang menyatakan
secara terbuka bahwa Armstrong dan Scott mengabaikan prosedur malafungsi untuk insiden
seperti itu, dan bahwa Armstrong mampu membatalkan misi apabila ia hanya menyalakan satu
dari dua cincin RCS, sehingga bisa melakukan tugas misi dengan cincin sisanya. Kritik ini tidak
berdasar; tidak ada prosedur malafungsi dan sangat memungkinkan untuk menyalakan kedua
cincin RCS, bukan satu saja. Gene Kranz menulis, "awak bertindak seperti yang dilatih, dan
mereka salah bertindak karena kami salah melatih mereka". Para perencana dan pengendali misi
gagal mewujudkan bahwa ketika dua wahana dirapatkan bersama, mereka harus dianggap satu
wahana.[48]
Armstrong sendiri depresi[49] karena misi tersebut dipotong, sehingga membatalkan sebagian
besar tugas misi dan memberhentikan Scott dari tugas EVA.
Gemini 11
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gemini 11
Tugas awak terakhir untuk Armstrong selama program Gemini adalah sebagai Pilot Komando
cadangan untuk Gemini 11, diumumkan dua hari setelah pendaratan Gemini 8. Setelah dilatih
untuk dua penerbangan, Armstrong sudah agak mengerti sistemnya dan lebih mendalami peran
pengajarnya[50] for the rookie backup Pilot, William Anders. The launch was on
September 12, 1966[51] bersama Pete Conrad dan Dick Gordon di dalam wahana, yang berhasil
menyelesaikan tugas-tugas misi, sementara Armstrong menjadi CAPCOM-nya.
Setelah penerbangan tersebut, Presiden Lyndon B. Johnson meminta Armstrong dan istrinya ikut
dalam tur jasa baik selama 24 hari di Amerika Selatan.[52] Dalam tur ini, yang berhenti di 11
negara dan 14 kota besar, ikut pula Dick Gordon, George Low, istri-istri mereka, dan pejabat
pemerintahan lainnya. Di Paraguay, Armstrong membuat pejabat setempat terkesan karena
menyambut mereka dengan bahasa setempat, Guarani;[53] di Brasil ia berbicara tentang

eksploitasi Alberto Santos-Dumont kelahiran Brasil, yang dianggap mengalahkan Wright


bersaudara dengan mesin terbang pertamanya, 14-bis.[54]

Program Apollo
Tanggal 27 Januari 1967, tanggal kebakaran Apollo 1, Armstrong sedang berada di Washington,
D.C., bersama Gordon Cooper, Dick Gordon, Jim Lovell dan Scott Carpenter untuk
penandatanganan Traktat Luar Angkasa PBB. Para astronot mengobrol bersama para pejabat
yang hadir sampai pukul 18:45 saat Carpenter berangkat ke bandara, dan lainnya pulang ke
Georgetown Inn, ketika masing-masing mereka mendapat pesan untuk menghubungi Manned
Spacecraft Center. Selama panggilan telepon tersebut mereka mengetahui perihal kematian Gus
Grissom, Ed White dan Roger Chaffee. Armstrong dan kelompoknya menghabiskan malam itu
dengan minum scotch dan berdiskusi tentang apa yang terjadi.[55]
Pada tanggal 5 April 1967, hari yang sama saat investigasi Apollo 1 merilis laporannya mengenai
kebakaran tersebut, Armstrong bergabung dengan 17 astronot lainnya untuk pertemuan dengan
Deke Slayton. Kata-kata yang pertama Slayton lontarkan adalah, "Orang-orang yang akan
menerbangkan misi bulan pertama adalah orang-orang di ruangan ini."[56] Menurut Eugene
Cernan, Armstrong tidak bereaksi terhadap pernyataan tersebut. Bagi Armstrong, itu bukanlah
kejutan - ruangan tersebut dipenuhi veteran Proyek Gemini, orang-orang yang mampu
menerbangkan misi bulan. Slayton berbicara tentang misi-misi selanjutnya dan menempatkan
Armstrong ke awak cadangan Apollo 9, yang pada tahap tersebut direncanakan sebagai uji orbit
menengah Bumi untuk gabungan Lunar Module-Command/Service Module. Setelah penundaan
desain dan pembuatan Lunar Module (LM), Apollo 9 dan Apollo 8 bertukar awak. Berdasarkan
skema rotasi awak normal, Armstrong akan memimpin Apollo 11.[57]
Untuk memberikan pengalaman pada astronot tentang bagaimana LM akan terbang pada
pendaratan pertamanya, NASA mempekerjakan Bell Aircraft untuk membangun dua Lunar
Landing Research Vehicle, yang kemudian dilengkapi dengan tiga Lunar Landing Training
Vehicles (LLTV). Dijuluki "Flying Bedsteads", mereka membuat simulasi gravitasi Bulan yang
hanya seperenam Bumi menggunakan mesin turbofan untuk membantu sisa lima per enam bobot
wahana. tanggal 6 Mei 1968, sekitar 100 kaki (30 m) di atas tanah, kendali Armstrong mulai
menurun dan LLTV mulai belok.[58] Ia melontarkan diri dengan selamat (analisis selanjutnya
menyatakan bahwa apabila ia melontarkan diri 0,5 detik lagi, parasutnya takkan terbuka tepat
waktu). Cedera yang dialaminya hanya akibat menggigit lidah sendiri. Meski ia hampir tewas,
Armstrong bersikeras bahwa tanpa LLRV dan LLTV, pendaratan bulannya tidak akan berhasil,
dan mereka memberi pengalaman berharga kepada para komandan mengenai perilaku wahana
pendaratan bulan.[59]
Apollo 11
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Apollo 11

Potret awak Apollo 11. Kiri ke kanan adalah Armstrong, Michael Collins, dan Buzz Aldrin.
Setelah Armstrong menjadi komandan cadangan Apollo 8, Slayton menawarkan jabatan
komandan Apollo 11 pada 23 Desember 1968, saat Apollo 8 mengorbit Bulan.[60] Dalam
pertemuan yang tidak dipublikasikan sampai penerbitan biografi Armstrong tahun 2005, Slayton
memberitahunya bahwa meski rencana awak wahana menyebut Armstrong sebagai komandan,
pilot modul bulan Buzz Aldrin dan pilot modul komando Michael Collins, ia menawarkan
kesempatan untuk mengganti Aldrin dengan Jim Lovell. Setelah berpikir seharian, Armstrong
memberitahu Slayton ia akan tetap bersama Aldrin, karena tidak mengalami kesulitan bekerja
dengannya dan mengira Lovell pantas mendapat tugas komandonya sendiri. Mengganti Aldrin
dengan Lovell akan menjadikan Loevll Pilot Modul Bulan, secara tidak resmi anggota
berpangkat terendah, dan Armstrong tidak dapat menempatkan Lovell, komandan Gemini 12,
pada jabatan awak nomor 3.[61]
Pada pertemuan bulan Maret 1969 antara Slayton, George Low, Bob Gilruth, dan Chris Kraft
menentukan bahwa Armstrong akan menjadi orang pertama di Bulan, terutama karena
manajemen NASA memandang Armstrong sebagai sosok yang tidak berego besar.[62] Sebuah
konferensi pers digelar tanggal 14 April 1969 yang menampilkan rancangan kabin LM sebagai
alasan Armstrong sebagai orang pertama; palka dibuka ke dalam dan ke kanan, sehingga sulit
bagi pilot modul bulan, di sebelah kanan, untuk keluar pertama. Slayton menambahkan, "Kedua,
murni berdasarkan protokol, saya melihat komandan harus menjadi orang pertama yang keluar...
Saya mengubahnya sesaat setelah mengetahui mereka punya garis waktu yang
memperlihatkannya. Bob Gilruth menyetujui keputusanku."[63] Pada pertemuan tersebut, keempat
orang ini tidak tahu menahu perihal palka wahana. Informasi pertama tentang pertemuan di luar
kelompok kecil ini muncul ketika Kraft menulis autobiografinya tahun 2001.[64]
Pada tanggal 16 Juli 1969, Armstrong menerima sebuah bulan sabit terbuat dari stirofoam dari
pimpinan pad, Guenter Wendt, yang menyebutnya sebagai kunci menuju Bulan. Sepulang dari
sana, Armstrong memberi Wendt tiket "taksi luar angkasa" "bagus untuk bepergian antara dua
planet".[65]
Perjalanan ke Bulan

Aldrin mengambil foto Armstrong di dalam kabin ini setelah selesai melakukan EVA.
Pada peluncuran Apollo 11, denyutan jantung Armstrong mencapai 110 per menit.[66] Ia
menganggap tahap pertama adalah yang paling ribut - lebih ribut daripada peluncuran Gemini 8
Titan II dan Apollo CSM relatif lebih luas ketimbang kapsul Gemini. Kemampuan bergerak
bebas ini diduga menjadi alasan mengapa tak satupun awak Apollo 11 menderita mabuk luar
angkasa, sementara anggota awak-awak sebelumnya mabuk angkasa. Armstrong sangat senang,
karena ia sudah biasa mengalami mabuk gerakan sejak kecil dan mengalami pusing setelah
melakukan berbagai macam aerobatik.[67]
Tugas Apollo 11 adalah mendarat dengan selamat alih-alih mendarat pas di satu titik tertentu.
Tiga menit setelah roket bulan turun, Armstrong mengetahui bahwa kawah-kawah berlalu dua
detik terlalu cepat, yang berarti Eagle akan mendarat mendahului zona pendaratan yang
direncanakan sejauh beberapa mil.[68] Setelah radar pendaratan Eagle mencapai permukaan,
sejumlah alarm kesalahan komputer menyala. Pertama adala alarm kode 1202, dan bahkan
dengan pelatihan yang ekstensif, baik Armstrong atau Aldrin tidak tahu apa maksud kode ini.
Mereka sempat menerima pesan dari CAPCOM di Houston bahwa alarm tersebut bukan
masalah; alarm 1202 dan 1201 diakibatkan oleh kelebihan tugas pada komputer modul bulan.
Seperti kata Buzz Aldrin dalam dokumenter In the Shadow of the Moon, keadaan kelebihan tugas
ini diakibatkan oleh pilihannya sendiri yang kontra daftar tugas untuk meninggalkan radar
perapatan selama proses pendaratan, sehingga komputer perlu memproses data radar yang tidak
perlu dan tidak punya cukup waktu untuk mengeksekusi semua tugas, dan mengabaikan tugas
berprioritas rendah. Aldrin menyatakan bahwa ia melakukan hal tersebut dengan tujuan
memfasilitasi perapatan kembali dengan CM jika terjadi pembatalan, tanpa mengetahui akan
terjadi kondisi kelebihan tugas.[rujukan?]
Ketika Armstrong mengetahui mereka terbang menuju kawasan pendaratan yang ia anggap tidak
aman, ia mengambil alih kendali manual LM, dan berusaha mencari daerah yang agak aman,
lebih lama daripada yang diperkirakan, dan lebih lama daripada beberapa simulasi yang
dilakukan.[69] Karena itu, muncul kekhawatiran dari Mission Control bahwa LM terus kehabisan
bahan bakar.[70] Setelah mendarat, Aldrin dan Armstrong percaya bahwa mereka punya bahan
bakar untuk 40 detik selanjutnya, termasuk 20 detik yang harus dihemat andai terjadi

pembatalan.[71] Saat latihan, Armstrong mendaratkan LLTV dengan sisa bahan bakar 15 detik ,
dan ia juga yakin LM mampu bertahan jika dijatuhkan vertikal dari ketinggian 50 kaki (15 m)
jika perlu. Analisis pascamisi memperlihatkan bahwa saat mendarat, masih ada sisa pembakaran
selama 45 sampai 50 detik.[72]
Pendaratan di permukaan bulan terjadi pukul 20:17:39 UTC tanggal 20 Juli 1969.[73] Ketika
sebuah sensor yang terpasang dengan kaki Modul Bulan yang masih mengambang bersentuhan
dengan bulan, lampu panel di dalam LM menyala dan Aldrin berkata, "Contact light". Saat LM
mendarat di permukaan, Aldrin berkata, "Okay. Engine stop," dan Armstrong berkata,
"Shutdown". Kata-kata pertama yang sengaja Armstrong lontarkan ke Mission Control dan
seluruh dunia dari permukaan bulan adalah, "Houston, Tranquility Base here. The Eagle has
landed". Aldrin dan Armstrong merayakannya dengan jabat tangan dan tepuk bahu singkat
sebelum kembali mengecek daftar tugas yang diperlukan untuk mempersiapkan modul bulan
lepas landas dari Bulan andai terjadi keadaan darurat pada masa-masa awal berada di permukaan
Bulan.[74][75][76] Saat pendaratan kritis tersebut, satu-satunya pesan dari Houston adalah "30
seconds", yang berarti jumlah bahan bakar tersisa. Ketika Armstrong mengkonfirmasi
pendaratan, Houston merasa khawatir saat pendaratan manual tersebut dengan mengatakan, "You
got a bunch of guys about to turn blue. We're breathing again".[71]
Pijakan pertama di Bulan

Lihat pula: Apollo 11 Operasi permukaan Bulan


"That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind"

Kesulitan mendengarkan berkas ini? Lihat bantuan.

Meski rencana penerbangan resmi NASA menyebutkan periode istirahat untuk awak sebelum
aktivitas luar kendaraan (EVA), Armstrong meminta agar EVA dipindahkan lebih awal pada
malam itu, waktu Houston. Setelah Armstrong dan Aldrin bersiap keluar, Eagle dibebaskan dari
tekanan, palka dibuka dan Armstrong turun dari tangga duluan.
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti
Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada
pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969,[77] dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for
[a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu
lompatan besar bagi umat manusia.")[78]

Armstrong mendeskripsikan permukaan bulan.


Armstrong memutuskan melontarkan kalimat tersebut setelah berpikir sejak setelah peluncuran
dan beberapa jam setelah pendaratan.[79] Penyiarannya tidak memperdengarkan "a" sebelum
"man", sehingga memunculkan kontradiksi frasa (karena man sinonim dengan mankind). NASA
dan Armstrong bersikeras selama bertahun-tahun bahwa statis telah mengaburkan "a", ditambah
Armstrong menyatakan bahwa ia tidak akan membuat kesalahan seperti itu, tetapi setelah
pemutaran rekaman berulang-ulang, Armstrong mengakui ia mungkin lupa menyebut "a".[78]
Armstrong kemudian berkata bahwa ia "berharap agar sejarah memberinya ampun karena
melupakan suku kata tersebut dan paham bahwa memang sudah jalannya seperti itu, bahkan jika
tidak dikatakan - meski bisa saja benar-benar dikatakan".[80]

Armstrong di Bulan
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang;[78][81]
Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan
mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena
keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu.[78][82][83] Ford dan James R. Hansen, biografer
resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang
melakukan analisis mereka sendiri.[84] Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di
jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan
skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blog Language Log.[85] Meski Armstrong

menganggap analisis Ford "persuasif",[86] ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya


menyertakan "a" dalam tanda kurung.[87]
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung
melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450
juta orang,[88] dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.[89]

Armstrong bersiap membuat pijakan pertama di Bulan.


Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan
dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka
menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu,
mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan
bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang
membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik
penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak
bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan.[90] Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden
Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama
semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.[91]
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau
terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi
dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.[92]
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan
di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang
ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi
barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan
astronot Apollo 1 Gus Grissom, Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat
EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi
pendaratan bulan Apollo;[93] masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama
untuk aktivitas EVA awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi
permukaan Bulan.[93]
Pulang ke Bumi

Awak Apollo 11 dan Presiden Richard Nixon pada masa karantina pascamisi.
Setelah mereka masuk kembali ke LM, palkanya ditutup dan disegel. Saat bersiap untuk lepas
landas dari permukaan bulan, Armstrong dan Aldrin, sambil mengenakan pakaian luar
angkasanya, menemukan bahwa mereka telah mematahkan tombol penyala roket untuk naik;
dengan memanfaatkan pulpen, mereka menekan pemutus sirkuit untuk memulai urutan
peluncuran wahana.[94] Modul Bulan kemudian melakukan pertemuan kembali dan merapat
dengan Columbia, modul komando dan servis. Ketiga astronot pulang ke Bumi dan jatuh di
Samudra Pasifik. Mereka dijemput oleh USS Hornet (CV-12).[95]
Setelah dilepaskan dari karantina selama 18 hari untuk menjamin bahwa mereka tidak membawa
infeksi atau penyakit apapun dari Bulan, awak Apollo 11 diarak ke seluruh Amerika Serikat dan
dunia sebagai bagian dari tur "Giant Leap" selama 45 hari. Armstrong kemudian berpartisipasi
dalam acara USO Bob Hope tahun 1969, termasuk tur ke Vietnam.[96]
Bulan Mei 1970, Armstrong berangkat ke Uni Soviet untuk berpidato dalam konferensi tahunan
Komite Riset Antariksa Internasional ke-13; setelah tiba di Leningrad dari Polandia, ia pergi ke
Moskow dan bertemu Premier Alexei Kosygin. Ia adalah orang Barat pertama yang melihat
pesawat supersonik Tupolev Tu-144 dan diajak tur keliling Yuri Gagarin Cosmonaut Training
Center, yang kata Armstrong "agak berbau Victoria".[97] Pada akhir hari itu, ia dikejutkan dengan
pemutaran video tunda peluncuran Soyuz 9 Armstrong belum tahu bahwa misi tersebut pernah
terjadi, meski Valentina Tereshkova menjadi pembawa acara dan suaminya, Andriyan Nikolayev,
ada di dalamnya.[98]

Kehidupan pasca-Apollo
Pengajaran

Neil Armstrong Hall of Engineering di Purdue University


Setelah penerbangan Apollo 11, Armstrong mengumumkan bahwa ia tidak berencana terbang
lagi ke luar angkasa.[99] Ia ditunjuk sebagai Deputy Associate Administrator untuk penerbangan
di Office of Advanced Research and Technology, Advanced Research Projects Agency (ARPA),
tetapi setahun setelah menjabat, ia mengundurkan diri dari ARPA dan NASA pada tahun 1971.
[100]

Ia mendapatkan jabatan mengajar di Departemen Teknik Penerbangan Universitas Cincinnati,[101]


setelah memutuskan memilih Cincinnati daripada universitas lain, termasuk alma maternya,
Purdue, karena memiliki departemen penerbangan yang kecil; ia berharap para anggota fakultas
tidak sebal mengetahui ia langsung menjadi profesor dengan gelar master dari USC.[102]
Armstrong memulai pekerjaan tersebut saat ditempatkan di Edwards beberapa tahun
sebelumnya, dan menyelesaikannya setelah Apollo 11 dengan mengeluarkan laporan tentang
berbagai macam aspek Apollo, alih-alih tesis tentang simulasi penerbangan hipersonik. Jabatan
resmi yang ia dapatkan di Cincinnati adalah Profesor Teknik Penerbangan Universitas. Setelah
mengajar selama delapan tahun, ia mengunndurkan diri tahun 1979 tanpa menyebutkan alasan
apapun.[103]

Penyelidikan kecelakaan NASA


Armstrong terlibat dalam dua investigasi kecelakaan pesawat antariksa. Yang pertama adalah
pada tahun 1970, setelah Apollo 13, ketika menjadi bagian dari panele Edgar Cortwright, ia
memaparkan kronologi rinci penerbangan tersebut. Armstrong secara pribadi menentang
rekomendasi laporan untuk merancang ulang tangki oksigen modul servis, sumber ledakan
Apollo 13.[104] Tahun 1986, Presiden Ronald Reagan menunjuknya menjadi bagian dari Komisi
Rogers yang menyelidiki bencana Challenger tahun itu. Sebagai wakil ketua, Armstrong
bertugas pada sisi operasional komisi.[105]

Aktivitas bisnis
Setelah mengundurkan diri dari NASA tahun 1971, ia menolak semua tawaran dari berbagai
bisnis untuk menjadi juru bicara. Perusahaan pertama yang berhasil mendekatinya adalah
Chrysler, yang menawarkannya muncul di iklan-iklan mereka mulai Januari 1979. Armstrong
berpikir mereka punya divisi teknik yang kuat, ditambah mereka sedang mengalami kesulitan

finansial. Ia menjadi juru bicara untuk perusahaan-perusahaan lain, seperti General Time
Corporation dan Bankers Association of America. Ia menjadi juru bicara untuk perusahaan
Amerika Serikat saja.[106]
Selain juru bicara, ia juga menjabat di dewan direktur beberapa perusahaan, termasuk Marathon
Oil, Learjet, Cinergy (Cincinnati Gas & Electric Company), Taft Broadcasting, United Airlines,
Eaton Corporation, AIL Systems, dan Thiokol.[107] Ia bergabung dengan dewan Thiokol setelah
menjabat di dewan Rogers Commission; wahana antariksa Challenger meledak akibat terjadi
masalah pada pendorong roket padat buatan Thiokol. Ia mengundurkan diri sebagia ketua dewan
EDO Corporation tahun 2002.[108]

Kehidupan pribadi

Neil Armstrong (kedua dari kanan, baris tengah) mengunjungi anggota USAF di Asia Barat
Daya, 2010. Di sebelah kanannya adalah Gene Cernan (baju merah) dan Jim Lovell (baju garisgaris biru putih).
Armstrong didekati oleh kelompok politik dari kedua kutub politik setelah karier astronotnya.
Tidak seperti mantan astronot dan Senator Amerika Serikat John Glenn dan Harrison Schmitt,
Armstrong menolak semua tawaran. Secara pribadi ia lebih memilih hak negara dan menentang
tindakan Amerika Serikat sebagai "polisi dunia".[109]
Pada akhir 1950-an, Armstrong mendaftar di gereja Methodis setempat untuk memimpin
pasukan Kepanduan Laki-Laki. Ketika ditanyakan afiliasi keagamaannya, ia menyebut dirinya
seorang Deis.[110] Pandangan agama Neil berbeda dibandingkan dengan ibunya yang sangat
religius, yang membuatnya sangat sedih dan tertekan pada akhir hidupnya.[111]
Pada tahun 1972, Armstrong disambut masuk kota Langholm, Skotlandia, ibu kota tradisional
Klan Armstrong; ia dijadikan tokoh utama burgh ini, dan dengan senang hati menyebut kota
tersebut rumahnya.[112] Justice of the Peace dibacakan dari sebuah hukum berusia 400 tahun yang
mewajibkan semua Armstrong di kota itu digantung.[113]
Pada musim gugur 1979, Armstrong sedang bekerja di peternakannya dekat Lebanon, Ohio. Saat
ia melompat keluar dari belakang truk gandumnya, cincin pernikahannya tersangkut di ban,
sehingga merobek ujung jari manisnya. Armstrong mengambil potongan tersebut dan
menutupinya dengan es. Potongan tersebut disambung kembali oleh dokter bedah di Jewish
Hospital di Louisville, Kentucky.[114] Bulan Februari 1991, setahun setelah ayahnya meninggal

dunia, dan sembilan bulan setelah ibunya meninggal dunia, Armstrong mengalami serangan
jantung ringan saat berski dengan teman-temannya di Aspen, Colorado.[115]
Armstrong menikah dengan istri pertamanya, Janet Shearon tanggal 28 Juni 1956. Anak mereka,
Eric, lahir tahun 1957, diikuti Karen tahun 1959. Sayangnya, Karen meninggal dunia akibat
komplikasi terkait tumor otak yang tidak dapat dioperasi pada bulan Januari 1962. Tahun
selanjutnya, keluarga Armstrong dikaruniai anak ketiga, Mark.[116] Istri pertama Armstrong, Janet,
menceraikannya pada tahun 1994, setelah 38 tahun menikah.[117] Ia bertemu istri keduanya, Carol
Held Knight, tahun 1992 pada sebuah turnamen golf, ketika mereka duduk bersama di meja
makan. Ia berbicara sedikit dengan Armstrong, tetapi dua minggu kemudian ia ditelepon
Armstrong yang bertanya apa yang sedang ia lakukanJanet menjawab ia sedang menebang
pohon ceri; 35 menit kemudian Armstrong datang membantunya. Mereka menikah tanggal 12
Juni 1994 di Ohio dan mengadakan upacara kedua di San Ysidro Ranch, California. Mereka
menetap di Indian Hill, Ohio.[118]

Quincy Jones mempersembahkan salinan platinum "Fly Me to the Moon" kepada Neil
Armstrong (kanan) dan mantan Senator John Glenn, 24 September 2008.
Setelah 1994, Armstrong menolak semua permintaan tanda tangan karena ia mengetahui bahwa
barang-barang yang ditandatanganinya dijual dengan nilai besar dan banyak terjadi pemalsuan
tanda tangannya; semua permintaan yang dikirim kepadanya mendapat balasan surat formulir
yang berisikan bahwa ia tidak lagi memberi tanda tangan. Meski kebijakan tanpa tanda
tangannya lumayan terkenal, penulis Andrew Smith melihat orang-orang di 2002 Reno Air Races
mencoba mendapatkan tanda tangannya, dengan salah seorang penonton mengklaim, "Jika Anda
menyodorkan sesuatu begitu dekat dengan wajahnya, ia bakal tanda tangan."[119] Ia juga berhenti
mengirimkan surat selamat kepada anggota Eagle Scouts baru, karena ia percaya surat-surat
tersebut harus berasal dari orang yang tahu gerakan tersebut secara pribadi.[120]
Pemakaian nama, gambar, dan kutipan Armstrong yang terkenal memberinya banyak masalah
selama bertahun-tahun. MTV ingin memakai kutipannya untuk iklan yang menampilkan
pendaratan Apollo 11 ketika diluncurkan tahun 1981, tetapi ia menolak.[121] Armstrong menuntut
Hallmark Cards pada tahun 1994 setelah mereka memakai namanya dan rekaman kutipan "one
small step" dalam sebuah ornamen Natal tanpa izin. Tuntutan ini diselesaikan di luar
pengadilan[122] dengan nilai uang yang dirahasiakan dan disumbangkan Armstrong ke Purdue.[123]

Pada bulan Mei 2005, Armstrong kembali terlibat dalam tuntutan hukum dengan tukang cukur
langganannya selama 20 tahun, Mark Sizemore. Setelah memangkas rambut Armstrong,
Sizemore menjual sebagian ke seorang kolektor dengan nilai $3.000 tanpa seizin Armstrong.[124]
Armstrong mengancam tuntutan hukum kecuali Sizemore mengembalikan rambutnya atau
menyumbang hasilnya ke badan amal pilihan Armstrong. Sizemore, tidak mampu
mengembalikan rambut tersebut, memutuskan menyumbang hasilnya ke badan amal tersebut.[125]

Kesehatan dan kematian


Armstrong menjalani operasi tanggal 7 Agustus 2012 untuk membebaskan arteri koronernya.[126]
Ia meninggal dunia tanggal 25 Agustus 2012 di Cincinnati, Ohio,[2] setelah mengalami
komplikasi akibat berbagai prosedur kardiovaskuler tersebut. Beberapa jam kemudian, Presiden
Barack Obama merilis pernyataan mengenai kematian Armstrong dan menyebutnya sebagai
"salah seorang terhebat di antara pahlawan-pahlawan Amerika Serikat tidak hanya pada
masanya, namun sepanjang masa."[127][128] Menurut pernyataan Gedung Putih, Obama
menambahkan bahwa ia, bersama awak Apollo 11, membawa aspirasi warga negara Amerika
Serikat dan bahwa Armstrong berhasil melakukan "prestasi umat manusia yang takkan pernah
dilupakan."[129]
Keluarga Armstrong juga mengeluarkan pernyataan bahwa "[ia adalah seorang] pahlawan
Amerika Serikat yang rendah hati [dan] melayani negaranya dengan bangga, sebagai pilot
tempur angkatan laut, pilot uji coba, dan astronot. Sementara kami berduka atas kehilangan
sosok yang sangat baik ini, kami juga merayakan kehidupannya yang luar biasa dan berharap ia
bisa menjadi contoh bagi para pemuda di seluruh dunia untuk bekerja keras mewujudkan mimpimimpi mereka, terus menjelajahi dan mendorong batas, dan melayani suatu tujuan yang lebih
besar dari diri mereka."[130]
Kolega Armstrong pada misi Apollo 11, Buzz Aldrin, berkomentar bahwa ia "sangat sedih
mengetahui kematiannya. Aku turut berduka bersama jutaan orang lainnya atas kematian seorang
pahlawan sejati Amerika Serikat dan pilot terbaik yang pernah kukenal."[131][132] Pilot modul
komando Michael Collins berkata, "Ia adalah yang terbaik, dan aku akan sangat
merindukannya."[133] Administrator NASA Charles Bolden berkata bahwa Armstrong akan "terus
diingat karena mengambil langkah kecil pertama umat manusia di dunia yang bukan milik kita".
[134][135]

Keluarga Armstrong juga menyatakan, "Kepada semua orang yang bertanya apa yang bisa
mereka lakukan untuk menghormati Neil, kami punya permintaan sederhana. Contohlah
kegigihannya, prestasinya, dan kerendahan hatinya, dan saat kalian berjalan di luar pada malam
hari yang cerah dan melihat bulan tersenyum kepadamu, bayangkan Neil Armstrong dan
kedipkan matamu ke bulan."[130] Pernyataan ini memunculkan berbagai respon, termasuk tagar
Twitter "#WinkAtTheMoon".[136]

Warisan

Armstrong dan Valentina Tereshkova, wanita pertama di luar angkasa, Uni Soviet, 1970
Armstrong mendapat banyak penghormatan dan penghargaan, termasuk Presidential Medal of
Freedom, Congressional Space Medal of Honor, Robert H. Goddard Memorial Trophy, Sylvanus
Thayer Award, Collier Trophy dari National Aeronautics Association, dan Congressional Gold
Medal. Kawan bulan Armstrong, 31 mi (50 km) dari situs pendaratan Apollo 11, dan asteroid
6469 Armstrong[137] diberi nama sebagai bentuk penghormatan. Armstrong juga masuk dalam
Aerospace Walk of Honor dan United States Astronaut Hall of Fame.[138][139] Armstrong dan awak
Apollo 11 merupakan penerima Langley Gold Medal dari Smithsonian Institution tahun 1999.
Di seluruh Amerika Serikat, banyak sekolah dasar dan menengah yang diberi nama Neil
Armstrong sebagai bentuk penghormatan kepadanya,[140] dan banyak tempat di dunia memiliki
jalan, bangunan, sekolah, dan tempat yang diberi nama Armstrong dan/atau Apollo.[141] Pada
tahun 1969, penulis lagu rakyat dan penyanyi John Stewart merekam "Armstrong", sebagai
penghormatan kepada Armstrong dan pijakan pertamanya di Bulan. Universitas Purdue
mengumumkan pada Oktober 2004 bahwa gedung teknik barunya akan diberi nama Neil
Armstrong Hall of Engineering in his honor;[142] gedung ini memakan biaya $53,2 juta dan
dibuka tanggal 27 Oktober 2007 pada upacara yang dihadiri Armstrong dan empat belas Astronot
Purdue lainnya.[143] Tahun 1971, Armstrong mendapat penghargaan Sylvanus Thayer Award dari
Akademi Militer Amerika Serikat di West Point atas jasanya kepada negara.[144] Neil Armstrong
Air and Space Museum terletak di kampung halamannya, Wapakoneta, Ohio, meski tidak ada
hubungan resmi dengan Armstrong dan bandara New Knoxville tempat ia mengambil les terbang
diberi nama Neil Armstrong.[145]

Michael Collins, Presiden George W. Bush, Neil Armstrong, dan Buzz Aldrin saat perayaan
ulang tahun ke-35 penerbangan Apollo 11, 21 Juli 2004
Biografi resmi Armstrong, First Man: The Life of Neil A. Armstrong, diterbitkan tahun 2005.
Selama bertahun-tahun, Armstrong menolak tawaran biografi dari para penulis seperti Stephen
Ambrose dan James A. Michener, tetapi setuju bekerja sama dengan James R. Hansen setelah
membaca salah satu biografi karya Hansen.[146]
Dalam survei Space Foundation tahun 2010, Armstrong merupakan pahlawan antariksa paling
populer #1.[147]
Pers sering menanyai Armstrong tentang pandangannya terhadap masa depan penerbangan
antariksa. Pada tahun 2005, Armstrong mengatakan bahwa sebuah misi berawak ke Mars akan
lebih mudah daripada tantangan bulan tahun 1960-an: "Saya rasa bahwa meskipun banyak
pertanyaan sulit yang diajukan, pertanyaan tersebut tidak sesulit dan sebanyak yang kami hadapi
saat kami memulai [program antariksa] Apollo tahun 1961." Pada tahun 2010, ia melontarkan
kritik terbuka yang langka terhadap keputusan pembatalan kendaraan peluncur Ares 1 dan
program pendaratan bulan Constellation.[148] Dalam surat terbuka yang juga ditandatangani
veteran Apollo Jim Lovell dan Gene Cernan, ia menulis, "Untuk Amerika Serikat, bangsa
pemimpin penjelajahan antariksa selama hampir setengah abad, tanpa turun ke orbit rendah
Bumi dan tanpa kemampuan penjelajahan manusia melampaui orbit Bumi untuk waktu yang
tidak ditentukan, menentukan bangsa kita untuk menjadi satu dari bangsa kedua atau ketiga".[149]
Armstrong juga secara terbuka menyatakan kekhawatiran awalnya mengenai misi Apollo 11,
yang ia yakini punya 50% kemungkinan mendarat di bulan. "Saya sangat terkejut misi ini
berhasil," katanya kemudian.[150]
Tanggal 18 November 2010, pada usia 80 tahun, Armstrong mengatakan dalam pidato Science &
Technology Summit di Den Haag, Belanda, bahwa ia mau menawarkan jasanya sebagai
komandan dalam misi penerbangan ke Mars jika diminta.[151]

Anda mungkin juga menyukai