Anda di halaman 1dari 7

Menguak Penyebab Jatuhnya AirAsia, Ini Kata Quran

tentang Awan Cumulonimbus

Awan Cumulonimbus
Salah satu analisis kuat tentang penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang kemudian
ditemukan di Perairan Pangkalan Bun adalah karena pesawat tersebut menabrak atau terjebak awan
cumulonimbus.
Menurut sumber yang terlibat penyelidikan kasus jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang dilansir
Reuters, Pesawat Airbus A320 itu melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh.
Awalnya ia terbang di ketinggian 32.000 kaki (9.753 meter) dan kemudian minta izin naik ke 38.000
kaki untuk menghindari cuaca buruk.
Menurut data Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG untuk keperluan evakuasi, Kamis
(1/1/2015), di selat Karimata hingga Laut Jawa diperkirakan masih ada pembentukan awan
Cumulonimbus (Cb). Data ini menguatkan dugaan bahwa penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501 adalah
terjebak awan cumulonimbus.

Pakar uji terbang dari FlightFocus Setyo Soekarsono mengatakan pesawat tak akan bertahan di
dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat yang terjebak
awan cumulonimbus akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Ia mengibaratkan pesawat di
dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yang diombang-ambing angin.
Dalam Wikipedia disebutkan awan cumulonimbus adalah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi,
padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari
ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di
sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan.
Kendati jenis awan yang paling ditakuti pilot ini baru diketahui di abad modern, ternyata Al Quran
telah mengisyaratkannya berabad-abad sebelumnya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:




Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari
celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (QS. An Nur : 43)
Ustadz Rofi Munawar dalam Kaleidoskop Dunia Islam 2014 di Masjid Namira Lamongan, Rabu
(31/12/2014) malam menilai ayat ini menjelaskan tentang awan cumulonimbus.
Ketika saya membaca ayat ini, Subhanallah inilah ayat yang menurut saya menjelaskan awan yang
paling ditakuti oleh para pilot, terangnya. [Ibnu K/bersamadakwah]

Awan Cumulonimbus Penyebab Pesawat Air Asia Terjatuh Ternyata


Sudah Sangat Jelas Ditulis dalam Al- Quran, Subhanallah !!!!! 2
Januari 2015

nivikoko.com Misteri tentang jatuhnya pesawat air asia pada beberapa waktu yang lalu masih
menimbulkan tanda tanya besar. Terutama mengenai faktor yang paling berpengaruh terhadap
jatuhnya pesawat apakah dari human error ataupun keadaan cuaca saat itu. Seperti apa yang yang
diberitakan dalam kompas berikut :
Pilot pesawat AirAsia Indonesia dengan nomer QZ8501 Kapten Irianto, sempat meminta belok ke kiri
untuk menghindari awan pada pukul 06.17 WIB. Semenit berselang, ATC Bandara Soekarno-Hatta
kehilangan kontak dengan Irianto.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait cuaca
disepanjang rute yang dilalui Pesawat AirAsia yang hilang kontak tersebut. Menurut BMKG, terdapat
awan tebal berjenis cumulonimbus di sekitar rute pesawat.

Menurut ilmu geologi, Awan Cumulonimbus adalah sebuah awan tebal vertikal yang menjulang sangat
tinggi, padat, mirip gunung atau menara. Awan ini terlibat langsung dalam badai petir dan cuaca
ekstrem lainnya.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Cumulonimbus terdiri dari tetestetes air pada bagian bawah dan tetes-tetes salju (kristal-kristal es) pada bagian atas. awan ini
terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri,
secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui
jantung awan. Awan cumulonimbus terbentuk dari awan cumulus (terutama dari cumulus congestus)
dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri

Secara sains hal tersebut sudah sangat jelas, dan secara mengejutkan proses pembentukan awam
comulonimbus tersebut sudah tertullis dalam Al Quran (surah An Nur ayat 43) yang berbunyi :




Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)
nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celahcelahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat
awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Ayat tersebut sangat relevan dengan kejadian yang terjadi sesaat sebelum pewsawat air asia
tersebut hilang control dan selanjutnya jatuh. Proses pembentukan awan yang terjadi pun sudah
sangat jelas dijelaskan dalam Al- Quran.
Last, beberapa kejadian alam yang terjadi saat ini memang semua merupakan implementasi dari ayat
ayat yang terkandung dalam Al- Quran hanya saja kapan dan dimana itu yang kita sebagai manusia
tidak akan mengetahuinya. Semoga kita akan selalu bersyukur atas nikmatnya.. amminnnnn

Apakah Sebenarnya Awan Kumulonimbus yang Diduga Penyebab Jatuhnya Air Asia QZ8501?

Si raksasa ini membentang secara vertikal, mengokupasi seluruh ruang


tingkatan awan dan membuat kerdil awan lainnya.

Perbandingan awan Kumulonimbus disingkat Cb, dengan awan lainnya di tiga tingkatan ruang awan.
(Jfornech/Wikimedia Commons)
Awan kumulonimbus atau biasa disingkat menjadi Cb menjadi salah satu perkiraan penyebab jatuhnya pesawat
Air Asia QZ8501. Awan ini juga pernah menghantam pesawat Garuda yang selamat pada 2002. Kumulonimbus
sendiri berasal dari bahasa latin cumulus atau akumulasi, serta nimbus atau hujan

Awan Cb biasanya ditemani oleh awan kumulus di ketinggian yang lebih rendah, menyebabkan
terjadinya pembentukan awan seperti jamur yang membentang beberapa kilometer. Ketinggian awan
Cb bisa mencapai 39.000 kaki (12 kilometer) atau lebih dari permukaan tanah.
Awan ini terbentuk karena ketidakstabilan yang terjadi di atmosfer. Awan ini terbentuk dari uap air
yang dibawa oleh arus udara mengarah ke atas yang sangat kuat. Awan Cb yang berada pada tingkat
yang rendah hanya berisi butiran air, sementara pada elevasi yang lebih tinggi dan suhu berada jauh
di bawah 0 derajat Celsius, kristal es mendominasi.
Cb bisa terbentuk sendiri, bisa juga secara berkelompok. Di jantung awan ini terdapat petir, yang
bisa berkembang menjadi awan hujan, supersel atau badai petir, bahkan dapat menyebabkan tornado.
Ada tiga tahap pembentukan awan Cb: developing stage (perkembangan), mature stage (matang) dan
dissipation stage (pelesapan). Tergantung dari kondisi yang ada, tiga tahapan ini bisa berlangsung
selama 30 menit.
Saat berkembang, awan raksasa ini bisa menembus tiga lapis tingkatan awan (tingkat tinggi, tingkat
menengah, dan tingkat rendah). Bahkan awan Cb terkecil bisa membuat kerdil awan-awan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai