Anda di halaman 1dari 10

TERM OF REFERENCE

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMASARAN LOTTEMART HYPERMARKET


INDONESIA MELIHAT DARI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH
HYPERMARKET

Oleh
Husna Izzahnisa Omegita
Lucy

MAGISTER MANAGEMENT
PROGRAM WIJAWIYATA MANAJEMEN ANGKATAN 72
PPM SCHOOL OF MANAGAMENT
2015

DAFTAR ISI

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.

TERM OF REFERENCE ................................................................................. 1


TOPIK UTAMA ................................................................................................. 1
OBJEK DAN WAKTU KERJA PRAKTEK ........................................................ 1
LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1
SASARAN KERJA PRAKTEK ......................................................................... 4
LINGKUP KERJA PRAKTEK .......................................................................... 4
MANFAAT BAGI PESERTA ............................................................................. 4
MANFAAT BAGI PERUSAHAAN .................................................................... 4
PERAN COUNTERPART................................................................................. 5
PERAN SUPERVISOR ................................................................................... 5
METODE PENGUMPULAN DATA .................................................................. 6
JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ................................................ 6
KESEPAKATAN ............................................................................................... 7
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 8

I. TERMS OF REFERENCE (TOR)


Terms of reference (TOR) merupakan pedoman yang menunjukkan lingkup
tugas peserta kerja praktek yang disepakati bersama antara pihak perusahaan (yang
diwakili oleh Counterpart) dan pihak universitas/sekolah tinggi (yang diwakili oleh
Supervisor dan peserta kerja praktek). Fungsi utama dari TOR ini adalah sebagai
landasan kerja praktek agar selama proses pelaksanaannya dapat tetap terkontrol
serta fokus terhadap tugas dan permasalahan yang diberikan terhadap ruang
lingkup pekerjaan yang telah disepakati bersama. Kerja Praktek akan dilakukan di
LotteMart Indonesia.
II. TOPIK UTAMA
Topik utama untuk kerja praktek yaitu :
Efektifitas Strategi Pemasaran LotteMart Hypermarket Indonesia Melihat dari
Perilaku Konsumen dalam Memilih Hypermarket
III. OBJEK DAN WAKTU KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek akan mengambil objek segmentasi dan positioning LotteMart
Hypermarket Indonesia, dengan melakukan riset pada pelanggan (end-consumer) di
wilayah Jakarta. Kerja Praktek akan direncanakan selama 10 minggu (September
2015 November 2015) bertempat di LotteMart Indonesia.

PT. Lotte Shopping Indonesia


Jalan Lingkar Luar Selatan No. 6
Ciracas, Jakarta Timur. Indonesia
Phone. +62 21 840 4080 / 8411 276
Fax. +62 21 840 4075

IV. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan
ekonomi yang selalu di atas 5% dalam lima tahun terakhir. Meningkatnya
pendapatan masyarakat, populasi penduduk dengan demografi dan pertumbuhan
masyarakat kelas menengah yang pesat menjadikan Indonesia sebagai salah satu
1

pasar yang diminati oleh investor baik dalam atau luar negeri. Salah satu industri
yang permintaannya tinggi saat ini adalah industri ritel.
Pertumbuhan ritel di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik
ritel lokal maupun ritel asing. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo),
industri ritel akan terus bertumbuh antara 8 hingga 10 persen pada tahun 2015. Hal
tersebut didukung oleh permintaan produk fast moving consumer goods (FMCG),
terutama makanan dan minuman masih menjadi kontributor utama. Menurut AC
Nielsen, dikarenakan 48% dari total belanja FMCG berasal dari masyarakat kelas
menengah. Proporsi masyarakat kelas menengah terhadap total populasi Indonesia
diperkirakan meningkat dari sebesar 56.5% pada 2010 menjadi sebesar 68.4% pada
2015 dan 76.1% pada 2020.
Industri ritel di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu ritel
tradisional dan ritel modern. Ritel modern merupakan pengembangan dari ritel
tradisional. Ritel berkembang seiring seiring perkembangan ekonomi, teknologi, dan
gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat menuntut kenyaman dalam
berbelanja. Ritel tradisional merupakan ritel sederhana yang menjual barang dengan
terbatas jenisnya dengan sistem manajemen sederhana yang memungkinkan
terjadinya proses tawar menawar. Bentuknya bisa berupa warung, toko, dan pasar.
Berbeda dengan ritel modern yang menawarkan banyak jenis barang yang dijual,
manajemen lebih terkelola, harga yang ditawarkan tetap. Bentuk ritel modern seperti
supermarket, hypermarket, mini market, dan convenience store.
Salah satu ritel yang paling banyak diminati konsumen dalam pemenuhan
kebutuhannya adalah hypermarket. Hypermarket merupakan ritel yang umunya
memiliki luas 4650 m -18,600 m. Ritel ini berbentuk bangunan berbentuk kotak
yang terpisah dari bangunan lainnya dengan lahan parkir yang luas. Hypermarket
biasanya terdiri dari satu lantai dengan atap tinggi yang terbuat dari stainless stell.
Ritel ini biasanya menjual berbagai barang seperti yang ada di department store
dengan jumlah persediaan barang yang lebih banyak. Margin keuntungan yang
diambil toko super lebih rendah.
Produk-produk yang dijual di dalam hypermarket umumnya menjual berbagai
macam kebutuhan baik makanan, minuman, alat kebersihan, pakaian, alat-alat
rumah tangga, elektronik, dan lain-lain. Hypermarket juga menawarkan berbagai
fasilitas dan pelayanan seperti ATM, mushalah, toilet, tempat makan, dan penjualan
pulsa.
2

Salah satu hypermarket yang sedang berkembang saat ini adalah LotteMart
Indonesia, yang merupakan salah satu ritel besar asal Korea. Berdiri pada tahun
1992 dengan nama Makro Cash & Carry yang telah membuka 12 gerai di Jakarta
dan Jawa, 3 gerai di Kalimantan, satu di Sulawesi dan di Bali dengan total 19 gerai.
Melanjutkan rencana mereka ekspansi, pada Oktober 2008, PT Makro Indonesia
diakusisi oleh LotteMart. Ini pertama kalinya ritel Korea memasuki pasar Indonesia.
Pada tahun 2013, LotteMart Indonesia telah hadir di 17 kota strategis di
Indonesia dan melayani masyarakat Indonesia melalui 24 gerai wholesale dan 12
gerai hypermarket. Pada tahun 2015 bertumbuh menjadi 24 gerai wholesale dan 13
gerai hypermarket.
Tahun 2015 pertumbuhan hypermarket pemain lama dan baru pun meningkat.
LotteMart Indonesia diharapkan dapat mampu menghadapi persaingan dengan
menggunakan strategi yang dapat mempertahankan eksistensi LotteMart Indonesia.
Selain itu, LotteMart Indonesia masih berada di urutan keempat dalam Top Brand
setelah pesaingnya yaitu Carrefour/Trans Mart, Giant, dan Hypermart dengan selisih
prosentase cukup besar (www.topbrand-award.com, diunduh pada tanggal 17
September 2015), dan justru mengalami penurunan Corporate Image Index pada
tahun 2015 yaitu dari 0,592 di tahun 2014 menjadi 0,488 (www.imacaward.com,
diunduh pada tanggal 17 September 2015). Agar dapat meningkatkan peringkat
dalam Top Brand (market share dan brand awareness) serta meningkatkan
corporate image, maka LotteMsrt Indonesia membutuhkan strategi yang tepat.
Melihatnya adanya gap ini perusahan perlu mengoptimalkan pemasaran di
dalam

pasar

end

user.

Berdasarkan

alasan

tersebut

maka

perusahaan

membutuhkan riset mengenai positioning dan keterpaparan konsumen akan produk


perusahaan

(awareness),

demi

menunjang

penentuan

strategi

pemasaran

perusahaan
Metode riset yang akan dilakukan oleh peserta kerja praktek pada PT Lotte
Shopping

Indonesia

di

LotteMart

Indonesia,

diharapkan

dapat

membantu

mengevaluasi apakah strategi pemasaran yang telah ada sudah efektif bagi
perusahaan, sehingga strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan
menjadi lebih tepat sasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dari end
user serta meningkatkan market share di Indonesia.
Pada tahap awal, akan mengetahui kekuatan dan kelemahan dari
perusahaan juga merupakan sesuatu yang harus diketahui. Faktor eksternal juga
3

turut memberikan gambaran kepada perusahaan akan peluang dan ancaman yang
ada. Sehingga analisis kondisi eksternal dibutuhkan untuk mengetahui peluang serta
ancaman yang ada di industri saat ini. Berdasarkan hal-hal diatas peserta Kerja.
Berdasarkan hal-hal diatas peserta kerja praktek melakukan penelitian
dengan judul Efektivitas Strategi Pemasaran LotteMart Hypermarket Indonesia
Melihat dari Perilaku Konsumen dalam Memilih Hypermarket
V. SASARAN KERJA PRAKTEK
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka sasaran yang
diharapkan dapat tercapai dalam kerja praktek selama 10 (sepuluh) minggu yaitu :
1. Merievew kembali strategi pemasaran di LotteMart Hypermarket Indonesia
2. Menganalisis perilaku konsumen dalam pemilihan hypermarket
VI. LINGKUP KERJA PRAKTEK
Penulisan laporan kerja praktek ini mengambil obyek penelitian konsumen
LotteMart Hypermarket Indonesia dan hanya terbatas pada wilayah Jakarta.
VII. MANFAAT BAGI PESERTA
1. Mendapat kesempatan untuk menerapkan ilmu manajemen pemasaran dan
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap perusahaan
2. Mendapat wawasan mengenai praktek bisnis dan manajemen dalam bidang
pemasaran dan penjualan yang nyata dan aktual.
3. Peluang untuk melatih ketrampilan membina hubungan antar manusia
(interpersonal skill).
VIII. MANFAAT BAGI PERUSAHAAN
1. Mengetahui prilaku konsumen dalam memutuskan untuk memilih ritel
hypermarket
2. Mengetahui SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats) dari
LotteMart Hypermarket
3. Mengetahui KSF (Key Success Factor) di industri ritel hypermarket
4. Memperoleh masukan mengenai strategi pemasaran untuk LottMart
Hypermarket
IX. PERAN COUNTERPART
4

1. Membantu

peserta

dalam

berhubungan

dengan

pejabat/personil

perusahaan/organisasi untuk memperoleh data/informasi.


2. Mendiskusikan kejelasan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam
kerja praktek dengan supervisor.
3. Memberikan data maupun informasi yang diperlukan peserta, sejauh hal
tersebut sesuai dengan proposal.
4. Memberikan bimbingan dalam hal ini counterpart berhak untuk menanyakan
kemajuan pelaksanaan kerja praktek dan memberikan tanggapan kepada
peserta mengenai isi laporan yang telah disusunnya.
5. Memberikan informasi atas perkembangan peserta kepada penganggung
jawab kerja praktek melalui Buku Perkembangan Kerja Praktek (BPKP)
sebagai media komunikasi.
6. Memberikan penilaian atas hasil kerja peserta, menggunakan formulir
penilaian presentasi dan formulir penilaian tugas kerja praktek.
X. PERAN SUPERVISOR
1. Pada minggu pertama kerja praktek, bersama dengan peserta, supervisor
diminta hadir di perusahaan tempat kerja praktek, untuk berkenalan dan
mendiskusikan permasalahan kerja praktek dengan pihak counterpart,
sehingga dapat ditetapkan lingkup tugas yang akan dikerjakan dalam kerja
praktek tersebut serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
kerja praktek.
2. Memberikan bimbingan kepada peserta dalam menyusun Proposal.
3. Memberikan bimbingan pengarahan kepada peserta termasuk bimbingan
tentang konsep-konsep manajemen yang relevan dengan Proposal.
4. Membantu peserta menyelesaikan masalah/kesulitan yang dihadapi antara
lain kesulitan mendapatkan data, kesulitan minta bantuan dari counterpart,
atau bila ada penyimpangan dari Proposal.
5. Memantau perkembangan kerja praktek dan memberikan informasi kepada
penanggung jawab kerja praktek baik secara lisan maupun melalui BPKP.
6. Mengevaluasi dan menyetujui hasil kerja setiap tahapan dalam kerja.
7. Menghadiri presentasi hasil kerja praktek peserta yang dibimbingnya dan
memberikan penilaian atas hasil kerja praktek.
8. Berkomunikasi dengan counterpart untuk membicarakan perkembangan
pelaksanaan kerja praktek dan perilaku serta sikap peserta selama kerja
praktek.
XI. METODE PENGUMPULAN DATA
5

Metode

yang

digunakan

dalam

menggunakan

data

adalah

dengan

menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara langsung dengan pihak manajemen. Beberapa pihak yang akan
diwawancarai untuk memperoleh data primer adalah Marketing Executive dan
Manager Marketing LotteMart Hypermarket Indonesia, selain itu pembagian kuisoner
kepada target pasar konsumen perusahaan. Data sekunder bermanfaat untuk
memperkaya informasi serta mendukung data primer. Data sekunder diperoleh
melalui data historis perusahaan beserta studi literatur dari buku, jurnal, majalah,
internet, koran, dan lain-lain yang terkait dengan penelitian.
XII. JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Rencana kegiatan dibuat berupa time table. Sehingga rincian kegiatan di
tampilkan beserta waktunya, baik yang sudah dilakukan maupun yang baru menjadi
target. Berikut ini Jadwal dan kegiatan bulan September sampai November 2015:

XIII. KESEPAKATAN

Pelaksanaan kerja praktek di LotteMart Indonesia dilaksanakan pada tanggal


yang telah disepakati bersama antara pihak mahasiswa dan pihak

perusahaan.
Pelaksanaan kerja praktek akan menjaga kerahasiaan data perusahaan.
Data-data yang diperoleh dari perusahaan tidak akan dipublikasikan ke

umum, berikut pula laporan Kerja Praktek dan Thesisi yang tidak dapat

diakses oleh orang lain.


Pada waktu-waktu tertentu pelaksana kerja praktek dapat meninggalkan
perusahaan untuk mengikuti kegiatan, bimbingan, atau pencarian data
literatur dengan seizin counterpart (pihak perusahaan)

XIV. LEMBAR PENGESAHAN


PROFESIONAL INTERNSHIP DI
PT. LOTTE SHOPPING INDONESIA
(September 2015-November 2015)
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMASARAN LOTTEMART HYPERMARKET
INDONESIA MELIHAT DARI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH
HYPERMARKET
Jakarta, September 2015
Peserta
Husna Izzahnisa Omegita
Lucy
WIJAWIYATA MANAJEMEN 72
PPM MANAJEMEN
Menyetujui
Supervisor

Counterpart

Anda mungkin juga menyukai