Anda di halaman 1dari 52

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG EMPAT

DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro


Program Studi Strata (S-1) Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas HKBP Nommensen

OLEH :
SETIA FERNANDO SIHOMBING
02330038

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


KONSENTRASI TEKNIK KENDALI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
2007

ABSTRAK

Kemacetan pada jalan raya tidak bisa kita hindari saat ini, apalagi pada
perempatan jalan atau pada perhentian lampu lalu-lintas, sementara kondisi fase
lampu lalu-lintas, badan jalan dan peralatan pengendali lampu lalu-lintas kurang
memadai yang merupakan jadi masalah yang umum terjadi di kota-kota padat. Untuk
itu diperlukan suatu alat yang dapat mengatur lalu-lintas kendaraan tersebut. Alat itu
harus mampu bekerja dalam jangka waku 24 jam tanpa henti.

Di dalam Laboratorium Rangkaian Logika dan Microprosesor telah ada alat


yang baru yaitu PLC (Programmable Logic Control). Alat ini tidak asing lagi kita
dengar apalagi di dalam lingkungan industri. Sebelum nya Simulasi Traffic light
sudah pernah di uji di laboratorium dengan menggunakan Microprosesor yang
didisain secara terprogram untuk empat persimpangan dan simulasi dapat lilakukan
dengan mode yang dapat divariasi untuk jalan satu arah dan dua arah. tetapi simulasi
traffic light degan menggunakan microprosesor ini tidak dapat melakukan perubahan
dan pelacakan program jika terjadi kesalahan

Maka penulis melakukan perancangan dan mengembangkan fasilitas


percobaan traffic light pada laboratorium dengan menggunakan PLC (Programmable
Logic Control) sebagai alat pengendalian traffic light tersebut. Dengan penambahan
panel yang baru untuk simulasi traffic light yang lebih besar dan sesuai dengan alur
alur kendaraan Indonesia, serta membuat pengujian dan program simulasi yang dapat
dimodifikasi, melalui penelitian ini akan dirancang suatu sistem traffic light dengan
perempatan jalan empat simpang dengan sistem 12 bit keluaran.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Penulisan


Peningkatan alat transportasi darat semakin meningkat dan mengakibatkan

kemacetan lalulintas pada perhentian lampu lalulintas yang semakin lama semakin
bertambah padat dan merupakan masalah yang umum yang terjadi di kotakota besar.
Untuk itu diperlukan suatu peralatan traffic light yang memegang peranan yang
sangat penting dalam menjaga kelancaran lalulintas terutama pada persimpangan
jalan yang rawan dengan kemacetan. Kadang kala walaupun di suatu persimpangan
sudah ada traffic light, namun masih seringkali terjadi kemacetan. Hal ini dapat
terjadi karena lamanya pengendalian lampu merah dan hijau pada masingmasing
persimpangan yang tidak sesuai dengan kondisi kepadatan kendaraan pada setiap
persimpangan jalan.
Sistem Traffic Light adalah suatu suatu sistem mode pengendalian Traffic
Light di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat sehari- hari. Sistem Traffic
Light sangat beraneka ragam, salah satunya pada persimpangan 4 simpang dengan 12
arah (seperti Jl. Kol. Yos Sudarso simpang Glugur dengan mode setiap jalan menuju
3 arah, belok kiri, lurus dan belok kanan di atur dengan Traffic Light dan termasuk
lagi jalan kaki), jika semakin banyak jumlah simpang jalan atau jalur lalu lintas
yang dilalui maka semakin rumit sistem pengendalian yang dilakukan untuk sebuah
sistem Traffic Light.
Alat Traffic Light yang ada di Laboratorium Rangkaian Logika dan
Mikroprosessor ini didukung perkembangan teknologi mikroprosessor yang sampai
sekarang masih umum untuk industri dengan jenis mikroprosessor ini yaitu dengan
seri 8085 dengan 256 jenis perintah program. Hingga saat ini, salah satu seri
mikroprosessor yaitu seri 8085 dengan satu unit mikrokomputer seri LN 8085lah
yang masih digunakan dalam praktikum mikroprosessor namun dengan fasilitas dan
percobaan yang sangat minimum.

Laboratorium Mikroprosessor Universitas HKBP Nommensen memiliki


fasilitas simulasi Traffic Light terprogram untuk 2 pola, yaitu satu jalur lurus dengan
dua arah dan satu persimpangan jalan yang juga untuk dua arah, tetapi dapat
dilakukan dengan mode yang dapat divariasikan untuk jalan satu arah atau untuk
jalan dua arah dan ditambah dengan keberadaan satu Zebra Cross (penyeberangan
bagi pejalan kaki) pada posisi jalan utama. Laboratorium ini memiliki program
khusus yang dapat menjalankan langsung Traffic Light yang dimaksud dengan alamat
memori G8800H CR untuk kondisi awal atau start, dan alamat 1000H untuk kondisi
Cold Start. Akan tetapi program yang sudah ada ini tidak bisa dimodifikasi dengan
cara program ulang, dan alur program ini mengikuti pola Traffic Light di Eropa
dengan posisi berkendaraan di jalur kanan jalan raya.
Untuk itu melalui penelitian di lapangan maka akan dirancang suatu sistem
Traffic Light yang dalam bentuk umum menggunakan Programmable Logic Control
yang dapat divariasikan, terutama dalam urutan fase penggunaan alur Traffic Light
menurut jalan yang dikehendaki serta dapat mengatur waktu pergeseran fase sesuai
dengan yang dikehendaki dimana pengaturan waktu adalah variable dan sistem nya
pemograman sistemnya dapat diubah dengan mudah dan efisien.

1.2.

Perumusan Masalah
Pada umumnya sistem traffic light memiliki 3 pola yaitu: Pertama bahwa

sistem traffic light yang ada mengikuti pola eropa. Kedua sistem traffic light tersebut
hanya bisa untuk tiga simpang dengan kondisi yang ada dan ketiga programnya
permanen atau tidak dapat dimodifkasi. Untuk itu diasumsikan suatu rancangan baru
terdapat suatu fase lampu lalu lintas yang mengalami kepadatan lalu lintas pada
perhentian dan persimpangan jalan empat simpang. Melalui proses survei data
lapangan, tentang kepadatan traffic di lokasi yang dipilih dan proses pemilihan fase
lampu lalu lintas sedemikian rupa sehingga diperoleh fase sistem yang diinginkan.

1.3.

Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dinyatakan sebelumnya,

maka tujuan penulisan ini antara lain :


Untuk mengembangkan sistem traffic light tiga simpang menjadi empat
simpang dengan alat pada sistem pengaturan fase lampu lalu lintas empat simpang
dengan menggunakan Programable Logic Control (PLC) pada Laboratorium
Rangkaian Logika FT. UHN. Dan membangun suatu program dengan menggunakan
bahasa pemogramannya STEP 7 yaitu bahasa pemograman dari PLC Siemens yang
bervariasi sesuai dengan hasil survei data dilapangan, tentang proses pemilihan fase
dan waktu yang diperlukan untuk sinkronisasi Traffic Light yang diperlukan.

1.4.

Batasan Masalah
Mengingat bahwa pembahasan dalam perancangan yang dilakukan dapat

meluas, maka tulisan ini mempunyai batasan sebagai berikut :


1. Kasus yang diasumsikan adalah perempatan jalan yang padat pada
perhentian lampu lalu lintasnya (contoh kasus pada perempatan Jalan
Sutomo, bambu, pelita, krakatau) di kota Medan.
2. Prinsip kerja sistem secara sederhana dari PLC sebagai memproses data
serta menambah variasi percobaan Traffic Light yang sesuai dengan
pola Traffic Light di Indonesia dan sebagai tambahan untuk keperluan
percobaan pada praktikum di Laboratorium Mikroprosessor UHN.
3. Fase lampu diatur secara terus menerus tanpa memperhatikan waktu
siangmalam, penyesuaian perhitungan waktu tunda sebenarnya di
lapangan dan interupt (permintaan dari pengguna jalan). Dan fase ini
berlaku hanya sesuai dengan kondisi jalan seperti yang diasumsikan.

1.5.

Metode Pemecahan Masalah


Peralatan PLC digunakan menjalankan fase secara terus menerus yang

digerakkan oleh bahasa program yang telah dibuat dalam bahasa pemprograman yang
dijalankan sehingga menghasilkan bitbit keluaran yang diharapkan yang sesuai

dengan fase dalam menyalakan LED (Light Emiting Diode) yang digunakan dalam
perancangan ini sebagai lampu jalan dengan kapasitas tegangan 5 Volt.
Adapun metode pemecahan masalah yang dilakukan penulis dalam
menyelesaikan rancangan tugas akhir ini adalah:
1. Membuat suatu fase lampu lalu lintas seperti kasus yang diasumsikan.
2. Mengadakan survei daftar komponen dan literatur yang berhubungan
dengan perancangan berbasis PLC..
3. Merancang sistem pengaturan fase Traffic Light pada simpang empat
berbasis PLC di Laboratorium Mikroprocessor UHN.
4. Mengadakan uji coba dan analisa rangkaian.

1.6.

Kontribusi Penelitian
Dengan tulisan ini diharapkan perancangan ini dapat mencakup hal yang

lebih luas, khususnya bagi para mahasiswa di Program Studi Teknik Elektro
Konsentrasi Teknik Kendali (Pengaturan), karena setiap mahasiswa diwajibkan
melakukan praktikum di Laboratorium Mikroprocessor dan dapat mengembangkan
sistem Traffic Light (lampu lalu lintas). Dan di sisi lain mengundang minat dan bakat
para praktikan sehingga para mahasiswa tertarik untuk mempelajari dan mendalami
aplikasi PLC.

1.7

Sistematika Penulisan
Materi pembahasan dalam tugas akhir ini diurutkan dalam lima bab yang

diuraikan sebagai berikut :


a. Bab I yaitu PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan,
kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan.
b. Bab II yaitu DASAR TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang dasardasar teori yang digunakan
sebagai landasan pembuatan rancangan dan penulisan laporan tugas

akhir ini yang berisikan penjelasan mengenai PLC dan LED (Light
Emiting Dioda).
c. Bab III yaitu PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT
Pada bab ini diuraikan tentang dasardasar teori yang digunakan
sebagai landasan pembuatan rancangan. Dimulai dengan pembuatan
blok diaram sampai pembuatan rangkaian plan sistem, serta program
yang diisikan pada MMC (Multimedia Memori Card) yang berada
pada PLC untuk menjalankan program yang di download dari
komputer untuk menjalankan PLC.

d. Bab IV yaitu PENGUJIAN SISTEM


Pada bab ini diuraikan tentang pengujian rangkaian dari sistem yang
dirancang.
e. Bab V yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan tentang Kesimpulan dan saran penulis setelah
perealisasian rancangan sebagai hasil rancangan yang dilakukan.

BAB II
DASAR TEORI

2.1.

Sistem Traffic Light


Kemacetan lalulintas darat merupakan suatu hal yang umum yang terjadi

di kotakota yang berpenduduk padat. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat
mengendalikan lalulintas kendaraan. Alat ini haruslah dapat bekerja secara otomatis
dalam jangka waktu dua puluh empat jam tanpa henti.
Sistem Traffic Light adalah suatu sistem yang digunakan untuk mode
pengendalian lampu lalulintas di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat
seharihari. Dengan semakin berkembangnya teknologi, pengendalian fase sistem
Traffic Light di beberapa negara maju dalam menerapkan suatu sistem yang dapat
memberikan sinyal atau tanda yang jelas serta waktu yang tepat untuk bergerak
hingga memungkinkan timbulnya suatu keadaan yang teratur dan nyaman
sebagaimana yang diharapkan.
Salah satu bentuk pengendalian yang dilakukan di Laboratorium Rangakian
Logika dan Mikroprosessor Fakultas Teknik UHN adalah dengan menggunakan
Mikroprosessor INTEL 8085 . Pada prinsipnya fungsi dari Mikroprosessor adalah
memberikan intruksi dalam keperluan untuk mengirimkan sinyal ke sistem Traffic
Light melalui I/O portnya, dalam hal ini Port A untuk menyalakan Traffic Light
dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus sampai sistem ke reset.
Dalam sistem ini diperlukan suatu program looping untuk delay waktu
(waktu tunda) dalam satu fase yang berfungsi untuk menentukan lamanya masing
masing nyala lampu yang sesuai dengan keluaran port yang telah ditentukan. Untuk
itu diperlukan pembatasan penggunaan dalam jangkauan yang sesuai.

2.2.

Prinsip Kerja Traffic Light


Prinsip kerja traffic light pada suatu persimpangan tidak selalu sama, hal

tersebut tergantung dari banyak persimpangan dan kondisi tata tertib jalan yang telah
diatur oleh pemerintah yang berwenang. Begitupun dengan lamanya waktu kendaraan

bergantian berjalan, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat kepadatan dari


kendaraan-kendaraan yang lalu-lalang di jalan tersebut.
Sebelum melewati suatu persimpangan para pengemudi diwajibkan untuk
mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan, rambu-rambu tersebut berupa lampu
petunjuk yang terdiri dari tiga buah warna. Lampu tersebut dipasang dalam sebuah
box yang diberi tiang dan ditempatkan diujung sebelah kiri, ditengah-tengah ruas
jalan atau diatas setiap jalan pada suatu persimpangan sehingga memudahkan para
pengemudi untuk melihatnya. Adapun warna lampu yang digunakan pada traffic light
untuk memberikan rambu-rambu kepada para pengemudi adalah lampu merah,
kuning dan hijau.
Gambar 2.1 di bawah memperlihatkan arti dari kode-kode warna yang
digunakan pada traffic light.

Merah

= Berhenti

Kuning = Hati-hati
Hijau

= Jalan

Gambar 2.1 Bentuk urutan fase dan arti warna-warna lampu lalu lintas

Lampu Lalu Lintas

Mobil

Zebra Cross
Pembatas Antar Jalan

Jalan
Ruas Jalan

Gambar 2.2 Penempatan traffic light pada jalan simpang empat.

Lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh PLC digunakan untuk mengontrol
jalan simpang empat. Adapun lamanya waktu kendaraan bergantian berjalan penulis
mengambil salah satu sampel lampu lalu lintas yang ada dikota medan yaitu lampu
hijau menyala selama 30 detik, lampu kuning menyala selama 3 detik dan lampu
merah menyala selama kira-kira 50 detik. Gambar 52 di bawah memperlihatkan
penempatan traffic light pada jalan simpang empat.
Berikut dijelaskan prinsip kerja traffic light pada jalan simpang empat.

a. Kondisi pertama
Pada saat lampu tanda warna hijau di jalan satu menyala dan lampu
tanda untuk mobil dua, tiga, dan empat berwarna merah. Mobil satu dapat
menuju arah jalan A2, A3, dan A4 sementara mobil di jalan dua hanya dapat
menuju jalan A3 dan mobil yang tidak menuju jalan tersebut akan berhenti
(STOP), mobil di jalan tiga hanya dapat menuju jalan A4 dan mobil yang tidak
menuju jalan A4 akan berhenti begitupun untuk mobil di jalan empat hanya
dapat menuju jalan A1 dan mobil yang tidak menuju jalan A1 akan berhenti.
Sampai lampu tanda berwarna kuning di jalan satu menyala, mobil satu masih
bisa berjalan dan akan berhenti jika lampu tanda berwarna merah menyala.
Gambar 2.3 di bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan satu
berwarna hijau.

A4

Jalan menuju arah A4

Mobil di jalan 4

STOP
4
Mobil di jalan 3

Jalan menuju arah A1

A1

A3

Jalan menuju arah A3

Mobil di jalan 2

Mobil di jalan 1

Lampu tanda untuk


mobil di jalan 1

Jalan menuju arah A2

A2

Gambar 2.3. Skema kerja saat lampu di jalan satu berwarna hijau.

b. Kondisi kedua
Saat lampu tanda warna merah pada jalan satu menyala, lampu hijau di
jalan dua akan menyala dan lampu-lampu tanda di jalan tiga dan empat masih
tetap lampu berwarna merah menyala. Mobil dua dapat menuju arah A1, A3, dan
A4 sementara mobil di jalan satu, tiga, dan empat berhenti dan hanya dapat
berjalan menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda
berwarna kuning di jalan dua menyala mobil dua dapat terus berjalan dan akan
berhenti sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 54 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.
Jalan menuju arah
A4

A4
Mobil di jalan 4

Mobil di jalan 3

Jalan menuju arah


A1

A1

A3

Jalan menuju
arah A3

1
B

Mobil di jalan 1

Lampu tanda untuk


mobil 2

A2

Jalan menuju arah


A2

Gambar 2.4. Skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.

c. Kondisi ketiga
Saat lampu tanda di jalan dua berwarna merah menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan tiga akan menyala dan lampu tanda di jalan empat , di
jalan satu masih berwarna merah. Mobil tiga dapat menuju jalan A1, A2, dan A4,

10

sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan empat harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda berwarna
kuning di jalan tiga menyala mobil tiga dapat terus berjalan dan akan berhenti
sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 2.5 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.

Jalan menuju arah


A4
Mobil di jalan 4

A4
Lampu tanda
untuk mobil 3
Mobil di jalan 3

Jalan menuju
arah A1

4
C
3

A1

A3

Jalan menuju arah


A3

Mobil di jalan 1

Mobil di jalan 2
A2

Jalan menuju arah


A2

Gambar 2.5. Skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.

d. Kondisi keempat.
Saat lampu tanda warna merah di jalan tiga menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan empat akan meyala dan lampu tanda di jalan satu dan dua
masih berwarna merah. Mobil empat dapat menuju jalan A1, A2, dan A3,
sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan tiga harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Sampai lampu warna kuning

11

di jalan empat menyala mobil empat dapat terus berjalan dan akan berhenti jika
lampu tanda berwarna merah menyala. Saat lampu tanda warna merah di jalan
empat menyala maka lampu tanda berwarna hijau di jalan satu akan menyala dan
terjadi keadaan pada kondisi satu kemudian diteruskan kondisi dua, tiga, empat,
dan kembali lagi kekondisi satu demikian seterusnya. Gambar 56 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.

A4

Mobil di jalan 4

Jalan menuju arah


A4

Lampu tanda untuk


mobil 4

Mobil di jalan 3

A1

A3

1
Jalan menuju arah
A1
Mobil di jalan 1

2
Jalan menuju arah
A3
Mobil di jalan 2
A2

Jalan menuju arah A2

Gambar 2.6. Skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.

2.3.

Diagram Signal Rangkaian


Untuk lebih memahami sistem kerja lampu lalu lintas pada jalan simpang

empat, dapat digambarkan dalam bentuk diagram signal. Pada gambar diagram signal
ini dapat dilihat waktu kerja ( t ) masing-masing beban (lampu).

12

Tabel 2.1. Tabel Signal traffic light pada simpang empat


FASE

LAMPU
M1
K1
H1
M2
K2
H2
M3
K3
H3
M4
K4
H4

Ket ;

2.4.

Lampu hijau

: Menyala sela ma 30 det ik.

Lampu kuning

: Menyala sela ma 5 det ik.

Lampu mer ah

: Menyala sela ma 50 det ik.

Pengertian dan Sejarah Programmable Logic Controller (PLC)


Programable Logic Controller singkatnya (PLC) merupakan suatu bentuk

khusus pengontrol berbasis mikroprosessor yang memanfaatkan memori yang dapat


di program untuk menyimpan instruksiinstruksi dan untuk mengimplementasikan
fungsifungsi semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting)
dan aritmatika guna mengontrol suatu sistem dan proses-proses.
Jadi, PLC (Programmable Logic Controller) adalah peralatan elektronik
yang bekerja secara digital memiliki memori yang dapat diprogram untuk melakukan
fungsi-fungsi khusus seperti logika, kerja berurutan (Sequencing), pewaktuan
(Timing), pencacah (Counting) dan aritmatika untuk mengendalikan plant atau sistem
melalui I/O Modules.

13

Program
Input

Output
PLC

Gambar 2.7 Sebuah Programable Logic Controller


PLC dapat diprogram ,dikontrol dan dioperasikan oleh seseorang, yang pada
dasarnya menggambar garis dan peralatan dari diagram tangga (Ladder diagram).
Hasil penggambaran di komputer menggantikan external wiring (pada rangakaian
listrik) yang dibutuhkan untuk pengontrolan sebuah proses rangkaian. PLC akan
mengoperasikan semua sistem yang memiliki output device yang menjadi ON
ataupun OFF. Juga dapat mengoperasikan segala sistem dengan variabel output. PLC
dapat dioperasikan pada sisi input dengan peralatan ON-OFF (Switch) atau dengan
peralatan variabel input.
Sistem PLC pertama dikembangkan dari komputer konvensional pada akhir
tahun 1960 dan awal 1970. PLC pertama banyak dipasang pada plan automotive,
awal PLC digunakan dengan teknik automasi baru untuk mempersingkat jarak waktu
dari prosedur pengawatan konvensional. Prosedur pengawatan yang baru atau revisi
dari relay dan panel kontrol. Prosedur reprogram (pemograman ulang ) PLC telah
menggantikan rewiring (instalasi ulang) dari panel yang penuh kabel, relay, timer dan
kompenen lainnya. Jadi PLC bisa membantu mengurangi waktu rewiring yang cukup
rumit dan cukup lama, digantikan dengan cara reprogram yang lebih cepat.
Pada awal 1970 terjadi permasalahan prosedure pemograman PLC. Program sangat
sulit untuk dipahami dan membutuhkan seorang programmer ahli untuk melakukan
suatu perubahan (modifikasi). Pada akhir 1970, pengembangan terhadap pembuatan
program PLC menjadikannya lebih mudah.
Pada 1978, pengenalan chip Microprosessor meningkatkan kinerja power komputer
untuk semua sistem automasi dan menekan biaya pembuatan kompuer robot,
peralatan automasi, dan semua jenis komputer. PLC juga secara bertahap mengalami

14

pengembangan. Program PLC menjadi lebih mudah dan dimengerti oleh banyak
orang, sehingga PLC menjadi lebih mudah digunakan.
Pada 1980, beberapa perusahaan besar elektronik dan komputer serta beberapa
perusahaan divisi elektronik menemukan bahwa PLC telah menjadi produk
manufaktur mereka yang memiliki volume penjualan terbesar. Pasar untuk PLC
tumbuh dari volume 80 juta dollar pada 1978 menjadi 1 milliar dollar pertahun
sampai 1990. hal tersebut masih terus mengalami banyak peningkatan. Setiap industri
manufaktur peralatan mesin seperti computer numerical control (CNC) telah
menggunakan PLC. PLC juga digunakan pada kontrol otomatis gedung, dan kontrol
sistem keamanan.

2.5.

Perangkat Keras PLC


PLC sama seperti sebuah komputer. Karena komputer lebih familiar di

masyarakat, maka jika ingin memahami tentang sistem PLC, dapat digambarkan
seperti halnya dengan sistem komputer. Kalau pada komputer yang diproses
outputnya adalah berbentuk sistem otomasi pada mesin-mesin industri (Machinery,
Robot, Assembly Line, dan lain-lain).

Isolation barrier

Gambar 2.8 Konfigurasi PLC

15

Perangkat keras PLC dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni: Power
Supply, CPU, dan Input-Output Modul. Pada PLC tipe kecil, prosessor, solid state
memori, input output modul dan power supply, berada dalam satu paket PLC.

2.5.1.

Power Supply

Standar power supply yang tersedia di lapangan rata-rata menggunakan


tegangan 220VAC/50Hz, atau 110 VAC 60 HZ. Sedang kebanyakan PLC
bekerja pada tegangan +5 VDC dan -5VDC.
Tapi ada beberapa PLC yang mempunyai catu daya, CPU dan I/O dalam satu
paket, yang ini biasanya disebut Compact. Sedangkan yang terpisah antara
satu dengan yang lainnya ini biasanya disebut dengan Modular.
CPU PLC membutuhkan tegangan input DC yang konstan. Untuk itu
digunakan filter yang akan menyempurnakan tegangan DC menjadi rata,
sehingga tidak ada ripple tegangan. Di dalam filter bisa berupa kapasitor dan
resistor, atau berupa induktor. Agar supaya tegangan tetap stabil kurang lebih
sebesar +5 VDC dan _5 VDC, serta tidak terpengaruh oleh fluktuasi beban,
maka digunakan regulator untuk menstabilkan tegangan.

Gambar 2.9 Rangkaian Power Supply PLC.

2.5.2.

CPU (central Prosessing Unit)

Prosessor dan memori selalu dalam satu unit yang sama. Unit ini biasanya
disebut dengan istilah CPU (Central Prosessing Unit). Dalam CPU PLC

16

terdapat bagian-bagian seperti ROM (Read Only Memory), RAM (Random


Access Memory), Prosessor, dan Power Supply.

RAM
Alterable memory
Diagram
Numerical
Fungsi status
I/O status
Scratch path
etc

ROM
Fix memory
Logic
Edit
Monitor
Communicate
Etc.

Prosessor
Logic
Clock
Etc

Input
Module

Input
Keyboard

Monitor

Output
Module

Gambar 2.10 Sistem Operasional CPU PLC


a.

Jenis-jenis Memori
Dalam memori terdapat fix memori atau memori permanen yang
diprogram oleh manufaktur pembuat PLC. Kalau dalam komputer, fix
memori adalah seperti program DOS yang tersimpan dalam IC ROM.
Fix memory dalam ROM tidak dapat diganti atau dihapus dalam
proses operasional CPU. ROM ini bersifat non-volatile memory, yakni
memori yang tidak akan hilang meskipun terjadi power supply OFF.
Pada PLC, ROM berisikan data-data seperti fasilitas logic program,
fasilitas edit program, fasilitas monitor program, fasilitas untuk
komunikasi, dan lain-lain. Data-data tersebut tersimpan secara
permanen dan tidak akan hilang meskipun Power Supply OFF.

17

Pada CPU juga terdapat memori yang bisa diedit atau dihapus.
Memori ini tersimpan dalam IC RAM (Random Acsses Memori). Pada
RAM berisikan data-data program user, seperti ladder diagram, datadata memori, status I/O, dan lain-lain. Data-data tersebut bisa ditulis
atau dibaca.
Kita sudah membahas sedikit tentang ROM dan RAM, rata-rata tipe
IC solid state memory yang digunakan pada CPU PLC adalah PROM,
EPROM, EEPROM, NOVRAM. Untuk PLC siemens s7-300
menggunakan memori bantu untuk menyimpan data-data yang di
download ke dalamnya yaitu MMC (Multimedia Memory Card).
RAM (Random Acces Mem ory), berfungsi sebagai tempat
penyimpanan program. Program yang telah ditulis tersimpan di dalam
RAM yang ada di dalam PLC sehingga dapat diubah/diedit melalui
programming unit, namun kerugian penyimpanan di RAM adalah
progam dan data akan hilang ketika power supply mati dan untuk
mengatasi hal ini, RAM dapat dibackup dengan batteray lithium,
sehingga meskipun power suplly mati , program dan data tidak hilang.
Umumnya bila battery tidak rusak, program dan data bisa disimpan
selama 30 hari.
ROM ( Read On ly Mem ory), merupakan tempat penyimpanan
Operating System yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC. Operating
System ini hanya dapat dibaca oleh prosessor dan berfungsi untuk
mengeksekusi program yang tersimpan di dalam RAM.
PROM (Program able Read Onl y Mem ory) adalah jenis IC
yang memiliki sifat hampir sama dengan ROM, yang hanya bisa
diprogram sekali saja. IC PROM banyak ditinggalkan karena
kelemahannya adalah jika diinginkan perubahan program pada PLC,
maka ic PROM tidak bisa diprogram ulang. Jadi harus diganti dengan
IC PROM yang baru kemudian dibuat lagi programnya. Hal ini sangat
tidak praktis dan tidak efisien.

18

EPROM (Eraseabl e Program Read On ly Mem ory) bisa


menghapus program dengan menggunakan sinar UV (Ultra Violet).
Untuk IC tipe EPROM normal, desain fisiknya dilengkapi dengan
bagian semacam kaca, yang berfungsi untuk penyinaran sinar UV
selama beberapa menit, maka pada IC EPROM memori bit-nya akan
ter-reset menjadi 0.
Penggunaan IC tipe EPROM juga kurang praktis karena pada saat
reprogram dibutuhkan down time karena program harus dihapus
dahulu dengan sinar UV, baru kemudian diisi dengan program yang
baru. Kelemahan yang kedua, pada saat penyinaran UV, maka
program akan hilang semua, jadi jika diinginkan hanya sedikit
modifikasi program, itu tidak bisa dilakukan.
EEPROM ( Elect rically Eraseable P rogram Read Only
Mem ory) adalah pengembangan dari EPROM. Pada IC EEPROM,
program bisa dihapus dengan menggunakan sistem elektrik. Jadi IC
EEPROM sangat praktis dan banyak digunakan oleh user.
MMC (Multim edia Mem ory Card) adalah memori teknologi
terbaru saat ini yang dapat di hapus dan diprogram kembali, mampu
menyimpan dengan kapasitas besar (tergantung kapasitas memori
yang dipasang). Memori ini digunakan sebagai memori tambahan
untuk PLC siemens yang dapat diprogram tanpa PLC harus ikut diikut
sertakan, artinya kita dapat membawa memori saja jika kita
memerlukan program yang baru untuk PLC tersebut.

b.

Prosessor
Prosessor merupakan otak dari PLC atau komputer. Tugas prosesor
misalnya melakukan fungsi aritmatik, operasi logika, dan laian-lain.
Sejak tahun 1970 intel engineers memproduksi yang fungsinya seperti
prosesor, dengan nama mikroprosessor. Faktor yang menentukan
karakteristik mikroprosessor adalah ukuran bit dan clock speed.

19

Semakin besar kapsitas bit size, mak mikroprosessor akan bekerja


semakin

cepat.

Clock

speed

menentukan

seberapa

cepat

mikroprosessor mengeksekusi instruksi program. Standar clock speed


adalah dari 1 Mhz sampai 66 Mhz. Semakin tinggi kapasitas clock
speed, maka akan semakin cepat mikroprosessor dalam mengeksekusi
instruksi program. Tapi saat ini untuk bit size dan clock speed
kapasitasnya terus meningkat seiring dengan persaingan indusrti dan
terus berkembangnya ilmu elektronik.
Intel

sebagai

pembuat

mikroprosessor,

terus

melakukan

pengembangan terhadap ferforma mikroprosessor.

Tabel 2.2. Data Karakteristik Mikroprosessor


Microprocessor

Bit Size

Clock Speed

8085

8 bit

1 Mhz

8086

16 bit

4,77 Mhz

80186

16 bit

8 Mhz

80286

16 bit

12,5 Mhz

80386

32 bit

33 Mhz

80486

32 bit

50 Mhz

Kebanyakan PLC tipe besar menggunakan IC 80486, sedangkan pada


PLC tipe kecil menggunakan IC 8085 atau 8086, tapi rata-rata
menggunakan 16 bit 10 Mhz.

2.5.3.

Input-Output Divice

Input-Output adalah peralatan yang dihubungkan dengan input-output modul


PLC.

20

INPUT adalah merupakan proses pengambilan informasi atau data, yakni ON


atau OFF. Data bisa berasal dari sensor, kontak relay, tombol, selector dan
lain-lain.
OUTPUT adalah merupakan informasi atau data keluaran, yang akan
kemudian disambungkan keperangkat yang dikendalikan (plant). Contoh
peralatan output adalah motor, relay, inverter, lampu, selenoid, buzer, dan
lain-lain.

2.6.

Prinsip Kerja PLC


Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data-data dari peralatan input

luar atau input devices. Peralatan input luar secara umum disebut sensor yang terbagi
menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak dan sensor jenis non kontak . Sensor jenis
kontak contohnya yaitu push button, sakelar, limit switch, level switch dan lainlainnya, kemudian sensor jenis non kontak yaitu sensor magnit, sensor induktif,
sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data-data yang masuk dari peralatan input
ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran listrik), yang selanjutnya melalui
input modules diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian diolah oleh CPU
berdasarkan intruksi-intruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu
keputusan untuk dikirim ke output modules kemudian oleh output modules sinyal
digital ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog, sinyal analog inilah yang
akan mengaktifkan output devices yang berupa output kontrol seperti relai, kontaktor,
selenoid, dll, dan output beban seperti lampu, motor-motor dan lain sebagainya.
Secara blok diagram, prinsip kerja PLC dapat dilihat pada gambar 5 berikut :

Gambar 2.11 Skema prinsip kerja PLC

21

2.7.

Instruksi Pemrograman Pada PLC


2.7.1 Waktu Run Program
Selama setiap siklus bekerja, prosesor akan membaca semua input,
mengambil nilai-nilai tersebut, mengeksekusi pogram dan mengupdate output. Proses ini disebut scanning. Proses scan terjadi secara
kontinyu dan berurutan dari pembacaan status input, pengevaluasian
logika kontrol dan memperbaharui output kemudian waktu yang
diperlukan untuk membuat suatu scan umumnya bervariasi mulai dari
1 milidetik sampai 30 milidetik hal tersebut tergantung dari
panjangnya program. Dari gambar 2.7 di bawah dapat dilihat PLC
akan mengamati inputnya kemudian membangkitkan respon kontrol
yang tepat pada outputnya.

Gambar 2.12. Siklus Run secara umum.

2.7.2 Bahasa Pemrograman Yang Digunakan


Pada PLC ada empat metode/type bahasa pemrograman yang bisa
digunakan, namun keempat bahasa pemrograman tersebut tidak semua
disupport oleh suatu PLC. Bahasa pemrograman yang digunakan
tersebut adalah Ladder diagram languages (LD), Instruction list
languages (IL) / Statement List (SL), Sequential Function Chart

22

(SFC)/Grafcet languages, dan High-level languages (biasanya Visual


Basic).
Namun umumnya bahasa pemrograman yang banyak disupport oleh
PLC adalah ladder diagram languages (LD) dan instruction list
languages (IL). Pemograman yang akan digunakan penulis hanya
ladder diagram sebagai bahasa pemrograman pada PLC Siemens.
Bahasa ladder diagram pada dasarnya adalah suatu perangkat simbol
dari perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol.
Bahasa pemrograman tersebut dirancang untuk mewakili sedekat
mungkin penampakan sistem relai yang diberi pengawatan yang secara
garis besar berfungsi untuk mengontrol output yang didasarkan pada
kondisi input.
Dengan adanya ladder diagram, penginstalasian secara hardwire
seperti pada rancangan kontrol konvensional tidak diperlukan lagi
karena hubungan kontak-kontak pada ladder diagram yang ada dalam
CPU PLC sudah terangkai secara elektronik. Program ladder diagram
dapat ditampilkan pada layar monitor kemudian elemen-elemen seperti
kontak normally open, kontak normally closed, timer, counter, relai,
dll, dinyatakan dalam bentuk gambar. Adapun aturan umum
menggambarkan suatu program ladder diagram sebagai berikut :
a. Aliran listrik/tenaga dari rel kiri ke rel kanan.
b. Suatu coil keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail)
sebelah kiri.
c. Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan dari suatu coil
keluaran.
d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line. Tiap coil
keluaran umumnya hanya satu kali dalam suatu program.
Untuk

memudahkan

pemahaman

suatu

program

pengontrol,

pembacaan ladder diagram dapat kita baca seperti suatu diagram sirkit.

23

Gambar 2.8 di bawah memperlihatkan rangkaian analog (elektrik)


untuk memudahkan dalam membaca ladder diagram.

(a)

(b)
Gambar 2.13. (a) Diagram secara elektrik , (b) Ladder diagram.
Pada gambar di atas, diagram elektrik mempunyai dua kontak
(tombol) dan satu lampu seperti halnya ladder diagram.

2.7.3 Ladder Diagram


Ladder diagram atau diagram tangga dibentuk dan dibatasi oleh dua
garis vertikal. Garis vertikal di sebelah kiri biasanya digunakan untuk
sisi masukan dan selalu dihubungkan dengan kutub positif (fasa
sumber arus/tegangan) sedangkan garis vertikal bagian kanan
digunakan untuk output dan dihubungkan dengan kutub negatif
sumber.
Penulisan dengan cara ladder diagram ini paling banyak digunakan
pada sistem kontrol menggunkan relay-relay atau pada sistem kontrol

24

yang menggunakan PLC, sehingga pada PLC penulisan ladder


diagram

ini

merupakan

pengembangan

dari

penulisan

dan

penggambaran rangkaian dalam sistem kontrol relay elektronik.


Penulisan dengan ladder diagram bertujuan untuk menampilkan
urutan-urutan kerja dari sinyalsinyal listrik. Melalui diagram ini
dapat diperlihatkan hubungan antar peraltan aktif atau tidak aktif
(hidup atau mati) sesuai dengan urutan yang ditentukan.
Penggambaran rangkaian kontrol dengan ladder diagram untuk relay
elektronik (sistem listrik) dan rangkaian kontrol menggunakan PLC,
dijelaskan melalui gambar 2.13.(a) diatas.
Penulisan program pada PLC dengan menggunakan ladder diagram,
bagian kontak-kontaknya ditulis dengan menggunakan simbol-simbol
Normally Open (NO), Normally Close (NC) dan simbol keluaran
(output). Untuk fungsi gerbang logika AND, cukup menghubungkan
secara seri kedua komponen yang terkait. Sedangkan untuk gerbang
logika OR dihubungkan secara parallel dari kedua komponen yang
terkait.
Ladder diagram pada gambar 2.13.(a), pada PLC dapat digambarkan
seperti gambar 2.13.(b).

2.7.4 Instruksi Dasar Pemograman


Instruksi dasar pemrograman merupakan yang digunakan untuk
membuat rangkaian logic dari diagram tangga atau sebaliknya.
Instruksi ini ada beberapa bagian yakni :
a. LOAD, yaitu instruksi untuk memulai program garis atau blok
pada rangkaian logic yang dimulai dengan kontak NO (Normally
Open).

25

b.

LOAD NOT, yaitu instruksi yang berfungsi untuk membentuk


kontak NC (Normally Close).

c. AND, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih


kontak-kontak input/output secara seri.

d. NAND, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih


kontak-kontak input/output secara seri, tetapi kontak relay yang
kedua adalah NC.

e. OR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontakkontak input/output secara paralel.

f. NOR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontakkontak input/output secara paralel, tetapi kontak relay yang kedua
adalah NC.

26

g. OUT, yaitu instruksi untuk mengakhiri sebuah baris (anak tangga)


dan tanda pengalamatan output, ada beberapa jenis output didalam
PLC yaitu output yang dikeluarkan oleh PLC dan ini biasanya
dikodekan dengan simbol Q (di PLC siemens), sedangkan untuk
output didalam fungsi nya untuk menyimpan hasil tanpa harus di
keluarkan dan fungsi ini sering dikodekan dengan simbol M.

2.7.5. Instruksi Timer


Ada beberapa bagian yang harus diketahui dalam pembuatan program
ladder diagram pada PLC, yaitu kita harus terlebih dahulu mengetahui
apa arti simbol-simbol yang digunakan untuk memberikan pewaktuan
terhadap timer tersebut, misalnya untuk PLC siemens :
TV

= Time value ( lamanya waktu yang kita inginkan)

S5T#1S = Instruksi untuk pewaktuan.


S5T#aH_bM_cS_dMS, dimana H = hours, M =
minutes, S = seconds, and MS = milliseconds.
BI

= Keluaran biner

BCD

= Binary Code Decimal

= Set

= Reset

27

Jenis-jenis timer yang digunakan PLC Siemens ada 5 bagian yaitu :

a. On Delay Timer

Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON
setelah waktu T0 selesai. Selama PB1 ON dan PB2 OFF L akan ON.

b. Retentive On Delay Timer

Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON
setelah waktu T0 selesai, L akan ON walaupun PB1 OFF.

c. Off Delay Timer

Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON, L OFF
setelah waktu T0 selesai. T0 mulai saat setelah PB1 OFF.

28

d. Pulse Timer

Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer
sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON
selama PB1 ON dan PB2 OFF saat T0 berjalan.

e. Pulse Extended Timer

Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer
sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON
walaupun PB1 OFF saat T0 berjalan.

2.7.6. Instruksi Counter


Instruksi Counter adalah suatu instruksi untuk mencacah atau
menghitung dalam satu satuan. Ada dua jenis counter yaitu counter up
dan counter down.
a. Counter UP

29

Jika PB2 ON dan PB3 OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah
dari 0 ke 1, maka nilai counter akan bertambah.
L=0 if C0=0 and L=1 if C00

b. Counter Down

Counter down adalah kebalikan dari counter up, Jika PB2 ON dan PB3
OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah dari 0 ke 1, maka nilai
counter akan berkurang.
L=0 if C0=0 and L=1 if C00

2.8.

Program Simatic Step7


PLC yang digunakan penulis adalah PLC siemens SC-300 yang didapat

diprogram dengan program Simatic Step7 (S7) adalah software bawaan standart
pabrikan dari siemens untuk membuat suatu program diagram ladder (LD) dan
Instruction List (IL) yang dapat memprogram SC-300/400. Adapun konfigurasi dari
SC-300 adalah seperti gambar 2.9. dibawah ini :

Gambar 2.14. Konfigurasi PLC Siemens SC-300

30

Keterangan Gambar :
PS

= Power Supply

CPU

= Central Processing Unit

DI

= Digital Input

DO

= Digital Output

AI

= Analog Input

AO

= Analog Output

2.8.1. Jendela Program Ladder Diagram S7


Sebelum kita menjelajah lebih jauh program ladder diagram S7 perlu
kita ketahui terlebih dahulu kombinasi antara hardware dan software,
dapat kita lihat seperti gambar 2.10. dibawah ini.

Gambar 2.15. Kombinasi antara hardware dan software

31

Diagram ladder dapat dibuat melalui program S7 di dalam PC


(personal Computer), untuk mengeksekusi atau mentrasfer program
dari komputer ke PLC digunakan kabel USB (Universal Serial Bus)
Adapter.
Ada beberapa langkah untuk membangun suatu diagram ladder dapat
kita Lihat gambar 2.16.

Membuka Program
yang tersimpan

Download Program
Menyimpan Program

OUT

Membuat
Program baru
Membuat
anak tangga
Kontaktor NO
Kontaktor NC

Instruksiinstruksi
Program

Halaman Program

Gambar 2.16. Menu Program LAD Simatic S7

32

BAB III
PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT
3.1.

Diagram Blok Sistem


Perancangan ini dilaksanakan di laboratorium mikroprosessor UHN,
perancangan sistem pengendali traffic light (lampu lalu lintas) berbasis PLC
ini mempunyai penampilan atau perlengkapan sederhana, dan didukung
dengan tersedianya fasilitas, waktu dan PLC siemens SC-300, sehingga
diperoleh sistem yang didesain dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
Diagram blok sistem yang dibuat akan mempermudah perancangan sistem
yang akan didesain dan merupakan salah satua penyerdehanaan dari rangkaian
dan saling berhubung antara beberapa komponen yaitu buffer dan decoder,
serta penjelasan gambaran umum dari sistem. Diagram blok secara umum
dilihat pada gambar 3.1, berikut :
Computer

PLC

Traffic
Light

Program

CPU

MODUL
DISPLAY

Gambar 3.1 Blok Diagram Secara Umum

Prinsip kerja diagram blok diatas secara umum adalah, setelah melakukan
tabulasi dan data survei pada pengalamatan di lapangan (jalan raya) kemudian
membuat tabel dan disusun dengan program, dimana merupakan input dari
PLC. Berdasarkan program yang disusun dari PLC yang melakukan tugas
dengan memberikan output yang sesuai dengan output yang sesuai dengan
yang diinginkan. Dengan mengeluarkan data dari terminal keluaran PLC dan
langsung kerangkaian miniatur Traffic Light dengan rangkaian LED (Light
Emiting Dioda). Sesuai dengan rancangan lampu traffic light berubah menurut
waktu, maka terdapat tundaan waktu sesuai dengan kondisi jalan tersebut.

33

Caranya adalah dengan mengeluarkan output yang menyatakan arah jalan


yang dimulai dan yang mana yang berhenti, dan waktu ditunda sesuai dengan
kondisi jalan tersebut. Demikian demikian seterusnya dengan perubahan
output untuk keadaan jalan berikutnya.
Desain traffic light yang diinginkan adalah dengan mengambil model traffic
light secara umum, dengan skema gambar 3.2
Dalam hal ini diperlihatkan gambaran persimpangan jl.Sutomo, jl.Bambu
terdapat masing-masing 3 buah lampu yaitu:
Mx = Lampu Merah
Kx = Lampu Kuning
Hx = Lampu Hijau

Jl.Bambu

Ke Pelita I

L3

L1

Jl.Sutomo
Ke Nommensen
Jl.Sutomo

Ke Krakatau

L2

L4

Ke Gaharu

Jl.Bambu

Gambar 3.2 Model persimpanganTraffic Light

34

Traffic light seperti model gambar diatas dibuat dengan 6 fase utama dimana
dalam satu fase hanya satu jalan yang aktif 10 detik pertama, fase kedua
disusul lampu yang sejajar atau satu arah dengan jalan tersebut 20 detik ,fase
ketiganya lampu kuning selama 3 detik untuk memberi peringatan supaya
berhenti, fase ke empat lampu merah yang pertama, dan fase kelima lampu
kuning yang kedua, dan fase ke enam merah yang kedua. Urutan fase dan
lamanya lampu beroperasi pada sebuah traffic light adalah seperti pada tabel
3.1.
Tabel 3.1. Siklus Traffic Light
LAMPU

L1

L2

L3

L4

FASE
1

10

M1

K1

H1

M2

K2

H2

M3

K3

H3

M4

K4

H4

10

20

10

20

WAKTU (t)

Back to

Untuk mengetahui selengkapnya lihat keterangan tabel 3.1 sebagai berikut :

a. Pada saat lampu merah1 atau M1 menyala 5 detik pertama, lampu hijau2 atau
H2 masih menyala selama 5 detik juga dan semua lampu yang lain menyala
lampu merah.(fase 1).

35

b. Pada saat lampu kuning2 (K2) menyala semua lampu yang lainnya masih
lampu merah. (fase 2)
c. Selang 3 detik L2 berubah menjadi lampu merah, saat itu juga L3 berubah
menjadi lampu hijau atau H3 ON dan semua lampu yang lainnya masih lampu
merah. (fase 3)
d. Setelah selang waktu 10 detik kemudian L4 berubah menjadi lampu hijau (H4
ON) dan L1, L2 masih lampu merah. (fase 4).
e.

Setelah H3 ON selama 30 detik, L3 berubah menjadi kuning (K3 ON) selam


3 detik dan H4 masih ON dan lampu yang lainnya (L1 dan L2) masih lampu
merah. (fase5)

f. Setelah 3 detik M3 ON dan H4 masih ON selama 5 detik. (fase 6)


g. Setelah 5 detik H4 berubah K4 ON selama 3 detik. (fase 7), sementara semua
lampu yang lainnya masih lampu merah.
h. Pada saat L4 merah (M4 ON), H1 ON selama 30 detik
i.

H1 ON lebih awal menyala dari H2 selama 10 detik, artinya H1 ON lebih


dulu ON selama 10 detik kemudian baru disusul oleh H2 ON.

j.

Setelah H1 ON selama 30 detik, H2 masih ON dan L1 Berubah menjadi


kuning (K1 ON) selam 3 detik. Setelah itu kembali ke awal ( JUMP) secara
berulang ulang.

Tabel 3.2 Lamanya lampu Traffic light menyala.

LAMPU
Merah1 (M1)
Hijau1 (H1)
Merah2 (M2)
Hijau2 (H2)
Merah3 (M3)
Hijau3 (H3)
Merah4 (M4)
Hijau4 (H4)

WAKTU
49
30
51
28
49
30
51
28

36

3.2.

Desain Rangkaian Komponen


Laboratorium Rangkaian Logika dan Mikroprosessor UHN memiliki PLC

Siemens SC-300, dengan 32 I/O yang dapat diprogram. Berarti dapat melayani 16
buah lampu. Modul traffic light yang ada di laboratorium terdiri dari 1 simpang dan 1
jalan utama dan zebra cross. Jalan utama memiliki lampu dengan cara hidup yang
sama, side road dengan hanya jalan persimpangan, 1 Zebra Cross. Jadi jumlah lampu
yang diperlukan adalah hanya 8 buah dan modul tersebut diprogram dengan
mikroprosessor.
Desain yang diinginkan penulis memerlukan 12 lampu seperti pada gambar
3.2. untuk itu penulis melakukan pengembangan ke 12 lampu dengan PLC Siemens
SC-300, dimana penulis membutuhkan 12 bit keluaran PLC.
Karena keluaran PLC adalah tegangan DC 24 V, maka disain rangkaian yang
dibuat adalah menggunakan LED (Light Emiting Dioda) sebagai display lampu
traffic light. Karena tegangan keluaran PLC 24V maka dirangkaian diberikan tahanan
sebagai penurun tegangan karena tegangan LED adalah kecil. Desain rangakaian
traffic lightnya seperti pada gambar 3.3 berikut.

37

Q0.0

M1
1K

Q0.1

K1
1K

Q0.2

H1
1K

Q0.3

M2
1K

Q0.4

K2
1K

Q0.5

H2
1K

Q0.6

M3
1K

Q0.7

K3
1K

Q1.0

H3
1K

Q1.1

M4
1K

Q1.2

K4
1K

Q1.3

H4
1K

Gambar 3.3. Desain Traffic Light

38

3.3.

Perencanaan Keseluruhan

Gambar 3.4 Desain Keseluruhan Sistem Traffic Light Dengan PLC

3.4.

Prinsip Kerja Perencanaan Keseluruhan


Program yang telah terdownload ke PLC akan diproses oleh CPU, Tanda-

tanda PLC sudah siap untuk di run ditunjukkan oleh sebuah indikator hijau di modul
CPU PLC. Pada gambar 3.4 terdapat sebuah saklar, fungsi saklar tersebut sebagai
pemicu mulainya program yang kita download. Saat saklar ditutup maka program

39

akan langsung beroperasi dan PLC akan mengirimkan sinyal keluaran melalui port
keluaran PLC tersebut, maka keluaran PLC akan mengirimkan output yang sesuai
dengan yang kita program. Sebenarnya tanpa melihat modul traffic light kita dapat
melihat lampu indikator keluaran PLC, yang terdapat di port keluaran PLC.
Tetapi karna lampu indikator yang ada di PLC tersebut warna hijau kita tidak dapat
mengidentifkasi keluaran yang sesuai dengan warna lampu yang sebenarnya. Maka
kita membuat suatu rangakaian Traffic Light dengan menggunakan LED (Light
Emiting Diode) sebagai lampu traffic light tersebut. Warna lampu LED yang kita
gunakan yaitu : Merah, kuning, hijau. Karena tegangan keluaran PLC adalah 24V
sementara tegangan input LED 3-5 volt maka digunakan tahanan untuk menurunkan
tegangan terhadap LED. Jumlah port keluaran yang digunakan untuk lampu LED
sesuai dengan jumlah lampu yang digunakan yaitu 12 bit.

40

BAB IV
PENGUJIAN SISTEM

4.1.

Umum
Pengujian peralatan dari sistem ini sangat penting dilakukan untuk

mengetahui apakah sistem pengendali taffic light (lampu lalu lintas) ini berfungsi atau
tidak. Perancangan ini menggunkan pengujian bentuk rangkaian traffic light yang
didesain setelah melakukan tabulasi data melalui survei jalan raya simpang empat
secara umum. Apabila terjadi kesalahan pada fase lampu maka akan berakibat fatal
pada pengguna jalan, contoh kecilnya mungkin terjadi kecelakaan, kemacetan, dan
lain-lain. Oleh karena itu kita terlebih dahulu harus mengetahui fase lampu atau bitbit keluaran PLC.

4.2.

Pengujian Rangkaian Pada PLC


Pengujian inilah yang sangat penting dalam merancang sistem pengendali

lalu-lintas. Tentunya seluruh rangkaian yang ada dihubungkan dan diuji secara
menyeluruh baik itu secara hardware maupun secara softwarenya. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat keras (rangkaian) dan perangkat lunak
(bahasa prgram) dapat bekerja. Adapun prosedur pengujian fungsional rangkaian
secara hardware adalah menghubungkan modul PLC dengan rangkaian lainnya.
Pada perancangan ini seluruh peralatan bekerja dengan program yang
diberikan, yang tersimpan pada PLC. Adapun flowchart keseluruhan yang digunakan
pada perancangan ini digambarkan seperti pada gambar 4.1. Ada 2 pembagian
flowchart dibawah yaitu bagian yang pertama adalah flowchart untuk Control Rung,
Control Rung berfungsi sebagai menyimpan fase kedalam memori internal PLC.
Sedangkan unutk mengeluarkan atau memanggil memori yang disimpan disebut
dengan Power Rung, Power Rung biasanya diletakkan di akhir program yang
berfungsi sebagai pengirim logika program yang hasilnya dikirim ke output.

41

Start

I.0.0
ON
6

T1 = 5s
Fase 1
M1.0

T2 = 3s
Fase 2
M1.1

T3 = 10s
Fase 3
M1.2

T4 = 20s
Fase 4
M1.3

42

T5 = 3s
Fase 5
M1.4

T6 = 5s
Fase 6
M1.5

T7 = 3s
Fase 7
M1.6

T8 = 20s
Fase 8
M1.7

43

T9 = 20s
Fase 9
M2.0

T10 = 20s
Fase 10
M2.1

44

LM 1

M1.0,M1.1,M1.2,M1.3,
M1.4,M1.5,M1.6

Q0.0

M2.1

LK 1
Q0.1

M1.7, M2.0

LH 1
Q0.2

LM 2

M1.2,M1.3,M1.4,M1.5,
M1.6,M1.7

Q0.3

45

M1.1

LK 2
Q0.4

M1.0,M2.0,M2.1

LH 2
Q0.5

LM 3

M1.0,M1.1,M1.5,M1.6,
M1.7,M2.0,M2.1

Q0.6

M1.4

LK 3
Q0.7

46

M1.0,M2.0,M2.1

LH 3
Q1.0

LM 4

M1.0,M1.1,M1.2,M1,7
M2.0,M2.1

Q1.1

M1.6

LK 4
Q1.2

M1.3,M1.4,M1.5

LH 4
Q1.3

END
Gambar 4.1. Flowchart Keseluruhan Sistem

47

4.2.

Pengujian Program
PLC Siemens SC-300 dapat diprogram dengan 3 bahasa pemrograman yaitu:

Ladder Diagram (LAD), Instructions List (IL), dan Function Block (FB).
Dari tiga type bahasa pemrograman tersebut yang paling banyak dan umum dipakai
adalah Ladder Diagram (LAD), alasan penggunaan Ladder Diagram (LAD) adalah:
a. LAD adalah yang paling umum dan populer dipakai
b. LAD relative paling mudah dipahami karena secara umu symbol
yang dipakai mirip gambar dalam rangkaian relay/kontaktor.
c. Secara logika listrik mengalir dari rel/garis dikiri ke rel/ garis di
kanan.
d. Jalur dari kiri ke kanan ini dikenal dengan istilah ladder line.
e. LAD yang paling umum disupport oleh semua jenis PLC.

4.2.1. Program
Program terbagi dua bagian, yaitu Control Rung dan Power Rung :
a. Control Rung
Program yang menyimpan memori yang kita gunakan untuk
menyimpan waktu (fase) yang kita set, dan kita simpan di memori
internal PLC, simbol yang biasanya digunakan adalah M, contoh :
M1.0 dan seterusnya.
b. Power Rung
Program ini berfungsi sebagai memanggil memori yang kita
simpan tadi dan kita gabungkan fase berapa saja yang
menghidupkan lampu keluaran PLC misalnya : M1.7,M2.0 untuk
menghidupkan lampu hijau 1.
Pada perancangan ini seluruh perlatan bekerja dengan program yang
diberikan, yang tersimpan pada memori yang ter download di PLC. Hasil
pengujian sistem traffic light pada empat simpang dapat dilihat pada program
selengkapnya yang dituliskan pada lampiran.

48

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Setelah dilakukannya pengamatan dari hasil pernacangan dan pengujian alat,

maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:


1. Perancangan sistem traffic light pada empat simpang berbasis PLC secara
umum dapat didesain untuk sistem 12bit.
2. Melalui penelitian ini dapat dirancang suatu sistem traffic light dalam
bentuk umum dengan menggunkan program yang bervariasi, terutama
dalam urutan fase pengunaan alur dan menurut jalan yang dikehendaki.
3. Dapat mengatur waktu pergeseran fase sesuai dengan yang dikehendaki
dalam arti pengaturan waktu adalah variabel.
4. Dari hasil perancangan pada Laboratorium Rangkaian Logika dan
Mikroprosessor memiliki panel percobaan dengan sistem traffic light 4
simpang berbasis Mikroprosessor dan jumlah fase 8 yang akan
dimodifikasi atau dikembangkan dengan merancang panel percobaan baru
menjadi sistem traffic light 4 simpang berbasis PLC dan masing-masing
simpang adalah maksimum dengan 2 arah lalu-lintas.

5.2.

Saran
Dari pengamatan seluruh hasil perancangan dan pengujiannya, sampai alat ini

dapat berjalan dengan baik, di dapat beberapa saran sebagai berikut :


1. Diperlukan penelitian dilapangan dengan hasil survey yang akurat dalam
penempatan fase.
2. Sebaiknya diperlukan komponen sebagai proteksi PLC untuk menghindari
over load dan terjadinya hubung singkat.
3. Sebaiknya pada perancangan berikutnya, bengan menggunkan display
pewaktuan (Counter Down).

49

4. Hendaknya dari rancangan Traffic light dengan simpang empat dapat


bermamfaat untuk pengembangan lebih lanjut
5. untuk dapat melakukan pengembangan dari sistem pengendalian traffic
light berbasis PLC diperlukan pemahaman dan penguasaan tentang
kapasitas beban PLC, sehingga dapat memilih komponen lampu yang
digunakan.

50

Anda mungkin juga menyukai