Anda di halaman 1dari 6

Perputaran Waktu

Sebagai Sunnatullah di Muka Bumi


Ust. Kholilullah Ahmas Lc, MPdI


. ,
, ,

, ,

. ,


,
Wahai hamba-hamba Allah bertaqwalah kamu kepada Allah
dan berkatalah dengan benar, niscaya Allah akan
memperbaiki amal perbuatan kamu dan mengampuni dosadosa kamu, siapa yang berlaku taat kepada Allah dan
RasulNya, maka dia akan meraih keberuntungan besar.
Hadirin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah SWT
Kehidupan manusia di dunia ini dibatasi oleh ruang dan waktu. Semua
aktifitas dan kerja manusia tak pernah lepas dari ruang dan waktu. Coba
kita perhatikan gerakan kita di mana saja kita berada, mulai dari tempat
sempit sampai dengan ruang luas, bukankah gerak gerik kita dibatasi
ruang yang kita tempati. Kamar tempat kita beristirahat, rumah tempat
kita berlindung dari sengatan matahari dan guyuran hujan, masjid
yang menjadi tempat kita beribadah, menjalin hubungan dengan sang
Pencipta, jalan raya yang dilewati berbagai jenis kendaraan dan alat
transportasi,
tanah lapang untuk tempat bermain, sawah ladang
tempat bercocok tanam, gunung-gunung tinggi menjulang yang
menyimpn rahasia alam, hutan belantara yang penuh dengan sumber
daya alam, lautan lepas yang kekayaannya tak pernah habis terkuras
bahkan langit dan bumi yang menjadi alam semesta ini. Fenomena alam
Itu semua adalah ruang yang diciptakan Allah SWT untuk kehidupan
1

ummat manusia di jagat raya dan kehidupan kita semua, sangat


bergantung dan dibatasi oleh ruang-ruang tersebut.
Demikian juga dengan batasan waktu, kehidupan manusia di belahan
bumi ini dibatasi oleh waktu. Perputaran siang dan malam, pagi dan
petang, perubahan dari waktu ke waktu, mulai dari detik ke menit, ke
jam ke hari, ke minggu, ke bulan, terus berpindah ke tahun, ke dasa
warsa, ke windu, ke abad, ke seribu tahun dan seterusnya. Tidakkah kita
menyadari bahwa semua
perputaran masa itu adalah sebagai
pembatas kehidupan manusia? Kita ambil contoh, sekarang waktu di
jam dinding atau di jam tangan kita menunjukkan kira2 pkl 12.00 siang ,
apa yang akan terjadi pada waktu berikutnya kita tidak tahu, bahkan
yang sudah terjadipun seringkali kita tak tahu atau lupa. Mengapa
demikian? hal ini karena waktu itu membatasi pengetahuan kita. Kita
mendapat berita duka bahwa si A baru saja meninggal dunia, menutup
mata dalam usia 54 tahun misalnya. Kenapa umurnya 54 tahun ? hal ini
karena si A dibatasi usianya hanya sampai 54 tahun itu, tidak lebih dan
tidak kurang. Shalat yang lima waktu, bukankah ada batasan waktunya
diatur dengan jelas dan tidak boleh terlewati antara waktu yang satu
dengan yang lain.

: }
{103
Sesungguhnya shalat atas orang-orang mumin adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang berbahagia
Jika ditanyakan, mengapa ruang dan waktu membatasi gerak kehidupan
manusia ? jawabannya adalah
karena kita masih hidup di alam
syahadah, alam nyata, di seantero alam yang serba nyata, dapat diraba
dan dirasakan panca indra. Manusia akan terbebas dari pembatas ruang
dan waktu itu, jika dia hidup di alam arwah, alam ghaib yang bersifat
misterius. Contoh yang paling mudah dicerna adalah ketika manusia
bermimpi pada saat dia tertidur. Jasadnya sedang terbaring di atas
tempat tidur, akan tetapi ruhnya sedang melanglang buana ke berbagai
tempat di dunia ini, sedang mengalami suatu peristiwa yang
menyenangkan atau menyedihkan. Pengalaman mimpi itu jika
diceritakan, bisa panjang memakan waktu bermenit-menit, bahkan bisa
beberapa jam, padahal mimpi yang dialami dalam tidurnya sangat
singkat, mungkin hanya beberapa detik saja . Kenapa bisa terjadi begitu

? hal ini karena mimpi adalah bagian dari pengalaman ruh manusia
yang terbebas dari ruang dan waktu.
Konon dalam sebuah riwayat ditegaskan bahwa ketika ruh manusia
sudah berpisah dari jasadnya, maka ruh ini dibawa terbang oleh
Malaikat ke langit ketujuh menghadap Allah SWT untuk ditentukan
nasibnya. Perjalanan ruh yang dibawa Malaikat dari bumi ke langit itu
tidak memerlukan waktu berjam-jam, atau bertahun-tahun, tapi hanya
beberapa saat, hal ini karena peristiwa yang terjadi adalah pengalaman
ruh yang tidak terikat dengan ruang dan waktu.
Boleh jadi, peristiwa isra miraj yang dialami Rasulullah SAW dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian
dilanjutkan ke sidratul muntaha dengan menembus lapisan-lapisan
langit yang jaraknya tidak bisa diukur oleh kecanggihan teknologi
manusia. Perjalanan yang sangat jauh itu oleh Rasulullah SAW hanya
ditempuh sepotong malam, kenapa bisa begitu ? karena ketika itu
Rasulullah SAW bersama Jibril melakukan perjalanan yang sudah
terbebas dari ruang dan waktu.
Demikianlah ruang dan waktu sangat membatasi gerak dan aktifitas
kehidupan ummat manusia di dunia ini, tidak ada seorangpun yang tahu
apa yang akan dilakukan besok dan tidak ada seorangpun yang tahu di
bumi mana dia akan mati.



{34 : }
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah.
Khusus dalam hal waktu, kita sekarang berada di penghujung tahun
2012, dan beberapa hari lagi kita memasuki tahun baru 2013.
Ini
waktu menurut hitungan peredaran matahari yang disebut tahun
syamsiyah, sedangkan waktu menurut hitungan peredaran bulan sudah
lewat satu bulan lebih, yang disebut tahun qomariyah dan dijadikan
tahun hijriyah dalam kalender Islam dan sekarang kita sedang menjalani
tahun 1434 H. Ada selisih perbedaan antara tahun qomariyah dengan
tahun syamsiyah, karena perjalanan bulan lebih cepat daripada
perputaran matahari.
Aktifitas dan gerak gerik kehidupan manusia berjalan sesuai dengan
peredaran waktu yang tidak bisa ditunda atau dipercepat. Perputaran
waktu merupakan sunnatullah yang tidak bisa dirubah atau diganti
3

dengan konsep lain. Mau tidak mau semua makhluk harus tunduk
dengan sunnatullah ini.


{ 23 : }
Sunnatullah yang sungguh telah berlalu sebelumnya dan kamu tidak
akan mendapatkan penggantian bagi sunnatullah
Manusia di dunia ini ditugaskan untuk memberdayakan waktu secara
maksimal, tidak boleh ada waktu yang terbuang secara sia-sia. Jika anda
punya waktu luang atau kosong, maka isilah waktu itu dan berbuatlah,

. Orang Barat yang hidupnya sangat materialistis,
berpandangan bahwa waktu itu adalah uang, time is money. Bangsa
arab sangat mengagungkan waktu sehingga dalam urusan bisnis,
mereka berpandangan bahwa waktu itu lebih berharga daripada emas,
, sedangkan dalam urusan perang,
mereka
menganggap bahwa waktu itu sangat tajam seperti tajamnya pedang,
jika tidak diberdayakan, maka pedang waktu itu akan memotong anda.
.
Di dalam Al-Quran banyak disebutkan dimensi waktu, di mana Allah
SWT bersumpah dengan waktu-waktu ciptaanNya itu, untuk
menunjukkan kepada kita manusia bahwa semua dimensi waktu begitu
penting, berharga dan masing-masing punya fungsi dan keistimewaan,
sehingga kita dituntut untuk memberdayakan seluruh dimensi waktu itu
sesuai dengan fungsinya.
Allah bersumpah dengan waktu fajar. Demi fajar dan
malammalam sepuluh . Fajar adalah cahaya pagi ketika mulai
mengusik kegelapan malam. Udara fajar terasa segar dan bersih belum
ada folusi, belum ada kotoran dan debu yang beterbangan. Terasa segar
karena kondisi kita, baru bangun dari tidur, saraf-saraf yang tegang
sudah pulih, otot-otot yang kencang sudah mulai kendur. Kondisi seperti
inilah yang mendorong kita untuk memulai tugas dan pekerjaan awal
hari itu dengan kadar dan tingkat semangat yang tinggi. Demikian juga,
Allah bersumpah dengan waktu subuh. Demi subuh
apabila mulai menyingsing , dibarengi dengan hembusan angin pagi
yang terasa begitu segar dan menyegarkan, angin sepoi-sepoi basah.
Belum ada sinar matahari, sehingga menambah kesyahduan udara di
waktu subuh. Pada waktu yang segar ini sebelum memulai tugas rutin,
kita diperintahkan untuk menghadap Allah, beribadah kepadaNya
dalam shalat subuh yang khidmat dan penuh khusyu.
4

Pada kesempatan lain, Allah bersumpah dengan waktu dhuha.


Dermi waktu dhuha Batasan waktu dhuha kira-kira mulai pkl. 7.00 pagi
sampai jam 11.00 siang. Ada apa dengan waktu dhuha ini, sehingga
Allah bersumpah dengannya? Dhuha adalah waktu matahari
sepenggalan naik di mana manusia giat bekerja. Matahari ketika naik
sepenggalahan, cahayanya ketika itu memancar menerangi seluruh
penjuru , pada saat yang sama ia tidak terlalu terik sehingga tidak
mengakibatkan gangguan sedikitpun. Waktu yang segar dan nyaman ini
harus diberdayakan untuk bekerja lebih pro aktif dan produktif, untuk
mencari maisyah, berusaha mencari nafkah untuk kepentingan diri,
keluarga dan anak-anak kita, bahkan disunnahkan kita untuk melakukan
shalat dhuha, memohon kemurahan dan kemudahan rezeki kepada
Allah yang mengatur pembagian jatah rezeki kepada seluruh
makhluklNya. Dalam konteks ini, sebelum terjun dalam usaha mencari
nafkah, kita dituntut lebih dahulu untuk memohon doa kepada Allah
dalam shalat dhuha,agar rezeki yang diterima adalah rezeki yang halal
dan baik, dengan aroma barokah dan ridho Ilahi.
Allah bersumpah dengan waktu siang, Demi Siang
ketika telah menampakkannya .Dimensi waktu siang disiapkan oleh
Allah SWT agar manusia dapat memberdayakannya untuk berbagai
kesibukan duniawi, mengolah kekayaan alam yang tersedia untuk
kehidupan orang banyak, mengatur kehidupan secara seimbang dalam
menciptakan keserasian dan keharmonisan alam terutama pada
kehidupan ummat manusia, agar tidak terjadi benturan dan gesekan.
Siang adalah waktu yang terang benderang dengan sinar matahari
yang memancar ke seluruh jagad raya, agar terjadi dinamika kehidupan
ummat manusia yang penuh energik, trampil dan semangat.
Allah bersumpah dengan waktu malam. Demi Malam
apabila menutupi. Setelah bersumpah dengan dimensi waktu siang,
dirasakan tidak lengkap jika Allah tidak bersumpah dengan dimensi
waktu malam, karena siang dan malam selalu silih berganti dan
sepasang dimensi waktu yang punya fungsi beda, akan tetapi
menimbulkan rasa nyaman bagi kehidupan manusia. Coba bayangkan
jika selama 24 jam ini, waktu yang berputar, semuanya siang atau
sebaliknya semuanya malam, pasti membosankan dan menimbulkan
kehidupan yang tidak bergairah, tidak semangat. Dimensi waktu malam
diciptakan agar manusia bisa mengambil waktu istirahat dari kelelahan
kerja yang menguras tenaga di siang hari. Dimensi siang tercipta untuk
bekerja dan mencari penghidupan.

10 : }
{11
dan kami jadikan malam sebagai pakaian selimut pembalut untuk
beristirahat dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan .
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang penuh khidmat
Memberdayakan dua dimensi waktu ini yakni siang dan malam, harus
sesuai dengan fungsi masing-masing. Jangan sampai terbalik, siang
dijadikan malam atau malam dijadikan siang, hal ini menyalahi
sunnatullah, yang akan berakibat fatal pada kesehatan dan
kesimbangan hidup manusia. Para sehabat yang setia kepada
komandannya Rasulullah SAW,
mendapat julukan sebagai prajurit
tangguh dan militan, sangat maksimal memberdayakan fungsi siang
dan malam. Pada waktu siang, mereka menjadi prajurit tempur yang
gigih, menjadi pasukan berkuda yang gesit, sedangkan di malam hari
mereka menjad ahli ibadah yang sangat tekun berdoa dan bermunajat
kepada Tuhannya.


Hadirin Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat Yang Berbahagia
Beberapa dimensi waktu yang digambarkan di muka, tidak boleh
dilewatkan secara percuma dan sia-sia. Bagi Allah semua dimensi waktu
itu penting dan punya fungsi positif. Tidak ada waktu yang sial atau
membawa kesialan dan kerugian,.Yang sial dan rugi adalah manusianya
yang tidak mau menggunakan waktu secara maksimal. Oleh karena itu
kita lihat bagaimana Allah menyindir manusia yang terjebak dalam
kerugian, akibat tidak mau memberdayakan seluruh dimensi waktu
dengan maksimal.

, ,
.
,
,
,
,
.

Anda mungkin juga menyukai