TUGAS AKHIR
OLEH :
SETIA FERNANDO SIHOMBING
02330038
ABSTRAK
Kemacetan pada jalan raya tidak bisa kita hindari saat ini, apalagi pada
perempatan jalan atau pada perhentian lampu lalu-lintas, sementara kondisi fase
lampu lalu-lintas, badan jalan dan peralatan pengendali lampu lalu-lintas kurang
memadai yang merupakan jadi masalah yang umum terjadi di kota-kota padat. Untuk
itu diperlukan suatu alat yang dapat mengatur lalu-lintas kendaraan tersebut. Alat itu
harus mampu bekerja dalam jangka waku 24 jam tanpa henti.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
kemacetan lalulintas pada perhentian lampu lalulintas yang semakin lama semakin
bertambah padat dan merupakan masalah yang umum yang terjadi di kotakota besar.
Untuk itu diperlukan suatu peralatan traffic light yang memegang peranan yang
sangat penting dalam menjaga kelancaran lalulintas terutama pada persimpangan
jalan yang rawan dengan kemacetan. Kadang kala walaupun di suatu persimpangan
sudah ada traffic light, namun masih seringkali terjadi kemacetan. Hal ini dapat
terjadi karena lamanya pengendalian lampu merah dan hijau pada masingmasing
persimpangan yang tidak sesuai dengan kondisi kepadatan kendaraan pada setiap
persimpangan jalan.
Sistem Traffic Light adalah suatu suatu sistem mode pengendalian Traffic
Light di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat sehari- hari. Sistem Traffic
Light sangat beraneka ragam, salah satunya pada persimpangan 4 simpang dengan 12
arah (seperti Jl. Kol. Yos Sudarso simpang Glugur dengan mode setiap jalan menuju
3 arah, belok kiri, lurus dan belok kanan di atur dengan Traffic Light dan termasuk
lagi jalan kaki), jika semakin banyak jumlah simpang jalan atau jalur lalu lintas
yang dilalui maka semakin rumit sistem pengendalian yang dilakukan untuk sebuah
sistem Traffic Light.
Alat Traffic Light yang ada di Laboratorium Rangkaian Logika dan
Mikroprosessor ini didukung perkembangan teknologi mikroprosessor yang sampai
sekarang masih umum untuk industri dengan jenis mikroprosessor ini yaitu dengan
seri 8085 dengan 256 jenis perintah program. Hingga saat ini, salah satu seri
mikroprosessor yaitu seri 8085 dengan satu unit mikrokomputer seri LN 8085lah
yang masih digunakan dalam praktikum mikroprosessor namun dengan fasilitas dan
percobaan yang sangat minimum.
1.2.
Perumusan Masalah
Pada umumnya sistem traffic light memiliki 3 pola yaitu: Pertama bahwa
sistem traffic light yang ada mengikuti pola eropa. Kedua sistem traffic light tersebut
hanya bisa untuk tiga simpang dengan kondisi yang ada dan ketiga programnya
permanen atau tidak dapat dimodifkasi. Untuk itu diasumsikan suatu rancangan baru
terdapat suatu fase lampu lalu lintas yang mengalami kepadatan lalu lintas pada
perhentian dan persimpangan jalan empat simpang. Melalui proses survei data
lapangan, tentang kepadatan traffic di lokasi yang dipilih dan proses pemilihan fase
lampu lalu lintas sedemikian rupa sehingga diperoleh fase sistem yang diinginkan.
1.3.
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dinyatakan sebelumnya,
1.4.
Batasan Masalah
Mengingat bahwa pembahasan dalam perancangan yang dilakukan dapat
1.5.
digerakkan oleh bahasa program yang telah dibuat dalam bahasa pemprograman yang
dijalankan sehingga menghasilkan bitbit keluaran yang diharapkan yang sesuai
dengan fase dalam menyalakan LED (Light Emiting Diode) yang digunakan dalam
perancangan ini sebagai lampu jalan dengan kapasitas tegangan 5 Volt.
Adapun metode pemecahan masalah yang dilakukan penulis dalam
menyelesaikan rancangan tugas akhir ini adalah:
1. Membuat suatu fase lampu lalu lintas seperti kasus yang diasumsikan.
2. Mengadakan survei daftar komponen dan literatur yang berhubungan
dengan perancangan berbasis PLC..
3. Merancang sistem pengaturan fase Traffic Light pada simpang empat
berbasis PLC di Laboratorium Mikroprocessor UHN.
4. Mengadakan uji coba dan analisa rangkaian.
1.6.
Kontribusi Penelitian
Dengan tulisan ini diharapkan perancangan ini dapat mencakup hal yang
lebih luas, khususnya bagi para mahasiswa di Program Studi Teknik Elektro
Konsentrasi Teknik Kendali (Pengaturan), karena setiap mahasiswa diwajibkan
melakukan praktikum di Laboratorium Mikroprocessor dan dapat mengembangkan
sistem Traffic Light (lampu lalu lintas). Dan di sisi lain mengundang minat dan bakat
para praktikan sehingga para mahasiswa tertarik untuk mempelajari dan mendalami
aplikasi PLC.
1.7
Sistematika Penulisan
Materi pembahasan dalam tugas akhir ini diurutkan dalam lima bab yang
akhir ini yang berisikan penjelasan mengenai PLC dan LED (Light
Emiting Dioda).
c. Bab III yaitu PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT
Pada bab ini diuraikan tentang dasardasar teori yang digunakan
sebagai landasan pembuatan rancangan. Dimulai dengan pembuatan
blok diaram sampai pembuatan rangkaian plan sistem, serta program
yang diisikan pada MMC (Multimedia Memori Card) yang berada
pada PLC untuk menjalankan program yang di download dari
komputer untuk menjalankan PLC.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
di kotakota yang berpenduduk padat. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat
mengendalikan lalulintas kendaraan. Alat ini haruslah dapat bekerja secara otomatis
dalam jangka waktu dua puluh empat jam tanpa henti.
Sistem Traffic Light adalah suatu sistem yang digunakan untuk mode
pengendalian lampu lalulintas di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat
seharihari. Dengan semakin berkembangnya teknologi, pengendalian fase sistem
Traffic Light di beberapa negara maju dalam menerapkan suatu sistem yang dapat
memberikan sinyal atau tanda yang jelas serta waktu yang tepat untuk bergerak
hingga memungkinkan timbulnya suatu keadaan yang teratur dan nyaman
sebagaimana yang diharapkan.
Salah satu bentuk pengendalian yang dilakukan di Laboratorium Rangakian
Logika dan Mikroprosessor Fakultas Teknik UHN adalah dengan menggunakan
Mikroprosessor INTEL 8085 . Pada prinsipnya fungsi dari Mikroprosessor adalah
memberikan intruksi dalam keperluan untuk mengirimkan sinyal ke sistem Traffic
Light melalui I/O portnya, dalam hal ini Port A untuk menyalakan Traffic Light
dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus sampai sistem ke reset.
Dalam sistem ini diperlukan suatu program looping untuk delay waktu
(waktu tunda) dalam satu fase yang berfungsi untuk menentukan lamanya masing
masing nyala lampu yang sesuai dengan keluaran port yang telah ditentukan. Untuk
itu diperlukan pembatasan penggunaan dalam jangkauan yang sesuai.
2.2.
tersebut tergantung dari banyak persimpangan dan kondisi tata tertib jalan yang telah
diatur oleh pemerintah yang berwenang. Begitupun dengan lamanya waktu kendaraan
Merah
= Berhenti
Kuning = Hati-hati
Hijau
= Jalan
Gambar 2.1 Bentuk urutan fase dan arti warna-warna lampu lalu lintas
Mobil
Zebra Cross
Pembatas Antar Jalan
Jalan
Ruas Jalan
Lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh PLC digunakan untuk mengontrol
jalan simpang empat. Adapun lamanya waktu kendaraan bergantian berjalan penulis
mengambil salah satu sampel lampu lalu lintas yang ada dikota medan yaitu lampu
hijau menyala selama 30 detik, lampu kuning menyala selama 3 detik dan lampu
merah menyala selama kira-kira 50 detik. Gambar 52 di bawah memperlihatkan
penempatan traffic light pada jalan simpang empat.
Berikut dijelaskan prinsip kerja traffic light pada jalan simpang empat.
a. Kondisi pertama
Pada saat lampu tanda warna hijau di jalan satu menyala dan lampu
tanda untuk mobil dua, tiga, dan empat berwarna merah. Mobil satu dapat
menuju arah jalan A2, A3, dan A4 sementara mobil di jalan dua hanya dapat
menuju jalan A3 dan mobil yang tidak menuju jalan tersebut akan berhenti
(STOP), mobil di jalan tiga hanya dapat menuju jalan A4 dan mobil yang tidak
menuju jalan A4 akan berhenti begitupun untuk mobil di jalan empat hanya
dapat menuju jalan A1 dan mobil yang tidak menuju jalan A1 akan berhenti.
Sampai lampu tanda berwarna kuning di jalan satu menyala, mobil satu masih
bisa berjalan dan akan berhenti jika lampu tanda berwarna merah menyala.
Gambar 2.3 di bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan satu
berwarna hijau.
A4
Mobil di jalan 4
STOP
4
Mobil di jalan 3
A1
A3
Mobil di jalan 2
Mobil di jalan 1
A2
Gambar 2.3. Skema kerja saat lampu di jalan satu berwarna hijau.
b. Kondisi kedua
Saat lampu tanda warna merah pada jalan satu menyala, lampu hijau di
jalan dua akan menyala dan lampu-lampu tanda di jalan tiga dan empat masih
tetap lampu berwarna merah menyala. Mobil dua dapat menuju arah A1, A3, dan
A4 sementara mobil di jalan satu, tiga, dan empat berhenti dan hanya dapat
berjalan menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda
berwarna kuning di jalan dua menyala mobil dua dapat terus berjalan dan akan
berhenti sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 54 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.
Jalan menuju arah
A4
A4
Mobil di jalan 4
Mobil di jalan 3
A1
A3
Jalan menuju
arah A3
1
B
Mobil di jalan 1
A2
Gambar 2.4. Skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.
c. Kondisi ketiga
Saat lampu tanda di jalan dua berwarna merah menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan tiga akan menyala dan lampu tanda di jalan empat , di
jalan satu masih berwarna merah. Mobil tiga dapat menuju jalan A1, A2, dan A4,
10
sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan empat harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda berwarna
kuning di jalan tiga menyala mobil tiga dapat terus berjalan dan akan berhenti
sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 2.5 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.
A4
Lampu tanda
untuk mobil 3
Mobil di jalan 3
Jalan menuju
arah A1
4
C
3
A1
A3
Mobil di jalan 1
Mobil di jalan 2
A2
Gambar 2.5. Skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.
d. Kondisi keempat.
Saat lampu tanda warna merah di jalan tiga menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan empat akan meyala dan lampu tanda di jalan satu dan dua
masih berwarna merah. Mobil empat dapat menuju jalan A1, A2, dan A3,
sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan tiga harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Sampai lampu warna kuning
11
di jalan empat menyala mobil empat dapat terus berjalan dan akan berhenti jika
lampu tanda berwarna merah menyala. Saat lampu tanda warna merah di jalan
empat menyala maka lampu tanda berwarna hijau di jalan satu akan menyala dan
terjadi keadaan pada kondisi satu kemudian diteruskan kondisi dua, tiga, empat,
dan kembali lagi kekondisi satu demikian seterusnya. Gambar 56 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.
A4
Mobil di jalan 4
Mobil di jalan 3
A1
A3
1
Jalan menuju arah
A1
Mobil di jalan 1
2
Jalan menuju arah
A3
Mobil di jalan 2
A2
Gambar 2.6. Skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.
2.3.
empat, dapat digambarkan dalam bentuk diagram signal. Pada gambar diagram signal
ini dapat dilihat waktu kerja ( t ) masing-masing beban (lampu).
12
LAMPU
M1
K1
H1
M2
K2
H2
M3
K3
H3
M4
K4
H4
Ket ;
2.4.
Lampu hijau
Lampu kuning
Lampu mer ah
13
Program
Input
Output
PLC
14
pengembangan. Program PLC menjadi lebih mudah dan dimengerti oleh banyak
orang, sehingga PLC menjadi lebih mudah digunakan.
Pada 1980, beberapa perusahaan besar elektronik dan komputer serta beberapa
perusahaan divisi elektronik menemukan bahwa PLC telah menjadi produk
manufaktur mereka yang memiliki volume penjualan terbesar. Pasar untuk PLC
tumbuh dari volume 80 juta dollar pada 1978 menjadi 1 milliar dollar pertahun
sampai 1990. hal tersebut masih terus mengalami banyak peningkatan. Setiap industri
manufaktur peralatan mesin seperti computer numerical control (CNC) telah
menggunakan PLC. PLC juga digunakan pada kontrol otomatis gedung, dan kontrol
sistem keamanan.
2.5.
masyarakat, maka jika ingin memahami tentang sistem PLC, dapat digambarkan
seperti halnya dengan sistem komputer. Kalau pada komputer yang diproses
outputnya adalah berbentuk sistem otomasi pada mesin-mesin industri (Machinery,
Robot, Assembly Line, dan lain-lain).
Isolation barrier
15
Perangkat keras PLC dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni: Power
Supply, CPU, dan Input-Output Modul. Pada PLC tipe kecil, prosessor, solid state
memori, input output modul dan power supply, berada dalam satu paket PLC.
2.5.1.
Power Supply
2.5.2.
Prosessor dan memori selalu dalam satu unit yang sama. Unit ini biasanya
disebut dengan istilah CPU (Central Prosessing Unit). Dalam CPU PLC
16
RAM
Alterable memory
Diagram
Numerical
Fungsi status
I/O status
Scratch path
etc
ROM
Fix memory
Logic
Edit
Monitor
Communicate
Etc.
Prosessor
Logic
Clock
Etc
Input
Module
Input
Keyboard
Monitor
Output
Module
Jenis-jenis Memori
Dalam memori terdapat fix memori atau memori permanen yang
diprogram oleh manufaktur pembuat PLC. Kalau dalam komputer, fix
memori adalah seperti program DOS yang tersimpan dalam IC ROM.
Fix memory dalam ROM tidak dapat diganti atau dihapus dalam
proses operasional CPU. ROM ini bersifat non-volatile memory, yakni
memori yang tidak akan hilang meskipun terjadi power supply OFF.
Pada PLC, ROM berisikan data-data seperti fasilitas logic program,
fasilitas edit program, fasilitas monitor program, fasilitas untuk
komunikasi, dan lain-lain. Data-data tersebut tersimpan secara
permanen dan tidak akan hilang meskipun Power Supply OFF.
17
Pada CPU juga terdapat memori yang bisa diedit atau dihapus.
Memori ini tersimpan dalam IC RAM (Random Acsses Memori). Pada
RAM berisikan data-data program user, seperti ladder diagram, datadata memori, status I/O, dan lain-lain. Data-data tersebut bisa ditulis
atau dibaca.
Kita sudah membahas sedikit tentang ROM dan RAM, rata-rata tipe
IC solid state memory yang digunakan pada CPU PLC adalah PROM,
EPROM, EEPROM, NOVRAM. Untuk PLC siemens s7-300
menggunakan memori bantu untuk menyimpan data-data yang di
download ke dalamnya yaitu MMC (Multimedia Memory Card).
RAM (Random Acces Mem ory), berfungsi sebagai tempat
penyimpanan program. Program yang telah ditulis tersimpan di dalam
RAM yang ada di dalam PLC sehingga dapat diubah/diedit melalui
programming unit, namun kerugian penyimpanan di RAM adalah
progam dan data akan hilang ketika power supply mati dan untuk
mengatasi hal ini, RAM dapat dibackup dengan batteray lithium,
sehingga meskipun power suplly mati , program dan data tidak hilang.
Umumnya bila battery tidak rusak, program dan data bisa disimpan
selama 30 hari.
ROM ( Read On ly Mem ory), merupakan tempat penyimpanan
Operating System yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC. Operating
System ini hanya dapat dibaca oleh prosessor dan berfungsi untuk
mengeksekusi program yang tersimpan di dalam RAM.
PROM (Program able Read Onl y Mem ory) adalah jenis IC
yang memiliki sifat hampir sama dengan ROM, yang hanya bisa
diprogram sekali saja. IC PROM banyak ditinggalkan karena
kelemahannya adalah jika diinginkan perubahan program pada PLC,
maka ic PROM tidak bisa diprogram ulang. Jadi harus diganti dengan
IC PROM yang baru kemudian dibuat lagi programnya. Hal ini sangat
tidak praktis dan tidak efisien.
18
b.
Prosessor
Prosessor merupakan otak dari PLC atau komputer. Tugas prosesor
misalnya melakukan fungsi aritmatik, operasi logika, dan laian-lain.
Sejak tahun 1970 intel engineers memproduksi yang fungsinya seperti
prosesor, dengan nama mikroprosessor. Faktor yang menentukan
karakteristik mikroprosessor adalah ukuran bit dan clock speed.
19
cepat.
Clock
speed
menentukan
seberapa
cepat
sebagai
pembuat
mikroprosessor,
terus
melakukan
Bit Size
Clock Speed
8085
8 bit
1 Mhz
8086
16 bit
4,77 Mhz
80186
16 bit
8 Mhz
80286
16 bit
12,5 Mhz
80386
32 bit
33 Mhz
80486
32 bit
50 Mhz
2.5.3.
Input-Output Divice
20
2.6.
luar atau input devices. Peralatan input luar secara umum disebut sensor yang terbagi
menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak dan sensor jenis non kontak . Sensor jenis
kontak contohnya yaitu push button, sakelar, limit switch, level switch dan lainlainnya, kemudian sensor jenis non kontak yaitu sensor magnit, sensor induktif,
sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data-data yang masuk dari peralatan input
ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran listrik), yang selanjutnya melalui
input modules diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian diolah oleh CPU
berdasarkan intruksi-intruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu
keputusan untuk dikirim ke output modules kemudian oleh output modules sinyal
digital ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog, sinyal analog inilah yang
akan mengaktifkan output devices yang berupa output kontrol seperti relai, kontaktor,
selenoid, dll, dan output beban seperti lampu, motor-motor dan lain sebagainya.
Secara blok diagram, prinsip kerja PLC dapat dilihat pada gambar 5 berikut :
21
2.7.
22
memudahkan
pemahaman
suatu
program
pengontrol,
pembacaan ladder diagram dapat kita baca seperti suatu diagram sirkit.
23
(a)
(b)
Gambar 2.13. (a) Diagram secara elektrik , (b) Ladder diagram.
Pada gambar di atas, diagram elektrik mempunyai dua kontak
(tombol) dan satu lampu seperti halnya ladder diagram.
24
ini
merupakan
pengembangan
dari
penulisan
dan
25
b.
e. OR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontakkontak input/output secara paralel.
f. NOR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontakkontak input/output secara paralel, tetapi kontak relay yang kedua
adalah NC.
26
= Keluaran biner
BCD
= Set
= Reset
27
a. On Delay Timer
Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON
setelah waktu T0 selesai. Selama PB1 ON dan PB2 OFF L akan ON.
Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON
setelah waktu T0 selesai, L akan ON walaupun PB1 OFF.
Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON, L OFF
setelah waktu T0 selesai. T0 mulai saat setelah PB1 OFF.
28
d. Pulse Timer
Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer
sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON
selama PB1 ON dan PB2 OFF saat T0 berjalan.
Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer
sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON
walaupun PB1 OFF saat T0 berjalan.
29
Jika PB2 ON dan PB3 OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah
dari 0 ke 1, maka nilai counter akan bertambah.
L=0 if C0=0 and L=1 if C00
b. Counter Down
Counter down adalah kebalikan dari counter up, Jika PB2 ON dan PB3
OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah dari 0 ke 1, maka nilai
counter akan berkurang.
L=0 if C0=0 and L=1 if C00
2.8.
diprogram dengan program Simatic Step7 (S7) adalah software bawaan standart
pabrikan dari siemens untuk membuat suatu program diagram ladder (LD) dan
Instruction List (IL) yang dapat memprogram SC-300/400. Adapun konfigurasi dari
SC-300 adalah seperti gambar 2.9. dibawah ini :
30
Keterangan Gambar :
PS
= Power Supply
CPU
DI
= Digital Input
DO
= Digital Output
AI
= Analog Input
AO
= Analog Output
31
Membuka Program
yang tersimpan
Download Program
Menyimpan Program
OUT
Membuat
Program baru
Membuat
anak tangga
Kontaktor NO
Kontaktor NC
Instruksiinstruksi
Program
Halaman Program
32
BAB III
PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT
3.1.
PLC
Traffic
Light
Program
CPU
MODUL
DISPLAY
Prinsip kerja diagram blok diatas secara umum adalah, setelah melakukan
tabulasi dan data survei pada pengalamatan di lapangan (jalan raya) kemudian
membuat tabel dan disusun dengan program, dimana merupakan input dari
PLC. Berdasarkan program yang disusun dari PLC yang melakukan tugas
dengan memberikan output yang sesuai dengan output yang sesuai dengan
yang diinginkan. Dengan mengeluarkan data dari terminal keluaran PLC dan
langsung kerangkaian miniatur Traffic Light dengan rangkaian LED (Light
Emiting Dioda). Sesuai dengan rancangan lampu traffic light berubah menurut
waktu, maka terdapat tundaan waktu sesuai dengan kondisi jalan tersebut.
33
Jl.Bambu
Ke Pelita I
L3
L1
Jl.Sutomo
Ke Nommensen
Jl.Sutomo
Ke Krakatau
L2
L4
Ke Gaharu
Jl.Bambu
34
Traffic light seperti model gambar diatas dibuat dengan 6 fase utama dimana
dalam satu fase hanya satu jalan yang aktif 10 detik pertama, fase kedua
disusul lampu yang sejajar atau satu arah dengan jalan tersebut 20 detik ,fase
ketiganya lampu kuning selama 3 detik untuk memberi peringatan supaya
berhenti, fase ke empat lampu merah yang pertama, dan fase kelima lampu
kuning yang kedua, dan fase ke enam merah yang kedua. Urutan fase dan
lamanya lampu beroperasi pada sebuah traffic light adalah seperti pada tabel
3.1.
Tabel 3.1. Siklus Traffic Light
LAMPU
L1
L2
L3
L4
FASE
1
10
M1
K1
H1
M2
K2
H2
M3
K3
H3
M4
K4
H4
10
20
10
20
WAKTU (t)
Back to
a. Pada saat lampu merah1 atau M1 menyala 5 detik pertama, lampu hijau2 atau
H2 masih menyala selama 5 detik juga dan semua lampu yang lain menyala
lampu merah.(fase 1).
35
b. Pada saat lampu kuning2 (K2) menyala semua lampu yang lainnya masih
lampu merah. (fase 2)
c. Selang 3 detik L2 berubah menjadi lampu merah, saat itu juga L3 berubah
menjadi lampu hijau atau H3 ON dan semua lampu yang lainnya masih lampu
merah. (fase 3)
d. Setelah selang waktu 10 detik kemudian L4 berubah menjadi lampu hijau (H4
ON) dan L1, L2 masih lampu merah. (fase 4).
e.
j.
LAMPU
Merah1 (M1)
Hijau1 (H1)
Merah2 (M2)
Hijau2 (H2)
Merah3 (M3)
Hijau3 (H3)
Merah4 (M4)
Hijau4 (H4)
WAKTU
49
30
51
28
49
30
51
28
36
3.2.
Siemens SC-300, dengan 32 I/O yang dapat diprogram. Berarti dapat melayani 16
buah lampu. Modul traffic light yang ada di laboratorium terdiri dari 1 simpang dan 1
jalan utama dan zebra cross. Jalan utama memiliki lampu dengan cara hidup yang
sama, side road dengan hanya jalan persimpangan, 1 Zebra Cross. Jadi jumlah lampu
yang diperlukan adalah hanya 8 buah dan modul tersebut diprogram dengan
mikroprosessor.
Desain yang diinginkan penulis memerlukan 12 lampu seperti pada gambar
3.2. untuk itu penulis melakukan pengembangan ke 12 lampu dengan PLC Siemens
SC-300, dimana penulis membutuhkan 12 bit keluaran PLC.
Karena keluaran PLC adalah tegangan DC 24 V, maka disain rangkaian yang
dibuat adalah menggunakan LED (Light Emiting Dioda) sebagai display lampu
traffic light. Karena tegangan keluaran PLC 24V maka dirangkaian diberikan tahanan
sebagai penurun tegangan karena tegangan LED adalah kecil. Desain rangakaian
traffic lightnya seperti pada gambar 3.3 berikut.
37
Q0.0
M1
1K
Q0.1
K1
1K
Q0.2
H1
1K
Q0.3
M2
1K
Q0.4
K2
1K
Q0.5
H2
1K
Q0.6
M3
1K
Q0.7
K3
1K
Q1.0
H3
1K
Q1.1
M4
1K
Q1.2
K4
1K
Q1.3
H4
1K
38
3.3.
Perencanaan Keseluruhan
3.4.
tanda PLC sudah siap untuk di run ditunjukkan oleh sebuah indikator hijau di modul
CPU PLC. Pada gambar 3.4 terdapat sebuah saklar, fungsi saklar tersebut sebagai
pemicu mulainya program yang kita download. Saat saklar ditutup maka program
39
akan langsung beroperasi dan PLC akan mengirimkan sinyal keluaran melalui port
keluaran PLC tersebut, maka keluaran PLC akan mengirimkan output yang sesuai
dengan yang kita program. Sebenarnya tanpa melihat modul traffic light kita dapat
melihat lampu indikator keluaran PLC, yang terdapat di port keluaran PLC.
Tetapi karna lampu indikator yang ada di PLC tersebut warna hijau kita tidak dapat
mengidentifkasi keluaran yang sesuai dengan warna lampu yang sebenarnya. Maka
kita membuat suatu rangakaian Traffic Light dengan menggunakan LED (Light
Emiting Diode) sebagai lampu traffic light tersebut. Warna lampu LED yang kita
gunakan yaitu : Merah, kuning, hijau. Karena tegangan keluaran PLC adalah 24V
sementara tegangan input LED 3-5 volt maka digunakan tahanan untuk menurunkan
tegangan terhadap LED. Jumlah port keluaran yang digunakan untuk lampu LED
sesuai dengan jumlah lampu yang digunakan yaitu 12 bit.
40
BAB IV
PENGUJIAN SISTEM
4.1.
Umum
Pengujian peralatan dari sistem ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem pengendali taffic light (lampu lalu lintas) ini berfungsi atau
tidak. Perancangan ini menggunkan pengujian bentuk rangkaian traffic light yang
didesain setelah melakukan tabulasi data melalui survei jalan raya simpang empat
secara umum. Apabila terjadi kesalahan pada fase lampu maka akan berakibat fatal
pada pengguna jalan, contoh kecilnya mungkin terjadi kecelakaan, kemacetan, dan
lain-lain. Oleh karena itu kita terlebih dahulu harus mengetahui fase lampu atau bitbit keluaran PLC.
4.2.
lalu-lintas. Tentunya seluruh rangkaian yang ada dihubungkan dan diuji secara
menyeluruh baik itu secara hardware maupun secara softwarenya. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat keras (rangkaian) dan perangkat lunak
(bahasa prgram) dapat bekerja. Adapun prosedur pengujian fungsional rangkaian
secara hardware adalah menghubungkan modul PLC dengan rangkaian lainnya.
Pada perancangan ini seluruh peralatan bekerja dengan program yang
diberikan, yang tersimpan pada PLC. Adapun flowchart keseluruhan yang digunakan
pada perancangan ini digambarkan seperti pada gambar 4.1. Ada 2 pembagian
flowchart dibawah yaitu bagian yang pertama adalah flowchart untuk Control Rung,
Control Rung berfungsi sebagai menyimpan fase kedalam memori internal PLC.
Sedangkan unutk mengeluarkan atau memanggil memori yang disimpan disebut
dengan Power Rung, Power Rung biasanya diletakkan di akhir program yang
berfungsi sebagai pengirim logika program yang hasilnya dikirim ke output.
41
Start
I.0.0
ON
6
T1 = 5s
Fase 1
M1.0
T2 = 3s
Fase 2
M1.1
T3 = 10s
Fase 3
M1.2
T4 = 20s
Fase 4
M1.3
42
T5 = 3s
Fase 5
M1.4
T6 = 5s
Fase 6
M1.5
T7 = 3s
Fase 7
M1.6
T8 = 20s
Fase 8
M1.7
43
T9 = 20s
Fase 9
M2.0
T10 = 20s
Fase 10
M2.1
44
LM 1
M1.0,M1.1,M1.2,M1.3,
M1.4,M1.5,M1.6
Q0.0
M2.1
LK 1
Q0.1
M1.7, M2.0
LH 1
Q0.2
LM 2
M1.2,M1.3,M1.4,M1.5,
M1.6,M1.7
Q0.3
45
M1.1
LK 2
Q0.4
M1.0,M2.0,M2.1
LH 2
Q0.5
LM 3
M1.0,M1.1,M1.5,M1.6,
M1.7,M2.0,M2.1
Q0.6
M1.4
LK 3
Q0.7
46
M1.0,M2.0,M2.1
LH 3
Q1.0
LM 4
M1.0,M1.1,M1.2,M1,7
M2.0,M2.1
Q1.1
M1.6
LK 4
Q1.2
M1.3,M1.4,M1.5
LH 4
Q1.3
END
Gambar 4.1. Flowchart Keseluruhan Sistem
47
4.2.
Pengujian Program
PLC Siemens SC-300 dapat diprogram dengan 3 bahasa pemrograman yaitu:
Ladder Diagram (LAD), Instructions List (IL), dan Function Block (FB).
Dari tiga type bahasa pemrograman tersebut yang paling banyak dan umum dipakai
adalah Ladder Diagram (LAD), alasan penggunaan Ladder Diagram (LAD) adalah:
a. LAD adalah yang paling umum dan populer dipakai
b. LAD relative paling mudah dipahami karena secara umu symbol
yang dipakai mirip gambar dalam rangkaian relay/kontaktor.
c. Secara logika listrik mengalir dari rel/garis dikiri ke rel/ garis di
kanan.
d. Jalur dari kiri ke kanan ini dikenal dengan istilah ladder line.
e. LAD yang paling umum disupport oleh semua jenis PLC.
4.2.1. Program
Program terbagi dua bagian, yaitu Control Rung dan Power Rung :
a. Control Rung
Program yang menyimpan memori yang kita gunakan untuk
menyimpan waktu (fase) yang kita set, dan kita simpan di memori
internal PLC, simbol yang biasanya digunakan adalah M, contoh :
M1.0 dan seterusnya.
b. Power Rung
Program ini berfungsi sebagai memanggil memori yang kita
simpan tadi dan kita gabungkan fase berapa saja yang
menghidupkan lampu keluaran PLC misalnya : M1.7,M2.0 untuk
menghidupkan lampu hijau 1.
Pada perancangan ini seluruh perlatan bekerja dengan program yang
diberikan, yang tersimpan pada memori yang ter download di PLC. Hasil
pengujian sistem traffic light pada empat simpang dapat dilihat pada program
selengkapnya yang dituliskan pada lampiran.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Setelah dilakukannya pengamatan dari hasil pernacangan dan pengujian alat,
5.2.
Saran
Dari pengamatan seluruh hasil perancangan dan pengujiannya, sampai alat ini
49
50