FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS
SEPTEMBER 2015
MITRAL STENOSIS
DISUSUN OLEH:
Suci Ananda A.R
C 111 09 293
SUPERVISOR:
Prof.Dr.Peter Kabo, PhD, Sp.FK, Sp.JP(K), FIHA, FASCC
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
NIM
: C111 09 293
Mengetahui,
LAPORAN KASUS
MITRAL STENOSIS
IDENTITAS PASIEN
NAMA
: Ny. N
TANGGAL LAHIR
: 06 11 - 1976
UMUR
: 38 tahun
ALAMAT
: Dusun mammi II
NO REKAM MEDIS
: 723258
TANGGAL MASUK RS
: 23 Agustus 2015
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA :Sesak nafas
ANAMNESIS TERPIMPIN:
Dialami sejak 3 bulan terakhir, dan meberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri dada tidak ada
FAKTOR RESIKO :
Penyakit jantung koromer
PEMERIKSAAN FISIS
Status Present
Nadi
: 80 x/menit ireguler
Pernapasan
Suhu
: 36.5oC
Kepala
: 24x/menit
Rambut
Ukuran
: Normosefal
Bentuk
: Mesosefal
Mata
Eksoptalmus
: Tidak ada
Konjugtiva
Enoptalmus
: Anemi (+)
Kornea
Sklera
Pupil
: Tidak ada
: Ikterus (-)
: Isokor, 2,5mm/2,5mm
Telinga
Pendengaran
: Tidak ada
Sekret
: Tidak ada
Mulut
Bibir
: Kering (-)
Lidah
: Kotor (-)
Tonsil
Faring
: Hiperemis (-)
Leher
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok
JVP
: R+3 cmH2O
Paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: BJ I/II iregular
Murmur (+) 3/6 apeks distolik
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani (+)
Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiogram
+130 derajat
Gelombang P
ireguler
Interval PR : tidak
bisa
dihitung
Kompleks QRS :
0,06
Normal
Gelombang
Normal
Kesimpulan : Atrial
fibrilasi
rapid
ventricular respon,
RAD, RVH
Hasil Pemeriksaan:
-Corakan bronkovaskular prominent
-Cor : Membesar dengan cardiothoracic index 0,77, conus pulmonalis dan
auricle menonjol, apex terangkat (RVE), aorta normal
-kedua sinus dan diafragma baik
-tulang-tulang intak
Kesan:
-Cardiomegaly dengan gambaran mitral heart disease
3. Echocardiography
42% BIPLANE
Dimensi ruang-ruang jantung : Dilatasi semua ruang jantung, SEC di
atrium kiri
(LVEDd 7,2cm, LA mayor 8,3cm, LA minor 6,2, RA mayor 6,5cm, RA
minor 6,2cm, RVDB 3,7cm) Hipertropy Ventrikel kiri : positif eksentrik
RV 152 ml)
Aorta : 3 cupis, kalsifikasi (+), aorta regurgitasi ringan (AR PHT 824 ms)
Trikuspid : Trikuspid regurgitasi sedang (TVG 76mmHg, RAP 10mmHg)
Pulmonal : PV acc 89 ms, pulmonal regurgitasi ringan
E/A on atrial fibrilasi
Efusi pericard (diameter inferior 0,9cm, diameter posterior 0,8cm,
4. Laboratorium
Hemoglobin
14,4 gr/dl
Leukosit
12,59 103/uL
Trombosit
4,94 103/uL
112mg/dl
Elektrolit
CK
120,00 U/L
CK-MB
35.0 U/L
Ureum
34 mg/dl
Kreatinin
0,61 mg/dl
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
IVFD NaCl 0,9%
Furosemid 40mg/ 8jam/ intravena
Digoxin 0,25mg/ 24jam/ oral
Laxadin syr 10cc / 24jam/ oral
Ambroxol 30mg/ 8jam/ oral
PEMBAHASAN
STENOSIS MITRAL
Definisi dan etiologi stenosis mitral
Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari
atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral.
Penyebab stenosis mitral paling sering demam rematik, penyebab lain adalah
karsinoid, sistemik lupus erimatosus, reumatoid artritis, mukopolisakaridosis dan
kelainan bawaan.
Stenosis mitral merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kongestif
di negara-negara berkembang.Di Amerika Serikat, prevalensi dari stenosis mitral
telah menurun seiring dengan penurunan insidensi demam rematik. Pemberian
antibiotik seperti penisilin pada streptococcal pharyngitis turut berperan pada
penurunan insidensi ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diberbagai tempat di
Indonesia, penyakit jantung valvular menduduki urutan ke-2 setelah penyakit jantung
koroner dari seluruh jenis penyebab penyakit jantung. Dari pola etiologi penyakit
jantung di poliklinik Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang selama 5 tahun
(1990-1994) didapatkan angka 13,94% dengan penyakit katup jantung.
Penyakit whipple
Mucopolysaccharidosis
Penyakit Fabry
Carcinoid
Terapi Methysergide
obstruksi yang signifikan, misalnya, jika orifisium kurang lebih kurang dari 2 cm ,
darah dapat mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri hanya jika didorong oleh
gradien tekanan atrioventrikel kiri yang meningkat secara abnormal, tanda
2
Stenosis mitral
Diastol
memendek
(takikardi
a)
Kehilangan
sinkronisasi
atrioventriku
(atrial
ler
fibrilasi)
LVDEP
Pembesa
r
an
atrium
kiri
Aritmia
atrium
Peningkatan
aliran vena
pulmonalis
Edema
pulmonal
Hipertensi pulmonal
Gejala
artery
wedge
pressure
biasanya
meningkat,denyut
tekanan
Stenosis mitral diklasifikasikan menjadi tiga kelas dari ringan hingga berat
sesuai dengan mitral valve area (MVA).
Tabel 2. Klasifikasi stenosis mitral
Klasifikasi
Ringan
Sedang
Berat
trombus di atrium kiri dan kemudian lepas menyumbat pembuluh darah otak.
setelah tekanan ventrikel kiri jatuh di bawah tekanan atrium kiri pada diastolik awal.
Jika tekanan atrium kiri tinggi seperti pada stenosis mitral berat, opening snap
terdengar lebih awal. Opening snap tidak terdengar pada kasus dengan kekakuan,
fibrotik, atau kalsifikasi daun katup. Bising diastolik bersifat low-pitched, rumbling
dan dekresendo, makin berat stenosis mitral makin lama bisingnya. Tanda auskultasi
stenosis mitral yang terpenting untuk menyokong beratnya stenosis adalah A2-OS
interval yang pendek dan lamanya rumble diastolik.
Pemeriksaan penunjang dari rontgen toraks pada pasien stenosis mitral
didapatkan pembesaran segmen pulmonal, pembesaran atrium kiri, karina bronkus
yang melebar dan bisa didapatkan gambaran hipertensi vena pulmonalis, serta efusi
pleura.
Manifestasi Klinis
Kebanyakan penderita mitral stenosis bebas keluhan dan biasanya keluhan
utama berupa sesak napas dan dapat juga berupa fatigue. Pada stenosis mitral yang
bermakna dapat mengalami sesak pada aktifitas sehari-hari, paroksismal nokturnal
dispnea, ortopnea atau oedema paru.
Aritmia atrial berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang sering
terjadi pada stenosis mitral, yaitu 30-40%. Sering terjadi pada usia yang lebih lanjut
atau distensi atrium yang akan merubah sifat elektrofisiologi dari atrium kiri, dan hal
ini tidak berhubungan dengan derajat stenosis.
Diagnosis
Diagnosis dari mitral stenosis ditegakkan dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, elektrokardiografi (EKG) atau
ekokardiografi. Dari riwayat penyakit biasanya didapatkan adanya:
Dyspneu deffort.
Hemoptisis.
Nyeri dada.
Palpitasi.
Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Opening snap.
Diastolic rumble.
Respiratory distress.
Digital clubbing.
Systemic embolization.
E-F slope mengecil dari anterior leaflets katup mitral, dengan menghilangnya
gelombang a,
Penebalan katup akibat fibrosis dan multiple mitral valve echo akibat kalsifikasi.
Penatalaksanaan
jantung-paru. Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan komisura, atau
korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan dengan lebih baik.
Juga dapat ditentukan tindakan yang akan diambil apakah itu reparasi atau
penggantian katup mitral dengan protesa.
Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (<1,7 cm 2) dan
keluhan,
2.
dengan jelas keadaan katup mitral dan apabila diduga adanya trombus di dalam
atrium,
3.
2.
Prognosis
Apabila timbul atrium fibrilasi prognosisnya kurang baik (25% angka harapan
hidup 10 tahun) dibandingkan pada kelompok irama sinus (46% angka harapan hidup
10 tahun). Hal ini dikarenakan angka resiko terjadinya emboli arterial secara
bermakna meningkat pada atrium fibrilasi.
DISKUSI
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran
darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur mitral
leaflets, yang menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan
pengisian ventrikel kiri saat diastol. Penyebab tersering dari stenosis mitral adalah
endokarditis reumatik, akibat reaksi yang progresif dari demam reumatik oleh infeksi
kuman Streptococcus. Diagnosis dari stenosis mitral ditegakkan dari riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, foto thoraks, EKG dan Ekokardiografi.
Pada pasien ini didapatkan adanya riwayat sesak napas yang disertai batukbatuk serta nyeri di dada kiri, peningkatan JVP serta tanda-tanda pembesaran jantung,
atrium fibrilasi dan bising sistolik (+). Dipikirkan bahwa pasien menderita suatu
kegagalan jantung kongestif. Adanya gambaran kardiomegali, dan adanya tandatanda pembesaran jantung kanan pada EKG dipikirkan adanya komplikasi akibat
stenosis mitral terhadap terjadinya hipertensi pulmonal, yang selanjutnya akan
menyebabkan kenaikan tekanan dan volume akhir diastol, regurgitasi trikuspudal dan
pulmonal dan seterusnya sebagai gagal jantung kanan dan kongesti sistemik.Dari
gambaran ekokardiografi didapatkan gambaran stenosis mitral sedang-berat mitral
regurgitasi berat, aorta regurgitasi kananm trikusid regurgitasi sedang, maka pada
pasien ini diduga adanya gagal jantung disebabkan oleh stenosis mitral. Penyebab
stenosis mitral pada pasien ini dipikirkan oleh karena penyakit jantung reumatik yang
pernah dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1
2
2011
Bonow, Robert O et al. Braunwalds Heart Disease, a Textbook of Cardiovascular