Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN KEKURANGAN GIZI


MAY 7, 2014 | ALIINUR
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular dapat terjadi pada
sekelompok masyarakat pada suatu tempat. Hal ini berkaitan dengan faktor
multidisiplin dan harus selalu dikontrol terutama pada masyarakat yang
tinggal dinegara-negara berkembang (Depkes, 2000)
Situasi global, untuk kejadian luar biasa, tingginya harga makanan yang
meningkatkan jumlah anak yang kekurangan gizi terutama diwilayah WHO
yang melaporkan penemuan kasus kekurangan gizi.
1. TUJUAN PENULISAN
2. Untuk memahami pengertian kekurangan gizi
3. Untuk memahami asuhan keperawatan
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala kekurangan gizi
5. Untuk mengetahui pengobatan kekurangan gizi
6. SISTEMATIKA
Sistematika dalam pembuatan makalah ini berisi :
BAB I : Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan dan
sistematika penulisan.
BAB II

: Tinjauan teori membahas tentang :

1. Gambaran umum mengenai definisi, jenis, patofisiologi, tanda dan


gejala, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan
penatalaksanaan/pengobatan dari penyakit kekurangan gizi.
2. Asuhan keperawatan pada pasien dengan Kekurangan Gizi, yang
membahas tentang:

3. Pengkajian, yang terdiri atas : Riwayat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


diagnostik, pengkajian psikososial.
4. Diagnosa Keperawatan
5. Perencanaan dan implementasi
6. Discharge Planing
7. Evaluasi
BAB III: Berisi Kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1)

KONSEP DASAR
1. Pengertian

Gizi adalah suatu suatu proses organism yang menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbs, dan tranfortasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan dan fungi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energy (supariasa, 2001)
Menurut Moehji, S (2003) gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi
seperti protein,karbohidrat,lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Penyebab gizi kurang
1. Menurut suprijadi (1999). Gizi kurang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
2. Faktor diet / makanan
Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein dapat
menyebabkan akan menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang
kurang energi walaupun zat-zat gizi essensialnya seimbang akan
menyebabkan anak menderita marasmus.
3. Faktor sosial
Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya
salah bila dilihat dari segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan

bahan makanan tertentu banyak sekali di temukan, dapat


mempengaruhi status gizi terutama anak-anak, faktor sosial yang lain
diantaranya keluarga yang mempunyai banyak anak dan
berpenghasilan rendah.
1. Faktor infeksi/ penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di
sebabkan karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karena
asupan yang kurang akibat anak tidak nafsu makan.
2. Faktor kemiskinan.
Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan
masyarakat negara yang rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan
masyarakat memenuhi bahan makanan sendiri di tambah dengan
banyak timbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka
timbul gejala KEP lebih cepat.
3. Jenis kekurangan Gizi
4. Kwarshiorkor
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yan
kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk
malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat
dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita
Kwashiorkor yaitu :

Gagal untuk menambah berat badan

wajah membulat dan sembap

Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut

Pertumbuhan linear terhenti

Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang


membuncit).

Diare yang tidak membaik

Dermatitis perubahan pigmen kulit

Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut

Penurunan masa otot

Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi

Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia

Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma
dan berakhir dengan kematian.

Cara mengatasi kwarshiorkor


Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan
makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita
kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara
bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai
konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.

2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering.
Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih
menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi
lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan,
sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh
terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan
untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami
kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima zat gizi
sumber energi (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain.
Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi
kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit
KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus, yaitu:

Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat


badan dibawah waktu lahir.

Wajahnya seperti orang tua

Kulit keriput,

pantat kosong, paha kosong,

tangan kurus dan iga nampak jelas.

Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti
lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi
dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.

3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana
ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus
yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin
dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.

b)

Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem
(HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan
karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama
secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga
perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut
busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :

Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas

Badan kurus

Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut

Sekitar mata bengkak dan apatis

anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.

Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari


12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita
tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang
selaput otak).
3. Patofisiologi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi
kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat
lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak
tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang
kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anakanak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau

kurang energi kalori. Pada akhirnya anak tersebut akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
4. Tanda dan Gejala
5. Tanda kurang gizi
1. Kurang energi protein ringan
Kekurangan energi protein ringan belum memunculkan tanda-tanda khusus
pada anak. Hal yang paling mudah dikenali pada anak yang kekurangan
energi protein ringan adalah menurunnya berat badan anak hingga 80% dari
berat badan normal.
2. Kurang energi protein sedang
Tahap ini juga masih belum menunjukkan tanda-tanda khusus indikasi kurang
gizi. Pada tahap kedua ini berat anak turun mencapai 70% dari berat badan
normal. Selain penurunan berat badan, dapat dikenali bahwa wajahnya pucat
dan rambutnya berubah kemerahan.
3. Kurang energi protein berat
Fase kurang sekali (marasmus) ditandai dnegan penurunan berat badan anak
hingga tinggal 60% dari berat badan normal seusianya.
Fase sangat kurang (kwashiorkor) ditandai dengan penurunan berat badan
tinggal 50% atau bahkan kurang dari berat badan normal, pembengkakan
kaki, rambut memerah dan mudah dicabut, mata rabun, kornea kering dapat
membuat mata pecah.
Penjelasan lebih lanjut tentang kwashiorkor
Selain yang disebut diatas, fase kwashiorkor adalah ditandai dengan
datangnya beberapa penyakit seperti tekanan darah rendah atau anemia,
infeksi, diare, kulit mengerak dan pecah, pecah di bagian sudut bibir. Tahapan
kurang gizi ini sangat berat pada anak dan harus mendapatkan penanganan
yang khusus. Jika tidak maka dapat mengakibatkan kerugian permanen pada
anak-anak, diantaranya:
. Kemunduran kecerdasan dan gangguan jiwa.
. Rabun senja dan kebutaan total.
. Minimnya kemampuan motorik atau bahkan kelumpuhan.

1. Gejala Status Gizi Kurang antara lain :


a.

Protein kalori malnutrisi (Kwashiorkor dan marasmus)

b. Anemia
c.

Hipovitaminosis A dan Xerophathalmia

d. Endimik Golter
1)

Gejala kekurangan gizi yang meliputi dewasa dan anak-anak

antara lain :
1. Gejala kekurangan gizi pada dewasa
Gejala yang paling umum adalah terkenal berat badan. Sebagai contoh,
orang-orang yang telah kehilangan lebih dari 10% dari berat badan mereka
dalam tiga bulan dan tidak diet bisa kekurangan gizi.Ini biasanya diukur
menggunakan body mass index atau BMI. Ini dihitung oleh berat dalam
kilogram dibagi dengan ketinggian di meter persegi. BMI sehat untuk
orang dewasa biasanya terletak antara 18,5 dan 24,9.Orang-orang dengan
BMI antara 17 dan 18,5 bisa agak kurang gizi, orang-orang dengan
BMIs

antara 16 dan 18 bisa cukup gizi dan orang-orang dengan BMI

kurang dari

16 bisa mengalami kekurangan gizi.

Gejala kekurangan gizi pada dewasa:

Kelemahan otot dan kelelahan. Otot-otot tubuh muncul untuk


membuang-buang jauh dan dapat dibiarkan tanpa cukup kekuatan untuk
melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Banyak orang mengeluh kelelahan sepanjang hari dan kurangnya


energi. Ini juga mungkin karena anemia disebabkan oleh kekurangan gizi.

Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

Tertunda dan berkepanjangan penyembuhan luka-luka yang bahkan


kecil dan luka.

Lekas marah dan pusing

Kulit dan rambut menjadi kering. Kulit mungkin tampak kering, dan
keripik dan rambut dapat mengubah kering, tak bernyawa, membosankan
dan muncul seperti jerami. Kuku mungkin muncul rapuh dan mudah patah.

Beberapa pasien menderita diare yang terus-menerus atau jangka


panjang sembelit.

Haid mungkin tidak teratur atau berhenti sepenuhnya dalam gizi


perempuan.

Depresi umum dalam gizi buruk. Ini bisa menjadi penyebab maupun
akibat dari kekurangan gizi.

1. . Gejala kekurangan gizi pada anak


Gejala dari kekurangan gizi anak-anak termasuk:

Pertumbuhan kegagalan. Ini dapat dinyatakan sebagai kegagalan untuk


tumbuh pada tingkat diharapkan normal dalam hal berat, tinggi atau
keduanya

Lekas marah, kelesuan dan berlebihan menangis bersama dengan


perubahan perilaku seperti kecemasan, perhatian defisit umum pada anakanak dengan kekurangan gizi.

Kulit menjadi kering dan keripik dan rambut dapat mengubah kering,
membosankan dan jerami seperti dalam penampilan. Selain itu, mungkin
ada rambut rontok juga.

Otot pemborosan dan kurangnya kekuatan dalam otot. Anggota badan


mungkin tampak tongkat seperti.

Bengkak perut dan kaki. Perut bengkak karena kurangnya kekuatan


otot-otot perut. Hal ini menyebabkan isi perut menonjol keluar membuat
perut bengkak. Kaki bengkak karena edema. Hal ini disebabkan karena
kurangnya nutrisi penting. Gejala ini dua terlihat pada anak-anak dengan
parah kekurangan gizi.

Ada klasik dua jenis malnutrisi energi protein (PEM) pada anak-anak. Ini
adalah Marasmus dan Kwashorkor.

Marasmus mungkin ada jelas berat badan dengan membuang-buang


otot. Ada sedikit atau tidak ada lemak di bawah kulit. Lipatan kulit tipis dan
wajah muncul mencubit seperti orang tua atau monyet. Rambut jarang
atau rapuh.

Dalam Kwashirkor anak adalah antara 1 dan 2 dengan rambut yang


berubah warna menjadi merah lesu, abu-abu atau simbol. Wajah muncul
bulat dengan perut bengkak dan kaki. Kulit kering dan gelap dengan
perpecahan atau stretch mark seperti garis-garis di mana membentang.

Dalam gizi dwarfisme pasien muncul kerdil dalam pertumbuhan.

5. Komplikasi kekurangan gizi


Status Gizi yang kurang nutrisi dapat menyebabkan infeksi kronik, penyakit
yang menyebabkan kehilangan protein berlebihan melalui urin atau tinja dan
keadaan ketidak mampuan metabolic untuk mensintesis protein. (Richard E.
Behrman. 2000).
6. Pemeriksaan diagnostik
Test Diagnostik
a.

Hemoglobin (Hb)

b. Hematokrit
c.

Besi serum

d. Ferittin serum (Sf)


e.
f.

Trasferrin saturation (TS)


Free erythrocytes protophohyrin (FEP)

g. Unsaturated iron-binding capacity serum


7. Penatalaksaan medik
a.

Lakukan pengaturan makanan dengan berbagai tahap salah


satunya adalah tahap yang dimulai dari pemberian kalori sebanyak
50 kal/kg bb/hari dalam cairan 200 ml/kg bb/hari pada kwashiorkor
dan 250 ml/kg bb/hari pada marasmus.

b.

Berikan makanan tinggi kalori (3-4 g/kg bb/hari) dan tinggi


protein (160-175 g/kb bb/hari) pada kekurangan energi dan protein
berat, serta berikan mineral dan vitamin.

c.

Pada bayi berat badan kurang dari 7 kg berikan susu rendah


laktosa(low lactose milk-LLM) dengfan cara 1/3 LLM ditambah
glukosa 10% tiap 100 ml susu ditambah 5 g glukolin untuk
mencegah hipoglikemia selama 1-3 hari kemudian, pada hari
berikutnya 2/3

d.

Apabila berat badan lebih dari 7 kg maka pemberian makanan


dimulai dengan makanan bentuk cair selama 1-2 hari, lanjutkan
bentuk lunak, tim dan seterusnya, dan lakukan pemberian kalori
mulai dari 50 kal/kg bb/hari.

e.

Lakukan evaluasi pola makan, berat badan, tanda perubahan


kebutuhan nutrisi seperti turgor, nafsu makan, kemampuan
absorpsi, bising usus dan tanda vital. (A. Alimul, 2006)

f.

Pengobatan kekurangan gizi

Pada stadium ringan dengan perbaikan gizi mulai dari sekarangPengobatan


pada stadium berat cenderung lebih kompleks pada masing-masing penyakit
harus diobati satu per satu. Penderitanya pun sebaiknya dirawat di Rumah
Sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Riwayat
Riwayat kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat kesehatan masa lalu : kaji pola makan pasien
Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat psikososial dan spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial, dan
kepercayaan
1. Pemeriksaan Fisik :
Sistem kardiovaskuler : untuk mengetahui tanda-tanda vital, edema,
pertumbuhan dan mental, perkembangan mental apatis
Sistem musculo skeletal : untuk mengetahui kondisi otot menyusut
(kurus), tampak hanya tulang dan kering, layu dan kering
Sistem integumen : berkerut/keriput, turgor kulit jelek
1. Diagnostik

Pemeriksaan metabolik tak normal, .mis : hemoglobin (HB), hematokrit, besi


serum, ferritin serum (SF). Tranferrin saturation (TS), Free erythrocytes
protophohyrin (FEP), Unsaturated iron-binding capacity serum.
1. Psikososial

Psikologi
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dia alami sekarang dan
bersyukur atas apa yang diberikan sama allah sehingga pasien tidak merasa
minder
Sosial
Pasien dapat berinteraksi sosial dengan masyarakat dan lingkungannya
sehingga dia dapat diterima oleh orang lain
1. Diagnosa Keperawatan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang kurang
1. Gangguan pencitraan diri berhubungan dengan biofisika atau psikosial
pandangan terhadap diri.

1. Perencanaan dan Implementasi


Diagnosa 1 :
a . Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan intake makanan yang kurang
b . Tujuan : kebutuhan nutrisi kembali normal
c . Kriteria Hasil :

Perubahan pola makan dan kebiasaan individu

Menunjukan kenaikan berat badan yang ideal

d . Intervensi :

Kaji penyebab kekurangan gizi dan buat rencana makan dengan

pasien

Timbang berat badan pasien secara rutin

Tentukan rencana program pasien dalam pemenuhan kebutuhan

nutrisi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan kebutuhan kalori dan

nutrisi untuk kenaikan berat badan yang ideal

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan vitamin untuk

menambah nafsu makan


e . Rasional :

Mengidentifikasi penentuan intervensi

Mendorong pasien untuk menyusun program pemenuhan kebutuhan

nutrisi lebih nyata dan sesuai dengan rencana

Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal

Terjadi kenaikan berat badan yang ideal

Diagnosa 2:
a . Gangguan pencitraan diri berhubungan dengan biofisika atau psikosial
pandangan terhadap
b . Tujuan : untuk menyatakan gambaran diri yang lebih nyata
c . Kriteria Hasil:

Mengakui individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

d . Intervensi:

Jaga privasi pasien selama perawatan

Keyakinan dan motivasi untuk mengetahui berat badan yang ideal

Pola makan bisa teratur dan nafsu makan mulai bertambah


Dapat memberikan terapi dan motifasi kepada pasien

1. Discharge Planning
Prioritas perawatan :

Membantu pasien untuk mengatur pola makan secara teratur

Membantu pasien untuk memberikan makanan yang bergizi

supaya berat badan pasien ada peningkatan

Meningkatkan perbaikan diri dan konsep diri sehingga ada rasa

percaya diri pada pasien

Mendorong pasien untuk menstabilkan berat badan yang ideal

Tujuan Pemulangan :

Pola makan sehat serta kontrol berat badan yang meningkat

Persepsi yang positif terhadap diri sendiri di lingkungannya

Merencanakan kepada pasien untuk lebih sering makan sedikit-

demi sedikit sehingga berat badan pasien bisa mencapai deal

1. Evaluasi

klien memahami nutrisi tubuh yang normal sesuai dengan pola

makan yang teratur

klien dapat makan secara teratur

berat badan klien mulai meningkat sesuai pola makan yang

teratur

BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular dapat terjadi pada
sekelompok masyarakat pada suatu tempat. Hal ini berkaitan dengan faktor
multidisiplin dan harus selalu dikontrol terutama pada masyarakat yang
tinggal dinegara-negara berkembang. Kekurangan gizi mempunyai banyak
komplikasi akibatnya kurang nafsu makan yang tidak stabil, sehingga berat
badan menurun dari berat badan yang ideal. Banyak factor dan cirri-ciri dari
kekurangan gizi seperti: perut bucit,kulit kering dan mengkerut, turgor kulit
jelek, edema, dan otot kaki, tangan sperti tongkat .
Maka dari itu kekurangan gizi yang usah menyebar diseluruh Indonesia harus
cepat diatasi agar tidak banyak korban yang selanjutnya, bagi tim kesehatan
harus mengadakan pendidikan kesehatan kepada masyarakat untuk tetap
makanan yang bergizi dan mebatur pola makan secara teratur.
1. SARAN
2. Klien yang mengalami kekurangan gizi sebaiknya dari sekarang harus
mengatur pola makan yang teratur sehingga tidak akan terjadi
kekurangan gizi .
3. Pola makan klien harus diatur seperti contohnya memilih makanan
yang karbohidrat,berprotein,lemak,dan bervitamin

4. Keluarga pasien disarankan untuk ikut serta mendampingi pasien


dalam mengatur pola makannya agar nafsu makan pasien bertambah

DAFTAR PUSTAKA

http://jannyerika-mkes.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-kurang-gizi.htmld
http://www.news-medical.net/health/Symptoms-of-malnutrition%28Indonesian%29.aspx
http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-padaanak.html

Anda mungkin juga menyukai