Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.
Latar Belakang
Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2 oC.
Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 0C
atau lebih. Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu
keadaan suhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).
Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak, yaitu merupakan keluhan utama
dari 50%, Pasen anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Tidak hanya
pada pasien anak-anak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris juga dapat
sering terjadi tergantung dari sistem imun. Pada febris ini juga tidak ada
perbedaan insidens dari segi ras atau jenis kelamin.
Febris/demam adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Salmonella
typhosa atau Salmonella typhi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda
khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu di
sertai dengan gejala-gejala demam, nyeri perut, pembesaran limpa dan erupsi
kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis, dan penyakit ini sangat
sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia (Betz, 2002). Berdasarkan artikel
data yang diperoleh di dunia pada tanggal 27 September 2005 sampai dengan 11
Januari 2007 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderi febris dan 214 orang
meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah maupun
sekolah akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa
(Robert, 2007). Menurut Wakil Kepala Puskesmas Bukit Hindu Kota
Palangkaraya Dr. RIZAL kepada RRI Palangka raya Mengatakan, berdasarkan
hasil pemantauan, dari awal memasuki Musim Panca Roba pada Bulan November
ini Puskesmas Bukit Hindu telah banyak menerima puluhan pasien Masyarakat
yang banyak terserang penyakit Febris, dan ini sangat perlu diwaspadai terutama
pada musim Penghujan seperti sekarang ini.Dijelaskan, dalam beberapa hari

terakhir ini saja jumlah penderita yang terserang Febris menunjukan peningkatan,
dari pasien tiap hari 10 15 orang dengan gejala febris dan sekarang bisa
mencapai 20 orang/hari. karena hampir setiap hari masyarakat yang datang
berobat ke puskesmas kebanyakan mengeluhkan badan anaknya panas. Terjadinya
penyakit ini dikarenakan oleh banyaknya masyarakat yang tidak memiliki pola
hidup bersih dan banyak membiarkan anak anaknya untuk beraktivitas
berlebihan di luar sehingga rentan terhadap penyakit febris.Guna mengatasi
merebaknya penyakit ini Para petugas kesehatan kota Palangkaraya, terus
melakukan kegiatan pemantauan dengan memberikan sosialisasi kepada Para
Pasien dan keluarga yang terkena penyakit febris dan memberikan obat. Pada
Puskesmas Kalampangan, penyakit febris ini masuk dalam 10 besar penyakit yang
paling banyak menyerang masyarakat setempat. Data yang di peroleh penyakit
febris menduduki nomor urut ke dua yang sering terjadi pada anak. Dalam
beberapa hari terakhir untuk penyakit febris meningkat, biasanya untuk pasien
dengan gejalan badan panas ini 2-3 orang/hari

yang datang ke puskesmas

kalampangan dan sekarang meningkat menjadi 4-5 orang/hari.


Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi
atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal
dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa
berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (non infeksi) (Sinarty, 2003). Pirogen selanjutnya membawa
pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen
ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan
produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu
tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas (Sinarty, 2003). Inilah yang menimbulkan
demam pada anak/Febris.

Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan


diberikan obat antibiotic,antipiretik dan vitamin sedangkan dari non infeksi akan
dilihat penyebab dari febris itu sendiri, adapun peran perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa febris adalah menganjurkan
orang tua pelihara lingkungan yang nyaman dan tenang, menganjurkan orang tua
mengompres anaknya dengan air hangat, menganjurkan orang tua pasien
memakaikan pakaian/selimut untuk anaknyan yang tipis yang dapat menyerap
keringat, dan menganjurkan kepada orang tua pasien memberikan minum air
putih/ASI untuk anaknya sedikit demi sedikit tapi sering, serta mengobservasi
tanda-tanda vital pasien. Febris dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan
yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan diberikan perawatan yang tepat
maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa pasien. Maka dari itu
diharapkan denganpenulisan makalah ini kita sebagai perawat dapat memahami
konsep febris dan asuhan keperawatan pada pasien febris sehingga kita dapat
memberikan perawatan yang efektif, komprehensif dan optimal pada pasien.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan bagaimana

pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien An.N dengan diagnosa Febris di


Puskesmas Kalampangan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan sampai pada evaluasi keperawatan serta
pendokumentasiannya.
1.3

Tujuan Penulisan

1.3.1

Tujuan Umum
Dari penulisan studi kasus adalah untuk mendapatkan atau memperoleh

kemampuan dalam menyusun dan menyajikan laporan studi kasus dengan


menggunakan proses keperawatan.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan
penyakit Febris
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan penyakit Febris
3. Mahasiswa mampu membuat intervensi pada pasien dengan penyakit
Febris

4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien dengan


penyakit Febris
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah pada pasien
dengan penyakit Febris
6. Mahasiswa mampu mendokumentasikan

tindakan

yang

telah

dilakukan pada pasien dengan penyakit Febris


1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1

Teoritis
Memberikan

tambahan

wawasan

bagi

mahasiswa

dalam

bidang

pembuatan asuhan keperawatan, dikarenakan dengan melakukan pembuatan


makalah, akan mampu mengembangkan wawasan, bersikap kritis dan ilmiah
berkaitan dengan teori yang didapat dalam bangku perkuliahan dengan realita
yang ada, untuk mengatasi apabila menemukan klien dengan Febris.
1.4.2

Praktis
Sebagai

bahan

masukan

bagi

bidang

perawatan

di

Puskesmas

Kalampangan Palangka Raya dalam asuhan keperawatan anak, dalam pelayanan


keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas
Kalampangan.

Anda mungkin juga menyukai