3065 6648 1 SM PDF
3065 6648 1 SM PDF
PENDAHULUAN
Jika suatu radiasi gelombang
elektromagnetik mengenai suatu materi,
maka akan terjadi suatu interaksi,
diantaranya berupa penyerapan energi
(absorpsi) oleh atom-atom atau molekulmolekul dari materi tersebut. Absorpsi
sinar ultraviolet dan cahaya tampak akan
mengakibatkan tereksitasinya elektron.
Sedangkan absorpsi radiasi inframerah,
energinya tidak cukup untuk mengeksitasi
elektron,
namun
menyebabkan
peningkatan amplitudo getaran (vibrasi)
atom-atom pada suatu molekul [1]. Hal
yang sangat unik pada penyerapan radiasi
79
V r re De 1 e a r re
LANDASAN TEORI
Tingkat-Tingkat Energi Molekul
Diagram tingkat-tingkat energi
molekul dijelaskan pada gambar 1. Dari
gambar 1. terlihat bahwa molekul memiliki
tingkat
energi
elektronik
yang
berhubungan dengan susunan elektron,
juga memiliki tingkat-tingkat energi
vibrasional
dan
rotasional
yang
berhubungan dengan gerak vibrasi dan
rotasi atom-atom penyusun molekul.
1
1
EN hv N hve N
2
2
84
Berkala Fisika
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
sisanya
3n-6
menyatakan
derajat
kebebasan
vibrasi.
Molekul
linear
memiliki 3n-5 derajat kebebasan vibrasi
karena untuk menyatkan rotasi hanya
diperlukan dua derajat kebebasan.
Kaidah seleksi untuk transisi antara
keadaan vibrasional dalam pendekatan
osilator
anharmonik
memberikan
ketentuan bahwa N = 1, 2, 3,...
untuk transisi dasar, overtone dan pita
kombinasi. Transisi vibrasi dalam molekul
poliatomik umumnya dinyatakan dalam
suatu notasi singkat. Transisi dasar
dinotasikan dalam Ni (0, 0, 0, ...) Ni (1,
0, 0, ...), pita overtone dinotasikan dalam
Ni (0, 0, 0, ...) Ni (0, 2, 0, ...) dan pita
kombinasi dapat dinotasikan dalam bentuk
Ni (0, 0, 0, ...) Ni (0, 1, 1, ...). Energi
vibrasional suatu molekul merupakan hasil
penjumlahan transisi masing-masing mode
vibrasi.
Dalam
molekul
poliatomik,
kenyataan jumlah mode vibrasi yang
terjadi
sering tidak sama dengan
perhitungan
teoritik,
hal
tersebut
disebabkan
oleh
adanya
pelipatan
frekuensi (overtone) dan penggabungan
dari dua buah vibrasi atau lebih yang dapat
menambah jumlah mode vibrasi yang
terbentuk [6].
3
4
2
METODE PENELITIAN
Spektroskopi
FTIR
(Fourier
Transform
Infrared)
merupakan
spektroskopi inframerah yang dilengkapi
dengan transformasi Fourier untuk deteksi
dan analisis hasil spektrumnya. Inti
spektroskopi FTIR adalah interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis
frekuensi dalam sinyal gabungan.
Spektrum inframerah tersebut
dihasilkan dari pentrasmisian cahaya yang
melewati sampel, pengukuran intensitas
cahaya dengan detektor dan dibandingkan
dengan intensitas tanpa sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Spektrum
inframerah yang diperoleh kemudian diplot
sebagai intensitas fungsi energi, panjang
83
84
Berkala Fisika
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
menunjukkan
bahwa
gugus
alkil
kemungkinan mengandung tiga gugus
metilen yang berdekatan (-CH2 CH2CH2
CH2 ).
Pita
lemah
pada
bilangan
gelombang di atas 3000 cm -1 menunjukkan
adanya senyawa aromatik. Empat daerah
dalam spektrum yang berkaitan dengan
vibrasi aromatik yang dapat diketahui
adalah CH str, CH def, C=C str dan
gugus dari pita gabungan. Kedudukan
serapan CH str lemah dan muncul sebagai
bagian kecil dari pita CH str alkana yang
lebih kuat. Pada spektrum di atas CH str
aromatik muncul pada bilangan gelombang
3020 cm-1. Kemungkinan vibrasi yang lain
sebagai pendukung adanya senyawa
aromatik adalah uluran C=C. Pada
spektrum di atas pita uluran tersebut
muncul pada bilangan gelombang 1608
cm-1 dan 1492 cm-1. Perbedaan penyerapan
tersebut menunjukkan adanya substitusi
pada senyawa aromatik. Substitusi tersebut
dapat dilihat pada tabel korelasi
penyerapan inframerah pada lampiran B.
Substitusi tersebut dapat dilihat dengan
munculnya pita pada bilangan gelombang
694 cm-1 yang menunjukkan bahwa
benzena tersubstitusi mono. Vibrasi yang
lain yang dapat mendukung adanya
senyawa aromatik adalah CH def. Pada
spektrum tersebut CH def muncul pada
bilangan gelombang 767 cm-1 yang berasal
dari vibrasi tekukan keluar bidang dari C
H ( CH).
C=C
OH
83
KESIMPULAN
1.
2.
84
Berkala Fisika
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fessenden, 1997, Kimia Organik,
jilid 1, edisi ketiga Erlangga, Jakarta.
[2] Chatwal, G., 1985, Spectroscopy
Atomic and Molecule, Himalaya
Publishing House, Bombay.
[3] Svanberg, S., 1992, Atomic and
Moleculer Spectroscopy, Spinger
Verlag, Heidelberg
[4] Banwell, C.N., 1994, Fundamentals of
Moleculer Spectroscopy, Mc. Graw
Hill Book Company, New York.
[5] Bernath, P.F., 1995, Spectra of Atom
and Molecules, Oxford University
Press, New York.
[6] Dogra, S. K., 1990, Kimia Fisik dan
Soal-soal, Universitas Indonesia
press, Jakarta.
[7]
Marcott,C.,
1986,
Material
Characterization Hand Book vol. 10:
Infrared
Spektroskopy,
ASM
International, Amerika.
83