Mineral Dalam Buah Naga (Hylocereus Undatus (Haw.) Britt. & Rose)
Sebagai Penurun Asam Urat
Devina Ingrid Anggraini1, Agus Suprijono2, Selvira Ligiya Wahyusetyaningrum2
1
Alamat korespondensi:
Prodi D3 Anafarma STIKes MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550
Telp: 021 8096411 ext 10XX; email:devina_chem@yahoo.com
Abstrak
Buah naga daging putih mempunyai kandungan kimia mineral dan flavonoid, yang mampu menurunkan kadar asam
urat. Hiperurisemia adalah suatu keadaan tingginya kadar asam urat. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
pembengkakan, atau cacat persendian tangan dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan asam urat
setelah pemberian ekstrak buah naga daging putih (Hylocereus undatus(Haw.) Britt. & Rose), pengaruh cara ekstraksi
infus dan maserasi, dan konsentrasi efektif ekstrak buah naga dalam menurunkan kadar asam urat secara in vitro. Ekstrak
buah naga dibuat dengan variasi konsentrasi, yaitu 150 mg/mL, 200 mg/mL, 250 mg/mL, 300 mg/mL, dan 350 mg/mL
dan diuji untuk mengetahui penurunkan kadar asam urat secara in vitro.
Kadar asam urat sebelum dan sesudah penambahan ekstrak diukur dengan spektrofotometer visibel dan dihitung
persen penurunan kadarnya. Hasil persentase penurunan kadar asam urat setelah penambahan ekstrak buah naga yang
diekstraksi dengan metode infus konsentrasi 150 mg/mL, 200 mg/mL, 250 mg/mL, 300 mg/mL, dan 350 mg/mL berturutturut sebesar 18,84%, 19,80%, 20,97%, 21,74%, 22,65% dan kontrol negatif akuades sebesar 13,03%. Sedangkan untuk
ekstrak maserasi berturut-turut yaitu 17,43%, 18,59%, 19,75%, 20,37%, 21,68% dan kontrol negatif akuades sebesar
8,68%. Hasil uji anava menunjukan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (nilai ) yang berarti bahwa ada perbedaan bermakna
nilai persen penurunan kadar asam urat antar kelompok konsentrasi. Selanjutnya, dari uji t test menunjukkan tidak ada
perbedaan cara ekstraksi buah naga dengan metode infus dan maserasi terhadap penurunan kadar asam urat secara in vitro
yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,401 > 0,05 (nilai ).
Kata kunci: buah naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose), asam urat, infus, maserasi, in-vitro
Pendahuluan
Salah satu jenis reumatik yang sering dijumpai dalam
masyarakat adalah gout. Reumatik gout ini disebabkan
oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah. Serangan
akut gout biasanya disertai dengan tanda-tanda radang
pada sendi seperti bengkak, panas, sakit bila digerakkan,
dan kulit di atas sendi tampak kemerahan. Serangan
pertama kali memberikan gejala yang khas, berupa nyeri
hebat pada satu persendian yang timbul secara mendadak
(Dalimartha, 2002 : 1).
Hiperurisemia adalah suatu keadaan tingginya kadar
asam urat yang menimbulkan penyakit gout. Penyakit ini
dapat menyebabkan siksaan nyeri, pembengkakan atau
cacat persendian tangan dan kaki. Penyakit gout
merupakan jenis penyakit rematik yang pengobatannya
relatif mudah, tetapi bila diabaikan maka gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Pada penderita gout, kadar
asam urat di dalam darahnya akan tinggi, walaupun tidak
setiap peninggian kadar asam urat dalam darah adalah
penderita gout (Adnan, 1983 : 49). Asam urat merupakan
asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di
dalam darah dan jaringan menjadi ion urat. Asam urat
merupakan asam lemah dengan pKa 5,75 dan 10,3 yang
berupa kristal putih, tidak berbau dan berasa, sukar larut
dalam air dan pada pH normal akan terionisasi di dalam
darah dan jaringan menjadi ion urat (Rodwell, 1995 : 387).
% Penurunan
Hasil
Metode ekstraksi yang digunakan adalah infus
(ekstraksi cara panas) dan maserasi (ekstraksi cara dingin).
Kedua metode ekstraksi tersebut dipilih berdasarkan
tingkat perbedaan suhu. Adanya perbedaan suhu yang
digunakan memungkinkan jumlah zat aktif yang tersari
dari buah naga akan berbeda, sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan dalam menurunkan kadar
asam urat.
Pengambilan senyawa aktif dari buah naga daging
putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose) dilakukan
dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut air dan cara
ekstraksi yang sesuai (Depkes RI, 2000 : 7). Pada proses
ekstraksi buah naga daging putih digunakan pelarut air
sebagai cairan penyari karena air merupakan cairan penyari
yang umum, murah, mudah didapatkan, dan aman
digunakan oleh masyarakat.
Untuk menegaskan bahwa senyawa yang mempunyai
kemampuan dalam menurunkan kadar asam urat telah
terekstraksi maka dilakukan uji pendahuluan. Hasil
identifikasi secara kualitatif menunjukkan bahwa buah
naga daging putih yang diekstraksi dengan metode infus
dan maserasi mengandung mineral dan flavonoid.
Setelah diketahui adanya mineral dan flavonoid dalam
ekstrak buah naga daging putih (Hylocereus undatus
(Haw.) Britt. & Rose) yang mempunyai kemampuan
menurunkan kadar asam urat, selanjutnya untuk
memastikan besarnya kemampuan penurunan kadar asam
urat dilakukan uji secara kuantitatif dengan metode
spektrofotometri menggunakan reagen Uric Acid.
Pengukuran kadar asam urat menggunakan pereaksi
Kit yang terdiri dari 2 macam reagen. Reagen pertama
berisi buffer fosfat pH 7 dan TBHBA
(2,4,6
Tribromo 3-hydroxybenzoic acid), sedangkan reagen kedua
berisi buffer fosfat pH 7,4-aminoantipyrine, K4[Fe(CN)6],
peroksidase (POD) dan urikase. Prinsip dari reaksi
enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang
bereaksi dengan air akan dioksidasi menjadi alantoin oleh
adanya urikase, selanjutnya hidrogen peroksida sebagai
hasil samping reaksi tersebut akan bereaksi dengan
4aminoantipyrine dan 2,4,6tribomo3-hydroxybenzoic acid
(TBHBA) membentuk quinimine yang berwarna merah
muda dengan bantuan peroksidase warna yang terbentuk
selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
UV-Visibel pada panjang gelombang maksimal.
Pengukuran berdasarkan intensitas warna yang dihasilkan
dari reaksi asam urat dengan reagen Uric Acid FS TBHBA
seperti di bawah ini (Ariyanti, dkk., 2007) :
Keterangan :
Konsentrasi awal = konsentrasi baku asam urat
(mg/dL)
Konsentrasi akhir =
konsentrasi
setelah
penambahan ekstrak buah naga (mg/dL)
27
NH
N
H
N
H
uricase
+ H2O + O2
+ CO2 + H2 + H2O2
Quinimine + 3H2O
Tabel 1. Hasil pengukuran rerata kadar asam urat sebelum dan setelah
penambahan ekstrak buah naga daging putih.
Konsentrasi ekstrak
Metode Infus
Metode Maserasi
(mg/mL)
Kontrol (-)
13.03%
8.68%
150
18.84%
17.43%
200
19.80%
18.59%
250
20.97%
19.75%
300
21.74%
20.37%
350
22.65%
21.68%
Hasil pengukuran kadar asam urat dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
25
20
15
metode infus
10
metode maserasi
5
0
akuades
150
200
250
300
konsentrasi ekstrak (mg/ml)
350
O
O
H
N
H
N
HN
O
O
N
H
N
H
Ca2+
O
O
N
H
Ca
28
O
H
N
HN
O
O
N
H
H
N
O
Mg2+
O
N
H
N
H
N
Mg
Sum of Squares
494.282
43.221
537.503
Df
Mean Square
5
98.856
30
1.441
35
F
68.617
Sig.
.000
29
Daftar Pustaka
Adnan. 1983. Kumpulan Naskah Kuliah Tamu dan
Simposium Diagnostik dan Pengobatan Penyakit Sendi.
Kongres
Nasional
I
Ikatan
Rematologi
Indonesia..Semarang : Ikatan Rematologi Indonesia
Allen, Reeshemah, N., Sukla, M. K., Burda, J. V., dan
Jerzy, L. 2006. Theoretical Study of Interaction of Urate
with Li+, Na+, K+, Be2+, Mg2+, and Ca2+ Metal Cations.
Journal of Phys Chem. 110 : 6139-6144
Ariyanti, Rina., Nurcahyanti, W., dan Arifah, S.W. 2007.
Pengaruh Pemberian Infusa Daun Salam ( Eugenia
polyantha Wight) terhadap penurunan Kadar Asam Urat
Darah Mencit Putih Jantan yang Diinduksi dengan
Potasium Oksanat. Pharmacon. 8 (2) : 56-63
Dalimartha. 2002. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam
Urat. Jakarta : Penebar Swadaya
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta
: Depkes RI
______________________. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
30