1
Yang akan dibahas pada Bab ini adalah :
Definisi Data, Informasi dan Basis Data
Sejarah Kemunculan Basis Data
Evolusi Teknologi
Operasi – operasi Dasar Basis Data
Objekfitifas Basis Data
Penerapan Basis Data
Pendahuluan
ekarang peran basis data sangatlah menonjol. Pemrosesan basis data menjadi
perangkat andalan yang kehadirannya sangat diperlukan oleh berbagai institusi
dan perusahaan. Basis data tidak hanya mempercepat pemerolehan informasi,
tetapi juga dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Bagi perusahaan, keuntungan seperti ini dapat meningkatkan daya saingnya terhadap perusahaan lain.
Hal ini pulalah yang mendorong banyak perusahaan yang menggunakan pemrosesan manual mulai
beralih memanfaatkan basis data.
ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar informasi yaitu data yang digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Definisi lain dari basis data menurut Fabbri dan Schwab adalah sistem berkas terpadu yang
dirancang terutama untuk meminimalkan duplikasi data.
Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan basis data lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus,
yaitu :
a) Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).
b) Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti
implisit. Sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat
disebut basis data.
c) Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data
dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan
user.
Dari beberapa definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data memounyai berbagai
sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang
dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan [Waliyanto 2000].
Pada saat awal penerapan komputer, sekelompok rekaman disimpan pada sejumlah berkas
secara terpisah. Sistem yang menggunakan pendekatan seperti ini biasa disebut sistem pemrosesan
berkas. Sistem ini tentu saja memiliki kelebihan daripada sistem pemrosesan manual, yaitu dalam hal
kecepatan dan keakuratannya. Kelemahannya, perancangan sistem masih didasarkan pada kebutuhan
individual pengguna, bukan kebutuhan sejumlah pengguna. Setiap kali ada kebutuhan baru dari
seorang pengguna, kebutuhan segera diterjemahkan ke program komputer. Alhasil, setiap program
aplikasi menuliskan data tersendiri. Sementara itu ada kemungkinan data yang sama juga terdapat
pada berkas-berkas lain yang digunakan oleh program aplikasi lain.
Kemubaziran data atau duplikasi data diakibatkan karena setiap program aplikasi
menggunakan data tersendiri, sebagaimana telah diuraikan di depan. Sebagai contoh, dalam sebuah
perusahaan terhadap bagian Personalia dan bagian Pelatihan. Program aplikasi Personalia dipakai
untuk mengarsipkan data para pegawai untuk kepentingan Personalia sedangkan program aplikasi
Pelatihan dipakai untuk mencatat segala kepentingan yang menyangkut Pelatihan. Data pada kedua
program aplikasi tersebut, seperti Nomor Pegawai, Nama Pegawai, dan bagian Tempat Kerja Pegawai,
akan dicatat. Hal seperti inilah yang memungkinkan adanya duplikasi data.
Kemubaziran data sebenarnya terjadi karena keterbatasan berbagi data. Seandainya suatu data
dapat dipakai oleh beberapa program aplikasi, ataupun sejumlah orang, kemubaziran data dapat
dihindari.
Ketidakkonsistenan data diakibatkan oleh adanya perubahan terhadap data yang sama, tetapi
tidak semuanya diubah. Sebagi contoh, bila sesorang telah pindah bagian lain dan data tentang hal ini
sudah dicatat oleh bagian Personalia, tetapi tidak dicatat oleh bagian Pelatihan, maka pengguna pada
bagian Pelatihan tetap menganggap bahwa orang tersebut belum pindah bagian.
Ketidakkonsistenan data berkaitan erat dengan integritas data. Bila data tidak konsisten, maka
integritasnya akan berkurang. Integritas berarti bahwa data selalu dalam keadaan valid. Sesuatu
perubahan, misalnya data Alamat Pelanggan, seharusnya tidak menimbulkan kerancuan. Hal ini hanya
bisa terjadi kalau data mengenai hal ini hanya ada pada satu tempat. Pada lingkungan multiuser,
integritas merupakan hal yang sangat kritis, disebabkan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing
pengguna akan mempengaruhi pengguna yang lain. Bayangkan apa jadinya seandainya jika ada dua
buah biro perjalanan menjual sebuah tiket untuk tempat duduk yang sama pada pesawat terbang
kepada dua pelanggan yang berbeda.
Kekurangluwesan sistem pemrosesan berkas terletak pada hal pengembangan atau perubahan.
Sebagai gambaran, sekiranya terdapat perubahan struktur berkas (misalnya jumlah angka suatu data
yang menyatakan uang diperbesar), maka setiap program harus diubah. Hal ini disebabkan setiap
program berisi definisi data untuk setiap berkas yang diaksesnya. Sekalipun data yang diubah tidak
dipakai oleh suatu program, tetap saja program tersebut harus diubah. Keadaan seperti ini banyak
dijumpai pada program-program aplikasi lama yang dibangun dengan menggunakan bahasa
pemrograman COBOL.
Pada basis data terdapat istilah independensi data. Independensi data adalah sifat yang
memungkinkan perubahan struktur berkas untuk tidak mempengaruhi program sifat yang
memungkinkan perubahan struktur berkas untuk tidak mempengaruhi program, dan juga sebaliknya.
Independensi data juga bisa berarti bahwa data bersifat tidak tergantung pada data lain. Bila suatu
data dihapus, data lain harus tidak terpengaruh oleh tindakan tersebut.
Sistem pemrosesan basis data dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada
pada sistem pemrosesan berkas. Sistem seperti ini dikenal dengan sebutan DBMS (Database
Management System).
Perkembangan pada dunia perangkat lunak, seperti kecerdasan buatan, sistem pakar, dan
pemrograman berorientasi objek, juga mempengaruhi perkembangan basis data, sehingga muncul
istilah seperti basis data berorientasi objek, dan basis data cerdas. Tabel 1.2 mempelihatkan evolusi
perkembangan perkembangan teknologi basis data.
Karena itu, operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat
meliputi :
• Pembuatan basis data baru (Create Database),
yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru.
• Penghapusan basis data (Drop Database),
yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada).
• Pembuatan file/tabel dari suatu basis data (Create Table),
yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
• Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (Drop Table),
yang identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
• Penambahan data baru ke sebuah file/tabel di sebuah basis data (Insert),
yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip.
• Pengambilan data dari sebuah file/tabel (Retrieve/Search),
yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip.
• Pengubahan data dari sebuah file/tabel (Update),
yang dentik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.
• Penghapusan data dari sebuah file/tabel (Delete),
yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip
Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi
awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedang operasi-operasi yang berkaitan
dengan isi tabel (data) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan oleh karena
itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelola (Management) dan pengelolaan
(Processing) data dalam basis data.
Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan
(objective) seperti berikut ini :
• Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan
perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih
cepat dan mudah, daripada jika kita menyimpan data secara manual (non electronics) atau
secara electronics (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk
Spread Sheet atau dokumen teks biasa).
• Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data, maka redundancy
(pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundancy ini tentu akan memperbesar
ruang penyimpanan (baik di memory utama atau memory sekunder) yang harus disediakan.
Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan,
karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundancy data, baik dengan menerapkan
sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok
data yang saling berhubungan.
• Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan
aturan/batasan (Constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya. Yang secara
ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, dan sangat berguna untuk menekan
ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.
• Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin
membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu kita
gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data
transaksi, data history hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak
pernah lagi digunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif
(menjadi off-line) baik cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media
penyimpanan off-line (seperti removable disk atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan
pemakaian data, sebuah data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data
nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan
keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada di
suatu lokasi/cabang, dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.
• Kelengkapan (Completeness)
Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap
kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila seorang pemakai sudah menganggap bahwa
data yang dipelihara sudah lengkap, maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama.
Atau, yang sekarang dianggap sudang lengkap, belum tentu di masa yang akan dating juga
demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus menyimpan struktur baik
yang mendefinisikan dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk
mengakomodasikan kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak
hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur
dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan
field-field yang baru pada suatu tabel.
• Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek
keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek
keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-
siapa pemakai yang boleh menggunakan basis data beserta obyek-obyek di dalamnya dan
menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
• Kebersamaan (Sharebility)
Pemakai basis data seringkali terbatas pada satu pemakai saja atau di satu lokasi saja atau oleh
satu sistem/aplikasi data. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya, dapat
digunakan oleh banyak pemakai dari sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak
sistem (sistem penggajian, sistem akutansi, sistem inventory, dan sebagainya). Basis data yang
dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan dapat memenuhi
kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru
seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang
bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk
menggunakan data).
Secara lebih teknis/nyata, bidang-bidang fungsional yang telah umum memanfaatkan basis data
demi efisiensi, akurasi, dan kecepatan operasi antara lain adalah :
• Kepegawaian,
untuk berbagai perusahaan yang memiliki banyak pegawai.
• Pergudangan (Inventory),
untuk perusahaan manufaktur (pabrikan), grosir (Reseller), apotik, dan lain-lain.
• Akutansi,
untuk berbagai perusahaan.
• Reservasi,
untuk hotel, pesawat, kereta api, dan lain-lain.
• Layanan Pelanggan,
untuk perusahaan yang berhubungan dengan banyak pelanggan (bank, konsultan, dan lain-lain).
• dan lain-lain
Tugas Mandiri
Catatan :
Minimal 5 lembar gambar beserta penjelasannya (Paling Lambat Minggu Depan)