Anda di halaman 1dari 7

LATIHAN

A. Faktor resiko yang mungkin dhadapi KAP saat menerima perikatan audit dengan
PT Maju Makmur :
1) Sistem bonus dalam bentuk uang tunai yang dberikan selama tahun 2009 dan 2010
2) keluhan terhadap opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta
menganggap opini tersebut sebagai sesuatu yang menghambat rencana
pengembangan perusahaan terbuka.
3) Perusahaan memiliki suatu kepentingan yang berhubungan dengan kreditor yaitu
untuk mendapatkan pendanaan dari bank.
4) Langgeng santoso merupakan pemegang saham terbesar dan memiliki pengaruh
terbesar dalam menjalankan operasi bisnis setiap hari. Sedangkan tujuh anak
perusahaan lainnya disurabaya tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan
terkait operasional perusahaan.
5) Tren penjualan yang diperkirakan akan mengalami penurunan karena tingginya
tingkat kompetisi dengan merk internasional
6) Tidak terdapat unit pengawas internal perusahaan

7) Kas hasil penjualan barang elektronik terlalu besar , Karateristik persediaan berupa
barang elektronik dengan ukuran kecil, bernilai tinggi, mudah dijual, dan tidak ada
identifikasi kepemilikan.

B. Tindakan Lanjutan untuk setiap masalah potensial pada setiap factor risiko
kecurangan:
1) Mempelajari laporan keuangan perusahaan Langgeng Santoso serta pengendalian
intern perusahaan.

2) Memperbaiki prosedur audit agar bukti yang didapat lebih andal dan memperoleh
informasi tambahan dalam hal prosedur audit yang sebelumnya dianggap tidak
memadai untuk menanggapi factor resiko yang terdeteksi.
3) Melakukan Konfirmasi tertulis kepada perusahaan.
4) Melakukan prosedur analitik substantive
5) Wawancara dengan manajer yang terkait dengan bidang yang didalamnya apakah
terdapat resiko salah saji material sebagai akibat tindak kecurangan.

2.

3.
A.

Persiapan perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik sesuai SOA:

1. Audit laporan keuangan dari KAP independen terdaftar


2. Perusahaan yang melakukan Proses Initial Public Offering (IPO) terlebih dahulu
mengadakan RUPS untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka
penwaran umum saham
3. Melaporkan maksud dan niat go public kepada BAPEPAM (Badan pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keungan.

4. Setelah mendapat izin dari BAPEPAM, melakukan penawaran efek langsung


kepada masyarakat dengan menyiapkan prospektus ringkas perusahaan

B.

Hubungannya adalah ketika suatu perusahaan ingin menjual saham ke publik

maka perusahaan tersebut harus menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standard
yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan tersebut dapat diterima,
dipahampi dan dapat dipertanggung jawabkan secara umum.

4.
Ketika sebuah KAP menerimaan klien yang merupakan perusahaan publik,
KAP tersebut akan dituntut untuk memberikan hasil audit yang dapat dipercaya oleh
para stakehoder. Disisi lain KAP tersebut harus menguatkan independensinya agar
tetap mendapatkan pandangan baik oleh publik serta terhindar dari berbagai resiko
yang bisa terjadi.
Publik selalu mengharapkan bahwa sebuah KAP dapat memberikan informasi
yang lengkap tentang sebuah perusahaan, namun sebuah KAP memiliki kode etik
tersendiri terhadap pengungkapan tersebut. Hal inilah yang menjadi perhatian setiap
KAP, dimana mereka di tuntut untuk bekerja profesional demi menjaga nama baik
KAP itu sendiri.
Dalam menerima sebuah perikatan audit, sebuah KAP harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan kode etik akuntan publik yaitu:
1. Evaluasi integritas manajemen

2. Mengindentifikasi Keadaan-Keadaan Khusus dan Risiko Tidak Biasa


3. Menetapkan Kompetensi untuk Melakukan Audit
4. Evaluasi Independensi
5. Menentukan Kemampuan untuk Bekerja dengan Cermat dan Seksama
6. Menyiapkan Surat Penugasan

RISET KELOMPOK

Pergantian Auditor
Laporan keuangan adalah sebuah dokumen yang merupakan bentuk
pertanggung jawaban dan penyampaian informasi keuangan suatu perusahaan kepada
stakeholder. Untuk mendapatkan sebuah laporan keuangan yang dapat dipertanggung
jawabkan, sebuah perusahaan memerlukan seorang auditor. Sesuai dengan PSA No. 2
SA Seksi 110 (SPAP, 2001), dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab dalam
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Auditor independen inilah yang memberikan pendapat mengenai kewajaran
atas penyajian laporan keuangan, serta kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Menindaklanjuti The Sarbanes-Oxley Act (SOX)
tahun 2002, pemerintah Indonesia mengatur kewajiban untuk melakukan pergantian
KAP dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
yang merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya yakni Keputusan
Menteri Keuangan No.359/KMK.06/2003 dan No.423/KMK.06/2002.
Perubahan peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama 6 (enam) tahun buku
berturut-turut oleh KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh auditor yang
sama kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Dengan adanya peraturan ini,
diharapkan dapat meningkatkan keandalan laporan keuangan dan independensi
auditor dapat tetap terjaga. Diterbitkannya peraturan mengenai pergantian KAP
secara wajib oleh perusahaan menarik untuk dicermati, karena jika perusahaan
melakukan pergantian KAP setelah lima tahun mengaudit (berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan 359/KMK.06/2003) atau enam tahun mengaudit (berdasarkan
peraturan terbaru yakni KMK No. 17/PMK.01/2008) tidak akan menimbulkan
kejanggalan dan juga pertanyaan dari berbagai pihak karena hal itu bersifat
mandatory (wajib) dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

MAKALAH PRAKTIKUM AUDITING

Oleh:
Dwi Cahya Widiyanata (125020300111068)
Miftachul Rudi Luky (125020300111017)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai