PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Dermatitis bersifat diskret, berbentuk koin, eritematosa, edematosa,
2.3.Gejala Klinis
Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut
berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara
berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti
uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Lambat
laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
kekuningan. Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm.
Penyembuhan
dimulai
dari
tengah
sehingga
terkesan
menyerupai
lesi
dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.1 Seperti yang terlihat
pada gambar 1 dan gambar 2.8
Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, biateral atau
simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar sampai numular bahkan
plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan termasuk punggung
tangan.
Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus
menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umunya
timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami
trauma (fenomena Kobner).1
Gambar 1. Lesi dermatitis numular multipel di lengan tangan.8
2.4.
Histopatologi
Pada lesi
akut
intraepidermal, sebukan
ditemukan
spongiosis
vesikel
sel
radang
sekitar
pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan akantosis
hiperkeratoisis,
juga
spongiosis
Dermis
ringan.
bagian
fibrosis,
atas
sebukan
Intestinal Polypetide (VIP) tidak meningkat pada lesi dermis dan tidak ada pada
epidermis dermatitis atopi dan dermatitis numularis.9
Gambar
Histopatologi
2.
Dermatitis
Numular3
2.5.Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai
diagnosis banding antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis atopi,
neurodermatitis sirkumskripta, dan dermatomikosis.1
2.6.Pengobatan
Penatalaksanaan dermatitis numularis sebagai berikut:
a. Antihistamin sebagai sedatif dan mengurangi gatal.
b. Kortikosteroid sistemik maupun topikal.
c. Antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin 20-40 mg/kg BB selama 7-14 hari
atau amoksisilin 4x500 mg/hari selama 7-10 hari.
d. Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid intralesi seperti
triamsinolon asetonida 0,1 mg/ml (0,1 ml/suntikan).4
Bila kulit kering, diberi pelembab. Secara topikal lesi dapat diobati degan
obat
antiinflamasi
seperti
preparat
ter, glukokotikoid,
takrolimus
atau
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1.
3.2.
Identifikasi
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Bangsa
Pekerjaan
Status
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: Tn. A
: 53 tahun
: Laki - Laki
: Islam
: Indonesia
: Wiraswasta
: Menikah
: OPI Jakabaring, Palembang
: 22 April 2013
Anamnesis
Keluhan utama:
Timbul bintil bintil kemerahan yang disertai rasa gatal di kaki
kiri sejak 6 bulan lalu.
Keluhan tambahan: Riwayat Perjalanan Penyakit :
Kisaran 6 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bintil bintil
merah di kaki kiri yang disertai dengan rasa gatal. Awalnya bintil
kemerahan kecil dan hanya timbul di kaki sebelah kiri. Lama kelamaan
bintil membesar sebesar uang logam dan bertambah banyak lalu menyebar
ke kaki sebelah kanan. Pasien mengaku karena gatal , bintil digaruk hingga
berdarah.
Pasien mengaku jika makan asin bintil menjadi tambah gatal.
Pasien juga mengaku mengolesi kakinya yang gatal dengan salep 88 tetapi
tidak sembuh, dan hanya mengering. Riwayat demam disangkal pasien,
riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama juga disangkal.
Riwayat Higienitas:
Pasien mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun untuk orang dewasa dan
air PAM. Pasien menggunakan alas kaki saat keluar rumah.
Riwayat ekonomi
3.3.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan umum:
Keadaan umum
: Baik
Sensorium
: Compos Mentis
TD
: 130 / 70 mmHG
RR
: 21 x/menit
Nadi
: 84 x/menit
Keadaan Spesifik
Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah rontok
Mata
Leher
Thorax :
Mammae : Simetris
Pulmo
Cor
B. Status Dermatologikus
terdapat
likenifikasi,
1.
Pada
regio
maleolus lateralis
sinistra terdapat
likenifikasi,
multiple, numular
da diskret
Pada regio cruris anterior dekstra et sinistra dan regio maleolus lateralis
3.4.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan pada pasien ini, tetapi untuk
pemeriksaan penunjang pada kasus ini bisa dilakukan pemeriksaan
histopatologi.
3.5.
Resume
Sejak 6 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bintil-bintil merah
yang disertai rasa gatal pada kaki kiri. Lama-kelamaan bintil-bintil merah
bertambah banyak dan membesar dan menyebar ke kaki kanan. pasien
pernah mengolesi kaki dan tangannya dengan salep 88 namum tidak
sembuh hanya mengering. Saat ini pasien datang untuk berobat ke poli
kulit dan kelamin RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang dan pasien
mengaku bintilnya mengering dan sudah tidak merah lagi, namun masih
tetap terasa gatal dan terasa tebal. Pada pemeriksaan status dermatologikus
yaitu Pada regio cruris anterior dekstra et sinistra dan regio maleolus
lateralis sinistra, terdapat likenifikasi, multiple, numular dan diskret. Pada
regio cruris anterior dekstra et sinistra dan regio maleolus lateralis sinistra,
terdapat krusta, multiple, miliar dan diskret. Pada regio cruris anterior
dextra et sinistra dan regio maleolus lateralis sinistra terdapat, skuama,
halus, multiple, dan konfluens.
3.6.
Diagnosis Banding
Dermatitis Numularis
Dermatitis kontak
Dermatitis atopik
3.7.
Diagnosis Kerja
Dermatitis Numularis
3.8.
Penatalaksanaan
a. Umum
b. Khusus
Injeksi Diphenlydomine I.M
Lameson + Cerini 10 mg 1x1 (kapsul)
Klordermal + gentamycin 10 mg + As. Salisilat + LCD + Lanolin
3.9.
2x1 (salep)
Prognosis
Ad vitam
Ad sanationam
Ad fungsionam
Ad kosmetikam
: bonam
: bonam
: bonam
: bonam
10
BAB V
PEMBAHASAN
Anamnesa
Teori
Kasus
mengeluh gatal
- - mengeluh gatal
lesi berupa papulovesikel
- lesi
berupa
membesar dengan cara
papulovesikel
berkonfluensi
- membesar, diskret
lesi berupa seperti uang - lesi berupa seperti
logam, eritematosa dan
uang logam
berbatas tegas
- pada
fase
pada fase penyembuhan
penyembuhan lesi
lesi berupa likenifikasi dan
berupa likenifikasi
skuama
dan skuama
jumlah lesi dapat hanya - jumlah lesi simetris
satu, dapat pula banyak dan - tempat
predileksi
tersebar, bilateral atau
tungkai bawah
11
Pemeriksaan
Fisik
simetris
tempat predileksi di tungkai
bawah, badan, lengan, dan
punggung
dermatitis
numularis
cenderung hilang timbul,
ada pula yang terus
menerus.
Insidensnya meninggi pada
musim
dingin
dan
bertambah buruk pada
musim panas
tempat predileksi di tungkai
bawah, badan, lengan, dan
punggung
terdapat
likenifikasi,
multiple, numular
-
dan diskret.
Pada regio cruris
anterior dekstra et
sinistra dan regio
maleolus lateralis
sinistra,
terdapat
krusta,
multiple,
12
terdapat,
skuama,
halus,
multiple,
dan
konfluens.
Pemeriksaan - Pemeriksaan Histopatologi
Tidak
dilakukan
Lanjutan/penun
pemeriksaaan penunjang
jang
pada pasien ini
Penyingkiran - Dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi
DD
akut berupa vesikel dan papukovesikel (0,3 1,0 cm),
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas
ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang
logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas
tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi,kemudian
mengering menjadi krutas kekuningan. Jumlah lesi dapat
hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau
simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar
samapai numular, bahkan plakat. Tempat predileksi ditungkai
bawah, badan, lengan termasuk punggung tangan.
Pemeriksaan yang dilakukan kultur dan uji resistensi sekret
(untuk melihat mikroorganisme penyebab/penyerta).
- Dermatitis atopik kulit penderita umumnya kering,
pucat/redup, kadar lipid di epidermis berkurang, dan
kehilangan air lewat epidermis meningkat. Jari tangan teraba
dingin. Penderita D.A. cenderung tipe astenik, dengan
inteligensia di atas rata rata, sering merasa cemas, egois,
frustasi, agresif, atau merasa tertekan. Gejala utama D.A.
ialah (pruritus), dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi
umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita
akan menggaruk sehingga timbul bermacam macam
kelainan di kulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi,
ekskoriasi, eksudasi dan krusta. Penyebab D.A. belum
diketahui, tetapi faktor turunan merupakan dasar pertama
untuk timbulnya penyakit. Pemeriksaan dermatografisme
putih, untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan
terhadap kulit.
- Dermatitis kontak alergi penderita mengeluh gatal. Dimulai
dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian
diikuti edema, papulovesikel, vesikel, atau bula. pada yang
kronis kulit terlihat kering, berskuama, papul, likenifikasi dan
mungkin fisur batasnya tidak jelas. keemasan, menebal dan
mudah dilepas. Pemeriksaan uji temple dilakukan untuk
melihat pencetus dari alerginya. Tidak terdapat IgE dan
eosinofil, tidak ada hubungan dengan riwayat atopi pada
pasien dan keluarga.
Tatalaksana 1.Penatalaksanaan Umum
Umum
Menghindari
13
perlukaan
Menghindari
perlukaan
terhadap
terhadap kulit,
kulit,
termasuk
termasuk
garukan.
Menjaga
kelembapan kult.
Menghindari stres.
garukan.
Menjaga
kelembapan
kult.
Menghindari
stres.
Prognosis
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito SA and Djuanda S. Dermatitis; in: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2009, pp 148-150.
2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews Disease of Skin Clinical Dermatology,
10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2006, p 82.
3. Burgin S. Nummular Eczema and Lichen Simplex Chronicus/Prurigo Nodularis; in:
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 7th ed. New York: McGraw-Hill,
2008, pp 158-160;.
4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, ed 2. Jakarta: EGC, 2002, p
128.
5. American Academy of Dermatology. Nummular dermatitis: Who gets and causes.
New
York:
AAD.
2011.
Available
at
http://www.aad.org/skin-
conditions/dermatology-a-to-z/nummular-dermatitis/who-gets-causes/nummulardermatitis-who-gets-and-causes.
6. Holden CA dan Jones JB. Eczema, Lichenification, Prurigo and Erytrhroderma; in:
Burns T, Breathnach S, Griffiths C, editors. Rooks Textbook of Dermatology, 7th ed,
vol 1-4. Massachusetts: Blackwell Science, 2004, pp 17.18-17.20.
15
16