Anda di halaman 1dari 2

Vaksin aktif dan inaktif dibedakan berdasarkan sifat hidup antigen.

Vaksin aktif mengandung


virus yang dilemahkan sedangan virus di dalam vaksin inaktif telah dimatikan atau diinaktivasi. Nah,
yang menjadi pertanyaan mengapa virus yang telah dimatikan bisa menstimulasi pembentukan antibodi?
Ternyata, meskipun telah dimatikan namun sisi antigenik dari tubuh virus harus tetap utuh, tidak boleh
pecah atau rusak. Jika sisi antigenik ini rusak, misalnya karena vaksin telah disimpan di freezer sehingga
sempat membeku maka vaksin tidak bisa menstimulasi pembentukan antibodi secara optimal. Kemasan
kedua vaksin ini juga berbeda, yaitu vaksin aktif dikemas dengan kemasan vial dan berbentuk kering
beku sedangkan vaksin inaktif dikemas dalam botol dan berbentuk suspensi atau emulsi.
Berdasarkan jumlah antigen, vaksin dapat digolongkan menjadi vaksin tunggal dan kombinasi.
Awalnya vaksin hanya dikembangkan dalam bentuk vaksin tunggal dan dengan perkembangan kasus
penyakit viral maka untuk efisiensi pemberian vaksin maka dibuatlah vaksin kombinasi.

Vaksinasi dan Tata Laksananya


Vaksinasi ialah tindakan pemberian vaksin atau bisa diartikan sebagai infeksi buatan yang
terkontrol guna menstimulasi pembentukan antibodi yang tinggi (protektif) dan seragam. Vaksinasi hanya
boleh dilakukan di daerah peternakan yang telah tercemar oleh bibit penyakit, sedangkan daerah yang
belum terserang (clean areas) tidak boleh dilakukan vaksinasi.
Vaksinasi ini bertujuan menstimulasi pembentukan antibodi yang sesuai dengan jenis vaksin yang
diberikan. Antibodi sendiri merupakan suatu molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai
akibat interaksi antara limfosit B dengan agen asing, baik mikroorganisme vaksin maupun bibit penyakit.
Antibodi ini akan bereaksi spesifik terhadap antigen tertentu.

Struktur antibodi yang dihasilkan dari sel limfosit B

Pembentukan titer antibodi pada saat vaksinasi pertama tidaklah secepat dan setinggi vaksinasi
ulang (ke-2, dst). Saat vaksinasi pertama di dalam tubuh ayam belum terbentuk sel memori, akibatnya
respon pembentukan antibodinya membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan vaksinasi ulang,
dimana telah terbentuk sel memori.

Antibodi dikatakan baik jika titernya protektif (misal AI > 16, ND dan EDS > 64 dengan HI test)
dengan persentase kebal di atas standar (> 80%) dan koefisien variasinya < 35%. Kondisi titer antibodi
seperti itu akan mampu memberikan perlindungan yang optimal.
Kondisi titer antibodi tersebut tidak akan selamanya protektif. Setelah beberapa periode waktu,
titer antibodi di dalam tubuh ayam akan menurun dan kecepatan penurunan titer antibodi ini dipengaruhi
oleh tantangan bibit penyakit maupun kondisi ternaknya.
Agar pembentukan titer antibodi bisa mencapai optimal maka pelaksanaan vaksinasi harus
dilakukan secara tepat, minimal untuk 3 ketentuan yaitu right vaccine, right time and right way (tepat
vaksin, tepat waktu dan tepat aplikasi atau cara pemberian).

Anda mungkin juga menyukai