Gempa Bumi
Gempa Bumi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pendahuluan
Gempa bumi adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas tektonik. Proses
terjadinya gempa tektonik merupakan akibat adanya gerakan dinamis lempenglempeng tektonik dunia yang saling berinteraksi. Untuk menyelidiki seismisitas dari
aktivitas tektonik tersebut maka dibuatlah jejaring seismograf yang bersifat lokal dan
global.
2.2.
yang patah yang energinya menjalar melalui badan dan permukaan bumi berupa
gelombang seismik. Energi yang dilepaskan pada saat terjadinya patahan tersebut
dapat berupa energi deformasi, energi gelombang dan lain-lain. Energi deformasi ini
dapat terlihat pada perubahan bentuk sesudah terjadinya patahan, misalnya
pergeseran. Sedang energi gelombang menjalar melalui medium elastis yang
dilewatinya dan dapat dirasakan sangat kuat di daerah terjadinya gempa bumi tersebut
[10].
Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempa bumi yang dikenal
sebagai Elastic Rebound Theory. Dijelaskan dalam teori ini bahwa gempa bumi
terjadi pada daerah deformasi dimana terdapat dua buah gaya yang bekerja dengan
arah berlawanan pada batuan kulit bumi. Energi yang tersimpan selama proses
deformasi berbentuk elastis strain dan akan terakumulasi sampai melampui daya
dukung batas maksimum batuan, hingga akhirnya menimbulkan rekahan atau
patahan. Pada saat terjadi rekahan atau patahan tersebut energi yang tersimpan
tersebut sebagian besar akan dilepaskan dalam bentuk gelombang ke segala arah baik
dalam bentuk gelombang transversal maupun longitudinal.
Peristiwa inilah yang disebut dengan gempa bumi. Mekanisme terjadinya gempa
bumi dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.
2.3.
sinyal berbentuk gelombang setelah melalui proses manual atau non manual akan
menjadi data bacaan fase (phase reading data). Informasi seismik selanjutnya
akumulasi tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan
dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik.
b.
Epicenter
Epicenter adalah titik seismik pada permukaan bumi yang ditarik tegak lurus
dari titik fokus terjadinya gempa bumi (hypocenter). Lokasi episenter dibuat dalam
sistem koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan
dalam derajat lintang dan bujur.
c.
3. Gempa bumi dangkal yaitu gempa bumi yang mempunyai kedalaman sumber
gempa kurang dari 80 Km.
d.
gempa bumi, menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempa bumi
terjadi dan merupakan hasil pengamatan Seismograph. Berdasarkan kekuatan atau
magnitudonya [10], gempa bumi dapat dikelompokan menjadi:
1. Gempa bumi sangat besar, dengan skala magnitude lebih besar dari 8.
2. Gempa bumi besar, dengan skala magnitude antara 6 sampai 8.
3. Gempa bumi sedang, dengan skala magnitude antara 4 sampai 6.
4. Gempa bumi kecil, dengan skala magnitude antara 3 sampai 4.
5. Gempa bumi mikro, dengan skala magnitude antara 1 sampai 3.
6. Gempa bumi ultra mikro, dengan skala magnitude lebih kecil dari 1.
e.
2.4.
dalam bumi. Pola mekanisme ini tergantung pada medium penjalaran atau keadaan
struktur kulit bumi serta distribusi gaya atau stress yang terjadi. Gelombang gempa
bumi merupakan gelombang elastik yang terjadi karena adanya pelepasan energi dari
sumber gempa yang dipancarkan ke segala arah, gelombang gempa bumi dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu gelombang badan (body wave) dan
gelombang permukaan (surface wave).
1.
......................................................................(2.1)
dimana :
V p : kecepatan perambatan gelombang Primer (m/s)
(m/s)
b.
menjalar dengan arah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombang. Gelombang
transversal ini dikenal dengan nama gelombang S (Sekunder), karena gelombang ini
tiba pada permukaan bumi setelah gelombang Primer. Besarnya kecepatan
gelombang S dapat dinyatakan dalam Persamaan (2.2.) :
..................................................................................(2.2)
dimana :
V s : kecepatan perambatan gelombang Sekunder(m/s)
2.
atau pada suatu lapisan dalam bumi, gelombang ini terdiri dari:
a. Gelombang love (LQ) dan gelombang rayleigh (LR) yaitu gelombang yang
menjalar melalui permukaan yang bebas dari bumi.
b. Gelombang stonely, seperti gelombang rayleigh (LR) tetapi menjalarnya
melalui batas dua lapisan di dalam bumi.
c. Gelombang channel, yang menjalar melalui lapisan yang berkecepatan rendah
di dalam bumi.
Data seismik secara alami merupakan sinyal non stasioner yang mempunyai
bermacam frekuensi dan dalam bentuk waktu. Dekomposisi Waktu-Frekuensi
(Time-Frekuency Decomposition), yang merupakan dekomposisi spektral sinyal
i t
f ( ) = f (t ), e
i c
=
x
f (t )e
i c
d x........................................... (2.3)
Kita dapat
segment pendek sinyal) dan kemudian menampilkan fourier transform pada data
yang di window untuk menentukan informasi frekuensi lokal. Seperti sebuah
pendekatan analisa time-frequency yang dikenal sebagai Short-Time Fourier
Transform dan peta time-frequency yang disebut spectrogram [21]). STFT
merupakan hasil inner product sinyal f(t) dengan fungsi waktu geser window(t).
secara matematik dapat dituliskan pada Persamaan (2.4).
(T, ) = (t )F
, (t )e iT c = x f (t ) (t )e i dc .............(2.4)
Dimana fungsi window adalah dipusatkan pada waktu t = dan adalah complex
conjugate dari .
Ada 2 (dua) hal pokok dari jenis transformasi fourier waktu pendek (Short Time
Fourier transform=STFT) dan Transformasi Wavelet:
1. Transformasi fourier pada sinyal yang terjendela (windowed) tidak dilakukan,
akibatnya akan terlihat sebuah puncak amplitudo yang berkaitan dengan
sinusoid.
2. Pada transformasi wavelet lebar window berubah-ubah selama melakukan
perhitungan untuk masing-masing komponen spektrum dan ini merupakan ciri
khas dari transformasi wavelet [24,25].
Gambar (2.3), (2.4), (2.5) dan (2.6) menunjukkan adanya perbedaan mendasar
dari bentuk transformasi sinyal yang dilakukan pada transformasi fourier dan
transformasi wavelet. Transformasi fourier dari sinyal sinusoidal ditransformasikan
dalam bentuk sinyal sinus atau cosinus, sedangkan pada transformasi wavelet t sinyal
yang ditransformasikan mengalami penskalaan, translasi dan dilatasi.
Gambar 2.3. Transformasi Fourier : Tool baru untuk analisa sinyal sinusoidal [21]
Gambar 2.4. Transformasi wavelet kontinu: Tool baru untuk analisa sinyal skala [21]
Gambar 2.5. Analisis Fourier:Tool baru untuk analisa sinyal dengan transformasi
fourier [21]
Gambar 2.6. Analisa Wavelet :Tool baru untuk analisa sinyal dengan transformasi
wavelet [21]
2.5.
Wavelet
Wavelet adalah tubuh gelombang yang berupa fungsi matematika yang
,(t ) =
.............................(2.5)
dimana , adalah tidak sama dengan nol dan adalah parameter dilatasi atau skala.
wavelet nilai dinormalisasikan L2 - || ||. Transformasi Wavelet Kontinu didefiniskan
sebagai inner product dari family wavelet, dalam bentuk Persamaan (2.6)
FW ( ) = ,f (t ), ( , =t f)(t )
1 t
d .....(2.6)
Dimana fungsi window adalah dipusatkan pada waktu t = dan adalah complex
conjugate dari . Operator mother wavelet terdiri translasi dan dilatasi dari skala
yang dirubah pada saat melakukan transformasi wavelet. Skala ini akan menentukan
seberapa besar tingkat korelasi dari skala yang dipakai dan peak gelombang
seismiknya.
Wavelet terdilatasi maupun termampatkan berdasarkan faktor skala dengan
demikian pada skala yang rendah, hasil frekuensi tinggi terlokalisasi sedangkan pada
skala tinggi yang terlokalisasi adalah watak frekuensi rendah [19].
Parameter skala pada analisis wavelet dapat diibaratkan sebagai skala yang
digunakan pada peta, skala yang besar berkaitan dengan pandangan secara global
(pada sinyal) dan skala yang kecil berkaitan dengan pandangan detil (pada sinyal)
atau dengan kata lain skala besar berkaitan dengan frekuensi-frekuensi rendah dan
skala kecil berkaitan dengan frekuensi-frekuensi tinggi. Bentuk translasi yang
dilakukan yaitu kegiatan windowing berjalan untuk mendapatkan hasil transformasi
yang terbaik, sedangkan dilatasi menunjukkan bahwa sinyal transformasi tidak hanya
ditransformasikan dalam bentuk sinusoidal dan cosinus, tetapi bisa melakukan
perubahan bentuk sinyal seperti kerapatan periodenya.
Frekuensi pusat filter (centre frequency) adalah ukuran dari frekuensi tengah
antara atas dan bawah frequency cut off. Pada frekuensi cut off menunjukkan system
respon frekuensi dimana energi yang mengalir melalui sistem mulai dikurangi
(dilemahkan atau dipantulkan). Biasanya frekuensi cut off berlaku sebagai alat dalam
suatu sistem lowpass, highpass, bandpass atau bandstop yang juga menggambarkan
ciri-ciri frekuensi batas antara passband dan stopband.
Dalam banyak kasus pemrosesan sinyal, kandungan frekuensi rendah adalah
hal yang sangat penting karena memberikan identitas dari sinyal yang bersangkutan.
Kandungan frekuensi tinggi sebagai pelengkap atau nuansa sinyal tambahan
sekaligus untuk lebih menjelaskan spektrum hasil resolusi (enhancement resolution).
Misalnya dalam suara manusia jika kita menghilangkan komponen frekuensi
tingginya maka suara akan berubah namun kita masih mampu mengetahui apa yang
diucapkan. Frekuensi rendah ini dapat juga digunakan untuk melihat perbedaan
2.6
Jenis Wavelet
Jenis wavelet yang digunakan dalam pengujian aplikasi interaktif ini meliputi
2.6.2. Daubechies
Karakteristik umum jenis wavelet ini merupakan wavelet yang compactly
supported dengan sejumlah besar vanishing moments baik untuk fungsi w(t) maupun
q(t) untuk support width tertentu. Tapis penskalaan yang terkait merupakan tapis
fase-minimum.
Sifat-sifat daubechies antara lain:
a. Bersifat orthogonal, biortogonal, dan compactly supported
b. Memungkinkan transformasi wavelet diskrit dan kontinu
c. Untuk Panjang tapis 2N
d. Support width-nya 2N-1
e. Jauh dari sifat simetris
f. Jumlah vanishing moments untuk w(t) adalah N
2.6.3. Morlet
Sifat-sifat Morlet antara lain:
a. Tidak bersifat orthogonal, biortogonal, dan tidak compactly supported
b. Tidak mendukung transformasi wavelet diskrit
c. Untuk transformasi wavelet kontinu
d. Support width-nya tak berhingga
e. Efektivitasnya dari -4 hingga 4
f. Bersifat simetris
2.6.4. Symlet
Karakteristik umum jenis wavelet ini merupakan wavelet yang compactly
supported dengan sejumlah besar vanishing moments baik untuk fungsi w(t) maupun
q(t) untuk support width tertentu. Tapis penskalaan yang terkait merupakan tapis
fase-minimum.
Sifat-sifat symlet antara lain:
a. Bersifat orthogonal, biortogonal, dan compactly supported
b. Memungkinkan transformasi wavelet diskrit maupun kontinu.
c. Panjang tapis 2N
d. Support width-nya 2N-1
2.6.6. Coiflet
Karakteristik umum jenis wavelet ini merupakan wavelet yang compactly
supported dengan sejumlah besar vanishing moments baik untuk fungsi w(t) maupun
q(t) untuk support width tertentu.
Sifat-sifatnya antara lain:
a. Bersifat orthogonal, biortogonal, dan compactly supported
b. Memungkinkan transformasi wavelet diskrit maupun kontinu.
c. Panjang tapis 6N
d. Support width-nya 6N-1
e. Agak bersifat simetris regular
Wavelet Coeflet 2 dapat digambarkan pada Gambar 2.14.
1. Cgau4
2. Db4
3. Morlet
4. Symlet
5. Haar
6. Coeflet
Gambar 2.15. Grafik nilai frekuensi pusat masing-masing jenis wavelet [21]
2.7.
SEED
Format standar untuk pertukaran data gempa bumi (Standard for the Exchange