Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FIELD LAB BLOK IV

IMUNISASI

Oleh:
Alevia Miranti Poernomo
NIM: 1413010022
Pembimbing: dr. Mustika Ratna Ningsih, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015

LAPORAN FIELD LAB 3


Imunisasi

Tempat

Hari, tanggal

Puskesmas Banyumas
:

Kamis, 2 April 2015

Prosedur Imunisasi Prevalent


Imunisasi Pentavalent merupakan pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertussis, hepatitis B, dan meningitis.
Terdiri dari DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Hepatitis B, dan HIB (untuk
meningitis) dimana satu kali imunisasi dilakukan 3 kali suntikan.
Pentavalent I : Diberikan pada usia 2 bulan
Pentavalent II : Diberikan dengan interval 4 minggu setelah pemberian
pertama (pada usia 3 bulan)
Pentavalent III: Diberikan dengan interval 4 minggu setelah pemberian
kedua (pada usia 4 bulan)
Dosis yang diberikan tidak lebih dari 0,5 cc
Imunisasi Pentavalent diberikan secara intramuscular pada 1/3 paha luar
bagian atas dan dilakukan booster pada usia 18 bulan di muskulus
deltoideous dextra.
Imunisasi Pentavalenti tidak boleh dilakukan pada demam > 38,5 C, anak
dengan riwayat alergi Pentavalent, dan riwayat kejang setelah imunisasi.
Cara Penyimpanan Vaksin
Vaksin disimpan dalam coolchain bersuhu 2-8 C, penempatannya harus
diperhatikan berdasarkan sifat vaksinnya. Ada vaksin freeze sensitive yang peka
terhadap pembekuan (contoh: Vaksin Hepatitis, Pentavalent, Tetanus Toksoid, dan
Difteri Toksoid). Vaksin ini harus disimpan jauh dari evaporator. Ada juga vaksin
heat sensitive yang peka terhadap pajanan panas (contoh: BCG, polio, dan

campak) yang harus disimpan dekat evaporator. Masing-masing box disimpan


dengan jarak minimal 1-2 cm. Dibagian bawah diletakan coolpack sebagai
penahan dingin. Jika akan dilakukan imunisasi di suatu tempat, maka vaksin
dibawa didalam vaccine carrier yang didalamnya terdapat coolpack dan dijauhkan
dari paparan sinar matahari langsung.
Untuk penyimpanan vaksin vial yang sudah pernah dibuka:
1.
2.
3.
4.
5.

Pastikan bahwa vaksin tidak melewati tanggal kadaluwarsa.


Vaksin disimpan pada suhu 2-8 C
Hindari vaksin terendam air
VVM masih baik
Tertera tanggal pertama kali dibuka

Berikut jangka waktu untuk masing-masing vaksin setelah dibuka:


Vaksin polio dapat digunakan hingga 2 minggu setelah pertama dibuka
Vaksin DPT, DT, TT, Hb dapat digunakan hingga 4 minggu setelah
pertama dibuka
Vaksin campak dapat digunakan tidak lebih dari 6 jam setelah pertama
dibuka
Vaksin BCG dapat digunakan tidak lebih dari 3 jam setelah pertama
dibuka
Penghitungan Sasaran Imunisasi
Untuk bayi, penghitungan sasaran imunisasi adalah sebagai berikut:
Sasaran bayitahunini=

Pencatatan Imunisasi

jumlah bayi desa tahunlalu


jumlah bayi kecamatan tahun ini
jumlah bayi kecamatan tahunlalu

Perekapan imunisasi Puskesmas Banyumas dilakukan 3 bulan sekali. Datanya


mencakup jumlah sasaran dan jumlah imunisasi yang tercapai. Data-data inilah
yang akan dikirim ke Pusat dan akan dievaluasi untuk kedepannya.
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Praktikan tidak memantau secara langsung pelaksanaan imunisasi dikarenakan
pada saat dilaksanakannya field lab, tidak ada imunisasi. Di Puskesmas Banyumas
sendiri pernah terjadi seorang bayi berusia 6 bulan yang memiliki nama yang
sama dengan bayi 9 bulan sehingga terjadi kesalahan pemberian imunisasi dimana
seharusnya bayi 6 bulan tersebut diberi imunisasi BCG namun terjadi kesalahan
sehingga bayi tersebut diberi imunisasi campak. Bayi 6 bulan tersebut mengalami
kejang-kejang. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, bayi tersebut memang
memiliki riwayat epilepsi sehingga kejang itu bukanlah efek dari pemberian
imunisasi campak.

Anda mungkin juga menyukai