PENDAHULUAN.
1. Pengantar.
Perpindahan panas (heat transfer) merupakan ilmu yang membahas
masalah berpindahnya energy berupa panas (kalor) dari suatu
benda/tempat (elemen) ke tempat (elemen) lain dengan berbagai cara.
Adapun berbagai cara berpindahnya energy panas tersebut telah
diuraikan pada kulaih-kuliah sebelumnya. Dengan berbagai contoh,
sederhana untuk menentukan perumusan yang berlaku dan contoh
perhitungan perpindahan panas sederhana. Baik secara sendiri-sendiri
dari setiap metoda perpindahan panas di atas maupun secara
berkelompok atau bersama-sama beberapa metoda perpindahan
panas sekaligus.
Dalam hal ini, akan diberikan contoh teknik mendesain perpindahan
panas sederhana, dengan berbagai metoda yang telah disebutkan
baik, sendiri-sendiri atupun berkelompok. Memang untuk mempercepat
perhitungan atau mendapatkan hasil yang diinginkan perlu dipelajari
teknik mendesain dengan menggunakan bantuan computer. Artinya
kita akan lebih cepat dengan menggunakan ataupun menyusun suatu
program, berikut bahasa pemrograman yang Saudara kuasai. Misalnya
dengan bahasa pemrogram: Fortran, Basic, C, Delphi, Pascal dan lainlain, yang masih cukup banyak lagi. Maka sebaiknya Saudara
diwajibkan menguasai salah satu dari bahasa pemrogram tersebut.
Pada prinsipnya hampir sama, hanya berbeda pada sintaknya saja
dengan flowcart yang sama pula.
Dalam hal ini, termasuk metoda numeric yang dalam praktek,
geometri sistem dan syarat-syarat batas terlampau rumit untuk dapat
menghasilkan penyelesaian analitik atau analog. Metoda ini didasarkan
pada teknik beda hingga (finite difference) yang sangat sesuai untuk
menyesaian yang emnggunakan komputer digital berkecepatan tinggi.
Tetapi sebelum mentrapkan metoda numerik ini pada persoalan
perpindahan panas atau soal fisik lainnya yang dirumuskan dengan
persamaan diferensial, diperlukan beberapa langkah pendahuluan.
Adapun tujuan dari langkah-langkah pendhuluan ini adalah mengirairakan persamaan differensial yang bersangkutan beserta syarat-syarat
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
+ qc,Thgg
+ qk,(m+1)
= 0 [3.23]
qc,Thgg
qk,(m+1)
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
qk,(m-1)
+ qc,Thgg
+ qk,(m+1)
= Qm
[3.24]
m)
= hbar phi D
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
Persamaan untuk Q
2,5 qb + T2 240 = Q1
200 + T3 2,4 T2 = Q2
T2 + T4 2,4 T3 = Q3
4
5
6
T3 + T5 2,4 T4 = Q4
T6 + T4 -2,4 T5 = Q5
T5 1,3 T6
= Q6
Langkah ke-4: Soalnya tinggal mendapatkan harga T, T3, T4, T5, dan
T6 yang memenuhi persamaan-persamaan sisa dan melenyapkan sisasisanya. Kemudian karena T1 ditetapkan oleh syarat-batas, maka bila
kita mempunyai lima (5) persamaan anu. Seperangkat persamaan ini
dapat diselesaikan secara aljabar, tetapi dalam soal-soal yang rumit
dengan
banyak
titik
simpul
penyelesaian
demikian
dapat
sangatmenghabiskan waktu. Karena itu kita akan menguraikan
penggunaan metoda-metoda numerik yang dapat diterapkan pada
soal-soal yang rumit serta perhitungan dengan mesin. Metoda numerik
I yang akan diuraikan: ialah apa yang dinamakan metoda penyantaian
(relaksasi). Metoda ini hanya bermanfaat untuk perhitungan dengan
tangan, tetapi menggambarkan pendekatan numerik dengan cara yang
sederhana. Proses penyantaian dilaksanakan dalam beberapa langkah
yang terdaftar dalam Tabel 3.4. adalah:
[qb = (240 T2)/ (2,55) = (240 108) / @2,55) = 51,7 Btu/hr]
3. Langkah-langkah yang perlu, diikuti dalam perhitungan dengan
tangan untuk menyelesaikan contoh yang lalu dapat pula
diprogramkan untuk komputer digital. Namun dalam memprogramkan
untuk komputer digital kecepatan konvergensi dan jumlah
penyimpanan memori yang diperlukan harus seminimal mungkin.
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
11
Delta T
Q1
Q3
Q4
Q5
Q6
T = 1
+1
2,4
+1
T3 = 1
+1
- 2,4
+1
T4 =
1
+1
- 2,4
+1
+1
-2,4
+1
T5 =
1
..
+1
- 1,3
T6 =
1
+
1,0
- !,4
- 0,4
- 0,4
- 0,4
- 0,3
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
T6 =
1
[3.29]
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
distribusi temperaturnya, misalnya tipe: 1-Dimensi, 2-Dimensi tau 3Dimensi. Mengingat setiap titik nodal akan diberikan tanda khusus (No.
titik nodal) yang sesuai dengan dimensinya. Demikian pula semua
perumusan yang akan digunakan, juga tidak lepas dari sistem
koordinat, dan termasuk akan menggunakan sistem salib-sumbunya
yang mana yang sesuai terhadap bendanya.
Adapun sistem penggunaan grafik, juga dapat secara cepat
menhasilkan perkiraan distribusi temperatur yang cukup baik pada
system dua-dimensi yang geometrinya rumit dengan batas-batas yang
isothermal dan diisolasi penuh (suatu elemen atau sisi yang
mempunyai temperatur yang sama), perhetikan Gambar 1.
[akan dijelaskan saat tatap muka]
Gambar 4 Garis isothermal dan garis aliran panas (plat)
Adapun tujuan penyelesaian dengan grafik adalah membuat jaringan
yang terdiri dari isothermal-isotermal dan garis-garis aliran panas
konstan. Garis aliran panas akan analog dengan garis-aliran di dalam
aliran-fluida potensial, yaitu menyinggungarah aliran panas pada
setiap titiknya. Maka panas tidak dapat mengalir memotong garis
aliran panas dan antara dua garis aliran panas mengalir sejumlah
panas yang konstan.
5. Flow Chart Sistem Dua Dimensi.
Pengantar singkat, metoda numerik dapat secara mudah diprluas
bagi sistem dua maupun tiga imensi. Perhatikan suatu system dua
dimensi seperti benda padat dengan tebal b, yang konstan, bentuk
plat, bagi-bagilah sistem ini menjadi bujur sangkar-bujur sangkar
sedemikian rupa sehingga tiap subvolume mempunyai ukuran delt l
dan delt lb dan pilihlah titik-titik tengahnya sebagai titik-titik simpul,
dan perhatikan Gambar 4, Sketsa tunjukkan titik-titik simpul plat dua
dimensi.
[akan dijelaskan saat tatap muka]
Gambar 4 Sketsa yang tunjukkan titik-titik simpul (plat 2 dimensi)
Contoh flow chart:
Mulai:
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
11
10
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.
11
11
Perpindahan Panas
Ir. Pirnadi, M.Sc.