Pembimbing:
dr. Ganis T SpP
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
2012
Identitas :
Identitas Pasien
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Bangsa
Suku
Alamat
Tanggal masuk
: Tn s
: 52Tahun
: SMA
: Wiraswatsa
: Indonesia
: Jawa
: Sugio, Lamongan
: 19 Agustus 2012
Keluhan Utama :
Kepala/ leher
:
Inspeksi: anemia -, ikterus -, sianosis -, dispsneu +, mata cowong -, KGB
-, JVP Thorak : Simetris +, Retraksi
Paru : Ins
: Pergerakan dinding dada dada simetris
Pal
: fremitus menurun pada hemithorak kiri
Per
: sonor/redup
Aus
: Suara nafas vesikuler menurun/vesikuler Rh -/-, Wh -/Jantung: Ins
: ictus cordis (-), voussure cardiac (-)
Pal
: ictus cordis tidak kuat angkat,thrill/fremissm (-)
Per
: Normal
Aus
: S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop Abdomen: Ins : Flat
Pal : Supel, nyeri tekan epigastrium -, hepar dan lien tidak teraba,
undulasi (-)
Per
: thympani
Aus
: BU + N.
Extermitas
: Hangat, kering, merah, edema -/-
Diffcount
Hematokrit
Hemoglobin
mg/dl)
Leukosit
Trombosit
LED
SGOT
SGPT
Urea
Serum kreatinin
Kalium Serum
Natrium Serum
Clorida serum
Uric acid
GDA
: 0/0/74/15/11
: 33,7 %
: 11,9 mg/dl
(1-2/0-1/49-67/25-33/3-7)
(L 40-54%, P 35-47%)
(P 12,0-16,0 mg/dl, L 13,0-18,0
: 10.200
: 642.000
: 114/117 jam
: 123 U/L
: 203 U/L
: 27 mg/dl
: 0,5 mg/dl
: 4,3 mmol/L
: 130 mmol/L
: 100 mol
: 2,2 mg/dl
: 117
(4000-10.000)
(150.000- 450.000)
(L 0-5/jam, P 0-7/jam)
(L 37 U/L P 31 U/L)
(L 41 U/L P 31 U/L)
(10-15 mg/dl)
(L=0,6-1,1 P=0,5-0,9)
(3,6-5,5 mmol/L)
(135-155 mmol/L)
(70-108 mol/L)
(P 1,9-5,1 mg/dl, L 3,1-7,9 mg/dl
PENATALAKSANAAN
IGD
Tgl
20/8/12
Demam (+)
GCS 456
Sesak(+)
KU : lemah
Batuk(+)
pusing(-),
A
Efusi Pleura ec s TB Paru
P
O2 nasal 2-4 lpm
IVFD Asering 1500cc/hari
mual(-), Tensi :
makan menurun
HR :
888x/menit
RR :
24x/menit
Suhu : 37c
Rh-/Wh-/Vesikular sinistra
Nyeri epigastrium(-)
21/8/12
Demam (+)
GCS 456
Sesak(+)
Tensi :
Batuk(+)
pusing(-),
mual(-), 110/70mmHg
makan menurun
98x/menit
RR :
22x/menit
Suhu : 36c
Nyeri epigastrium (-)
21/8/12
Demam (+)
GCS 456
Sesak(+)
Tensi :
98x/menit
RR :
22x/menit
Suhu : 36c
Nyeri epigastrium (-)
22/8/12
Demam (+)
GCS 456
Sesak(+)
Tensi :
78x/menit
RR :
20x/menit
Suhu : 36,4c
Nyeri epigastrium(-)
PT : terapi tetap.
Evakuasi
cairan
pleura
23/6/12
Demam (-)
GCS 456
Sesak(-)
KU : cukup
Terapi tetap,
Batuk(-) pusing(-),
Tensi :
rimstar (Rifampicin)
0-0-III
mg,
makan menurun
93x/menit
(Pyridam)
3x1
RR :
Sulperazon
stop
21x/menit
Suhu : 36c
Nyeri epigastrium(-)
dosis
450
hepa-Q
24/8/12
EF lobus Sinistra
KU : baik
Terapi tetap
Tensi :
105/60mmHg
HR :
85x/menit
RR :
20x/menit
Suhu : 36c
Nyeri epigastrium(-)
USG : Suspect mass
paru kiri ukuran 51x52
mm
Cytologi examination:
No
incident
Malignant cells
Pungsi : 50 cc
of
25/8/12
Tensi :
100/60mmHg
HR :
86x/menit
RR :
20x/menit
Suhu : 36c
Nyeri epigastrium(-)
EF lobus Sinistra
Terapi tetap
27/8/12
KU : baik
Tensi :
90/60mmHg
HR :
89x/menit
RR :
20x/menit
Suhu : 36,9c
Nyeri epigastrium(-)
EF lobus Sinistra
Acc KRS
Definisi:
= penumpukan sejumlah cairan di dalam ruangan antar
pleura
jarak antara pleura parietalis dan viseralis:
18 20 m
histologis: sel mesotel, jaringan ikat, kelenjar
dan limfe
Penyakit pleura:
- terisi
udara
- terisi
cairan
pneumotoraks
hidrotoraks:
eksudat
transudat
hemotoraks
kilotoraks
piotoraks/empiema
Etiologi:
- Infeksi TB, nonTB
- Malignansi
- Trauma
Patofisiologi:
- Keseimbangan antara cairan
protein dalam rongga pleura
- Filtrasi karena perbedaan tekanan
osmolaritas plasma jaringan interstitiel,
sub mesotelial
Pada keadaan
peradangan
pleura:
permeabilitas
meningkat
Efusi
(+)
Pada keadaan
gagal jantung
kongestif: cairan
tidak dapat keluar
karena
peningkatan
tekanan secara
sistemik
Halim H. Penyakit-penyakit pleura. Dalam
Sudoyo AW. dkk. Ed. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II ed. IV. Jakarta: FKUI
2006. hlm 1066
Diagnosis:
- Anamnesis yang baik
- Pemeriksaan fisik yang teliti
- Diagnosis pasti: pungsi percobaan, biopsi
dan
analisis
cairan
- Foto
toraks:
DD cairan bebas, adesi
(schwarte)
Torakosentesis
Lazim dikerjakan di bagian bawah paru, sela
iga, linea aksilaris posterior. Cairan tidak
melebihi 500 1500 cc. Terlalu cepat / jumlah
terlalu banyak edema paru
- USG paru +
marker
Warna cairan:
- Bening (eksudat, transudat serous)
- Bening + benang-benang fibrin (serofibrinosa): proses
spesifik
- Agak kekuningan (sero-santokrom)
- Kemerahan: trauma, infeksi paru, komplikasi pungsi
pleura
- Kuning kehijauan (purulen): empiema
- Merah kecoklatan: abses amuba
- Putih seperti susu: kilotoraks
Transudat
Eksudat
<3
>3
< 0,5
> 0,5
< 200
< 0,6
>
>200
0,6
< 1,016
> 1,016
Negatif
Positif
Halim H. Penyakit-penyakit pleura. Dalam Sudoyo AW. dkk. Ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II ed. IV. Jakarta:
FKUI 2006. hlm 1067
Transudat
- Terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi absorpsi
- Causa:
tekanan kapiler sistemik
tekanan kapiler pulmonik
tekanan osmotik koloid dalam
pleura
intraplura
tekanan
Eksudat
- Terjadi karena permeabilitas membran
kapiler abnormal berisi protein
dalam konsentrasi tinggi
- Penyebab: infeksi, infark paru,
neoplasma
- Protein sebagian besar berasal
dari saluran getah bening (e.g.
pada TBC)
Sitologi
- Neutrofil: infeksi
akut
- Limfosit: infeksi kronis,
TBC/limfoma
- Mesotel: infark paru
- Mesotel maligna:
mesotelioma
- Sel besar inti ++:
-RALE: SLE
- Sel maligna: paru / metastase
organ lain
Bakteriologi
- Biasanya steril
- Kecuali eksudat /
perdarahan
- Kuman aerob / anaerob
- Jenis kuman:
Pneumokokus
Escherichia coli
Klebsiela
Pseudomonas
Enterobakter
Biopsi pleura
- Dapat menunjukkan 50 70% kasus
TBC / tumor
- Bila perlu dilakukan biopsi
ulangan
- Komplikasi biopsi:
pneumotoraks
hemotoraks
penyebaran infeksi / metastase
Pleural effusion
Perform diagnostic thoracentesis
Measure pleural fluid protein and LDH
Any of following met?
Yes
Observe
- Pulmonary
embolization
- Gastrointestinal disease (Esophageal perforation,
Pancreatic disease, Intraabdominal abscesses,
Diaphragmatic hernia, After abdominal surgery, Endoscopic
variceal sclerotherapy, After liver transplant
- Trapped lung
- Radiation
therapy
- Post-cardiac injury syndrome
- Hemothorax
- Iatrogenic injury
- Ovarian hyperstimulation
syndrome
- Pericardial disease
- Chylothorax
Terapi
- Efusi terinfeksi segera
dikeluarkan
- Jika proses kental operatif
drain
- Obat sistemik diberikan
bersama-sama
- Plerodesis pada EP yang berulang
(tumor), dipakai tetrasiklin,
bleomisin, tio-tepa, 5 FU
Inspeksi :
Sesak
Otot bantu nafas+
Asimetris (bila unilateral)
Pendorongan
mediastinum
kearahyang sehat (unilateral)
Palpasi :
Asimetris
Fremitus sisi sakit
Perkusi :
Redup pada sisi yg sakit
Didapaykan garis ellius dalmaseux
Auskultasi
Vesikuker sisi sakit / menghilang
Suara jantung menjauh
Egofoni daerah sakit
Kasus
Inspeksi :
Sesak
Otot bantu nafas+
Palpasi :
Fremitus sisi sakit
Perkusi :
Redup pada sisi yg sakit
Auskultasi
Vesikuker
sisi
sakit
menghilang
Suara jantung menjauh
Egofoni daerah sakit
CXR :
Radio Opak daerah yg sakit
Menentukan
batas
serta
pendorongan mediastinum kearah
yang sehat
BTA :
Bila curiga ec TB
USG :
Didapatkan kelainan bila terdapat
tumor/ masa
Dapat menentukan lokasi dan
batas cairan pleura.
Biokimia
Untuk menentukan asal dari cairan
pleura dan kemungkinan penyebab
Citology
Dx penyakit pleura
Kasus
CXR :
Radio Opak daerah yg sakit
USG :
Suspect mass paru kiri ukuran
51x52 mm
Tidak dilakukan
Biokimia
Tidak dilakukan
BTA :
Citology
KESIMPULAN
Efusi Pleura merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi
oleh cairan, sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru
yang menimbulkan gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga
dada saat proses respirasi. Oleh karena itu, pada pasien sering
mengeluhkan adanya sesak napas. Berdasarkan bentuk cairan , efusi
pleura dapat berasal dari cairan eksudat maupun transudat atau
cylothorax. Dalam menentukan diagnosa efusi pleura seringkali
didasarkan pada gejala klinis, pemeriksaan dan hasil foto rntgen berupa
gambaran radioluscen pada lapang paru yang terkena, disertai adanya
garis putih yang merupakan batas paru(garis ellis damaeoux). Dari hasil
torakosintesis sendiri kita dapat mengevaluasi cairan pleura ini berasal
dari transudat atau eksudat ataupun chylothorax