Pada tahun 2013, masyarakat kembali dipusingkan oleh kemunculan
Rancangan Undang-undang Pertembakauan (RUU Pertembakauan). RUU ini
menuai pro kontra karena dinilai tidak lagi memihak kepada isu kesehatan masyarakat, yang sudah diupayakan oleh PP No 109 tahun 2012 tetapi memihak dan focus pada perlindungan petani tembakau, yang bertabrakan dengan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PPP). Hal ini disebabkan substansi RUU Pertembakauan yang mencoba membawa industri rokok menjadi salah satu penghasi devisa utama bagi Negara. Beberapa pihak seperti petani tembakau dan produsen rokok menyatakan dukungan penuh dan keberpihakan mereka, dimana disisi lain Kementrian Kesehatan dan masyarakat anti rokok menunjukkan secara terang-terangan penolakan mereka. ISMKI PROJECT 1 (ISPRO 1) 2014 ini membahas mengenai RUU Pertembakauan dengan tema Dampak RUU Pertembakauan terhadap kesehatan bangsa Indonesia yang berujuan untuk melakukan dan membrikan Aware, Care, Together (A.C.T). Aware terhadap isu RUU Pertembakauan yang mulai mengancam dan tidak hanya aware tetapi juga Care akan kepentingan bangsa Indonesia agar tidak di tindas oleh RUU Pertembakauan, dan Together bersama seluruh 17 institusi yang berada di ISMKI wilayah 2 turut serta menolak RUU Pertembakauan ini dengan melakukan aksi pada tanggal 27 April 2014 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Menurut kami, RUU Pertembakauan adalah satu dari banyak keganjilan di DPR karena tentunya ada indikasi lembaga Negara pembuat UU ini mendapat titipan dari insdutri tembakau. Seharusnya pemerintah tidak perlu menelurkan peraturan khusus untuk produk pertanian karena produk pertanian sudah diatur dalam UU Pertanian. Bahkan peraturan untuk mengatur petani tembakau yang selama ini di gemborkan sebagai alasan utama dibuatnya RUU Pertembakauan sudah tercantum dalam UU 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PPP). Keganjalan lainnya, RUU Pertembakuan jika disahkan akan menghapus PP 109/2012 tentang Penanganan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dengan konsekuensi peraturan yang melindungi rakyat berupa pembatasan konsumsi rokok untuk anak dan perempuan, iklan rokok serta kawasan tanpa rokok tidak berlaku lagi. Jika RUU ini disahkan, jelas DPR tidak lagi memperjuangkan rakyatnya. Oleh karena itu, ISMKI dan organisasi kesehatan lainnya mengajak masyarakat untuk menolak RUU Pertembakauan.