Anda di halaman 1dari 12

22 senyawa prekursor

1. DAFTAR PREKURSOR
Kelompok 1
Anhidrida asetat
Asam fenil asetat
Asam lisergat
Asam N asetil antranilat
Ephedrin
EFEDRIN
Ephedrine

(-)-Efedrin [299-42-3] C10H15NO


BM 165,23
Hemihidrat [50906-05-3]
BM 174,2
Efedrin adalah senyawa anhidrat atau mengandung tidak
lebih dari setengah molekul air hidrat; mengandung
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5%
C10H15NO, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian
Zat padat menyerupai lemak, tidak berwarna, atau granul atau hablur putih. Terurai secara bertahap bila
terkena cahaya, melebur pada suhu antara 33-40, keragaman suhu lebur akibat perbedaan kandungan
molekul air. Efedrin anhidrat mempunyai suhu lebur lebih rendah dari efedrin dengan satu setengah
molekul air hidrat. Larutan bereaksi alkalis terhadap lakmus P.
Kelarutan
Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; sedikit dan lambat larut dalam minyak
mineral; larutan menjadikeruh bila efedrin mengandung air lebih dari 1%.
Baku pembanding
Efedrin Sulfat BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam sebelum digunakan.
Identifikasi
Timbang saksama lebih kurang 100 mg, tambahkan sejumlah volume asam sulfat 0,1 N dengan buret
untuk menetralkan seperti tertera pada Penetapan kadar. Encerkan dengan air dalam labu tentukur hingga
25-ml. Campur 2 ml larutan dengan 10 ml etanol P, uapkan di atas tangas uap dengan dialiri udara hingga
kering. Terhadap residu yang diperoleh lakukan penetapan sebagai berikut: Spektrum serapan inframerah
zat yang telah digerus dengan beberapa tetes metanol P dan telah dikeringkan pada suhu 105 selama 3
jam serta didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Efedrin Sulfat BPFI.
Rotasi jenis
<1081> Antara 33,0 dan 35,5; lakukan penetapan dengan melarutkan lebih kurang 600 mg zat dalam
10 ml eter P dalam gelas piala yang telah ditara, tambahkan 0,6 ml asam klorida P, uapkan hingga kering
dan keringkan residu pada suhu 105 selama 3 jam; lakukan penetapan rotasi jenis efedrin hidroklorida

menggunakan larutan yang mengandung 500 mg per 10 ml.


Air
<1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5% untuk zat yang mengandung air hidrat; tidak lebih dari 0,5%
untuk zat anhidrat.
Sisa pemijaran
<301> Tidak lebih dari 0,1%.
Klorida
<361> Tidak lebih dari 0,030%; lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dan bandingkan kekeruhan
dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat
Larutkan 100 mg zat dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 10 menit.
Cemaran umum
<481> Larutan uji Gunakan pelarut metanol P Larutan baku Gunakan pelarut metanol P Fase gerak Buat
campuran n-butanol P-asam asetat glasial P-air (5:3:2); gunakan lempeng kromatografi selulosa dengan
indikator fluoresen. Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak nomor 16.
Penetapan kadar
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 10 ml etanol P netral, tambahkan 5 tetes
merah metil LP dan 40,0 ml asam klorida 0,1 N LV. Titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida
0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko seperti tertera
pada Titrasi residual dalam Titrimetri <711>. Tiap ml asam klorida 0,1 N setara dengan 16,52 mg
C10H15NO
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, di tempat dingin.
Ergometrin
ERGOMETRIN MALEAT
Ergonovin Maleat

9,10-Didehidro-N[(S)-2-hidroksi-1-metiletil]-6-metilergolina-8-karboksamida maleat (1:1) (garam)


[129- 51-1]
C19H23N3O2.C4H4O4 BM 441,48
Ergometrin Maleat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C19H23N3O2.C4H4O4 dihitung terhadap zat yang lebih dikeringkan
Pemerian
Serbuk hablur halus; putih sampai putih keabu-abuan atau kuning pucat; lama-kelamaan berwarna gelap
jika terpapar cahaya; tidak berbau.
Kelarutan

Agak larut dalam air; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.
Baku pembanding
Ergometrin Maleat BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80o selama 3 jam sebelum
digunakan.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ergometrin Maleat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 50.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ergometrin Maleat BPFI, daya serap
masingmasing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
311 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Harga Rf bercak utama berwarna biru dari Larutan uji sesuai dengan harga Rf Larutan baku seperti
tertera pada pengujian Alkaloida sejenis.
Rotasi jenis
<1081> Antara +51o dan +56o, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 50 mg per 10 ml dalam tabung 1 dm.
Susut pengeringan
<1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80o selama 3 jam.
Alkaloida sejenis
Tidak lebih dari 2,0%. [Catatan Lakukan pengujian segera, terlindung dari cahaya matahari dan sedikit
mungkin cahaya buatan.] Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Penampak bercak Larutkan 1 g p-dimetilamino benzaldehida P dalam campuran 50 ml asam klorida P
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-air (75:25:3). Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat
uji, larutkan dalam campuran etanol P-amonium hidroksida P (9:1) hingga kadar 10 mg per ml. Gunakan
segera setelah pembuatan. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergometrin Maleat BPFI, larutkan
dalam campuran etanol Pamonium hidroksida P (9:1) hingga kadar 10 mg per ml. Enceran larutan baku
Buat satu seri pengenceran Larutan baku dalam campuran etanol P-amonium hidroksida P (9:1) hingga
kadar 0,2 mg; 0,1 mg dan 0,05 mg per ml. Gunakan segera setelah pembuatan. Prosedur Totolkan secara
terpisah masing-masing 5 l Larutan baku, semua Enceran larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi Silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak selama 30 menit, biarkan merambat 15 cm di atas
garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap. Semprot lempeng dengan Penampak
bercak. Segera keringkan dengan dialiri nitrogen P selama 2 menit. Harga Rf bercak utama Larutan uji
sesuai dengan harga Rf Larutan baku. Bandingkan bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji,
dengan bercak Enceran larutan baku. Bercak dari Enceran larutan baku 0,20 mg; 0,10 mg dan 0,05 mg
per ml setara dengan 2,0%, 1,0% dan 0,50% cemaran.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergometrin Maleat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 40 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg dan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini, encerkan dengan air hingga 100 ml. Prosedur Pipet
5,0 ml masing-masing Larutan baku, Larutan uji dan air sebagai blangko ke dalam masingmasing
Erlemeyer. Masing-masing tambahkan 10,0 ml pdimetilaminobenzaldehida P, aduk terus-menerus,

diamkan selama 20 menit. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 555 nm. Hitung kadar dalam mg ergometrin maleat, C19H23N3O2.C4H4O4dengan rumus:

C adalah kadar Ergometrin Maleat BPFI dalam g per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, di tempat sejuk.
Ergotamin
ERGOTAMIN TARTRAT
Ergotamine Tartrate

Ergotamini tartrat (2:1) (garam) [379-79-3] (C33H35N5O5)2.C4H6O6


BM 1313,43
Ergotamin Tartrat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 100,5%
(C33H35N5O5)2.C4H6O6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih hingga kekuningan; tidak berbau; melebur pada suhu
lebih kurang 180o disertai peruraian.
Kelarutan
Sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam 500 bagian air, dalam 500 bagian etanol.
Baku pembanding
Ergotamin Tartrat BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60o selama 4 jam sebelum
digunakan.
Identifikasi
Kromatogram Larutan uji yang dibuat seperti tertera pada Uji Alkaloida sejenis menunjukkan bercak
utama berfluoresensi dan bercak utama biru sesuai dengan harga Rf bercak utama dari Larutan baku A.
Rotasi jenis ergotamin basa
<1081> Antara -155o dan - 165o [Catatan Untuk pengujian ini, gunakan kloroform P yang kandungan
alkoholnya sudah dihilangkan terlebih dahulu dengan pencucian dengan air.] Larutkan lebih kurang 350
mg zat dalam 25 ml larutan asam tartrat P (1 dalam 100) di dalam corong pisah, tambahkan 500 mg
natrium bikarbonat P, dan campur perlahan-lahan dengan saksama. Tambahkan 10 ml kloroform P, kocok
kuat-kuat dan sesudah lapisan memisah, alirkan lapisan kloroform melalui penyaring
kecil yang telah dibasahi dengan kloroform P ke dalam labu tentukur 50-ml. Segera lanjutkan ekstraksi
tiga kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P, lewatkan ekstrak melalui penyaring yang sama. Tempatkan
labu dalam tangas pada suhu 20o selama 10 menit. Atur volume ekstrak hingga 50,0 ml pada suhu 20o
dengan menambahkan kloroform P. Campur larutan dan tentukan sudut putaran pada suhu 20o. Tentukan
kadar ergotamin dalam larutan kloroform P dengan menguapkan 25,0 ml alikuot pada penguap rotasi
hingga kering pertahankan suhu tangas di bawah 45o. Larutkan residu dalam 25 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 1 tetes kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat 0,05 N LV hingga warna hijau-

zamrut. Lakukan penetapan blangko. Tiap ml asam perklorat 0,05 N setara dengan 29,08 mg
C33H35N5O5. Dari sudut putaran larutan dan kadar ergotamin basa.
Susut pengeringan
<1121> Tidak lebih dari 5,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60o selama 4 jam,
menggunakan lebih kurang 100 mg.
Alkaloida sejenis
[Catatan Lakukan pengujian terlindung dari cahaya matahari dan sekecil mungkin pengaruh cahaya
lampu.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi
<931>. Fase gerak Campuran eter P-dimetilformamida Pkloroform P-etanol mutlak P (70:15:10:5).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergotamin Tartrat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform
Pmetanol P (9:1) hingga kadar 10,0 mg per ml. Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran Larutan
baku dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1) hingga kadar 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg dan 0,025
mg per ml berturut-turut setara dengan 2,0%; 1,0%; 0,5%; 0,25% Larutan baku. Larutan uji Timbang
saksama lebih kurang 50,0 mg zat larutkan dalam 5,0 ml campuran kloroform Pmetanol P
(9:1). ....Penampak bercak Larutan segar 200 mg p(dimetilamino) benzaldehida P dalam campuran 5,5 ml asam klorida P dan 4,5 ml air. Prosedur Totolkan
secara terpisah masing-masing 5 l Larutan uji, Larutan baku, dan masing-masing Enceran larutan baku
pada lempeng kromatografi silika gel
setebal 0,25 mm. Tempatkan setiap totolan di atas botol terbuka yang berisi amonium hidroksida P,
selama 20 detik, biarkan lempeng mengering pada aliran udara dingin, selama 20 detik. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan selama 15 menit dengan Fase gerak,
biarkan merambat hingga lebih kurang 17 cm. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap dengan
aliran udara dingin selama lebih kurang 2 menit, dan semprot lempeng dengan Penampak bercak.
Keringkan lempeng pada suhu 60o selama lebih kurang 5 menit, dan bandingkan kromatogram: harga Rf
bercak utama Larutan uji sesuai dengan bercak utama Larutan baku; dan jumlah intensitas bercak lain
selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari intensitas bercak utama Enceran larutan baku 2,0%
dan tidak lebih dari satu bercak lain selain bercak utama yang mempunyai intensitas lebih besar dari
bercak utama Enceran larutan baku 1,0%.
Penetapan kadar
Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, larutkan dalam 15 ml
campuan anhidrida asetat P-asam asetat glasial P (6:100). Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi
dengan asam perklorat 0,05 N LV menggunakan buret 10-ml. Lakukan penetapan blangko. Tiap ml asam
perklorat 0,05 N setara dengan 32,84 mg (C33H35N5O5)2.C4H6O6
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya, simpan di tempat dingin
1-Fenil 2-propanon
Isosafrol

Kalium permanganate
KALIUM PERMANGANAT
Potassium Permanganate
KMnO4 [7722-64-7] BM 158,03
Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% KMnO4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian Penanganan kalium permanganat harus
hatihati, dapat terjadi ledakan yang berbahaya bila terjadi kontak dengan zat organik, atau zat mudah
teroksidasi baik sebagai larutan atau dalam keadaan kering.]
Pemerian
Hablur; ungu tua, hampir tidak tembus oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap
oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang disertai warna merah tembaga tua; stabil di udara.
Kelarutan
Larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih.
Identifikasi
Larutan pekat berwarna merah lembayung tua dan larutan sangat encer berwarna merah muda;
menunjukkan reaksi Permanganat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan
<1121> Tidak lebih dari 0,5% ; lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
Zat tak larut
Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,0 g zat dalam 150 ml air yang telah
dihangatkan hingga suhu tangas uap, saring segera dengan krus penyaring porositas medium yang telah
ditara. Cuci penyaring tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air hangat, keringkan krus penyaring dan residu
pada suhu 105 selama 3 jam: residu tidak lebih dari 4 mg.
Penetapan kadar
Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tambahkan untuk
tiap mg kalium permanganat 2,13 mg natrium oksalat P yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan
pada suhu 110 hingga bobot tetap. Tambahkan 150 ml air dan 20 ml asam sulfat 7 N, panaskan hingga
suhu lebih kurang 80, titrasi kelebihan asam oksalat dengan kalium permanganat 0,03 N LV, hitung
jumlah dalam mg kalium permanganat, KMnO4, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
0,4718WS 0,9482V
0,4718 adalah jumlah KMnO4 dalam mg yang setara dengan 1 mg natrium oksalat; WS adalah bobot
dalam mg natrium oksalat yang digunakan; 0,9482 adalah jumlah KMnO4 dalam mg per ml kalium
permanganat 0,03 ; V adalah volume kalium permanganat 0,03 N yang digunakan.
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
3,4-Metilen dioksi fenil-2-propanon
Norefedrin
Piperonal
Pseudoefedrin
Safrol

Kelompok 2
Asam antranilat
Asam klorida
ASAM KLORIDA
Hydrochloride Acid
Asam klorida [7647-01-0] HCl BM 36,46
Asam Klorida mengandung tidak kurang dari 36,5% b/b dan tidak lebih dari 38,0% b/b HCl.
Pemerian
Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap
hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Identifikasi
Menunjukkan reaksi Klorida cara A,B dan C seperti tertera pada uji Identifikasi Umum <291>.
Sisa pemijaran
<301> Tidak lebih dari 80 bpj; lakukan penetapan menggunakan 20 ml, tambahkan 2 tetes asam sulfat P,
uapkan hingga kering dan pijarkan sisa tidak lebih dari 2 mg.
Bromida atau iodida, Brom atau klor bebas, Sulfat dan Sulfit Encerkan dengan 2 bagian volume air
untuk melakukan uji berikut :
Bromida atau iodida Pada 10 ml enceran, tambahkan 1 ml kloroform P, tambahkan dengan hati-hati, tetes
demi tetes, klor LP yang telah diencerkan dengan air volume sama sambil digoyang kuat-kuat: lapisan
kloroform tidak berwarna kuning, jingga atau ungu. Brom atau klor bebas Pada 10 ml enceran tambahkan
1 ml kalium iodida LP, goyang dengan kuat: lapisan kloroform P tidak berwarna ungu paling tidak selama
1 menit. Sulfat Pada campuran 3 ml enceran dan 5 ml air, tambahkan 5 tetes barium klorida LP: tidak
terjadi kekeruhan atau endapan dalam waktu 1 jam. Sulfit Pada larutan yang telah digunakan untuk uji
Sulfat, tambahkan 2 tetes iodum 0,1 N: tidak terbentuk kekeruhan atau hilangnya warna iodum.
Arsen
<321>Metode I Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: pada 2,5 ml (3g) zat, tambahkan 2,5 ml asam klorida P, encerkan dengan air hingga 55ml;
larutan memenuhi Uji batas arsen tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti tertera pada Prosedur.
Logam berat
<371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Uapkan 3,4 ml (4g) zat di atas tangas`uap hingga kering, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N, kemudian
encerkan dengan air hingga 25 ml.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 ml zat, di dalam labu bersumbat kaca berisi lebih
kurang 20 ml air, yang telah ditara. Encerkan dengan lebih kurang 25 ml air, titrasi dengan natrium
hidroksida 1 N LV menggunakan indikator merah metil LP.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N setara dengan36,46 mg HCl
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.

Asam sulfat
ASAM SULFAT
Sulfuric Acid
Asam sulfat [7664-93-9] H2SO4
BM 98,07
Asam Sulfat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4.
[Perhatian Bila asam sulfat akan dicampur dengan cairan lain, selalu tambahkan asam kedalam cairan
pengencer dan lakukan dengan sangat hati-hati].
Pemerian
Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna; bau sangat tajam dan korosif, Bobot jenis lebih kurang
1,84.
Kelarutan
Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas.
Identifikasi
Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Sisa pemijaran
<301> Tidak lebih dari 0,005% lakukan penetapan dengan menguapkan 22 ml (40 g) zat hingga kering
dan pijarkan: residu tidak lebih dari 2 mg.
Klorida
<361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan penetapan menggunakan 1,1 ml (2,0 g) zat; encerkan dalam air
dan bandingkan kekeruhan dengan 0,15 ml asam klorida 0,020 N.
Arsen
<321> Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pada 3 ml
asam nitrat P dan 20 ml air, tambahkan 1,6 ml (3,0 g) zat, uapkan sampai terjadi asap tebal belerang
trioksida. Dinginkan, cuci larutan hati-hati dengan 50 ml air ke dalam labu generator arsin. Larutan
memenuhi Uji batas arsen tanpa penambahan 20 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 5) seperti tertera pada
Prosedur.
Logam berat
<371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut :
Pada lebih kurang 10 mg natrium karbonat P yang dilarutkan dalam 10 ml air, tambahkan 2,2 ml (4,0g)
zat. Panaskan hingga hampir kering, tambahkan 1
ml asam asetat 1 N pada residu dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Zat pereduksi
Encerkan hati-hati 4,4 ml (8,0 g) zat dengan lebih kurang 50 ml air es, jaga larutan tetap dingin selama
penambahan. Tambahkan 0,10 ml kalium permanganan 0,10 N: larutan tetap berwarna merah muda
selama 5 menit.
Penetapan kadar
Timbang saksama labu bersumbat kaca yang berisi 20 ml air, masukkan lebih kurang 1 ml zat uji,
timbang lagi untuk mendapatkan bobot zat uji. Encerkan dengan lebih kurang 25 ml air, dinginkan dan
tambahkan jingga metil LP, titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV.
Tiap ml natrium hidroksia 1 N, setara dengan 49,04 mg H2SO4

Aseton
ASETON
Acetone
Aseton [67-64-1] C3H6O BM 58,08
Aseton mengandung tidak kurang dari 99,0%, C3H6O, dihitung terhadap zat anhidrat.[Catatan Aseton
sangat mudah terbakar, tidak boleh ada pada tempat yang ada percikan api].
Pemerian
Cairan transparan; tidak berwarna; mudah menguap; bau khas. Larutan (1 dalam 2) netral terhadap kertas
lakmus.
Kelarutan
Dapat bercampur dengan air, etanol, eter, kloroform, hampir semua minyak dan minyak mudah menguap.
Baku pembanding
Metanol BPFI, Aseton BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di ukur dalam sel natrium klorida menunjukkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Aseton BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Bobot jenis
<981>Tidak lebih dari 0,789.
Air
Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Larutan baku Pipet 0,5 ml air ke dalam labu tentukur 100-ml yang kering,
encerkan dengan isopropanol dehidrat P sampai tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom kapiler
0,32 mm x 50 m berisi bahan pengisi S2 dengan tebal lapisan 5,0 m. Gas pembawa helium P, dengan
laju alir lebih kurang 11,0 ml per menit, split rate 50 ml per menit. Atur suhu kolom pada 100 dan
naikkan suhu secara bertahap 25 per menit hingga 190. Pertahankan suhu injektor dan detektor pada
250. Prosedur Suntikkan secara terpisah, sejumlah volume sama (lebih kurang 1,0 l) Larutan baku, zat
uji dan isopropanoldehidrat P sebagai blangko ke dalam kromatograf gas. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak air. Hitung persentase air dalam zat uji berdasarkan waktu retensi relatif air dan
isopropanol dehidrat P berturut-turut 1,0 dan 1,9. Respons puncak air dari zat uji tidak lebih besar dari
respons puncak air Larutan baku setelah dikoreksi terhadap respons puncak air dari blangko.
Residu yang tidak menguap
Tidak lebih 40 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan di atas tangas uap 50 ml dalam cawan
porselen yang telah ditara dan keringkan pada suhu 105 selama 1 jam: residu tidak lebih dari 2 mg.
Zat mudah teroksidasi
Campur 20 ml zat dan 0,10 ml kalium permanganat 0,10 N dalam labu bersumbat kaca: warna merah
muda dari campuran tidak hilang sama sekali dalam waktu 15 menit.
Penetapan kadar
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan
kesesuaian sistem Pipet 1 ml Metanol BPFI dan 1 ml Aseton BPFI ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan

dan encerkan dengan tetrahidrofuran P sampai


tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler leburan silika 0,32 mm x 30 m berisi bahan
pengisi G43 dengan lapisan 1,8 m. Gas pembawa helium P dengan kecepatan linear 35 cm per detik dan
perbandingan split 1:400. Pertahankan suhu kolom pada 40 pada 5
menit pertama, naikkan suhu secara bertahap 20 per menit hingga 240. Pertahankan suhu injektor pada
200 dan detektor pada 280. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian system, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif aseton, metanol
dan tetrahidrofuran berturut-turut adalah 1,0; 0,6 dan 1,9; resolusi, R, antara
puncak metanol dan puncak aseton tidak kurang dari 15. Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 l zat ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase aseton, C3H6O,
sebagai anhidrat dalam zat yang digunakan dengan rumus: 100
r r U T
rU adalah respons puncak aseton dari zat; rT jumlah respons semua puncak. [Catatan Tidak dilakukan
koreksi terhadap kandungan air, karena air tidak memberikan respons terhadap detektor ionisasi nyala].
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.
Etil eter
Metil etil keton
Piperidin
Toluen
2. JALUR PEREDARAN PREKUSOR + DRUGS
a. Amfethamine
Polandia Skadianaria
Polandia Jerman
Belanda Inggris
Myanmar Thailand
Cina Myanmar Thailand
b. Cannabis tumbuhan
Afrika Selatan - (Belanda/Inggris) - Eropa Barat
Colombia - Afrika Selatan - Eropa Barat
Colombia (Venezuela) - Eropa barat
Colombia - Eropa Timur - Eropa Barat
Colombia - Mexico - USA
Caribia - Amerika Utara (Canada&USA)
Colombia - Caribia - Amerika Utara
Mexico - USA
Afghanistan - Pakistan, Afrika Timur - Eropa Timur
Jamaica - Canada
Jamaica - Eropa Barat (Inggris)

c. Cocaine
Colombia/peru Brazilia Afrika Selatan Eropa Barat
Colombia/Peru Brazilia Afrika Barat Eropa Barat
Colombia/Peru/Bolovia Amerika Selatan (Argentina/Uruguay/Chili) Eropa Barat
Colombia/Peru/Bolovia Amerika Selatan (Argentina/Uruguay/Chile) Afrika Selatan
Colombia Spanyol Eropa Barat
Colombia Belanda Eropa Barat
Colombia Venezuela Ukrania/Rusia Eropa Barat
Colombia Caribia Inggris/Belanda
Colombia Venezuela Amerika Utara/Eropa Barat
Colombia Amerika Tengah- Mexico Amerika Utara
Colombia Amerika Tengah USA
Colombia Mexico USA
Colombia USA (Miami/New York)
d. Getah Cannabis
Maroko - Eropa Barat (Belanda)
Maroko - Spanyol - Eropa Barat
Pakistan - Eropa Barat
Pakistan - Amerika Utara
India - Amerika Utara
Pakistan - Australia
Afghanistan - Asia Tengah - Rusia/Rusia Timur
d. Heroin
Afghanistan Pakisan - Afrika Timur - Eropa Barat
Afghanistan Pakistan Timur Tengah (Saudi Arabia) Eropa Barat
Afghanistan Iran Turki Balkan Italia Eropa Barat
Afghanistan Iran Turki Balkan Jerman (Eropa Barat)
Afghanistan Pakistan India Eropa Timur Eropa Barat
Myanmar Thailand Autralia
Myanmar Thailand Eropa Barat
Myanmar Singapore/Malaysia/Indonesia Eropa Barat
Myanmar Singapore/Malaysia/Indonesia Australia
Myanmar Cina (Hongkong) Australia
Myanmar Cina (Hongkong) USA
Myanmar Vietnam Australia
Myanmar Laos/Cambodia Eropa Barat
Colombia USA (Pantai Timur)
Colombia Caribia USA
Mexico USA
e. Methagualone

India Afrika Selatan


India Afrika Timur Afrika Selatan
f. Methamphetamine
Mexico USA
Cina Hongkong
Korea Jepang
Cina Jepang
g. Psikotropika
LSD: Eropa Barat (Belanda) Australia/Selandia Baru
MDMA: Eropa Barat (Belanda) Afrika Selatan
MDMA: Eropa Barat (Belanda) Australia Selandia Baru
MDMA: Belanda Perancis Inggris

Anda mungkin juga menyukai