Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PRE EKLAMPSI BERAT (PEB)

ASUHAN KEPERAWATAN
PREEKLAMPSIA BERAT (PEB)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP PREEKLAMPSIA
BERAT
1.

PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu preeklampsi berat antara lain sebagai
berikut :
a. Identitas umum ibu
b. Data riwayat kesehatan
v Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia pada kehamilan terdahulu
Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis
v Riwayat kesehatan sekarang
Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal
Terasa sakit flu di ulu hati/nyeri epigastrium
Gangguan virus : penglihatan kabur,skotoma,dan diplopia
Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
Gangguan serebral lainnya ; terhuyung-huyung, refleks tinggi,dan tidak tenang
Edema pada ekstermitas
Tengkuk terasa berat
Kenaikan berat badan mencapai 1 kg perminggu
v Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsi ringan atau berat dan eklampsi
dalam keluarga
v Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau diatas
35 tahun
c.

Pemeriksaan fisik biologis


Keadaan umum
: lemah
Kepala
: sakit kepala, wajah edema
Mata
: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina

Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia,mual dan muntah


Ekstermitas
: edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari kaki
Sistem persarafan
: hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria
: oliguria, proteinuria
Pemeriksaan janin
: bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin melemah.
d. Pemeriksaan penunjang
v Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah:


Penurunan hemoglobin (nilai rujukan ata kadar normal hemoglobin utk wanita hamil
adalah 12-14gr%)
Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3

Urinalisis: ditemukan protein dalam urin

Pemeriksaan fungsi hati


Bilirubin meningkat (N= <1 mg/dl)
LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
Aspartat aminotransferase (AST) >60 ul
Serum glutamat pirufat trasaminase (SGOT) meningkat (N= 6,7-8,7 g/dl)

Tes kimia darah: asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)


v Pemeriksaan radiologi

Ultrasonografi: ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus.


Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.

Kardiografi: diketahui denyut jantung bayi lemah


e.

Data sosial ekonomi


Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi
rendah, karena merreka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein
dan juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.

f.

Data psikologis
Biasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah,
ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya,
dia takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia,sehingga ia takut untuk
melahirkan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah data terkumpul dan kemudian dianalisis, sehingga diagnosis yang mungkin
ditemukan pada ibu preeklampsia berat adalah sebagai berikut.

1.

Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan penurunan


tekanan osmotik, perubhan permeabilitas pembuluh darah.
2. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovolemia/penurunan
aliran balik vena
3. Resiko cedera pada janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi
darah ke plasenta.
4. Resiko cedera pada ibu yang berhubungan dengan edema/hipoksia
jaringan,kelang tonik klonik
3.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa
Tujuan
Intervensi
a. Kelebihan volume Tupan:
Pantau dan catat
cairan
interstisial Volume cairan intake dan output
yang
berhubungan akan kembali setiap hari.
dengan
penurunan seimbang
tekanan
osmotik, Tupen:
perubahan
Tekanan
permeabilitas
osmotic &
pembuluh darah, serta permeabiltas
Pemantauan tandaretensi sodium dan pembuluh
tanda vital, catat
air.
darah normal
waktu
pengisisan
kapiler
(capillary
Retensi
refill
time-CRT).
sodium & air
Memantau
atau
(-)
menimbang
berat
badan ibu.
Observasi
edema.

Rasionalisasi
Dengan
memantau
intake
dan
output
diharapkan
dapat
diketahui
adanya
keseimbangan cairan
dan dapat diramalkan
keadaan dan kerusakan
glomerulus.
Dengan
memantau
tanda-tanda vital dan
pengisian kapiler dapat
dijadikan
pedoaman
untuk
penggantian
cairan atau menilai
respons
dari
kardiovaskuler.
keadaan Keadaan
edema
merupakan
indikator
keadaan cairan dalam
tubuh

Berikan diet rendah Diet rendah garam akan


garam sesuia hasil mengurangi terjadinya
kolaborasi dengan kelebihan cairan
ahli gizi
Retensi cairan yang
Kaji distensi vena berlebihan
bisa
jugularis dan perifer. dimanifestasikan
dengan pelebaran vena

jugularis
perifer

dan

edema

Kolaborasi dengan
dokter
dalam Diuretik
dapat
pemberian diuretik. meningkatkan filtrasi
glomerulus
dan
menghambat
penyerapan sodium dan
air
dalam
tubulus
ginjal.
Penurunan
curah
jantung yang
berhubungan dengan
hipovolemi/penuruna
n aliaran balik vena.

Tupan:
Pemantauan
nadi Dengan memantau nadi
Curah jantung dan tekanan darah.
dan tekanan darah
normal
dapat
melihat
peningkatan
volume
Tupen:
Lakukan
tirah plasma,
relaksasi
Aliran
balik baring pada ibu vaskular
dengan
vena normal
dengan
posisi penurunan
tahanan
miring kiri.
perifer
Pemantauan
parameter
hemodinamik
invasif (kolaborasi).

Meningkatkan
aliran
balik
vena,
curah
jantung, dan perfusi
ginjal.
Memberikan gambaran
akurat dari perubahan
vaskular dan volume
cairan.
Konstruksi
vaskular yang lama,
peningkatan
dan
Berikan
obat hemokonsentrasi, serta
antihipertensi sesuai perpindahan
cairan
kebutuhan
menurunkan
curah
berdasarkan
jantung.
kolaborasi dengan
dokter.
Obat
antihipertensi
bekerja secara langsung
pada arteriola untuk
meningkatkan relaksasi

Pemantauan tekanan otot


darah dan obat kardiovaskular
hipertensi.
membantu
meningkatkan
darah.

polos
dan
suplai

Mengetahui
efek
samping yang terjadi
seperti takikardi, sakit
kepala, mual, muntah,
dan palpitasi.
Resiko cedera pada
janin yang
berhubungan dengan
tidak
adekuatnya
perfusi
darah
ke
plasenta.

Tupan:
Istirahatkan ibu.
Resiko cedera
dihindari
Tupen:
Perfusi darah
ke
plasenta
lancar
Anjurkan ibu agar
tidur miring ke kiri.

Pantau tekanan
darah ibu.

Memantau bunyi
jantung janin.

Dengan
mengistirahatkan ibu
diharapkan
metabolisme
tubuh
menurun dan peredaran
darah
keplasenta
menjadi
adekuat,
sehingga
kebutuhan
oksigen untuk janin
dapat dipenuhi.
Dengan tidur miring ke
kiri diharapkan vena
kava dibagian kanan
tidak tertekan oleh
uterus yang membesar,
sehingga aliran darah
ke plasenta menjadi
lancar.
Dengan
memantau
tekanan darah ibu dapat
diketahui
keadaan
aliran darah ke plasenta
seperti tekanan darah
tinggi, aliran darah ke
plasenta
berkurang,
sehingga suplai oksigen
ke janin berkurang.

Beri obat hipertensi


setelah kolaborasi
dengan dokter.

Resiko cedera pada


ibu yang berhubungan
dengan
edema/hipoksia
jaringan,kelang tonik
klonik

Tupan:
Pantau tekanan
Resiko cedera darah ibu.
dihindari
Tupen:
Edema/hipoksia
jaringan dapat
diatasi, kejang
tonik
klonik
tidak terjadi
Beri penjelasan cara
mengkaji dan
mencatat tekanan
darah, aktivitas
janin, memeriksa
protein dalam air
kemih, edema, dan
menimbang berat
badan tiap hari

Dengan
memantau
bunyi jantung janin
dapat
diketahui
keadaan jantung janin
lemah atau menurun
menandakan
suplai
oksigen ke plasenta
berkurang,
sehingga
dapat
direncanakan
tindakan selanjutnya.
Dengan
obat
anti
hipertensi
akan
menurunkan
tonus
arterei
dan
menyebabkan
penurunan
afterload
jantung
dengan
vasodilatasi pembuluh
darah, maka aliran
darah
ke
plasenta
menjadi adekuat.
Dengan
memantau
tekanan darah ibu dapat
diketahui
keadaan
aliran darah ke plasenta
seperti tekanan darah
tinggi, aliran darah ke
plasenta
berkurang,
sehingga suplai oksigen
ke janin berkurang.
Mengobservasi
dan
melakukan ketrampilan
baru
meningkatkan
kepercayaan diri dan
memberi kepastian.

Diskusikan tanda
dan gejala bahaya
dan instruksikan
klien memberitahu
dokter segera bila
ada perubahan

Pengetahuan
memampukan
klien
untuk menjadi mitra
kerja dalam perawatan
dirinya
sendiri;
pengetahuan menjadi
dasar
pengambilan
keputusan.

4.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan yang
nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau hilangnya
masalah ibu. Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu
validasi rencana keperawatan, menuliskan atau mendokumentasikan rencana
keperawatan, serta melanjutkan pengumpulan data.
Dalam implementasi keperawatan, tindakan harus cukup mendetail dan jelas
supaya semua tenaga keperawatan dapat menjalankannya dengan baik dalam
waktu yang telah ditentukan. Perawat dapat melaksanakan langsung atau bekerja
sama dengan para tenaga pelaksana lainnya.

5.

EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan
menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang
ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat
dimodifikasi.

6.
-

REFERENSI
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai