Anda di halaman 1dari 19

WARTA UTAMA

e-Audit

Pendekatan Teknologi
Untuk Transparansi Dalam
e-Procurement

WARTA TOKOH

Sonny Loho

Inspektur Jenderal

Kementerian Keuangan
- P RROCUR
WA R TA e WA
ED
I |I SDI esem
TA e - PEM
R OEN
C UTR EM
ENISI
T VED
I I I 2 0b1er
2 | 2012

Salam Warta,
Assalamualaikum Wr. Wb, salam sejahtera bagi kita semua
Sayonara 2012!! Beberapa hari lagi tahun 2012 akan segera berakhir dan tahun 2013 telah
siap kita sambut dengan semangat baru dan optimisme tinggi. Untuk itu, menjelang
berakhirnya tahun 2012, Warta e-Procurement Pusat LPSE kembali hadir menyapa para
pengguna sistem dan memberikan informasi terkait dengan kebijakan serta layanan
e-Procurement. Sebagai pemberi warna utama tulisan, kami selalu menyampaikan
hasil wawancara dengan para tokoh/publik figur yang dianggap representatif untuk
memberikan professional opinion terhadap topik yang kami ulas.
Untuk edisi yang keenam ini, Tim Warta e-Procurement memilih tema yang terkait
dengan pelaksanaan audit dalam pengadaan barang/jasa secara elektronik dan kami
juga menyajikan berita -berita menarik lainnya terkait informasi seputar penyelenggaraan
e-Procurement di lingkungan Kementerian Keuangan secara aktual, tajam, dan terpercaya.

TIM REDAKSI
WARTA e-PROCUREMENT
Pemimpin Umum
Kepala Pusat LPSE
Pemimpin Redaksi
Luqman Joyo Kartono
Dewan Redaksi
Mulat Handayani
Samsul Hidayat
Asnidar
Yulia Candra Kusumarini
Erwin
M. Lucky Akbar
Redaktur Pelaksana
Slamet Jumadi
Editor
Santi Rahayu
Efi Firmani
Penulis dan Reporter
Edi Purwanto
Raditya Yudha Perdana
Achmad Zaki Rifai
Wahyu Stiawan
Bary R. Pratama
Dina Karlina A. Lubis
Billy Sangeroki
Layouter dan Designer
Wardah Adina
Wildan Farani
Alamat Redaksi:
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710
Telp: (021) 3443009;
(021) 3449230
pswt 6855

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Tema warta e-Procurement pada edisi ini adalah Dengan e-Procurement, Audit Semakin
Mudah dan Efisien. Dalam mengupas tema tersebut, tim reportase Warta e-Procurement
akan menyajikan secara eksklusif hasil wawancara dengan Inspektur Jenderal Kementerian
Keuangan RI yaitu Sonny Loho, Ak., M.P.M,. Sebagai narasumber utama, beliau akan
memberikan tanggapan mengenai tema besar yang kami sajikan dilihat dari perspektif
Inspektorat Jenderal sebagai pemegang utama fungsi audit internal di Kementerian
Keuangan sekaligus sebagai pengguna sistem aplikasi e-Audit. Perbincangan menarik yang
telah kami lakukan itu sudah kami rangkum dalam sebuah hasil wawancara yang berjudul:
Penerapan e-Procurement itu Sebuah Keniscayaan.
Tema besar yang kami ambil untuk edisi keenam Warta e-Procurement ini, tidak terlepas
dari latar belakang fungsi e-Procurement sendiri, yaitu sebagai implementasi dari amanat
dalam pasal 107 Peraturan Presiden No. 54 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang menyatakan bahwa salah satu tujuan e-Procurement adalah untuk memudahkan
audit.
Selanjutnya perkenankan kami menyampaikan capaian kinerja e-Procurement yang telah
kami lakukan sejak awal tahun 2012 sampai dengan 30 November 2012 yang meliputi:
Untuk penyedia barang dan jasa yang telah terverifikasi menjadi pengguna sistem
pasar virtual LPSE Kementerian Keuangan adalah sebanyak 3.609 penyedia sehingga
total keseluruhan penyedia terverifikasi di LPSE Kementerian Keuangan menjadi 8.586
penyedia.
Untuk total transaksi pengadaan barang dan jasa yang berhasil dihimpun adalah Rp
5,53 trilyun yang terbagi dalam 1.905 paket dan menghasilkan penghematan sebesar
Rp. 580,8 milyar (10,49%).
Selain itu, LPSE Kementerian Keuangan juga telah secara resmi melayani 82 Instansi
Pemerintah di luar Kementerian Keuangan yang terdiri dari Kementerian/Lembaga dan
Badan Layanan Umum di tingkat Pusat, Perguruan Tinggi, Unit Pelaksana Teknis, dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk pelaksanaan kerja sama di daerah.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Warta e-Procurement edisi VI Desember
2012 dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terkait, dan kami ucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pengguna jasa baik di lingkungan Kementerian Keuangan maupun K/L/
Komisi lainnya, termasuk dalam hal ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) yang juga turut berkontribusi dalam membantu penulisan edisi Warta
e-Procurement kali ini.
Tak lupa segenap Tim Redaksi Warta e-Procurement mengucapkan selamat memasuki
tahun baru 2013, semoga di tahun ini Kementerian Keuangan semakin sukses dan mampu
melaksanakan seluruh tugas yang diemban dengan baik.
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Redaksi

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

Warta Utama
E-Audit
Pendekatan Teknologi
Untuk Transparansi Dalam
e-Procurement

Regulasi
5

Warta Tokoh

Pemberian User ID dan Password


Dalam Rangka e-Audit Pengadaan
Barang/Jasa Secara Elektronik (KMK
nomor 429/KMK.01/2011)

20

Whistleblowing System
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PERKA LKPP Nomor 7 Tahun 2012)

21

Ngintip Negara Tetangga


E-Procurement Di Australia

23

Liputan Khusus
Penerapan e-Procurement di BPKP
Membangun Good Governance,
Mewujudkan Clean Government

24

Profil Kantor Daerah


Inspektur Jenderal
Kementerian Keuangan
Sonny Loho

Pertemuan Koordinasi Ke-8 LPSE


Nasional

12

Pusat LPSE Ikut Serta Sukseskan


Rapat Koordinasi Percepatan
Penyerapan Anggaran

12

Pusat LPSE Selenggarakan Rapat


Koordinasi Pengelola LPSE II Tahun
2012

13

Pelatihan Auditor BPK pada Pusat


LPSE

14

Focus Group Discussion Jakarta 4


Desember 2012

14

Penerapan Call Center Pusat LPSE

14

28

Satuan Kerja K/L/I yang Telah


Bekerjasama Dengan LPSE
Kementerian Keuangan

30

Tipnovasi
Tips - Aman Bertransaksi Informasi
Inovasi - Aplikasi SPSE Versi 3.5

15

Rencana Kegiatan
18

32
30

Warta Opini
Dengan e-Procurement,
Audit Semakin Mudah dan Efisien

Warta Info

Proses Bisnis Lelang Secara Elektronik


Cegah Lelang Semi e-Proc

LPSE Kementerian Keuangan


Wilayah Kalimantan Barat

Kerjasama

Warta Kegiatan

Laporan Hasil Pengadaan


Barang/Jasa Secara Elektronik
(e-Procurement)

35

PENDEKATAN TEKNOLOGI UNTUK


TRANSPARANSI DALAM E-PROCUREMENT

ak dapat dipungkiri, saat ini setiap


insan masyarakat memaklumi peran
teknologi informasi yang semakin
merambah dan menginisiasi perubahan
di setiap bidang di masyarakat. Seperti
perkataan Larry Niven di atas, bahwa etika
berubah dengan perubahan teknologi.
Tak hanya itu, arus perkembangan
teknologi informasi yang terus
menerus juga mempengaruhi metode
pengadaan barang/jasa di pemerintahan.
Pengaruh yang kita bicarakan tentu
saja adalah dengan adanya penerapan
Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) yang dikenal dengan istilah
e-Procurement. Sebagaimana kita ketahui,
e-Procurement merupakan proses
pengadaan barang atau jasa pemerintah
yang pelaksanaannya dilakukan secara
elektronik berbasis internet dengan
menggunakan fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi.
Memasuki tahun 2012, pelaksanaan
pengadaan barang/jasa secara elektronik
telah diwajibkan secara menyeluruh di
berbagai instansi pemerintah. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah telah
memberikan dukungan penuh dalam
upaya penerapan e-Procurement, meski
tak dapat dipungkiri bahwa niatan
tersebut harus berhadapan dengan
beragam halangan dan hambatan antara
lain karena dibutuhkannya pembelajaran
terkait dengan pengenalan teknologi
informasi.

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Ethics change with technology.


-Larry Niven, Pengarang3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses
pengadaan barang;
4. Mendukung proses monitoring audit;
dan
5. Memenuhi akses informasi yang
bersifat real time.
Dilihat dari manfaat yang diperoleh,
penerapan e-Procurement menjadi babak
baru dari langkah perwujudan reformasi
birokrasi dan pemberantasan tindak
korupsi. Hal ini juga sejalan dengan
Inpres No. 17 tahun 2011 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
tahun 2012 yang mengamanatkan
agar pada tahun 2012 penerapan
e-Procurement di lingkungan Kementerian
dan Lembaga sekurang-kurangnya 75%
dan pada Pemerintah Daerah sebesar 40%
dari total belanja barang/jasa. Dengan
demikian upaya pencanangan pengadaan
yang bersih dan bebas korupsi melalui
e-Procurement menjadi lebih dapat
terimplementasikan.
e-PROCUREMENT & AUDIT
e-Audit pada prinsipnya adalah audit
yang dilakukan secara elektronik
dengan menggunakan teknologi

informasi. Pada dasarnya e-Audit dapat


diimplementasikan untuk seluruh
jenis pemeriksaan baik pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, maupun
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Dalam tulisan ini, pembahasan akan
difokuskan dalam lingkup e-Audit
pelaksanaan pengadaan barang/jasa
melalui aplikasi SPSE.
Tahapan yang harus dilalui dalam
pelaksanaan e-Audit tidak jauh berbeda
dengan proses audit pada umumnya,
khususnya pada IT Audit. Dalam
implementasinya, auditor melakukan
pengumpulan bukti-bukti yang memadai
melalui berbagai teknik. Ada beberapa
metode yang sering dipakai dalam proses
pengumpulan bukti-bukti ini antara lain
audit around computer, audit through
computer, dan audit with computer. Jika
tingkat pemakaian sistem e-Procurement
dinilai tinggi maka audit yang paling
mungkin diaplikasikan adalah audit with
computer atau yang lebih dikenal dengan
istilah teknik audit berbantuan computer
atau CAAT (Computer Aided Auditing
Technique).

Gambar 1. Proses e-Audit dan Audit Trail (http:// http://ec.europa.eu/idabc/eprocdemos/open/animation_audit_trail.html)

Penerapan e-Procurement sendiri akan


memberikan manfaat yang cukup besar
dalam pelaksanaan pengadaan barang/
jasa, antara lain1:
1. Memperbaiki transparansi dan
akuntabilitas;
2. Meningkatkan akses pasar dan
persaingan usaha yang sehat;
1

WARTA UTAMA

e-Audit

DAFTAR ISI

e-Procurement dan Penerapannya di Kabupaten Banyumas http://fiatulchasanah.blogspot.com/2010/12/e-procurement-dan-penerapannya-di.html

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

WARTA UTAMA

Gambar 2. Blueprint sistem e-Audit LPSE (Pengantar ke Audit Sistem LPSE, Rudy M.
Harahap, Presentasi dalam Pertemuan Koordinasi ke-8 LPSE Nasional 10 November
2012)

LKPP sebagai pengembang SPSE mulai


tahun 2009 telah bekerja sama dengan
BPKP untuk melakukan pengembangan
metode audit baru yaitu e-Audit
(yang dimasukkan sebagai salah satu
modul dalam SPSE). Modul ini menjadi
instrumen bagi auditor untuk melakukan
audit terhadap paket pengadaan yang
dilaksanakan melalui SPSE dan telah
diimplementasikan pada tahun 2010.
Salah satu manfaat yang timbul dari
implementasi e-Procurement adalah
peningkatan akuntabilitas dalam proses
pengadaan barang/jasa. Hal tersebut
antara lain dapat diukur dengan jaminan
kebenaran data pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang tersimpan dalam SPSE.
Setiap data yang tersimpan dalam SPSE
diberi kunci sidik jari dokumen (hash key).
Perubahan data sekecil apapun pada
SPSE akan berakibat pada perubahan
hash key. Dalam Pemeriksaan, Auditor
dapat meneliti kebenaran data yang
terdapat dalam sistem melalui melalui
pemeriksaan hash key yang dimiliki
penyedia dan panitia. Hal ini berbeda
dengan pelaksanaan audit pengadaan
barang/jasa secara manual yang tidak
memiliki alat penguji untuk memastikan
kebenaran data proses pengadaan
barang/jasa sehingga data pelaksanaan
pengadaan barang/jasa secara manual
memiliki risiko dapat diubah oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kepentingannya.
Tahapan proses pengadaan dimulai dari
tahap perencanaan, pemilihan penyedia
barang/jasa, pelaksanaan kontrak, dan
berakhir dengan penyerahan barang/
jasa. Sedangkan SPSE baru mencakup
tahap untuk pemilihan penyedia barang/
2

Tabel Perbedaan Audit Pengadaan Konvensional dan e-Audit


No

Perbedaan

Audit Konvensional

e-Audit

1.

Bukti Formal

Dokumen tertulis/tercetak
(hard copy)

Dokumen softcopy, audit trail


secara elektronik

2.

Cara
Pengumpulan
Bukti

Melalui pengamatan fisik,


telaah dokumen, dan
permintaan keterangan

Audit around computer;


Audit through computer; dan
Audit with computer
Proses audit dapat dilakukan
dimana saja dan diakses kapan
saja melalui sistem

3.

Cara Kerja Tim


Audit

Lebih mengutamakan audit


lapangan

Lebih mengutamakan desk audit


(audit terbatas)

4.

Temuan

Penyimpangan keuangan
negara

Penyimpangan keuangan
negara;
Ketidakhandalan sistem atau
tidak terpenuhinya standar
teknis yang diharapkan

jasa, yaitu mulai dari pengumuman


pemilihan penyedia barang/jasa sampai
dengan terpilihnya penyedia barang/
jasa. Maka, dokumen yang terdapat
dalam SPSE, hanya dokumen yang terkait
dengan proses pemilihan penyedia
barang/jasa, yang meliputi dokumen
pemilihan, dokumen penawaran
serta dokumen hasil pemilihan. SPSE
belum dapat menyediakan data terkait
dengan perencanaan dan pelaksanaan
pengadaan. Padahal permasalahan
terkait dengan pengadaan barang/
jasa pemerintah pada saat ini sudah
mulai bergeser ke tahap perencanaan
pengadaan dan pelaksanaan kontrak.

Tentang e-Procurement, http://www.lkpp.go.id/v2/content.php?mid=8474545499

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Sekarang ini masalahnya sudah bergeser,


temuan-temuan audit yang sering terjadi
biasanya terkait dengan perencanaan
pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan
(kontrak), kedua hal ini menjadi tugas
dan tanggung jawab PPK ujar Sonny
Loho, Inspektur Jenderal Kementerian
Keuangan dalam wawancara dalam Warta
e-Procurement.
KARAKTERISTIK e-AUDIT
Pengguna e-Audit dapat dipisahkan
menjadi dua, yaitu Auditor Internal dan
Auditor Eksternal. Sedangkan karakteristik
dari e-Audit dalam SPSE dapat
digambarkan sebagai berikut2:

1. PPK, Panitia Pengadaan, dan Penyedia


Barang/Jasa, yang berinteraksi
langsung dengan perangkat teknologi
informasi dalam proses pengadaan
barang/jasa pemerintah secara
elektronik; dan
2. Auditor tidak akan lagi melakukan
audit secara manual, tetapi secara
elektronik yaitu dengan alat bantu
seperti sistem atau komputer.
Fitur-fitur yang tersedia dalam modul
e-Audit memberi kemudahan bagi auditor
dalam pelaksanaan pemeriksaan. Dalam
modul e-Audit, fasilitas-fasilitas yang
tersedia antara lain2:
1. Memungkinkan auditor untuk
melakukan lazimnya fungsi-fungsi
audit, seperti tetapi tidak terbatas,
membandingkan antara data atau
informasi tertentu dengan data atau
informasi lainnya;
2. Memungkinkan auditor mengambil
data dari database SPSE, kemudian
menyimpannya ke dalam database
tertentu untuk kepentingan audit,
memasukkan data dari lapangan ke
database, dan melakukan fungsi-fungsi
sebagaimana lazimnya suatu kegiatan
audit;
3. Memungkinkan adanya kolaborasi
antara auditor (pihak pemeriksa)
dengan auditee (pihak yang
diperiksa) dalam proses audit
sehingga beberapa hal yang tidak
jelas dapat dikomunikasikan dan
didokumentasikan;
4. Memungkinkan auditor
menyampaikan summary dan
informasi-informasi hasil audit yang
penting untuk ditindaklanjuti oleh
auditee. Beberapa summary dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Temuan hasil audit pengadaan
barang/jasa pemerintah (nomor,
kode temuan, nama temuan, uraian
temuan, nilai temuan, kriteria,
penyebab, dan akibat);
b. Rekomendasi (nomor, kode
rekomendasi, nama rekomendasi,
dan uraian rekomendasi);
c. Tanggapan Objek; dan
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan
lainnya.
3

5. Memungkinkan auditee
menyampaikan tindak lanjut hasil
audit sehingga auditor dapat
memonitor tindak lanjut temuan
auditnya;
6. Memungkinkan disajikannya summary
hal-hal yang terkait dengan audit
untuk kepentingan penyusunan
kebijakan pengadaan selanjutnya
dan untuk kepentingan peningkatan
kapasitas auditor;
7. e-Audit dapat menyimpan data
auditor yang menggunakan LPSE
untuk kepentingan pelacakan dan
peningkatan kapasitas auditor. Datadata tersebut antara lain:
a. Kode/nama lembaga audit;
b. Kode/nama lembaga/satuan kerja
yang diaudit;
c. Nama paket yang diaudit;
d. Identitas surat tugas (nomor dan
tanggal);

WARTA UTAMA

SPSE merupakan sistem pengadaan


yang dilakukan secara elektronik yang
saat ini terdiri dari modul e-Tendering,
e-Selection dan e-Purchasing. melalui SPSE
ini pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dapat dilakukan tanpa harus bertemu
sehingga akan mengurangi risiko
terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN).

e. Tim audit (NIP, nama, dan peran);


f. Tanggal audit (tanggal mulai dan
tanggal selesai); dan
g. Lingkup audit.
PELAKSANAAN e-AUDIT
Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, proses pelaksanaan e-Audit
tidak berbeda dengan proses audit
pada umumnya. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan e-Audit
pengadaan barang/jasa antara lain3:
1. Persiapan
a. Auditor menyerahkan surat tugas
kepada auditee (panitia pengadaan)
dan diteruskan kepada LPSE untuk
mendapat akses ke aplikasi SPSE;
b. LPSE menerima, menyimpan, dan
menerbitkan kode akses (user ID
dan password auditor) pada namanama yang tercantum dalam surat
tugas.

Pelaksanaan e-Audit dalam mengawasi e-Procurement http://ittama123.wordpress.com/2012/10/22/pelaksanaan-e-audit-dalam-mengawasi-e-procurement/

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

WARTA UTAMA

2. Pelaksanaan
a. Proses audit pengadaan barang/
jasa secara elektronik dilaksanakan
melalui fasilitas yang disediakan
dalam aplikasi SPSE;
b. Auditor hanya dapat mengakses
data dan informasi yang
disampaikan ULP/Panitia
Pengadaan yang menjadi objek
audit sebagaimana tercantum
dalam surat tugas;
c. Auditor dapat menemui ULP/Panitia
Pengadaan untuk memperoleh
informasi terkait proses audit.
Hal lain yang mungkin menjadi
perhatian dari auditor adalah bagaimana
pembuktian keabsahan dokumen dapat
dilakukan dalam proses e-Audit? Bukti
audit dalam pemeriksaan dapat berupa
dokumen elektronik (digital) maupun
non elektronik (hardcopy). Keabsahan
dokumen elektronik sebagai bukti audit
dapat disamakan nilainya sebagai bukti
hukum. Hal ini sejalan dengan ketentuan
yang terdapat pada Undang-Undang No.
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE). Pasal 44 UU ITE
yang berbunyi:
Alat bukti penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan menurut
ketentuan undang-undang ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat bukti sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan perundang-undangan;
2. Alat bukti lain berupa Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
4

angka 1 dan angka 4 serta Pasal 5 ayat


(1), ayat (2), dan ayat (3).
Selain itu, pada pasal 24 UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
juga diatur ketentuan bahwa dokumen,
akta, dan sejenisnya yang berupa produk
elektronik atau non elektronik dalam
penyelenggaraan pelayanan publik
dinyatakan sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Namun demikian, keandalan bukti
elektronik tetap bergantung dari
terpenuhinya syarat-syarat bukti audit
yaitu relevan, kompeten, cukup, dan
materiil. Syarat-syarat bukti audit ini tidak
berdiri sendiri melainkan merupakan satu
kesatuan yang menyeluruh.
e-AUDIT: KEMAJUAN DALAM AUDIT?
Menilik kemajuan proses audit
pengadaan barang/jasa dengan sentuhan
teknologi informasi dalam bentuk e-Audit,
dapat disimpulkan kemajuan pelaksanaan
e-Audit melalui SPSE, antara lain4:
1. Transisi ke proses digital
Dengan adanya e-Audit, dorongan
efisiensi pelaksanaan audit dapat
dipenuhi dengan bantuan digitalisasi.
Tetapi perlu diingat pula bahwa
digitalisasi sebagai pengaruh
perkembangan teknologi informasi
juga memberi tekanan kepada
para auditor untuk terus menerus
mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan khususnya di bidang
teknologi informasi untuk nantinya

Implementasi e-Procurement saat ini


baru mencakup tahapan pemilihan
penyedia barang/jasa. Sedangkan
tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penyerahan hasil pengadaan barang/
jasa masih berada diluar e-Procurement,
sehingga pengumpulan bukti audit
tidak dapat diperoleh melalui sistem
e-Procurement. Hal ini menjadi tantangan
kita bersama untuk membangun
sistem yang terpadu sehingga semua
data mulai dari perencanaan sampai
dengan penyerahan barang/jasa dan
bila memungkinkan sampai dengan
penghapusannya menjadi satu kesatuan
sistem. Dengan demikian diharapkan
proses pengawasan dan audit dapat
dilaksanakan secara menyeluruh. (Wahyu/
Supardjo)

Pengantar ke Audit Sistem LPSE, Rudy M. Harahap, Presentasi dalam Pertemuan Koordinasi ke-8 LPSE Nasional 10 November 2012

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

WARTA TOKOH

http://3.bp.blogspot.com/_xHkyh13gE_c/TVGha8MOZ3I/AAAAAAAADY4/kom3soxPLr8/s1600/audit.jpg

dapat memahami perangkat dan


sistem yang baru
2. Pemahaman akan metode baru
Audit yang dilakukan tidak akan sama
lagi karena proses e-Audit berlangsung
di dunia digital, dimana kertas kerja
fisik tidak banyak digunakan lagi.
Pengaruhnya juga membutuhkan
amandemen pada prosedur dan
konsep pendekatan audit yang lama,
sehingga audit bisa mengatasi risiko
baru secara tepat.
3. Kualifikasi SDM yang Tinggi
Audit yang berorientasi atas
pengendalian IT secara umum dan
sistem berbasis IT di masa datang
akan menjadi suatu elemen yang lebih
besar pada sistem auditing, sehingga
kebutuhan waktu dan kualifikasi SDM
dengan pemahaman audit secara
digital dan penggunaan IT menjadi
sangat tinggi
4. Sumber daya pendukung lebih besar
Melakukan audit dengan metode
berbantuan komputer juga
membutuhkan sistem dan sumber
daya (sarana dan prasarana) yang
berteknologi handal. Dukungan
akan hal ini harus dapat terjamin
ketersediaannya untuk dapat
menghasilkan proses audit yang efektif
dan tepat.

Sonny Loho

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan

PENERAPAN e-PROCUREMENT ITU


SEBUAH KENISCAYAAN
Vincentius Sonny Loho, AK., M.P.M atau yang lebih
dikenal dengan nama Sonny Loho adalah Inspektur
Jenderal Kementerian Keuangan. Beliau adalah lulusan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dari program
Diploma III akuntansi pada tahun 1980. Kemudian beliau
melanjutkan pendidikan program Diploma IV STAN pada
jurusan yang sama tahun 1987. Pria kelahiran Jakarta,
1 Juni 1957 ini selanjutnya menempuh pendidikan
Magister (S2) di Carnegie Mellon University, di Pittsburgh
USA pada tahun 1999 dengan mengambil jurusan Public
Management.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini Tim Warta
e-Procurement berhasil mewawancarai orang nomor satu
di jajaran aparat pengawas intern Kementerian Keuangan
dan Beliau berkenan memaparkan pandangannya
mengenai fakta kemudahan implementasi audit
pengadaan barang dan jasa pemerintah secara
elektronik, serta ulasan produk whistleblower system
Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan yang
telah direalisasikan termasuk harapan yang ingin dicapai.
Berikut petikannya.
Bagaimana pendapat Bapak tentang
pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa khususnya e-procurement di
lingkungan Kementerian Keuangan?
Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) saat ini dalam
menunjang proses birokrasi, termasuk
pengadaan barang dan jasa adalah
sebuah keniscayaan. Implementasi
e-procurement merupakan salah satu
perwujudan peningkatan efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Saya
sangat mengapresiasi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa secara elektronik
di lingkungan Kementerian Keuangan,
dimana kita menjadi salah satu pionir
pelaksanaan e-procurement di Indonesia.

Dengan implementasi e-procurement ini,


calon penyedia barang/jasa tidak bertemu
langsung dengan panitia pengadaan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas
pengadaan barang/jasa.

Saya sangat mengapresiasi


pelaksanaan pengadaan
barang secara elektronik di
lingkungan Kementerian
Keuangan, dimana kita
menjadi salah satu pionir
pelaksanaan e-procurement di
Indonesia.
Dalam rangka turut mensukseskan
implementasi e-procurement, wujud

partisipasi apa saja yang dapat


dilakukan oleh para auditor di
lingkungan Itjen sejauh ini?
Partisipasi Itjen tentunya sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Itjen
sendiri, yakni pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Keuangan.
Berdasarkan hasil audit pada satker
yang telah melaksanakan pengadaan
secara elektronik, dapat diketahui
adanya kelemahan-kelemahan dalam
implementasi di lapangan sebagai
masukan perbaikan yang konstruktif atas
atas pelaksanaan e-procurement.

Pastinya para auditor Itjen


memahami benar e-procurement.
Namun sebagaimana diketahui

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

WARTA TOKOH

Itjen secara rutin mengikutsertakan


auditornya dalam pendidikan/pelatihan
(diklat) teknis substantif mengenai
pengadaan barang/jasa. Khusus terkait
e-procurement dan aplikasi e-audit, telah
beberapa kali diselenggarakan workshop
yang diikuti auditor dan staff Itjen,
baik yang dilaksanakan secara internal
maupun bekerja sama Pusat LPSE dan/
atau LKPP.

Menurut Bapak, apa manfaat yang


dapat dirasakan dari penggunaan
aplikasi e-audit?
Adanya aplikasi e-audit ini telah sejalan
dengan kebijakan penggunaan audit
management system melalui software
CCH TeamMate di Itjen, dimana
pelaksanaan audit saat ini mengarah ke
paperless. Secara umum, aplikasi e-audit
telah dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan audit Itjen,
khususnya audit pengadaan barang/jasa.
Auditor dapat memperoleh dokumen
terkait proses pelelangan barang/jasa
di lingkungan Kementerian Keuangan
dengan lebih cepat, tanpa harus datang
ke lokasi auditee.

Secara umum, aplikasi e-audit


telah dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan audit Inspektorat
Jenderal khususnya audit
pengadaan barang/jasa.
Auditor dapat memperoleh
dokumen terkait proses
pelelangan barang/jasa di
lingkungan Kementerian
Keuangan dengan lebih cepat,
tanpa harus datang ke lokasi
auditee.

10

meminimalisasi penyimpangan yang


terjadi selama proses pemilihan penyedia
barang/jasa saja, dimana proses
pemilihan inilah yang menjadi tugas
dan tanggung jawab panitia pengadaan.
Sekarang ini masalahnya sudah bergeser,
temuan-temuan audit yang sering terjadi
biasanya terkait dengan perencanaan
pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan
(kontrak), kedua hal ini menjadi tugas dan
tanggung jawab PPK.

Menurut pengamatan Bapak, hal-hal


apa saja yang masih perlu dibenahi
dalam penggunaan aplikasi e-audit?
Terkait perolehan user id, kendala utama
yang selama ini terjadi adalah waktu
pemrosesan dan syarat pengajuan user
id. Mengingat jangka waktu pelaksanaan
audit yang terbatas, menurut saya perlu
diterapkan standar waktu pemrosesan
maksimal, misal 1 hari kerja. Terkait
dengan syarat pengajuan user id,
ketentuan yang ada saat ini adalah harus
ada surat tugas audit. Saran saya adalah
agar Tim Audit dapat mengakses data
pelelangan sebelum melakukan audit
lapangan, dapat ditetapkan dokumen
lain yang dapat dipersamakan dengan
surat tugas tersebut (misalnya Nota Dinas
Inspektur).

Berdasarkan pengalaman audit dari


masa konvensional hingga masa
e-procurement, temuan-temuan apa
saja yang masih sering didapatkan
oleh auditor? Tindak lanjut apa yang
harus diperhatikan oleh panitiapanitia satker agar masalah tersebut
bisa diminimalisasi?
E-procurement yang saat ini ada belum
mencakup seluruh proses pengadaan.
Sebagaimana diketahui, bahwa alur
pengadaan barang/jasa dimulai sejak
perencanaan pengadaan hingga
pelaksanaan kontrak dan pemanfaatan
hasil pekerjaan. E-procurement
sampai dengan saat ini baru dapat

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

e-Procurement yang saat


ini ada belumlah mencakup
seluruh proses pengadaan.
Sebagaimana diketahui,
bahwa alur pengadaan
barang/jasa dimulai sejak
perencanaan pengadaan
hingga pelaksanaan kontrak
dan pemanfaatan hasil
pekerjaan. e-Procurement
sampai dengan saat ini
baru dapat meminimalisasi
penyimpangan yang terjadi
selama proses pemilihan
penyedia barang/jasa saja
Langkah-langkah konkrit apa saja
yang telah dilaksanakan oleh Itjen
dalam rangka menanggulangi
tindak penyimpangan pengadaan
barang dan jasa yang dapat
berujung KKN, baik untuk
pengadaan secara konvensional
maupun secara elektronik?
Itjen, dalam menanggulangi tindak
penyimpangan dalam pengadaan barang
dan jasa, telah melakukan pengawasan,
baik bersifat preventif maupun represif.
Dalam melakukan pengawasan preventif,
sejak tahun 2009 Itjen telah membentuk
Tim Konsultasi PBJ, yang mempunyai
tugas antara lain memberikan layanan
konsultasi dan melakukan monitoring
pengadaan barang/jasa (belanja modal)
di lingkungan Kementerian Keuangan.
Sedangkan dalam pengawasan represif,
Itjen melakukan audit ketaatan atas
pelaksanaan pengadaan barang/jasa serta
melayani pengaduan pejabat/pegawai
di lingkungan Kementerian Keuangan
dan masyarakat yang dapat disampaikan

antara lain melalui Whistleblower System


Itjen.
Dari hasil audit ketaatan, jika ditemukan
indikasi terjadi kerugian keuangan
negara, akan dilanjutkan audit investigasi
oleh Inspektorat Bidang Investigasi
(IBI). Untuk meningkatkan kemampuan
auditor, beberapa auditor Itjen telah
diikutsertakan dalam pelatihan audit
investigasi atas penyimpangan dalam
pengadaan barang dan jasa.
Terkait penanganan lebih lanjut atas
penyimpangan pengadaan barang dan
jasa telah menindaklanjuti hal-hal sebagai
berikut:
Sejumlah 2 (dua) kasus telah
dilimpahkan kepada aparat penegak
hukum dan saat ini prosesnya sudah di
pengadilan.
Sejumlah 2 (dua) kasus telah
dilimpahkan ke KPK.

Selanjutnya, bagaimana
whistleblower system Itjen bekerja
untuk mendukung akuntabilitas
pelaksanaan pengadaan barang/
jasa di lingkungan Kementerian
Keuangan?
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010
tentang Tata Cara Pengelolaan dan
Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) di Lingkungan
Kementerian Keuangan, setiap pejabat/
pegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan dan masyarakat yang melihat
atau mengetahui adanya pelanggaran,
wajib melaporkannya kepada Unit
Kepatuhan Internal atau Unit Tertentu
dan/atau Inspektorat Jenderal.
Inspektorat Jenderal bertindak sebagai
unit kerja yang menerima, mengelola, dan
menindaklanjuti pengaduan dan sebagai
koordinator yang mengawasi pelaksanaan
pengelolaan pengaduan pada seluruh
Unit Eselon I. Inspektorat Jenderal wajib
memonitor dan mengevaluasi tindak
lanjut penyelesaian Pengaduan yang
dilakukan oleh seluruh Unit Eselon I
dan melaporkannya kepada Menteri
Keuangan.

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 103/
PMK.09/2010 Inspektorat Jenderal
juga telah selesai membangun dan
melaksanakan aplikasi WiSe dengan
alamat: www.wise.depkeu.go.id. Selain
pengaduan melalui WISE, sarana lain yang
dapat digunakan adalah melalui: help
desk, email, SMS, atau telpon. Pengaduanpengaduan yang diterima di luar website
WISE akan dientri ke dalam aplikasi WISE.
Pengadu akan menerima nomor register
sebagai identitas pengadu. Apabila
laporan pengaduan dapat ditindaklanjuti,
maka akan dilakukan analisis/ kajian,
pengumpulan bahan dan keterangan
(pulbaket), serta audit/ pemeriksaan. Hasil
akhir audit/ pemeriksaan dapat berupa
rekomendasi hukuman disiplin.
Respon masyarakat terkait WISE
cukup bagus, selama tahun 2011
(sebelum diimplementasikan WISE),
jumlah pengaduan yang diterima oleh
Inspektorat Bidang Investigasi sebanyak
113 pengaduan, sedangkan pada tahun
2012 (setelah diimplementasikan WISE s.d.
23 November 2012) jumlah pengaduan
yang diterima sebanyak 248 pengaduan
(= 219%).

Sesuai dengan Peraturan


Menteri Keuangan Nomor
103/PMK.09/2010, setiap
pejabat/pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan
dan masyarakat yang
melihat atau mengetahui
adanya pelanggaran, wajib
melaporkannya kepada Unit
Kepatuhan Internal atau Unit
Tertentu dan/atau Inspektorat
Jenderal.
Sebagai pelaksanaan dari
tersebut, Inspektorat Jenderal
juga telah selesai membangun
dan melaksanakan aplikasi
WiSE dengan alamat: www.
wise.depkeu.go.id . Selain
pengaduan melalui WISE,
sarana lain yang dapat
digunakan adalah melalui: help
desk, email, SMS, atau telpon.
Menurut pendapat Bapak,

WARTA TOKOH

e-procurement masih bersifat


dinamis karena masih dalam tahap
pengembangan.
Menurut Bapak effort apa saja yang
dapat dilakukan oleh Inspektorat
Jenderal untuk mendukung
kapabilitas dan pemahaman para
auditor di llngkungan Itjen baik
tentang e-procurement maupun
penggunaan aplikasi e-audit pada
khususnya?

bagaimana penerapan
e-procurement selama ini, apakah
sudah dilaksanakan sesuai dengan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan?
Sebagaimana kita ketahui, nilai-nilai
Kementerian Keuangan adalah integritas,
profesionalisme, sinergi, pelayanan,
dan kesempurnaan. Implementasi
e-procurement ini merupakan suatu
upaya Kementerian Keuangan untuk
menjaga integritas, meningkatkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan
proses pemilihan penyedia barang/jasa.
Selama ini, persepsi masyarakat terhadap
pengadaan barang/jasa pemerintah
adalah tidak efisien, tidak transparan, dan
tidak adil. Namun e-Procurement telah
dapat merubah persepsi masyarakat
tersebut. Guna mencapai hasil yang
optimal/sempurna, e-Procurement harus
diselenggarakan secara profesional dan
keahlian serta didukung oleh seluruh
elemen Kementerian Keuangan.

Sebagai penutup, apa harapan


Bapak ke depan nanti terkait
implementasi e-audit didukung
adanya pengembangan
e-procurement dalam mensukseskan
pengadaan barang/jasa yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel?
Implementasi e-procurement akan dapat
memaksimalkan penyerapan anggaran,
dengan catatan entitas pengadaan
(KPA, PPK, dan ULP) melaksanakan
proses pengadaan sesuai prosedur yang
sudah ditentukan, misalnya KPA segera
menetapkan RUP dan mengumumkannya
pada LPSE, setelah RKAKL disetujui
DJA. Selanjutnya PPK segera membuat
perencanaan pengadaan dan
menyampaikan kepada ULP untuk
melaksanakan pemilihan penyedia
barang/jasa.
Dan yang perlu menjadi perhatian kita
adalah bahwa e-procurement sekarang
baru sebatas e-tendering, kedepan
agar dipertimbangkan pelaksanaan
e-catalogue dan e-purchasing. (Radit)

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

11

WARTA KEGIATAN

WARTA KEGIATAN

Pertemuan Koordinasi Ke-8 LPSE Nasional

ertempat di Assembly Hall Mall Taman Palem, Cengkareng,


Jakarta Barat, LKPP menyelenggarakan kegiatan
Pertemuan Koordinasi ke-8 LPSE Nasional. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tanggal 9 November 2012 ini merupakan
kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh LKPP. Kegiatan yang
bertemakan Pastikan 100% e-Procurement untuk Indonesia
Bersih dan Sejahtera ini dihadiri kurang lebih 1.400 peserta
dari 515 LPSE seluruh Indonesia dan dibuka oleh Agus Raharjo,
Ketua LKPP.

pengguna sistem yang dilayani, termasuk dengan menerapkan


Manajemen Mutu yang sesuai standar internasional ISO
9001:2008.. Melalui penerapan Manajemen Mutu sesuai standar
ISO 9001:2008 membuktikan Pusat LPSE selalu berinovasi untuk
memberikan layanan yang terbaik dan melakukan evaluasi
secara transparan terhadap proses dan sasaran mutu yang
dicapai. (Zaki)

Dalam pertemuan ini. Pusat LPSE Kementerian Keuangan


mendapatkan penghargaan istimewa dari LKPP yaitu LKPP
e-Procurement Award untuk Kategori Service Innovation
Organization di lingkungan Instansi Pemerintah. Penghargaan
yang diterima oleh Pusat LPSE itu terasa semakin istimewa
karena baru saja Kementerian Keuangan merayakan hari jadinya
yang ke 64, sehingga secara tidak langsung Pusat LPSE telah
memberikan kado ulang tahun yang begitu spesial kepada
Kementerian Keuangan, yang telah berperan serta untuk
memajukan kebijakan e-Procurement di lingkungan Instansi
Pemerintah.

Pusat LPSE Selenggarakan Rapat Koordinasi


Pengelola LPSE II Tahun 2012

Keberhasilan Pusat LPSE ini juga tidak terlepas dari komitmen


Pusat LPSE untuk selalu meningkatkan kualitas layanan kepada

Pusat LPSE Ikut Serta Sukseskan Rapat Koordinasi


Percepatan Penyerapan Anggaran

alam rangka mendukung percepatan penyerapan


anggaran tahun 2012, Biro Perencanaan dan Keuangan
bekerjasama dengan Biro Perlengkapan, Pusat LPSE
dan Inspektorat Jenderal menyelenggarakan rapat koordinasi
evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2012 dan persiapan
pelaksanaan anggaran tahun 2013. Rapat koordinasi tersebut
dilaksanakan di 4 lokasi yaitu Makassar, Jakarta, Surabaya dan
Cirebon. Hadir dalam acara tersebut Kuasa Pengguna Anggaran
pada masing-masing instansi vertikal lingkup Kementerian
Keuangan yang memiliki Belanja Barang di atas Rp 1 Milyar dan
Belanja Modal di atas Rp. 500 juta.

12

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Rapat koordinasi ini ditujukan untuk memecahkan permasalahan


serta mencari solusi yang terbaik terkait permasalahanpermasalahan yang muncul dalam rangka pelaksanaan
anggaran di tahun 2012. Selain itu acara ini juga ditujukan untuk
persiapan pelaksanaan anggaran tahun 2013. Selain paparan
dari para narasumber dari Biro Perencanaan dan keuangan, Biro
Perlengkapan, Pusat LPSE dan Inspektorat Jenderal, dalam acara
ini dilaksanakan coaching clinic guna membahas lebih dalam
permasalahan yang terjadi pada masing-masing satker serta
pelatihan aplikasi RUP versi II untuk mengumumkan RUP tahun
2013. (Zaki)

ertempat di Hotel Aryaduta Lippo Karawaci, Banten, Pusat


LPSE Kementerian Keuangan menyelenggarakan rapat
koordinasi pengelola LPSE daerah. Rapat yang dilaksanakan
pada 30 Oktober-2 November 2012 tersebut merupakan rapat
koordinasi yang kedua di tahun 2012 ini. Rapat koordinasi tersebut
dihadiri oleh 32 orang Kepala Rumah Tangga/Kepala Kantor selaku
koordinator LPSE yang tersebar di Pulau Jawa maupun luar pulau
Jawa dengan tema Revitalisasi Peran LPSE Sebagai Penggerak
Utama Percepatan Pelaksanaan Pengadaan di Lingkungan
Kementerian Keuangan.
Dalam acara tersebut dihadirkan narasumber dari dalam Pusat LPSE
serta motivator Tubagus Wahyudi. Acara yang dilaksanakan selama

4 hari ini dibuka oleh Kepala Bidang Kebijakan dan Pengelolaan


Sistem Pusat LPSE Mulat Handayani mewakili Kepala Pusat LPSE.
Dalam kesempatan tersebut, Mulat menyampaikan amanah Kepala
Pusat LPSE agar para Koordinator Pengelola LPSE menggiatkan
layanan LPSE yang dikelolanya secara lebih intensif. Hal ini
terkait dengan tuntutan peran dan perluasan tanggung jawab
Koordinator Pengelola LPSE untuk mengoptimalkan penyerapan
anggaran melalui pengelolaan Rencana Umum Pengadaan (RUP)
di lingkungan satuan kerja secara disiplin dan bertanggung
jawab, serta upaya untuk menyinergikan layanan LPSE dan Unit
Layanan Pengadaan (ULP) dalam konteks pengadaan barang/jasa
terpadu. Ke depan, lanjutnya, akan ada penambahan peran dan
tugas Koordinator Pengelola LPSE, yaitu merangkap pula sebagai
Koordinator Satuan Tugas Percepatan Layanan Pengadaan Terpadu
di daerah.
Rapat koordinasi II ini ditujukan sebagai media komunikasi antara
Pusat LPSE dengan perwakilan Pengelola LPSE di daerah guna
mendiskusikan perkembangan implementasi layanan pengadaan
secara elektronik (e-Procurement) di daerah, serta meminta saran/
masukan/usulan dalam rangka perbaikan layanan dan kinerja Pusat
LPSE secara berkesinambungan dan peningkatan peran pengelola
LPSE di daerah untuk mendukung pelaksanaan kebijakan yang
ditetapkan. Pada penutupan acara, Kepala Pusat LPSE diwakili
Kepala Bidang Layanan Teknis Pengguna menyampaikan ucapan
terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para
Koordinator Pengelola LPSE yang telah membantu menyukseskan
pelaksanaan implementasi layanan dan kebijakan e-Procurement di
lingkungan Kementerian Keuangan. (Zaki)

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

13

KEMENTERIAN, LEMBAGA, (SATUAN KERJA PERANGKAT) DAERAH, INSTITUSI (K/L/D/I)


PENGGUNA SPSE KEMENTERIAN KEUANGAN PERIODE JANUARI - NOVEMBER 2012
Realisasi Pengadaan Barang/Jasa
Melalui LPSE Kementerian Keuangan
(per 30 November 2012)

Focus Group Discussion Penerapan Call Center


Jakarta 4 Desember 2012 Pusat LPSE

una memudahkan dalam menangani kebutuhan pengguna


layanan LPSE yang terkait dengan pertanyaan, pelayanan,
dukungan teknis atau pengaduan, Pusat LPSE telah
menerapkan layanan baru yaitu layanan call center. Layanan
yang mulai dijalankan pada tanggal 9 November 2012 ini adalah
layanan baru yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik untuk para pengguna sistem LPSE serta menjadi media
pembelajaran internal mengenai pelayanan serta dapat menjadi
media pembelajaran tata kelola (good governance) pelayanan.

ertempat di Hotel Swiss Bell Jakarta, Pusat LPSE


menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan
peserta para panitia pengadaan dan penyedia yang
berada di Jakarta. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal
4 Desember 2012 ini diikuti 42 peserta baik dari panitia
pengadaan maupun penyedia barang/jasa. Kegiatan ini dibuka
oleh Luqman Joyo Kartono selaku Kepala Bidang Layanan Teknis
Pengguna mewakili Kepala Pusat LPSE. Acara ini merupakan
forum silahturahmi sekaligus media komunikasi bagi pengguna
sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian
Keuangan ujar Luqman dalam sambutannya. Sedangkan
maksud dari pelaksanaan FGD kali ini adalah terciptanya media
komunikasi yang efektif dan 2 (dua) arah antara pengguna
Layanan dan Pusat LPSE sebagai penyelenggara layanan
e-Procurement di lingkungan Kementerian Keuangan, khususnya
dalam hal ini terkait dengan Perpres 70 tahun 2012 tentang
perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Implikasinya Terhadap
Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
Dalam kegiatan FGD kali ini dihadirkan narasumber dari LKPP,
Biro Perlengkapan serta dari internal Pusat LPSE dan dipandu
oleh Kasubbid Monitoring Evaluasi. Kegiatan ini terbagi dalam
dua sesi yaitu sesi pemaparan presentasi dan sesi diskusi/tanya
jawab. Diharapkan dengan adanya FGD ini dapat dihasilkan
solusi terbaik guna mewujudkan pengadaan barang dan
jasa yang transparan, bersih dari KKN, dan akuntabel dalam
pelaksanaannya. (Zaki)

14

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

LAPORAN HASIL PENGADAAN BARANG/JASA


SECARA ELEKTRONIK (e-PROCUREMENT)

Aplikasi call center Pusat LPSE menggunakan aplikasi call center


3CX, sedangkan ruang layanan call center Pusat LPSE bertempat
di Gedung Djuanda II lt. 18 dan dikelola oleh 3 orang pelaksana
Pusat LPSE. Untuk nomor telepon call center itu sendiri adalah
021-2922.5922. Diharapkan dengan adanya call center Pusat LPSE
ini, maka pertanyaan, keluhan maupun pengaduan dapat segera
ditindaklanjuti sehingga pelayanan terhadap pengguna sistem
dapat ditingkatkan. (Zaki)

enghematan dari hasil pengadaan barang


dan jasa secara elektronik melalui Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
Kementerian Keuangan Tahun 2012 untuk
periode yang berakhir tanggal 30 November
adalah sebesar Rp. 580,8M atau 10,49% dari nilai
pagu 5,53T yang terbagi dalam 1905 paket.

Dalam Juta

WARTA KEGIATAN

una meningkatkan kemampuan auditornya, BPK


bekerjasama dengan Pusat LPSE Kementerian Keuangan
mengadakan pelatihan tentang aplikasi e-Procurement.
Pelatihan tersebut diselenggarakan di ruang pelatihan Pusat
LPSE di Lantai Mezanine gedung Djuanda I. Pelatihan yang
dilaksanakan pada Kamis, 27 November 2012 ini dibuka oleh
Luqman Joyo Kartono selaku Kepala Bidang Layanan Teknis
Pengguna. Sebanyak 26 pegawai BPK mengikuti pelatihan
ini. Selain diajarkan tentang aplikasi SPSE, para auditor BPK
tersebut juga dikenalkan dengan aplikasi RUP dan tata cara
registrasi dan verifikasi pada LPSE Kementerian Keuangan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para auditor BPK dapat
lebih memahami tentang aplikasi SPSE, sehingga akan dapat
membantu dalam melaksanakan audit pengadaan barang/jasa
secara elektronik. (Zaki)

WARTA INFO

Pelatihan Auditor BPK pada Pusat LPSE

Agency

Paket

Rp5,535,926
Rp4,955,080

5,000,000.00
4,000,000.00
3,000,000.00
2,000,000.00

Nilai tersebut adalah berdasarkan paket-paket


yang selesai dilelang sampai dengan tahap
diumumkannya nilai kontrak pada SPSE oleh
masing-masing panitia pengadaan. Hasil lelang,
penghematan dan persentasenya berdasarkan
masing-masing agency adalah sebagaimana
tabel berikut:

No.

6,000,000.00

Rp580,847

1,000,000.00
0.00
Pagu Selesai

Total Pagu
Pengadaan Selesai

Nilai
Hasil Lelang

Rp.

Rp.

Nilai Hasil
Lelang

Penghematan

Penghematan
Rp.

A. KEMENTERIAN KEUANGAN
1

Badan Kebijakan Fiskal

10

20,818,476,000.00

18,437,201,125.00

2,381,274,875.00

11.44%

Badan Pendidikan dan


Pelatihan Keuangan

123

81,273,864,713.00

67,146,988,586.20

14,126,876,126.80

17.38%

Badan Pengawas Pasar


Modal dan Lembaga
Keuangan

23

46,346,890,900.00

27,927,724,748.00

18,419,166,152.00

39.74%

Direktorat Jenderal
Anggaran

18

16,877,856,864.00

13,760,087,210.00

3,117,769,654.00

18.47%

Direktorat Jenderal Bea


dan Cukai

180

1,059,741,952,347.00

969,189,881,954.57

90,552,070,392.43

8.54%

Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara

116

118,527,918,630.00

106,618,402,010.00

11,909,516,620.00

10.05%

Direktorat Jenderal Pajak

206

420,622,402,478.79

323,074,420,643.54

97,547,981,835.25

23.19%

Direktorat Jenderal
Perbendaharaan

153

220,031,706,511.00

192,609,670,566.00

27,422,035,945.00

12.46%

Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan

14

20,977,474,027.00

15,737,905,046.00

5,239,568,981.00

24.98%

16

11,497,516,179.00

10,512,801,580.00

984,714,599.00

8.56%

10 Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

15

WARTA INFO

12 Sekretariat Jenderal

144

JUMLAH A

1010

3,311,198,200.00

2,763,886,043.00

547,312,157.00

16.53%

673,981,200,992.00

529,390,908,381.21

144,590,292,610.79

21.45%

2,694,008,457,841.79

2,277,169,877,893.52

416,838,579,948.27

15.47%

WARTA INFO

11 Inspektorat Jenderal

*) Keterangan:

B. KEMENTERIAN/LEMBAGA/DAERAH/INSTITUSI LAIN

16

Arsip Nasional

2,237,275,000.00

1,810,769,950.00

426,505,050.00

19.06%

Badan Kepegawaian
Negara

76

202,934,511,956.00

177,718,436,534.89

25,216,075,421.11

12.43%

Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan

47

37,238,659,843.00

32,361,918,678.00

4,876,741,165.00

13.10%

Badan Pemeriksa
Keuangan

41

162,809,764,748.00

136,804,002,191.00

26,005,762,557.00

15.97%

Kementerian Badan
Usaha Milik Negara

15

10,221,730,000.00

9,356,170,384.00

865,559,616.00

8.47%

Kementerian Kelautan
dan Perikanan

126

244,487,115,000.00

235,415,190,205.28

9,071,924,794.72

3.71%

Kementerian Sekretariat
Negara

125

215,668,322,937.00

187,344,311,627.45

28,324,011,309.55

13.13%

Kejaksaan Agung*

52

227,106,857,821.32

216,072,294,309.20

11,034,563,512.12

4.86%

Komisi Hukum Nasional

659,310,000.00

463,749,000.00

195,561,000.00

29.66%

10 Komisi Pemberantasan
Korupsi

48

27,292,974,468.00

23,602,183,090.00

3,690,791,378.00

13.52%

11 Komisi Pengawas
Persaingan Usaha

532,602,000.00

477,532,000.00

55,070,000.00

10.34%

12 Komisi Yudisial

2,269,200,000.00

1,397,338,274.10

871,861,725.90

38.42%

13 Lembaga Administrasi
Negara

23

18,262,283,000.00

15,796,967,140.00

2,465,315,860.00

13.50%

14 Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban

7,415,746,000.00

6,113,727,977.00

1,302,018,023.00

17.56%

15 Lembaga Sandi Negara

72

1,382,294,582,000.00

1,369,013,414,793.00

13,281,167,207.00

0.96%

16 Pusat Pelaporan dan


Analisis Transaksi
Keuangan

23

24,398,787,640.00

10,773,309,712.70

13,625,477,927.30

55.84%

17 Perpustakaan Nasional

40

62,291,523,400.00

56,733,254,060.00

5,558,269,340.00

8.92%

18 Mahkamah Agung*

45

85,480,018,319.00

77,578,334,383.60

7,901,683,935.40

9.24%

19 SKPD Aceh*

3,602,872,000.00

3,033,409,000.00

569,463,000.00

15.81%

20 SKPD Bengkulu*

68

46,240,437,952.00

43,478,262,650.00

2,762,175,302.00

5.97%

21 SKPD Jawa Barat*

4,760,380,935.00

4,081,583,900.00

678,797,035.00

14.26%

22 SKPD Jawa Tengah*

1,621,265,000.00

1,280,808,000.00

340,457,000.00

21.00%

23 SKPD Jawa Timur*

24,053,364,200.00

23,615,439,000.00

437,925,200.00

1.82%

24 SKPD Kalimantan Barat*

10

9,851,239,000.00

9,365,693,000.00

485,546,000.00

4.93%

25 SKPD Kalimantan Timur*

7,281,896,000.00

7,093,050,400.00

188,845,600.00

2.59%

26 SKPD Maluku*

19

21,672,470,981.00

18,262,990,000.00

3,409,480,981.00

15.73%

27 SKPD Sulawesi Selatan*

16

8,919,417,150.00

8,299,163,000.00

620,254,150.00

6.95%

28 SKPD D.I. Yogyakarta*

2,550,600,228.00

2,377,289,705.00

173,310,523.00

6.79%

JUMLAH B

895

2,841,917,932,578.32

2,677,909,823,015.22

164,008,109,563.10

5.77%

JUMLAH A + B

1905

5,535,926,390,420.11

4,955,079,700,908.74

580,846,689,511.37

10.49%

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Kejaksaan Agung terdiri dari: Kantor


Pusat, Kejaksaan Tinggi Banten, Bengkulu,
Jambi, dan Kalimantan Barat; Kejaksaaan
Negeri Tangerang, Cilegon dan
Serang.
Mahkamah Agung:
Kantor Pusat MA (Badan Pengawasan
MA dan Badan Urusan Administrasi MA),
Pengadilan Agama Badung, Balikpapan,
Bekasi, Cibinong, Cimahi, Curup, Depok,
Gianyar, Indramayu, Jakarta Pusat,
Jakarta Utara, Negara (Bali), Nunukan,
Purwakarta, Subang, Sumber (Cirebon),
dan Tual; Pengadilan Militer I-07
Balikpapan, II-09 Bandung, III-13 Madiun;
Pengadilan Negeri Tual; Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta dan Bandung;
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura;
Pengadilan Tinggi Bandung.

SKPD Aceh:
Kantor SAR Banda Aceh dan IAIN ARRANIRY Darussalam Banda Aceh.
SKPD Bengkulu:
BPS Prov. Bengkulu, Kab. Bengkulu Utara,
Kab. Bengkulu Selatan; Kementerian
Agama Kab.Seluma; Madrasah Aliyah
Negeri Seluma; Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Lawang Agung; Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Lubuk Resam;


Madrasah Tsanawiyah Negeri Tais Kab.
Seluma; Rumah Sakit Umum Daerah
Tais; serta SKPD Kab.Seluma (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah; Badan
BMPD, Pemberdayaan Perempuan &
Keluarga Berencana; Dinas Kesehatan;
Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas
Pekerjaan Umum; Dinas Pendidikan;
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika; Dinas Perindustrian,
Perdagangan Koperasi dan UKM;
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Badan Pendidikan dan Pelatihan;
SekretariatDaerah; Sekretariat DPRD).
SKPD Jawa Barat:
Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna;
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
Bandung; Kantor Pertanahan Kota
Bandung; Balai Bahasa Bandung.
SKPD Jawa Tengah:
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan.
SKPD Jawa Timur:
Bank BPR Jawa Timur dan KOPERTIS
Wilayah VII Jawa Timur.
SKPD Kalimantan Barat:
Satuan Kerja Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Kalimantan Barat
(06/P2HP); Satuan Kerja Dinas Kelautan

Provinsi Kalimantan Barat (04) dan (03);


Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Entikong; dan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Pontianak.
SKPD Kalimantan Timur:
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan dan Pusat Pengelolaan Eko
Region Kalimantan.
SKPD Maluku:
Universitas Pattimura; Lembaga Penyiaran
Publik RRI Tual; Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Tayando Yamtel-Tual; Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Maluku
Tenggara; Politeknik Perikanan Negeri
Tual.
SKPD Sulawesi Selatan:
Sekolah Menengah Kejuruan (SMAK)
Makassar; RSUD H Padjonga Dg. Ngalle
Takalar; Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Jeneponto; Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Takalar; dan
Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto.

SKPD Yogyakarta:
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta;
Balai Taman Nasional Gunung Merapi
Yogyakarta.

(Billy)

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

17

WARTA INFO

INI DIA FITUR TERBARU PADA APLIKASI


RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) 2013
Memasuki tahun 2013, LPSE melakukan update pada aplikasi RUP. Penyesuaian dilakukan karena masih
terdapat banyak keterbatasan dari aplikasi terdahulu. Aplikasi RUP ini akan selalu disesuaikan dan
disempurnakan mengikuti perkembangan kebutuhan dan peraturan. Berikut ini merupakan fitur fitur
yang diupdate maupun yang baru pada aplikasi RUP tahun 2013.
Alamat Web www.rup.lpse.depkeu.go.id/v2

Pada aplikasi yang baru ini LPSE menambahkan /v2 pada


alamat RUP yang lama. Hal ini terjadi karena aplikasi yang lama
masih digunakan sampai dengan Desember 2012, sementara
aplikasi hasil update sudah digunakan mulai bulan November,
selain itu terdapat perbedaan proses bisnis dan user id password.
Jadi agar kedua aplikasi dapat digunakan, maka untuk aplikasi
yang baru diberikan alamat web sendiri. Jika melihat huruf
v2 dibelakang alamat web, sangat wajar jika kita berpikir
selanjutnya akan ada web v3, v4, v5 dan seterusnya. Namun hal
itu tidak akan dilakukan pada aplikasi versi berikutnya. Pada
versi selanjutnya, LPSE akan menyatukan semua versi aplikasi ke
dalam satu halaman web. Jadi kita tinggal buka alamat www.rup.
lpse.depkeu.go.id dan pilih data tahun yang akan ditampilkan.

Terhubung dengan aplikasi Monitoring Keuangan dan Aset


Kementerian Keuangan (MONIKA) yang dikembangkan oleh
Biro Perencanaan Keuangan
Pada saat membuat pengumuman RUP, telah tersedia pilihan
daftar akun yang berisi kegiatan, output dan kode akun. Jadi
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) maupun admin satker tinggal
memilih dari daftar yang tersedia, tidak perlu menginput secara
manual.
Satu paket pekerjaan untuk beberapa kegiatan, output, dan
atau akun

Kita dapat membuat satu paket pekerjaan RUP yang berisi


berbagai kegiatan, output, dan akun.
Misalnya Paket pekerjaan jasa konstruksi rehab gedung kantor
dan rumah dinas yang terdiri dari dua kegiatan, yaitu Kegiatan
Rehab Gedung Kantor dan Kegiatan Rehab Rumah Dinas.
Pengumuman pengadaan bersama
Aplikasi RUP versi 2 ini dapat mengakomodir pelaksanaan
pengadaan bersama untuk paket pengadaan barang/pekerjaan
yang sejenis yang dilakukan oleh beberapa satuan kerja. Pada
paket ini, masing-masing satuan kerja tetap mengumumkan
RUP untuk paket pengadaannya, kemudian saat update realisasi
dimasukkan kode lelang yang sama. Secara otomatis sistem
akan menampilkan tanda
yang menunjukkan bahwa paket
tersebut merupakan paket pengadaan bersama. Selanjutnya
pada saat memasukkan nomor dan nilai kontrak, satuan kerja
tetap memasukkan sesuai nomor dan nilai kontraknya masingmasing.

Data RUP sinkron dengan aplikasi SPSE


Saat memasukkan realisasi pengadaan yang dilakukan
secara elektronik, KPA harus memasukkan kode lelang paket
pengadaan yang didapatkan dari aplikasi SPSE. Tanggal awal
dan akhir lelang serta nilai penawaran akan otomatis terisi.
Selanjutnya KPA memasukkan nomor dan nilai kontrak.
Pengisian realisasi pengadaan dilakukan setelah kontrak paket
pengadaan selesai ditandatangani oleh PPK.
Terdapat notifikasi

WARTA INFO

RENCANA KEGIATAN

Terdapat early warning system yang terdiri dari (lima kondisi):


a. Melaksanakan lelang seminggu sebelum tanggal awal
pengadaan
Seminggu sebelum tanggal awal pengadaan pada aplikasi
RUP akan muncul notifikasi agar lelang yang bersangkutan
segera dilakukan.
b. Memasukkan nomor dan nilai kontrak seminggu sebelum
tanggal akhir lelang
Seminggu sebelum tanggal lelang berakhir, pada aplikasi RUP
akan muncul pengingat agar KPA memasukkan nomor dan
nilai kontrak.
Referensi yang digunakan di Kementerian Keuangan dalam
penyusunan RUP ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan (KMK) nomor 1082/KM.1/2012 tentang Pedoman
Penyusunan dan Pengumuman Rencana Umum Pengadaan di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Beberapa hal dalam KMK
ini yang harus menjadi catatan adalah bahwa pengumuman
RUP untuk Tahun Anggaran berikutnya dilakukan paling lambat
akhir bulan Desember Tahun Anggaran berjalan. Jadi pada akhir
Desember tahun ini para KPA di Kementerian Keuangan harus
sudah mengumumkan seluruh RUP yang ada di satker masing
masing.
Aplikasi RUP yang digunakan oleh Kementerian Keuangan ini
akan dikembangkan lebih lanjut bersama Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) menjadi aplikasi
RUP yang dapat digunakan secara nasional oleh Kementerian/
Lembaga. Sebagaimana disampaikan pada Rapat Pembahasan
Pengembangan Sistem Perencanaan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah antara Pusat LPSE Kementerian Keuangan
bersama LKPP, pada tanggal 3 4 September 2012 di
Hotel Le Grandeur Mangga Dua, Jakarta. Kepala Subbidang
Pemeliharaan Infrastruktur Sistem Pusat LPSE, Rachman Sukri
mengatakan bahwa Pusat LPSE dan LKPP akan bekerjasama
dalam mengembangkan RUP nasional. Pusat LPSE dinilai
oleh LKPP telah berhasil dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem RUP di lingkungan Kementerian
Keuangan.
LKPP berinisiatif mengajak Pusat LPSE untuk bekerjasama
mengembangkan aplikasi RUP Kemenkeu menjadi RUP nasional,
karena Pusat LPSE telah berhasil mengimplementasikan RUP
dan monitoring realisasi pengadaan ke dalam sebuah sistem
yang terpadu. tutur Rachman Sukri yang turut mengikuti rapat
pembahasan tersebut. (Edi)

User ID dan Password Default


Pada saat pertama kali login, kita akan mendapati data profil
pengguna, untuk melanjutkan ke dalam RUP, terlebih dahulu
kita harus mengganti password standar yang diberikan dan
mencocokkan data kita dalam RUP tersebut. Hal ini dibuat
karena pada aplikasi terdahulu, banyak pengguna yang tidak
mengubah password standar yang diberikan, serta tidak
mengubah data profil walaupun terdapat pergantian personil.

18

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

19

WARTA INFO

REGULASI

PEMBERIAN USER ID DAN PASSWORD DALAM RANGKA


E-AUDIT PENGADAAN BARANG/JASA SECARA
ELEKTRONIK (KMK NOMOR 429/KMK.01/2011)

WHISTLEBLOWING SYSTEM
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
(PERKA LKPP NOMOR 7 TAHUN 2012)

Pemerintah telah memberikan perhatian serius berkaitan dengan monitoring dan audit. Hal ini terlihat
dari dicantumkannya audit sebagai salah satu tujuan e-Procurement dalam pasal 107 Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

aat ini, beberapa instansi telah


mengimplementasikan sistem
pengadaan berbasis teknologi
informasi (e-Procurement) yang di
fasilitasi oleh Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE). Untuk itu, LKPP sebagai
pengembang Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) bekerjasama dengan
BPKP mengembangkan e-Audit (modul
dalam SPSE) sebagai salah satu instrumen
auditor untuk melakukan audit terhadap
paket pengadaan yang dilelangkan melalui
LPSE.
Tata cara pemberian user id dan password
dalam rangka pelaksanaan e-Audit di
lingkungan Kementerian Keuangan telah
diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan
(KMK) Nomor 429/KMK.01/2011. Adapun
tujuan ditetapkannya KMK ini adalah untuk
mendukung kelancaran akses pengawasan
dan pemeriksaan bagi auditor Kementerian
Keuangan dan Kementerian Negara/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
terhadap pelaksanaan pengadaan barang/
jasa pemerintah yang menggunakan
LPSE Kementerian Keuangan. Auditor,
sebagaimana yang dimaksud dalam KMK
tersebut adalah tim atau perorangan
yang diberi tugas, tanggung jawab,
dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan
pengawasan atau pemeriksaan pada
instansi perintah dan/atau pihak lain yang
didalamnya terdapat kepentingan negara
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Untuk membantu Auditor melaksanakan
pengawasan atau pemeriksaan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik,
LPSE Kementerian Keuangan memberikan
hak akses pada SPSE kepada Auditor dalam

20

Beberapa tahun terakhir ini, istilah Whistleblower menjadi populer dan banyak disebutkan oleh berbagai
kalangan. Whistleblower alias orang dalam pembongkar kasus, dengan mudah mengadukan dugaan
penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan yang diakses secara online melalui Whistleblowing
System, sehingga mendorong keberanian seseorang untuk turut menjadi pengungkap fakta.

K
bentuk user-id dan password untuk dapat
menggunakan sistem aplikasi e-Audit.
Pemberian user-id dan password dilakukan
dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Pejabat yang berwenang atau Auditor
mengajukan Surat Permintaan user-id
dan password kepada Kepala Pusat
LPSE dengan dilampiri Surat Tugas
Pengawasan atau Pemeriksaan yang
paling sedikit memuat identitas
Auditor, nama satuan kerja dan/atau
nama paket yang akan dilakukan
pemeriksaan atau pengawasan.
2. Pusat LPSE memberikan user-id dan
password kepada Auditor sesuai
dengan ruang lingkup tugas dan
jangka waktu pelaksanaan yang
tercantum dalam Surat Tugas
Pengawasan atau pemeriksaan.
3. Pemberian user-id dan password
oleh Pusat LPSE disampaikan
kepada Auditor melalui e-mail dan
akan diinformasikan dengan surat
pemberitahuan.
Penggunaan user-id dan password
diberikan kepada auditor sesuai dengan
jangka waktu penugasan yang tercantum
dalam surat tugas pengawasan atau

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

pemeriksaan. Surat tugas pengawasan


atau pemeriksaan dapat diperpanjang
dengan menyampaikan perpanjangan
surat tugas pengawasan atau pemeriksaan
secara tertulis oleh Pejabat yang
berwenang/Auditor kepada Kepala Pusat
LPSE paling lambat 2 hari kerja sebelum
jangka waktu penugasan berakhir.
Dan bagi Auditor yang telah diberikan
user-id dan password, mempunyai
kewajiban untuk bertanggung jawab atas
penggunaan user-id dan password dengan
menjaga kerahasian dan mencegah
penyalahgunaan user-id dan password,
penyalahgunaan data dan informasi terkait
pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik yang menjadi wewenangnya
serta memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Diharapkan dengan adanya aplikasi
e-Audit ini, Auditor dapat memperoleh
dokumen dengan lebih cepat, tanpa harus
datang ke lokasi auditee, dan hal tersebut
dapat memproteksi secara dini upaya
penyelewengan negara yang dikelola oleh
pemerintah serta meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan audit. (Dina)

WARTA INFO

REGULASI

husus untuk Whistleblowing System


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
menerbitkan Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Perka LKPP) Nomor 7
tahun 2012 tentang Whistleblowing
System Dalam Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah. Dimana dalam Perka
LKPP tersebut, disebutkan pengertian
Whistleblowing System yang selanjutnya
disebut dengan WBS adalah sistem
pengaduan yang menggunakan aplikasi
berbasis web yang dapat dimanfaatkan
oleh Whistleblower untuk mengadukan
dugaan pelanggaran di bidang
Pengadaan Barang/Jasa. sedangkan
Whistleblower adalah orang dalam K/L/D/I
yang memiliki informasi/akses informasi
dan mengadukan perbuatan yang
terindikasi penyimpangan dalam proses
pengadaan barang/jasa yang terjadi di
dalam organisasi pengadaan tempat
dimana orang tersebut bekerja.

(www.wbs.lkpp.go.id), maka kerahasiaan


identitas seorang Whistleblower akan
terjamin.
Untuk dapat mengajukan dugaan
pelanggaran atau penyalahgunaan
kewenangan dalam Whistleblowing
System, terdapat beberapa kriteria
pengaduan yang harus dipenuhi yaitu:
1. Pengaduan yang disampaikan
melalui Whistleblowing System hanya
pengaduan dalam Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah yang dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
2. Pengaduan yang disampaikan oleh
Whistleblower berupa penyimpangan
atau penyalahgunaan kewenangan
sejak dari perencanaan sampai
dengan selesainya seluruh kegiatan
pengadaan barang/jasa pemerintah.

Whistleblowing System ini disediakan bagi


orang yang ingin melaporkan indikasi
tindak pidana korupsi, tapi merasa
sungkan atau takut jika identitasnya
terungkap. Rasa sungkan ini biasanya
muncul jika orang yang ingin melapor
kenal dengan pihak yang dilaporkan.
Dengan adanya aplikasi ini, seorang
Whistleblower dapat mengadukan
penyimpangan atau penyalahgunaan
wewenang di Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi
tempat terjadinya pengaduan secara
elektronik melalui Whistleblowing System

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

21

WARTA INFO

WARTA INFO

Ngintip Negara Tetangga


3. Pengaduan yang memiliki indikasi
pelanggaran administrasi dalam
pengadaan barang/jasa meliputi :
a) penyimpangan atau
penyalahgunaan kewenangan
pengadaan barang/jasa dalam
proses pemilihan penyedia
barang/jasa; dan/atau
b) penyimpangan atau
penyalahgunaan kewenangan
dalam pelaksanaan kontrak yang
tidak/belum terdapat indikasi
tindakan pidana.
4. Pengaduan yang memiliki indikasi
pelanggaran pidana dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah
meliputi: indikasi penipuan,
pemalsuan, korupsi, kolusi dan
nepotisme dan/atau persaingan usaha
tidak sehat.
Selain memenuhi kriteria pengaduan,
seorang Whistleblower harus memiliki
indikasi yang akurat mengenai terjadinya
penyimpangan atau penyalahgunaan
kewenangan dan bukan merupakan
keluhan pribadi. Oleh karena itu, untuk
mengajukan dugaan pelanggaran
atau penyalahgunaan kewenangan,
pengaduan harus disertai data yang
berisi infomasi sebagai berikut :
1. Nama Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah/institusi,
Kelompok Kerja/ULP.
2. Penjelasan mengenai pelaku,
perbuatan yang terindikasi atau
dianggap terdapat penyimpangan
atau penyalahgunaan kewenangan,
waktu penyimpangan atau
penyalahgunaan dan unit kerja
dimana terjadi penyimpangan atau
penyalahgunaan kewenangan
dilakukan.

22

Seorang whistleblower akan mendapatkan hak-hak perlindungan


berupa Identitas dirahasiakan, perlindungan atas saksi dan pelapor
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

3. Bukti-bukti mendukung atau


menjelaskan substansi pengaduan
terkait penyimpangan atau
penyalahgunaan wewenang berupa
data/ dokumen, gambar atau
Rekaman.
4. Data sumber informasi untuk
pendalaman lebih lanjut.
Penyimpangan atau penyalahgunaan
kewenangan yang telah diadukan oleh
Whistleblower melalui Whistleblowing
System diterima oleh verifikator untuk
diverifikasi kebenaran data/informasinya,
selanjutnya disampaikan kepada
penelaah. Kemudian Penelaah membuat
telahaan hasil verifikasi dari verifikator
untuk disampaikan kepada pimpinan K/L/
D/I berupa usulan rekomendasi. Usulan
rekomendasi tersebut ditindaklanjuti
pimpinan K/L/D/I dengan menugaskan
atau menyampaikan rekomendasi kepada
APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi sesuai dengan
kewenangannya.
Dalam Whistleblowing System, seorang
whistleblower tidak bisa sembarangan
menceritakan kesaksian kepada orang
lain, institusi lain, atau media massa,
ketika sudah melaporkan dugaan suatu
pelanggaran atau kejahatan kepada
lembaga yang menangani laporan
whistleblower, maka whistleblower
tersebut berkewajiban untuk beritikad
baik, kooperatif dan menyampaikan

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

seluruh informasi dengan benar.


Sehingga dilema yang menjadi
pertimbangan seseorang whistleblower
dalam mengungkap skandal kejahatan
dapat diminimalkan.
Seorang whistleblower akan mendapatkan
hak-hak perlindungan berupa Identitas
dirahasiakan, perlindungan atas saksi
dan pelapor sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Tujuannya adalah agar whistleblower
tersebut benar-benar dapat dilindungi
dan laporan yang diungkap dapat
diteliti dan ditindaklanjuti. Selain
mendapatkan perlindungan, Pemerintah
juga memberikan apresiasi bagi
whistleblower yang telah berjasa dalam
usaha membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi
dengan memberikan penghargaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Untuk ketentuan lebih lanjut, Prosedur
operasional standar Whistleblowing
System dalam pengadaan barang/jasa
telah diatur dengan Keputusan Deputi
Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
LKPP Nomor 14 Tahun 2012, keputusan
tersebut berlaku secara nasional
dan menjadi acuan penyelenggaran
Whistleblowing System dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah. (Dina)

e-PROCUREMENT DI AUSTRALIA
Negara Australia merupakan salah satu pelopor pelaksanaan e-Procurement di dunia. Penerapan
e-Procurement di Australia ditujukan sebagai salah satu alat dalam efisiensi pengeluaran anggaran dan
mempermudah dalam penyediaan barang/jasa.

ada tahun 2000, Pemerintah


Australia mengeluarkan strategi
implementasi e-Procurement. Strategi
tersebut menyediakan kerangka kerja
bagi agency/lembaga untuk membangun
dan meningkatkan kemampuan dalam
hal perdagangan secara elektronik dan
mendorong penyedia untuk berperan dalam
e-commerce. Sasaran strategi tersebut adalah:
1. Membayar penyedia secara elektronik
pada akhir tahun 2000;
2. Memungkinkan perdagangan secara
elektronik dengan para penyedia
yang berkeinginan melakukan simple
Procurement pada akhir tahun 2001.
Strategi ini berhasil dilaksanakan dengan
lebih dari 90% dari transaksi di seluruh
lembaga dibayar secara elektronik, dan
pemakaian sarana e-Procurement seperti
katalog online dan faktur elektronik
digunakan secara luas. e-Procurement yang
sebelumnya telah diterapkan di Australia
mulai dikembangkan pada tahun 2003
oleh National Office for The Information
Economy (NOIE) yang sekarang sudah
berubah menjadi Australian Government
Information Management Office (AGIMO)
yang merupakan bagian dari Departemen
Keuangan dan Administrasi Australia.
Perkembangan tersebut berupa proyek
uji coba penerapan e-Procurement pada 4
instansi/Badan yang dipilih sebagai proyek
uji coba. 4 instansi/badan tersebut dipilih
berdasarkan perbedaan cara belanja dan
jumlah transaksi yang dilakukan. 4 instansi
tersebut adalah Australian Broadcasting
Corporation (ABC), Commonwealth
Scientific Industrail Research Organization
(CSIRO), Special Broacasting Service
(SBS), dan Australian Antartic Division
(AAD). Tujuan proyek tersebut adalah
mengidentifikasi proses bisnis yang terbaik
yang bisa dimanfaatkan dan ditingkatkan
dengan sistem e-Procurement dan
menguji kelayakan teknis elektronik yang
memungkinkan proses bisnis yang cocok
dan menunjukkan konektivitas kepada

pemasok UKM. Dalam proyek tersebut,


masing-masing instansi/badan diberikan
kewenangan untuk melakukan proyek
independen dengan menggunakan metode
pelaksanaan, teknologi dan pasokan-dasar
yang unik sesuai dengan situasi/kondisi
masing-masing. Berdasarkan uji coba
tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa
e-Procurement dapat meningkatkan berbagai
proses bisnis.
Pada Mei 2006, Departemen Keuangan
dan Administrasi Australia mengeluarkan
Strategic Guide to e-Procurement.
Panduan strategis ini menguraikan
pendekatan untuk otomatisasi proses
pengadaan yang biasanya dilakukan oleh
lembaga-lembaga Pemerintah Australia.
Selain itu juga menyediakan alat dan studi
kasus untuk menginformasikan kepada
lembaga bagaimana e-Procurement dapat
membantu mereka untuk meningkatkan
efisiensi, dan meningkatkan produktivitas
dan akuntabilitas. Di bawah the Australian
Government Procurement Policy
Framework, setiap agency/lembaga
diharuskan untuk memastikan pelaksanaan
metode e-Procurement sesuai dengan
Commonwealth Procurement Guidelines
(CPGs). Konsep yang lebih luas dari
e-Procurement adalah sebagai berikut :
Salah satu sarana e-Procurement yang
dipakai oleh Pemerintah Australia dalam
melaksanakan pengadaan barang/jasa
adalah melalui AusTender. AusTender adalah

sistem yang berbasis web terpusat yang


menerbitkan berbagai informasi, termasuk
pengadaan yang direncanakan lembaga,
tender terbuka dan kontrak yang diberikan.
Beberapa keuntungan yang didapatkan oleh
penyedia yang tergabung dalam Austender
adalah :
1. Austender merupakan salah satu titik
sentral untuk menemukan peluang
bisnis yang tersedia untuk umum
dan pengadaan direncanakan yang
diiklankan oleh Pemerintah Australia;
2. Otomatis mendapatkan pemberitahuan
peluang bisnis (Approaches toMarket
(ATM) dan rencana pengadaan);
3. Otomatis mendapatkan pemberitahuan
addenda (amandemen atau update ke
ATM asli);
4. Sarana yang aman dalam melaksanakan
tender secara elektronik;
5. Akses 24 jam sehari 7 hari seminggu;
6. Mengurangi biaya tender seperti biaya
cetak, dan kurir;
7. Akses online untuk informasi tentang
penawaran dan kontrak yang diberikan.
Sehingga dengan demikian keuntungan
yang didapat pemerintah dengan
menggunakan Austender adalah waktu
yang lebih singkat dalam proses pengadaan,
keterbukaan informasi dan efisiensi. Alamat
situs Austender dapat diakses di www.
tenders.gov.au. (Zaki)

e-Procurement: The automation of any part of the


Procurement to Payment process with electronic tools
Planning
Request for Quote (RFQs)
Request for Purchase
(RFPs)
Contract and Supplier
Management
Tender Evaluation Tools
Electronic Auctions

Procurement
Catalogues
Electronic Purchase Orders
(EPOs)
Automatic Approval
Workflow
Financial Management
Information Systems
(FMIS)
Vendor Managed
Inventory (VMI) systems

Payment
Credit or Purchasing Cards
(PCards)
Expense Management
Systems (EMS)
Evaluated Receipt
Settlement (ERS)
Electronic Funds Transfer
(EFT)
Recurring Payments
Electronic Invoicing

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

23

WARTA INFO

WARTA INFO

LIPUTAN KHUSUS

PENERAPAN e-PROCUREMENT DI BPKP


MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE,
MEWUJUDKAN CLEAN GOVERNMENT
Jarum jam di Lapangan Banteng menunjukkan pukul 13.00 WIB saat Tim Warta bertolak dari Lapangan
Banteng menuju Jalan Pramuka Jakarta untuk melakukan peliputan di BPKP. Ditemui oleh Kepala
Subbagian Pengadaan BPKP, Tri Winarno beserta jajaran stafnya, Tim Warta mendapatkan banyak hal
dari perbincangan dengan beliau. Mulai dari wawancara, knowledge sharing, harapan hingga sesi foto
bersama. Berikut hasil liputannya.
Dasar Pelaksanaan
otivasi yang terbersit
pertama kali menggunakan
e-procurement bersama LPSE
Kementerian Keuangan adalah keandalan
proses registrasi dan verifikasi penyedia
barang/jasa serta jaminan keamanan
database proses procurement. Disamping
itu, LPSE Kementerian Keuangan memilki
fasilitas layanan e-procurement yang
komplit meliputi website, server aplikasi
dan database, admin sistem, internet,
registrasi user, pelatihan user, bidding
room, dan layanan helpdesk, ujar Tri
Winarno.

Selanjutnya sebagai pengenalan sistem


e-procurement, pada bulan Agustus 2010
dilakukan overview sistem pengadaan
secara elektronik (SPSE) yang difasilitasi
oleh instruktur LKPP pada kegiatan diklat
pengadaan barang dan jasa bagi 60 orang
peserta pegawai BPKP bertempat di
Pusdiklatwas BPKP.

Tindak lanjut kerja sama


Tahun 2011
Komitmen untuk mensukseskan
sistem yang baru, BPKP bersama
Tim LPSE Kementerian Keuangan
menyelenggarakan beberapa sosialisasi/
implementasi Perpres No. 54 Tahun
2010 dan pelatihan aplikasi SPSE secara
berkelanjutan bagi pegawai BPKP di
seluruh Indonesia. BPKP sadar betul
bahwa dengan penuh keseriusan, maka
segala aplikasi pasti dengan mudah
dipelajari. BPKP berkomitmen bahwa
salah satu kunci sukses implementasi

sistem baru adalah melalui pembentukan


kualitas sumber daya manusia yang
tinggi.
Adapun pelaksanaan kegiatan sosialisasi
dan pelatihan tersebut dilaksanakan
dalam dua regional yaitu:
1. Wilayah Timur pada tanggal 20-23
Maret 2011: Papua, Maluku, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
selatan, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, dan Bali.
2. Wilayah Barat pada tanggal 27-

Tahun 2011
Sejak awal tahun 2011, BPKP secara
aktif mengadakan beberapa sosialisasi
Perpres No. 54 Tahun 2010 dan pelatihan
aplikasi e-procurement yang diikuti oleh
berbagai pejabat struktural dan pegawai
di lingkungan unit kerja BPKP dengan
menghadirkan berbagai narasumber
dari Tim Pengendali Pusat Pengawasan
Barang/Jasa (TPP PPBJ) dan dari Tim Pusat
LPSE Kementerian Keuangan.

24

Maka dilakukanlah penjajagan kerja


sama dengan Pusat LPSE Kementerian
Keuangan dan LKPP, namun pada saat
itu kedua lembaga tersebut baru dalam
tahap pengembangan sistem layanan
pengadaan secara elektronik.

Sedangkan dari sisi legalnya, penerapan


e-procurement di lingkungan BPKP
ini tidak terlepas dari adanya konsep
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) Tahun 2010-2014
yang mengamanatkan bahwa indikator
pengarus-utamaan bidang prioritas
Peningkatan penyelenggaraan yang
bersih dan bebas KKN adalah melalui
penerapan kebijakan e-procurement
dalam pengadaan barang dan jasa
dengan sasaran sampai tahun 2014
sebesar 100% untuk setiap kementerian/
lembaga.

serta meningkatkan transparansi dan


akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
pemerintah sesuai peraturan presiden
yang berlaku.

Pria yang akrab disapa Pak Tri ini


mengungkapkan pula bahwa dalam
implementasinya, e-procurement di
lingkungan BPKP bertujuan mempercepat
penyerapan belanja negara, mendukung
kegiatan unit kerja, mendukung
jaminan keamanan data (security),

Inisiatif kerjasama
Tahun 2010
Diawali dengan pembahasan
bersama antara Biro Umum BPKP
dengan Pusinfowas BPKP pada tahun
2010 tentang kajian perlu tidaknya
pembentukan unit LPSE di BPKP,

BPKP berkomitmen bahwa salah satu kunci sukses implementasi


sistem baru adalah melalui pembentukan kualitas sumber daya
manusia yang tinggi.

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

menghasilkan kesimpulah bahwa untuk


sementara waktu pembentukan unit
LPSE ditinjau kembali. Hal ini disebakan
biaya pembangunan infrastruktur
layanan pengadaan secara elektronik
membutuhkan biaya modal yang sangat
besar dan mengingat saat itu BPKP
sedang membutuhkan anggaran biaya
pelaksanaan kegiatan tugas pokok dan
fungsi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008.

Serangkaian sosialisasi dan pelatihan


aplikasi e-procurement yang dilaksanakan
bersama Tim Pusat LPSE Kementerian
Keuangan akhirnya melahirkan Nota
Kesepahaman antara Biro Umum BPKP
dengan Kepala Pusat LPSE Kementerian
Keuangan tentang kerja sama dalam
mewujudkan sistem layanan pengadaan
barang/jasa secara elektronik pada
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor PRJ-01/PE/2011
dan Nomor PRJ-32/SU05/3/2011 tanggal
10 Januari 2011.
Momen bersejarah tersebut diikuti
dengan penunjukan admin agency
dengan user name: fadjar.patriono dan
liason officer pengadaan barang/jasa
secara elektronik dengan user name: tri.
winarno pada web LPSE Kementerian
Keuangan yang telah ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kepala Biro Umum
Nomor KEP-134/SU05/3/2011 tanggal 21
Januari 2011.

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

25

WARTA INFO

Kegiatan tersebut diikuti oleh 65 orang


peserta terdiri dari 21 orang PPK, 30 orang
panitia, dan 14 orang pejabat pengadaan.
Dengan pemahaman teknis yang lebih
mendalam yang diperoleh dari pelatihan
aplikasi SPSE dan sosialisasi/implementasi
Perpres No. 54 Tahun 2010, diharapkan
dalam pengadaan barang/jasa melalui
media elektronik dapat lebih efisien,
efektif, dan akuntabel dalam mendukung
terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN.
Implementasi e-Procurement yang
berkelanjutan
Guna melengkapi prosedur pengadaan
yang akuntabel, BPKP melakukan
pemuatan Rencana Umum Pengadaan
(RUP) dengan menginformasikan Surat
Edaran Sekretaris Utama BPKP kepada
seluruh unit kerja di lingkungan BPKP
untuk melakukan penyebaran informasi
RUP (procurement plan) ke dalam Portal
pengadaan Nasional melalui web LPSE
Kementerian Keuangan dan BPKP.
Untuk mempercepat eksekusi pengadaan
secara elektronik bagi Panitia Pengadaan,
Pejabat Pengadaan, dan PPK di
lingkungan BPKP, maka pada bulan April
2011 admin agency Kantor Pusat BPKP
telah sukses meng-create username
dan password bagi sub admin agency
dan mendistribusikannya ke seluruh
Indonesia.
Fungsi pemantauan
Setiap triwulanan, Sekretariat Utama c.q
Biro Umum selalu menyusun laporan
kompilasi monitoring pelaksanaan
e-procurement yang dihimpun dari
seluruh unit kerja di lingkungan BPKP.
Berdasarkan hasil pemantauan yang
dilakukan, dari target unit yang
melaksanakan e-procurement tersebut
sampai dengan triwulan IV Tahun 2011

26

Kepada rekan-rekan di satker lain, kami ingin berbagi tips


sukses dalam implementasi e-procurement adalah bahwasanya
mari terus tingkatkan kompetensi personil yang terlibat dalam
e-procurement dan tingkatkan komunikasi yang aktif dengan
Admin SPSE Kementerian Keuangan.

(posisi per 31 Desember 2011) unit kerja


yang telah melaksanakan e-procurement
sebanyak 13 unit kerja atau 100%. Jumlah
tersebut termasuk Perwakilan BPKP
Provinsi Riau dan DI Yogyakarta yang
tidak termasuk dalam target namun
melaksanakan kegiatan e-procurement.
Capaian kinerja
Tahun 2011
Kementerian Keuangan memberikan
apresiasi yang tinggi atas capaian kinerja
penghematan pelaksanaan e-procurement
BPKP sesuai surat Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan RI Nomor S-1881/
SJ/2011 tanggal 25 Oktober 2011.
Penghematan pengadaan barang/jasa
dari hasil pelaksanaan e-procurement
atas 11 paket pekerjaan di lingkungan
BPKP tahun anggaran 2011 sebesar
Rp700.169.738,00
Tahun 2012
Berdasarkan Surat Sekretaris Utama
(Sesma) No. S-2419 tanggal 22 Desember
2011 tentang Pelaksanaan e-Procurement

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

atas Pengadaan Barang dan Jasa di


lingkungan BPKP tahun 2012 ditargetkan
seluruh unit untuk melaksanakan
e-procurement.
Sampai dengan 30 September 2012
Unit yang telah menerapkan
e-procurement telah mencapai 30 unit
(130,43%) dari target renstra minimal
23 unit atau baru mencapai 76,92%
dari target berdasarkan Surat Sesma
sebanyak 39 unit.
Jumlah jenis paket yang telah
diterapkan secara elektronik
mencapai 51 jenis paket dari target
54 jenis paket atau meliputi nilai
Rp38.401.650.546,00 (88,04%)
dari target nilai pengadaan
Rp43.618.248.000,00
Telah terdapat penghematan
pengadaan barang/jasa dari hasil
pelaksanaan e-procurement atas 41
(empat puluh satu) paket pekerjaan
di lingkungan BPKP tahun anggaran
2012 sebesar Rp4.023.373.073.000,00
(9,22%)

Menanggapi hal yang sama, admin agency


Fadjar Patriono turut menambahkan
bahwa:
1) Dengan adanya kebijakan sesuai
Perpres No. 70 Tahun 2012 dimana
untuk paket s.d 200 jt dpt dilakukan
dengan pengadaan langsung,
maka subadmin agency cenderung
untuk memfokuskan kegiatan
pengadaan langsung tanpa melalui
e-procurement. Hal ini juga akhirnya
mempengaruhi pencapaian target
renstra kami dalam melakukan
pengadaan secara elektronik,
mengingat alokasi belanja modal ratarata di setiap unit kerja berkisar 200300 jt. (Belanja modal di BPKP secara
total hanya berkisar 17-20 M untuk
33 perwakilan BPKP di setiap provinsi
dan 6 unit mandiri di Kantor Pusat)
2) Perkembangan e-procurement
sejauh ini baru sebatas e-tendering,
sedangkan e-catalogue dan
e-purchasing belum terlalu lengkap
sesuai yang diharapkan. e-Catalogue
yang memuaskan baru e-catalogue
untuk pengadaan kendaraan,
sedangkan e-catalogue untuk
pengadaan obat sangat terbatas.
3) Rewards atas beban kerja serta
tanggung jawab panitia pengadaan
belum sebanding. Sehingga para
personil pengadaan yang kompeten
berusaha menghindar bila ditunjuk
sebagai panitia pengadaan.
4) Mencermati butir 3 tsb, selain relatif
kecilnya alokasi dana, maka organisasi

WARTA INFO

Kendala dan hambatan pelaksanaan


Ketika ditanya mengenai kendala, Pak
Tri pun berujar, Pasokan bandwidth
yang kecil selama ini sangat dikeluhkan
sebagian besar subadmin agency BPKP,
apalagi pada triwulan 1, frekuensi
pemakaian bandwidth yang tinggi
pasti terjadi karena adanya fokus target
penyerapan anggaran pada triwulan awal
tahun anggaran sesuai arahan dari TEPPA
UKP4. Selain itu, dari sisi aplikasi antar
sesama subadmin agency, sering terjadi
kesulitan apabila ada perubahan formasi
pegawai dalam kepanitiaan karena NIP
pegawai yang bersangkutan hanya bisa
di-entry sekali saja.

30 Maret 2011: Nangroe Aceh


Darussalam, Sumatera Utara, Riau,
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa
Barat, Jawa tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.

TESTIMONI

Sejauh ini kami berharap LPSE


Kementerian Keuangan dapat terus
membantu kami dalam hal penerapan
e-procurement sehingga tercapai
penghematan dan penyerapan
anggaran yang optimal.
Tri Winarno,
Kepala Subbagian Pengadaan
Biro Umum

Saya ingin ke depannya LPSE hanya berada dalam


satu server saja. Bisa dibayangkan setiap daerah punya
server masing-masing, selain harganya mahal, juga
dapat membatasi calon peserta yang ingin melihat
pelelangan yang sedang berlangsung.
Made Udayana, Panitia Pengadaan

pengadaan di BPKP masih bersifat


ad-hoc dan belum membentuk ULP
secara permanen.
5) Masih terdapat KPA yang belum
mengerti dan taat akan RUP.
Penutup: pesan dan harapan
Kepada rekan-rekan di satker lain,
kami ingin berbagi tips sukses dalam
implementasi e-procurement adalah
bahwasanya mari terus tingkatkan
kompetensi personil yang terlibat dalam
e-procurement dan tingkatkan komunikasi
yang aktif dengan Admin SPSE
Kementerian Keuangan, ujar Pak Tri.

kami tetap bekerja sama dengan LPSE


Kemenkeu, serta mengingat saat ini
BPKP sedang membutuhkan anggaran
biaya pelaksanaan kegiatan tugas pokok
dan fungsi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008.
Sejauh ini kami berharap LPSE
Kementerian Keuangan dapat terus
membantu kami dalam hal penerapan
e-procurement sehingga tercapai
penghematan dan penyerapan anggaran
yang optimal,pungkas Pak Tri menutup
wawancara. (Radit)

Sebagaimana diketahui baseline anggaran


belanja modal BPKP saat ini diprioritaskan
untuk pembangunan gedung perwakilan
BPKP yang baru dan rehabilitasi berat
bagi gedung BPKP yang lama, disebabkan
biaya pembangunan infrastruktur
layanan pengadaan secara elektronik
membutuhkan biaya modal yang sangat
besar dan tentu akan lebih efisien jika

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

27

WARTA INFO

WARTA INFO

PROFIL KANTOR

LPSE KEMENTERIAN KEUANGAN


WILAYAH KALIMANTAN BARAT
Dalam rangka memenuhi amanat Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,
Kementerian Keuangan dalam hal ini Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE), sejak
tahun 2010 secara bertahap mulai membuka kantor agency di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut
dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan suatu unit layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik
pada unit vertikal Kementerian Keuangan di daerah. Salah satu wilayah luar pulau jawa yang dipilih
ialah Kalimantan Barat yang beribukota di Pontianak.

elalui persetujuan Kepala


Perwakilan saat itu, Pusat LPSE
menunjuk gedung milik Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, yang
beralamat di Jalan Sultan Abdurrahman
nomor 31, sebagai kantor Tim Pelaksana
Penerapan Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (TPPLPSE) Kementerian
Keuangan Wilayah Kalimantan Barat.
Hingga saat ini, TPPLPSE Kalimantan Barat
masih berupa tim ad hoc (sementara)
yang seluruh perangkatnya, selain
Penanggung Jawab, merupakan tenaga
perbantuan dari pejabat/pegawai Balai
Diklat Keuangan Pontianak. Tim ini terdiri
dari 1 orang penanggung jawab, 1 orang
koordinator, 1 orang admin agency, 1
orang verifikator, dan 1 orang helpdesk.
Terhitung mulai 6 November tahun 2012
Penanggung Jawab tim ini dijabat oleh
Teddy Rukmantara (Kepala Kantor Wilayah
DJPBN Kalimantan Barat) menggantikan
Jusuf Indarto (mantan Kepala Kantor
Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat),
sedangkan untuk Koordinator, terhitung

mulai bulan September tahun? dijabat


oleh Muhamad Sandri Merizanta (Kepala
Balai Diklat Keuangan Pontianak)
menggantikan Parwanta (mantan Kepala
Balai Diklat Keuangan Pontianak).
Komposisi tim yang seluruhnya
merupakan pejabat/pegawai pada Balai
Diklat Keuangan Pontianak, memudahkan
koordinasi antarfungsi masing-masing
personil. Selain itu, sesuai arahan
koordinator tim, setiap personil tim harus
dapat menguasai seluruh keahlian yang
dibutuhkan agar dapat memberikan
pelayanan maksimal kepada user tanpa
memandang fungsi personil tim tersebut
demi kepuasan seluruh user.
Tim LPSE Kalimantan Barat telah menjalin
kerja sama dengan beberapa instansi,
seperti Kodam XII/Tanjung Pura, Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Entikong,
Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak,
Satker Dinas Kelautan Propinsi Kalimantan
Barat, Setda Kabupaten Bengkayang
dan beberapa satuan kerja lain. Tim LPSE

Suasana Pelatihan Panitia

28

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Kalimantan Barat juga beberapa kali


diundang untuk memberikan pengarahan
dalam pembentukan satuan kerja LPSE
milik Pemerintah Daerah. Selain itu, tim ini
telah bekerja sama dengan pihak swasta
untuk dapat memberikan pelatihan
e-procurement kepada para penyedia di
daerah luar kota Pontianak.
Tim LPSE Kalimantan Barat berupaya
menjadi one stop solution center, sehingga
pelayanan yang diberikan tidak hanya
berupa pelayanan dalam sistem LPSE
seperti pendampingan penggunaan
aplikasi e-procurement atau registrasi
panitia-penyedia, tetapi juga meliputi
pengadaan secara menyeluruh, Pada
hari dan jam kerja, seluruh personil tim
siap melayani seluruh user baik dari
pihak panitia ataupun penyedia. Bahkan
seringkali pelayanan dilakukan di luar jam
kerja (malam hari atau hari libur) apabila
ada user yang memerlukan bantuan yang
sifatnya mendesak, dengan menghubungi
personil ataupun kantor tim LPSE
terlebih dahulu. Untuk pelatihan SPSE

Pelayanan Admin Agency

sempurnanya fasilitas yang ada pada LPSE Kalimantan Barat, tim selau berusaha untuk
dapat memberikan pelayanan yang terbaik, jauh melebihi ekspektasi user sehingga
dapat menutupi ketidaksempurnaan yang ada. Hal tersebut dibuktikan dengan
beberapa petikan testimoni dari beberapa user sebagai berikut:

Ruang Bidding

sendiri, Tim LPSE Kalimantan Barat tidak


menjadwalkan waktu khusus pelaksanaan
pelatihan rutin, tetapi terlebih dahulu
menerima pendaftaran pelatihan dengan
peserta minimal 8 orang penyedia atau 3
orang panitia untuk melakukan pelatihan
pada waktu yang telah ditetapkan.
Fasilitas yang terdapat pada kantor
Tim LPSE Kalimantan Barat cukup
lengkap, tetapi dari sisi layout ruangan
masih ada kekurangan. Hal ini dapat
dimaklumi, mengingat gedung Tim
LPSE Kalimantan Barat masih digunakan
bersama dengan Balai Diklat Keuangan
Pontianak. Walaupun demikian, dengan
1 ruang bidding, 1 meja registrasi, 1 sofa
tunggu tamu, dan 1 ruang pelatihan,
tim LPSE Kalimantan Barat telah mampu
mejalankan fungsinya dengan baik. Setiap
bagian ruangan ditata seefisien mungkin,
tanpa mengurangi fungsi dari bagian
masing-masin. Terlepas dari masih belum

Untuk saat ini saya melihat kantor tim LPSE yang


kebetulan masih menumpang bersama kantor BDK
Pontianak, masih belum sempurna, namun itu tertutupi
dengan keramahan serta kesigapan tim LPSE Kalimantan
Barat itu sendiri dalam membantu panitia PBJ yang datang.
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan tim LPSE
Kalbar dan semoga ke depan semakin meningkatkan mutu
pelayanannya.
Cyndi Nelly Panitia PBJ KPPBC Sintete
Ketidaksempurnaan fasilitas terlupakan oleh pelayanan
yang ramah dan cepat tanggap dari para aparat yang ada.
Pelayanan yang bersahabat, menyeluruh dan bebas biaya
sangat jauh berbeda dengan pelayanan yang diberikan
oleh LPSE kota/propinsi, membuat kami nyaman dan
betah berlama-lama di sini. Sukses kepada seluruh aparatur
yang ada, semoga pelayanan yang ada dapat selalu
dipertahankan atau malah ditingkatkan.
Apriyadi Pimpinan CV. Rekayadi Karya

Dengan kekurangan yang ada pada Tim LPSE Kalimantan Barat, kami selalu siap
menerima masukan. kritik dan saran untuk dapat selalu memberikan pelayanan yang
lebih baik lagi pada seluruh user di Kalimantan Barat. (Tirto)

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

29

WARTA INFO

Tahun
No.
1

2009

Pusat Pelaporan
Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK)

Komisi Yudisial (KY)

Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK)

Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah
(LKPP)

Lembaga Sandi
Negara (LSN)

Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Badan
Pemeriksa Keuangan
RI

8
9

2010

2011

2012

21
22

23

Mempunyai
LPSE
Sendiri

Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia

11

Sekretariat Negara

12

Kementerian
Perhubungan

13

Kementerian
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif

14

Kementerian Luar
Negeri

15

Kementerian Sosial RI

16

Kementerian PAN &


Reformasi Birokrasi

17

Kementerian BUMN

18

Biro Umum BPKP

19

Biro Hukum dan


Organisasi, BMKG

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

Pengadilan Militer
Kalimantan Timur

Dinas Kelautan dan


Perikanan Kalimantan
Barat

24

IAIN Ar-Raniry Aceh.

25

Balai Besar Penelitian


Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman
Hutan Yogyakarta

Lembaga
Perlindungan Saksi
dan Korban

27

Lembaga Administrasi
Negara RI

28

Pusat Pengelolaan
Komplek Gelora Bung
Karno (PPK GBK)

69

Universitas Pattimura

70

Kantor Badan SAR


Aceh

71

Pengadilan Agama
Nunukan

Komisi Hukum
Nasional

72

46

Dinas Kesehatan
Jeneponto

Panti Sosial Bina Netra


"Wyata Guna"

73

47

Kantor Kesehatan
Pelabuhan Padang

48

Dinas Kesehatan Kab.


Seluma

Stasiun Karantina
Ikan,Pengendalian
Mutu & Keamanan
Hasil Perikanan Kelas I
Ternate

74

RSUD Tais Kab. Seluma

Stasiun KIPM Kelas I


Lampung

49

50

Dinas Pekerjaan
Umum Kab. Seluma

75

51

Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika Kab.
Seluma

Kantor Kementerian
Agama Kabupaten
Maluku Tenggara

Balai Karantina
Pertanian Kelas I
Pontianak

Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja Kab.
Seluma

77

RSUD H. Padjonga Dg.


Ngalle Kab. Takalar

78

53

Sekretariat Daerah
Kab. Seluma

Dinas Pertanian Kab.


Jeneponto

79

54

Sekretariat DPRD Kab.


Seluma

Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kab.
Jeneponto

55

Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kab.
Seluma

56

Pengadilan Agama
Curup

57

Pengadilan Militer III


Madiun

58

Pengadilan Agama
Jakarta Pusat

59

Pengadilan Agama
Jakarta Utara

60

Polda Jatim

61

RRI Ternate

62

Kejaksaan Agung RI

63

Pengadilan Tata Usaha


Negara Surabaya

64

SMAK Makassar

65

Kementerian Agama
Kab.Seluma, Bengkulu

66

LPP TVRI Stasiun


Sulawesi Tenggara

67

Akademi Ilmu
Pengetahuan
Indonesia

Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah Kab.
Seluma Bengkulu

43

44
45

52

29

Badan Pengawas
Mahkamah Agung RI

30

Pengadilan Militer
Jawa Barat.

31

Pengadilan Tinggi
Agama Serang

32

Pengadilan Agama
Bandung dan Se- Jawa
Barat

33

Pengadilan Tata Usaha


Negara Bandung

34

Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial
Bandung

35

BPS Provinsi Bengkulu.

36

Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Jawa
Timur.

Kementerian Kelautan
dan Perikanan

Arsip Nasional
Republik Indonesia
(ANRI)

Ditjen Energi Baru,


Terbarukan, dan
Konservasi Energi
Kementerian ESDM

26

Komisi Pengawas
Persaingan Usaha
(KPPU)

Badan Kepegawaian
Negara (BKN)

10

30

Satuan Kerja

20

37

Balai Taman Nasional


Gunung Merapi

38

Kodam XII Tanjung


Pura

39

Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I
Entikong

40

Dinas Sosial Provinsi


Sumsel

41

Pusat Pengelolaan
Ekoregion Kalimantan

42

Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II
Balikpapan

68

Balai Karantina
Pertanian Kelas I
Balikpapan

Pengadilan Agama
Balikpapan

76

80

Balai Bahasa Bandung

81

Pengadilan Tinggi
Bandung

82

Kantor Pertanahan
Kota Bandung

WARTA INFO

SATUAN KERJA
K/L/I YANG TELAH
BEKERJA SAMA
DENGAN LPSE
KEMENKEU

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

31

WARTA INFO

AMAN BERTRANSAKSI INFORMASI

eberapa waktu yang lalu, Pusat LPSE Kementerian


Keuangan direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat
ISO 27001:2005 Sistem Manajemen Keamanan Informasi
(SMKI). ISO 27001:2005 merupakan standar untuk menerapkan
manajemen keamanan informasi di LPSE Kementerian
Keuangan, baik internal maupun eksternal.

4. Update Antivirus
Update antivirus Anda secara berkala, misalnya setiap hari.
Jika Anda menggunakan antivirus berbayar, gunakan fitur
update otomatis.
Lakukan full scan untuk komputer Anda secara berkala,
misalnya setiap minggu.

Dalam melakukan transaksi informasi melalui Sistem Pengadaan


Secara Elektronik, sangat disarankan untuk menjaga keamanan
informasi yang dipertukarkan agar informasi yang bersifat
rahasia tidak diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

5. Aktifkan Firewall
Pastikan firewall pada komputer Anda dalam keadaan aktif.

Berikut tips yang dapat kami berikan terkait dengan


implementasi ISO 27001:2005 di LPSE Kementerian Keuangan:
1. Password
Gunakan minimal 6 karakter dengan kombinasi huruf,
angka, dan karakter spesial seperti tanda $ # % ! &.
Gunakan karakter yang tidak mudah ditebak.
Segera ubah default password yang diberikan pertama kali.
Ubah password secara berkala, misalnya setiap 30 hari.
Sebagai referensi, Anda dapat menggunakan situs www.
passwordmeter.com untuk mengukur seberapa kuat
password yang digunakan.

6. Jangan Gunakan Fitur Pengingat Password


Non-aktifkan fitur pengingat password pada browser Anda.
7. Jangan Share Password Anda
Jangan simpan password di tempat yang mudah ditemukan
oleh orang lain, misalnya di layar komputer atau di buku
agenda yang Anda gunakan.
Jangan berikan password Anda kepada siapapun.
8. Update patch sistem operasi yang digunakan
Jika Anda menggunakan sistem operasi berbayar seperti
Microsoft Windows, aktifkan fitur update otomatis. Hal ini
agar celah-celah keamanan pada sistem operasi Anda dapat
diperbaiki oleh patch yang diberikan oleh Microsoft. (Bary)

2. Clear Desk
Bersihkan meja kerja Anda dari dokumen-dokumen yang
mengandung informasi rahasia ketika Anda meninggalkan
meja untuk waktu yang cukup lama.
Masukkan dokumen yang bersifat rahasia ke tempat yang
terkunci, misalnya lemari/laci meja kerja, filing cabinet, dan
lain-lain.
Pastikan dokumen yang dibuang ke tempat sampah tidak
mengandung informasi rahasia yang dapat digunakan oleh
pihak yang tidak berkepentingan untuk menggali informasi.
Gunakan shredding machine untuk memastikan dokumen
yang dibuang aman.
3. Clear Screen
Lock komputer yang Anda gunakan ketika akan
meninggalkan ruangan untuk waktu yang cukup lama.
Atur screen saver pada posisi aktif, misalnya screen saver aktif
jika komputer didiamkan selama 3 menit.
Atur agar ketika screen saver aktif, screen login juga aktif. Hal
ini agar ketika pengguna akan menggunakan komputernya,
harus memasukkan password terlebih dahulu.
Gunakan kombinasi tombol Ctrl + Alt + Del atau kombinasi
tombol Windows + L untuk mengunci komputer Anda.

32

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

INOVASI

APLIKASI SPSE VERSI 3.5

embaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


(LKPP) sebagai pengembang Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE), telah mengembangkan aplikasi terbaru
SPSE Versi 3.5. Aplikasi tersebut merupakan peningkatan dan
perbaikan dari versi SPSE sebelumnya yaitu versi 3.2.5.
Namun demikian, SPSE versi 3.5 belum terpasang di semua
LPSE di seluruh Indonesia. Hanya beberapa LPSE dengan kriteria
tertentu yang menjadi prioritas untuk menggunakan SPSE versi
3.5. Berikut adalah perubahan yang terdapat di SPSE versi 3.5:

Secara Keseluruhan
1. Terdapat informasi di menu Login untuk melakukan
upgrade browser yang digunakan (jika terdapat
update).
2. Perubahan tampilan button.
3. Captcha pada halaman FAQ.
4. Terdapat tampilan progress uploading ketika mengupload file ke dalam sistem.

Admin PPE
1. Merubah data admin agency.
2. Fitur FTP, File Manager, dan Lowongan Pekerjaan
dihilangkan.
3. Penambahan fitur pencarian pada Daftar FAQ, Daftar
Agency, Daftar Auditor, dan Daftar Email.
4. Penambahan isian port pada fitur setting Mail Server
dan default SMTP Server.

Verifikator
1. Sinkronisasi data antara SPSE dengan server Agregasi
Data Penyedia (ADP) secara otomatis.
2. Terdapat informasi mengenai jumlah penyedia yang
roaming (ADP).

Admin Agency

http://www.dokisoft.com/importance-of-data-security-prevent-identity-theft/

WARTA INFO

TIPS

1. Terdapat fitur perubahan penanggung jawab Admin


Agency.
2. Terdapat kotak isian nama instansi serta kode Satuan
Kerja pada form isian Satuan Kerja.
3. Form isian anggaran pada Admin Agency dihilangkan,
diganti dengan input langsung oleh Panitia/ULP saat

pembuatan paket.
4. Penambahan fitur pencarian pada Daftar Agency,
Satuan Kerja, dan Daftar Pegawai.
5. Penambahan fitur pembuatan user PPK.

PPK
1. PPK dapat melihat paket lelang yang dibuat oleh
Panitia/ULP/ULP.
2. Terdapat form isian SPPBJ yang diterbitkan oleh PPK,
dan akan dikirimkan melalui email sistem ke Penyedia
yang bersangkutan.
3. Terdapat form isian pada saat tahap Penandatanganan
Kontrak.
4. Terdapat fitur Print to PDF untuk mencetak Summary
Paket lelang (sama dengan fitur yang terdapat pada
user auditor).

Panitia/ULP
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 56 ayat (11) hufur a dan
b Perpres 70 Tahun 2012, ULP/Pejabat Pengadaan
wajib menyederhanakan proses kualifikasi dengan
ketentuan :
a. Meminta penyedia barang/jasa mengisi formulir
isian kualifikasi.
b. Tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan
kecuali pada tahap pembuktian kualifikasi,
sehingga pada SPSE untuk prakualifikasi Panitia/
ULP tidak dapat men-download dokumen
kualifikasi (softcopy/lampiran dokumen yang
sudah di-upload oleh penyedia pada data
penyedia).
2. Pada saat pembukaan dokumen penawaran, Panitia/
ULP mendekripsi (membuka) file penawaran peserta
menggunakan Apendo Panitia/ULP versi 3.1 dengan
terlebih dahulu melakukan Login.
3. Panitia/ULP harus mengganti password Apendo
dengan tingkat kesulitan password baru minimal
50%.
4. Pada prakualifikasi, Panitia/ULP dapat melakukan
addendum dokumen kualifikasi dengan batas waktu
minimal 2 hari sebelum batas akhir upload dokumen
prakualifikasi.
5. Pada prakualifikasi, Panitia/ULP dapat langsung
melakukan evaluasi kualifikasi pada tahapan
pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi dan
apabila terdapat kekurangan dokumen kualifikasi

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

33

WARTA INFO

WARTA OPINI

OPINI
yang dikirimkan oleh penyedia, Panitia/ULP dapat
meminta kekurangan dokumen kualifikasi melalui
fasilitas yang telah disediakan di sistem sebelum
tahapan pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi
berakhir.
6. Panitia/ULP masih bisa mengubah HPS sampai dengan
2 hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
7. Terdapat fitur evaluasi ulang prakualifikasi.
8. Terdapat fitur pemasukan penawaran ulang.
9. Panitia/ULP dapat merubah jadwal baik yang sudah
terlewati maupun yang belum terlewati, kecuali untuk
jadwal batas akhir upload dokumen penawaran dan
jadwal awal pembukaan penawaran.
10. Untuk perubahan jadwal batas akhir upload dokumen
penawaran dan jadwal awal pembukaan penawaran
harus mengajukan permohonan perubahan jadwal
kepada LPSE.
11. Terdapat format pengisian Kode Anggaran yang
bersumber dari APBN.
12. Panitia/ULP dapat membuat paket dengan banyak
lokasi untuk 1 paket.
13.
Panitia/ULP dapat membuat paket dengan
menggunakan lebih dari 1 anggaran.
14. Terdapat isian nomor surat rencana teknis pelaksanaan
pengadaan dan nama PPK yang harus diisikan Panitia/
ULP pada form buat lelang.
15. Disediakan menu upload untuk informasi tambahan.
16. Terdapat menu Print to PDF Summary Paket lelang
(sama dengan auditor).
17. Menu ganti Panitia/ULP diganti menjadi dropdown di
halaman Panitia/ULP.
18. Panitia/ULP dapat melihat daftar anggota kePanitia/
ULPannya di halaman home.
19. Pada saat sanggahan muncul nama kePanitia/ULPan
bukan nama pegawai.
20. Menu upload berita acara dipindahkan di bagian
bawah (bersama semua menu upload file).
21. Menampilkan data kualifikasi perusahaan di identitas
perusahaan.
22. Terdapat informasi waktu pengiriman pada saat
Panitia/ULP mengupload dokumen.
23. Aplikasi Pengadaan Dokumen (APENDO) versi 3.1.

Penyedia Barang/Jasa
1. Sama seperti poin (1) pada fitur user Panitia/ULP.
2. Hanya penyedia yang mengirimkan dokumen
penawaran dapat mengirimkan sanggahan.
3. Pada halaman isian Kualifikasi Pengalaman terdapat
informasi : Jika prosentase pelaksanaan bernilai
kurang dari 100, maka sistem akan menganggap

34

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

DENGAN e-PROCUREMENT,
AUDIT SEMAKIN MUDAH DAN EFISIEN
Ashari Budi Silvianto, S.E., Ak., M.Eng.
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI
Apa pendapat Bapak tentang implementasi dan perkembangan e-Procurement dewasa ini?

Menurut pendapat saya, selama


ini visi utama penggunaan
e-procurement memang
diharapkan menjadi salah satu
sarana pendukung akuntabilitas
melalui penggunaan IT. Sehingga
dalam pengadaan barang jasa setidaknya memastikan beberapa
hal:
a. Memberikan kepastian waktu pada setiap tahap pengadaan.
Pengadaan akan dibuka pada waktu yang ditetapkan oleh
panitia, aanwijzing dilaksanakan sesuai waktu yang disediakan,
serta pengunggahan dokumen penawaran akan ditutup pada
waktu yang ditetapkan. Karena melalui penggunaan IT, maka
segala perubahan atas ketetapan waktu tersebut semestinya
dapat dengan mudah ditelusuri dan diidentifikasi penyebabnya.
sebagai pekerjaan sedang berjalan.
4. Pada prakualifikasi, penyedia dapat mengirimkan
kekurangan dokumen kualifikasi yang diminta oleh
Panitia/ULP melalui SPSE dengan cara mengirimkan
kembali seluruh dokumen kualifikasi yang telah
diisikan secara lengkap melalui menu edit/kirim data.
5. Menu isian neraca dihilangkan.
6. Penyedia mengirimkan file penawaran yang sudah
dienkripsi/disandikan dengan menggunakan Apendo
Penyedia versi 3.1. Dalam melakukan enkripsi file
penawaran dengan cara memilih folder yang berisi
seluruh file penawaran.
7. SPSE menolak untuk mengirim file *.rhs hasil enkripsi
file penawaran yang menggunakan Apendo selain
versi 3.1.
8. Penyedia tidak dapat melakukan perubahan email.
9. Jika penyedia upload penawaran ke-2 dan tidak
menyetujui disclaimer, maka dianggap tidak
melakukan upload dokumen penawaran (update).
10. Informasi lelang pada saat pengiriman dokumen
kualifikasi ditampilkan pada bagian atas.
11. Isian prosentase pelaksanaan ditambahkan simbol %.
12. Pengiriman file dokumen kualifikasi tambahan bisa
terdiri dari banyak file.
13. Informasi status pengiriman dokumen penawaran
berada pada bagian bawah. (Bary)

Kukuh Adhi Santosa, SH


Auditor Muda Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Manfaat apa yang sudah dapat Bapak rasakan dengan
adanya e-procurement ini khususnya yang berkaitan
langsung dengan tugas Bapak
yaitu penggunaan aplikasi e-audit?

Manfaat yang paling dirasakan dalam


pelaksanaan tugas audit adalah
kecepatan memperoleh dokumen
pengadaan. Sebelum e-audit ada,
untuk mendapatkan dokumen
dari satuan kerja, terkadang kami harus menunggu lama, meski
mungkin tanpa ada unsur kesengajaan, melainkan karena
administrasi yang kurang tertib. Permasalahan yang biasa terjadi
antara lain dokumen pengadaan tidak lengkap atau disimpan oleh
panitia yang telah dimutasikan ke unit lain.
Terlebih lagi sejak tahun 2009, dengan telah dikembangkan aplikasi
Audit Management System (AMS) atas kegiatan pengawasan di
Itjen Kemenkeu, dimana kertas kerja audit tidak lagi dalam bentuk
hardcopy, melainkan secara online dapat direviu secara berjenjang
oleh pimpinan, keberadaan aplikasi e-audit sangat membantu
pelaksanaan audit dengan aplikasi AMS. Kita tidak perlu lagi menscan dokumen pengadaan tetapi cukup men-download dokumen
yang diperlukan tersebut dari aplikasi SPSE.

b. Memperkecil peluang kolusi. Kolusi memang musuh utama


suatu sistem. Secanggih dan semahal apapun suatu sistem
dapat diruntuhkan hanya dengan membagikan password
admin. Dengan e-procurement setidaknya mengurangi peluang
pertemuan antara penyedia, panitia, atau pemberi kerja,
sehingga memperkecil peluang timbulnya cikal bakal kolusi.
c. Membuka persaingan sempurna. Setiap penyedia yang
terdaftar dapat memasukkan penawaran untuk berbagai paket
pekerjaan di berbagai lokasi. Suatu paket pekerjaan tidak lagi
dapat dikuasai hanya oleh penyedia-penyedia di sekitar lokasi
pekerjaan.
Dr. Ir. Marwan Syaukani, MSc
Analis Kebijakan Pembangunan
NasionalDewan Ketahanan
Nasional (Mantan Ketua Tim
Auditor Inspektorat Jenderal
Kementerian Kelautan Perikanan)
Selain manfaat yang
dirasakan, sejauh ini kendala
apa saja yang dirasakan?
Sampai sejauh ini, saya belum merasa mendapatkan kendala
berarti baik dari sisi administrasi, penggunaan aplikasi maupun
proses analisa datanya.
Delwin Trisno Hutapea, SE,Ak.
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI
Dengan semangat reformasi
pengadaan yang Bapak miliki,
apa harapan yang ingin anda
sampaikan terkait implementasi
dan perkembangan e-procurement
khususnya penerapan aplikasi e-audit?
Harapan saya adalah penggunaan e-procurement dapat segera
terealisasi 100% secara nasional, sehingga tingkat potensi korupsi
dan penggunaan biaya dapat semakin ditekan. Oleh karena itu,
sosialisasi dan pelatihan dalam penggunaan sistem ini harus tetap
berjalan. Selain itu, dengan semakin meningkatnya perkembangan
serta pengetahuan tentang teknologi dan informasi, hal yang
perlu diwaspadai adalah cyber crime, sehingga LPSE perlu terus
mengembangkan tingkat keamanan server data agar tidak terjadi
manipulasi dan kebocoran data serta kecurangan lainnya.

- PR O CUREMENT
WAR TA e WARTA
IS I VEIDISI
| D eIIIse mbe
e - PROCU RE MED
E NT
2012r | 2 0 1 2

35

Pusat LPSE Kementerian Keuangan


Kementerian Keuangan RI
Gedung Djuanda I Lantai 2
Jl. DR. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat 10710
Email: lpsedepkeu@gmail.com
lpse@depkeu.go.id

Call Center
Telp
: (021) 29225922
Fax
: (021) 3512219

Daftar alamat LPSE Kementerian Keuangan di daerah.


Silahkan hubungi LPSE terdekat.
LPSE Wilayah Aceh
GKN Banda Aceh
Jl. Tgk. Chik Di Tiro,
Desa Kampung Ateuk,
Kecamatan Baiturrahman,
Kota Banda Aceh
Telp: (0651) 638262
LPSE Wilayah Sumatera Utara
GKN Medan Lt. V
Jl. Diponegoro 30A Medan I
Telp: (061) 4524609
LPSE Wilayah Sumatera Barat
KPPN Padang Lt. 2
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 79 Padang
Telp: (0751) 891851
LPSE Wilayah Riau
Kanwil Ditjen Pajak Riau
dan Kepulauan Riau Lt. 3
Jl. Sudirman No. 247 Pekanbaru
Telp: (0761) 861053, Fax: (0761) 861054
LPSE Wilayah Kepulauan Riau
KPKNL Batam
Jl. Engku Putri Batam-Center Batam
Telp: (0778) 469796, 469824, 469825
Fax: (0778) 469796
LPSE Wilayah Jambi
Kanwil Ditjen PBN Jambi
Jl. Mayjend. Yoesoef Singedikane
No. 45 Telanaipura Jambi
Telp: (0741) 669528, 668802
LPSE Wilayah Bengkulu
KPKNL Bengkulu
Jl. Museum No. 2 Jembatan Kecil
Bengkulu 38224
Telp: (0736) 23085, Fax: (0736) 23112
LPSE Wilayah Sumatera Selatan
GKN Palembang
Jl. Kapten A. Rivai No 4 Palembang
Telp: (0711) 315333
LPSE Wilayah Kepulauan Bangka Belitung
Kanwil Ditjen PBN Bangka Belitung
Jl. Sungai Selan No. 91 Pangkal Pinang
Telp: (0717) 439137
LPSE Wilayah Lampung
Kanwil Ditjen PBN Lampung
Jl. Cut Mutia Nomor 23 A Lampung
Telp: (0721) 471308

36

LPSE Wilayah Banten


Kanwil DJKN Serang
Jl. Diponegoro No. 9-11 Serang
Telp: (0254) 210103
LPSE Wilayah Jawa Barat
GKN Bandung
Jl. Asia Afrika No. 114 Bandung
Telp: (022) 4230161
LPSE Wilayah Jawa Tengah
GKN Semarang I
Jl. Pemuda No. 2
Telp: (024) 3387873
Fax: (024) 3587874
LPSE Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
GKN Yogyakarta
Jl. Kusumanegara No. 9 Yogyakarta
Telp: (0274) 512304, 562375 ext.1055
LPSE Wilayah Jawa Timur
GKN Surabaya II
Jl. Dinoyo No. 111 Surabaya
Telp: (031) 5615384, 5615388
Fax: (031) 5672082
LPSE Wilayah Kalimantan Barat
Balai Diklat Keuangan Pontianak
Jl. Sultan Abdurrahman No. 31 Pontianak
Telp: (0561) 732622
LPSE Wilayah Kalimantan Tengah
KPPN Palangkaraya
Jl. Kapten P. Tandean No. 4 Palangkaraya
Kalteng 73112
LPSE Wilayah Kalimantan Timur
GKN Balikpapan
Jl. A. Yani 68 Balikpapan
Telp: (0542) 4272691, 42770
Fax: (0524) 42768
LPSE Wilayah Kalimantan Selatan
KPKNL Banjarmasin
Jl. Pramuka No. 7 Banjarmasin
Tlp (0511) 4281286
Fax (0511) 4281281
LPSE Wilayah Sulawesi Utara
GKN Manado
Jl. Bethesda No.6 Manado
Telp: (0431) 851522
LPSE Wilayah Gorontalo
KPKNL Gorontalo
Jl. Raden Saleh No. 7 Gorontalo
Telp: (0435) 824802

WA R TA e - PR O C U R E ME N T E D ISI V I | D e s e m b er | 2012

LPSE Wilayah Sulawesi Tengah


KPKNL Palu
Jl. Prof. Moh. Yamin No. 55 Palu
LPSE Wilayah Sulawesi Barat
GKN Mamuju
Jl. Ahmad Yani No 14 Mamuju
Telp: (0426) 21279
LPSE Wilayah Sulawesi Selatan
GKN Makassar
Jl. Urip Sumoharjo Km. 4 Makassar (GKN II Lt. 1)
Telp: (0411) 425244, 425245
LPSE Wilayah Sulawesi Tenggara
KPKNL Kendari
Jl. Made Sabara No.6 Kendari
Telp: (0401) 3128369
LPSE Wilayah Bali
GKN Denpasar I
Jl. Dr. Kusumaatmadja 19 Renon Denpasar
Telp: (0361) 235064
LPSE Wilayah Nusa Tenggara Barat
KPKNL Mataram
Jl. Pendidikan No. 24 Mataram
Telp: (0370) 622286, 632854, 632655
LPSE Wilayah Nusa Tenggara Timur
GKN Kupang
Jl. El Tari II Walikota Baru Kupang
Telp: (0380) 823539, 833432
LPSE Wilayah Maluku Utara
KPPN Ternate
Jl. Yos Sudarso No 6 Ternate
Telp: (0921) 3121655
LPSE Wilayah Maluku
LPSE pada GKN Ambon
Jl. Raya Pattimura No. 18 Ambon
Telp: (0911) 344355
LPSE Wilayah Papua Barat
GKN Sorong
Jl. Basuki Rachmat Km 7 Sorong
LPSE Wilayah Papua
Gedung Indoprima Lantai 1 & 7
Jl. Pasifik Permai Komplek
Ruko Dok II 99111 - Jayapura
(CP: Ragil Anwar 085366563330)

Anda mungkin juga menyukai