Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN TEKANAN

(PCT-14)

Unit pengendalian tekanan (PCT-14) terdiri dari ebuah pipa proses, pada pipa tersebut
terpasang sebuah katup control peneumatik, sebuah penguku aliran orifice meter dan katup
pembuang tekanan langsung ke atmosfer atau melalui sebuah tangki udara untuk mempariasikan
kelambatan proses (PROCESS LAG).
Transduser untuk pengukuran tekanan secara langsung atau pengukuran beda tekanan
yang digunakan untuk mengukur tekanan ataupun tekanan antara dua titik laju aliran tekanan
udara. Output dari transduser di umpan ke SIGNL COBDITION yang kemudian memberikan
output ke PROCESS CONTOLLER pada PCT-10.
Udara tekan untuk instrument (gauge, converter dan katup control peneumatik) dan
proses masuk melalui pipa (1), udara untuk instrument (untuk sinyal) ditur oleh regulator tekanan
(VI) sehingga tekanan untuk sinyal dapat dibaca pada geuge tekanan (P1). Udara untuk proses
diatur oleh regulator tekanan (p2) dan tekanan dapat dibaca pada geuge (P3).
Instrument peneumatik terdiri dari pengubah arus lisrik/tekanan (I/P Converter) dan katup
control. I/P coverter menerima sinyal 4-20 mA dari PCT-10 kemudian mengubah sinyal tersebut
menjadi sinyal 3-15 psi untuk menggerakan katup control. Katup control terdiri dari actuator
bentuk diafragma yang menggerakan katup tipe batang (STEM PLUG) . Indicator (15) pada
batang katup menunjukkan posisi dari katup. Gauge tekanan (P20) menunjukkan sinyal
pneumatic dari I/P converter yang digunakan oleh katup control. Input 4-20 mA I/P converter
dihubungkan dengan soket banana ke kontak penghubung (2) dibagian kiri dari converter.
Perubahan langka (step changes) ke proses juga dapat dilakukan dengan menambah udara
melalui outlet difusi tambahan (9) melalui pembukaan dan penutup V6.
Rancangan alat PCT-14 ini memungkinkan pembelajaran dari komponen operasi dan alat
control penghubung melalui penggunaan converter tekanan.

SIGNAL CONDISIONING
Pada alat PCT-14 terdapat dua buah modul signal conditioning, yaitu modul signal
conditioning tekanan dan beda tekanan. Modul signal conditioning tekanan berhubungan dengan
transduser tekanan untuk pengukuran tekanan statis pada pipa proses. Trnsduser tekanan terdapat
pada kotak (8) yang menggunakan hubungan elektrik pada bagian muka. Transduser tekanan
dihubungkan ke pipa proses oleh pipa kapiler kaku dimana juga terpasang gauge tekanan (P4).
Transduser tekanan diguanakan bersamaan dengan modul signal conditioning beda
tekanan yang mengukur perbedaan tekanan antara piringan orifice (pengukuran laju alir).
Transdusernya terletak pada kotak (7) yang menggunakan hubungan elektrik pada bagian muka.
Dua pipa kapiler kaku menghubungkan piringan orifice dengan transduser (7).
Sinyal dari transdusr tekanan masuk melalui kabel penghubung biru kesoket banana pada
signal conditioning tekanan di PCT-10 dan diubah menjadi signal 0-1 volt atau sinyal 4-20 mA
untuk pengendalian ataupun monitoring. Sebuah trimtool dapat digunakan untuk mengkalibrasi
signal conditioning PCT- 10 terhada voltes listrik.

KALIBRASIH SENSOR TEKANAN DAN I/P CONVERTER

I.

Tujuan Percobaan
1. Mengkalibrasi sensor tekanan dan signal condisioning dan linieritas dan histeritis
dari sensor dan conditioning.
2. Mengkalibrasi I/P converter terhadap gerak katup control dan memeriksa linieritas
dan histeritis dari converter.

II.

Peralatan
1. Satu set PCT-10+rim tool+kabel
2. Satu set pct-14+kabel penghubung

III.

Dasar Teori
Transduser tekanan atau sensor tekanan digunakan untuk memberikan pembacaan

tekanan dari jarak jauh pada suatu proses, penggunaannya memungkinkan pengendalian
tekanan secara otomatis tanpa perlu adanya campur tangan operator untuk memberikan input
ke controller dan kemudian memberikan input untuk menggerakan elemen control akhir
(katup control) sebelum dipergunakan sensor dalam tekanan sebaliknya dikalibrasi sehngga
keadaan sensor dikeahui dengan baik. Pengkalibrasian sensor tekanan dapat dilakukan
dengan range yang berbeda sesuia dengan penggunaan sensor itu sendiri.
Katup control pneumatic pada pada alat PCT-14 digunakan sebagai elemen control
akhir yang akan memberikan gerakan perubahan yang efeknya langsung terasa oleh proses
(system). Katup control peneumatik memerlukan tekanan untuk bergerak menutup atau
membk. Tekanan berasal kontrverter yang mengubah sinyal listrik dari process Cotroller
menjadi sinyak tekanan penggerak katup I/P .Converter adalah alat yang mengubah arus
listrik 4-20 mA dari output process controller PCT-10 menjadi sinyal 3-15 psig untuk input
gerakan katup control peneumatik.
Pada PCT-14 tekanana proses diukur oleh sensor tekanan kemudian dikondisikan
disignal condisioning untuk diubah dari variabel proses tekanan (0-8 psi) menjadi sinyal
controller 4-20 mA. Sinyal output dari controller 4-20 mA kemudian masuk ke I/P converter
untuk diubah menjadi sinyal tekanan3-15 psig untuk menggerakkan katup control sehingga

udara yang mengalir melalui pipa proses diubah. Sinyal conditioning hendaknya dikalibrasi
terhadap I/P converter untuk memeriksa keadaan sebelun digunakan dan menocokkan range
operasinya.
Sensor tekanan dan I/P converter pada PCT-14 mempunyai output (keluaran) yang
berubah secara linier (berbanding lurus) terhadap tekanan, histeritis yang tejadi sangat kecil.
Histeritis adalah kecenderungan sebuah instrument (alat) untuk mengahsilkan output
yang berbeda untuk suatu harga input sewaktu input yang dihasilkan dari penambahan ata
pengurangan harga sebelumnya.
Misalkan input yang diberikan menigkat 0%-100% dengan interval 10%, maka hasil
outputnya akan mempunyai kecenderungan harga yang berbeda dengan harga input yang
diulang menurun dari 100%-0% dengan interval sama 10%, selidih maksimal inilah yang
disebut histeritis.

IV.
Langkah Kerja
Pengaturan Awal
1. Mengkalibrasi voltmeter dan procees controller PCT-10.
2. Menutup Katup manual V1,V2, V3, V5 dan V6 .
3. Membuka katup V4.

Kalibrasi Sensor Tekanan dan Signal Conditioning


Setelah kalibrasi diharapkan sensor tekanan memberikan keluaran sbb:
Tekanan minimum = 0 psi =0 volt dari signal conditioning
Tekanan maksimum = 8 psi = 1 volt dari signal conditioning

1. Menghubungkan sensor tekanan ke bagian input signal conditioning menggunakan kabel


penghubung biru dan output berupa 0-1 volt ke Voltmeter seperti pada gambar rangkaian
diblekang.
2. Menghubungkan suplai udara tekanan kebagin inlet PCT-14 pastikan ada udara tekan
mengalir.
3. Memastikan katup V2 tertutup sehingga tidak ada udara yang mengalir melewati pipa
proses (0 psi pada P4), sensor akan mengukur tekanan minimum= 0 psi. Mengatur signal
conditioning pada bagian ZERO dengan menggunakan trimtool agar pembacaan di
voltmeter menunjukkan 0,000 V.

4. Membuka katup V2 sehingga pada P4 tebaca 8 psi, setelah tekanan stabil, mengatur
signal conditioning pada bagian SPAN dengan menggunakan trimtool agar pembacaan di
voltmeter menunjukkan 1,000 V.
5. Mengulangi langkah 3 seterusnya hingga pembacaan divolmeter stabil.
Linieritas dan Histeritis
1. Memulai dengan menutup V2 dan pembacaan 0 psi pada P4, mencatat pembacaan di
Volmeter.
2. Menaikkan tekanan masuk dengn memutar katup V2 searah jarum jam sehingga P4
menunjukkan 2 psi, setelah stabil mencatat pembacaan pada voltmeter.
3. Mengulangi langkah 2 dengan interval 2 psi hingga 8 psi, mencatat pembacaan di
voltmeter setelah didapat pembacaan stabil di P4.
4. Membua katup P2 lebih besar dari 8 psi missal 10 psi, kemudian menutup katup perlahan
sehingga didapat pembacaan 8 psi pada P4, menunggu hingga stabildan mencatat
pembacaan divolmeter.
5. Menurunkan tekanan proses dengan memutar katup V2 berlawan arah jarum jam shingga
terjadi penurunan tekanan denganinterval 2 psi, mencatat harga pada pembacaan
voltmeter.
6. Melakukan hingga katup V2 tertutup penuh, mencatat pembacaan di P4 dan di voltmeter.
7. Mengulangi prosedur diatas untuk:
Harga minimum 0 psi
Harga maksimum pada pembukaan katup V2 : 15 psi
Range operasi 15 psi
Harga minimum 4 psi
Harga maksimum pada pembukaan katup V2 8 psia
Harga minimum 4 psia

Kalibrasi I/P Converter Terhadap Katup


I/P converter akan dikalibrasi sehingga beroperasi dengan ketentuan sebagai berikut:
- Arus 4 mA ke converter = psig dari converter (P2) = posisi katup terbuka
- Arus 20 mA ke converter = 15 psig dari converter (p2) = posisi katup kontreler
tertutup.

1. Menutup katup V2, V3, V4, V5, dan V6, membuka katup V1 dan atur agar pembacaan 22
psig pada P1.
2. Mengeset proses kontroler pada manual dan pastikan PROPOSIONAL BAND pada harga
20%.
3. Menghubungkan I/P converter ke output dari proses controller seperti pada gambar di
belakang.

4. Menghubungkan suplei udara ke inlet pipa proses, pastikan gauge P1 terbaca 22 psig,
mengatur dengan membuka / menutup V1 apabila perlu.
5. Membuka katup plastik yang menutup solet pengaturan ZERO dan SPAN pada I/P
converter (amati bahwa SPAN tertulis RANGE).
6. Memasukan harga 0% pada POWER OUTPUT di process controller untuk memberikan
output setara 4 mA. Mengatur output zero pada I/P converter melalui soket ZERO untuk
memberikan pembacaan 3 psig pada gauge P2, posisi katup control berada pada keadaan
akan terbuka.
7. Memasukan harga 100% pada POWER OUTPUT di process controller untuk
memberikan output setara 20 mA. Mengatur output SPAN pada I/P koverter melalui
soket RANGE untuk memberikan pembacaan 15 psig pada gauge P2. Posisi katup
control berada pada keadaan tertutup.
8. Mengulangi sehingga tidak lagi dieprlukan pengaturan SPAN dan ZERO.
9. Setelah itu melakukan pemeriksaan katup control peneumatik dengan cara mengatur
katup V2 pada pembacaan 8 psig di gauge P4 dan output pada process controller = 0 %.
(katup mestinya terbuka).
10. Mengulangi outpt controller menjadi 100%, mengamati tekanan process turun ke nol da
posisi katup tertutup, P4 terbaca 0 psig.
Katup control pneumatic tidak mengisolasi tekanan secara total pada posisi tertutup,
sejumlah kecil udara tekan keluar namun tidak mengurangi ketlitian alat.
Linieritas dan Histeritis
1. Menutup katup V2, memasukan harga 0% pada power output (Pr) dan pastikan dari I/P
converter memberikan harga pembacaan 3 psig pada gauge P2.
2. Mengatur agar power output (Pr) naik secara bertahap dari 0%-100% dengan interval

10%, mencatat tekanan yang terbaca pada gauge P2 untuk setiap perubahan. Kemudian
mengulangi langkah 2 namun power output (Pr) turun bertahap dari 100% ke 0% dengan
interval 10% mencatat harga pembacaan gauge P2.

Anda mungkin juga menyukai