Anda di halaman 1dari 4

HYPERVITAMINOSIS,HIPOVITAMINOSIS,DAN AVITAMINOSIS

Masing-masing vitamin dibutuhkan badan dalam jumlah tertentu. Terlalu banyak maupun
terlalu sedikit vitamin yang tersedi a di dalam tubuh akan memberikan efek gangguan pada
kesehatan. Kelebihan cadangan vitamin yang disebut jugaHypervitaminosis pada umumnya
terjadi pada kelompok vitamin yang larut dalam lemak sedangkan hipovitaminosis (keadaan
kurang) atau avitaminosis (keadaan sangat kurang dan sudah timbul gejala klinis) bisa terjadi
baik pada kelompok yang larut dalam lemak maupun dalam air.
Seperti disebutkan diatas, melihat kelarutannya vitamin dibedakan menjadi dua bagian
yaitu, vitamin yang larut dalam lemak meliputi Vitamin A,D,E,K dan vitamin yang larut dalam
air yaitu vitamin B dan kelompoknya dan vitamin C.
Myofacial Pain
Myofacial Pain adalah suatu kondisi nyeri dimana, nyeri tersebut dapat dirasakan atau
terlokalisasi, penurunan aktifitas fungsional, terkadang menimbulkan keterbatasan fungsi gerak,
seringkali nyeri mengakibatkan gangguan suasana hati (mood) akibat rasa nyeri di bagian
tersebut.

1.
2.

Secara fisiologis nyeri adalah suatu mekanisme protektif tubuh yang timbul bila suatu
jaringan sedang dirusak, sehingga individu yang bersangkutan akan berusaha untuk menghindari
rasa nyeri itu sendiri. Meskipun nyeri pada mulanya merupakan proses fisiologis, namun pada
akhirnya akan bersifat patologis, apabila tubuh tidak mampu mengatasi atau melawan rangsang
yang merugikan tersebut, sehingga mempengaruhi fisik dan mental individu yang bersangkutan.
Terdapat 2 komponen nyeri, yaitu persepsi nyeri dan reaksi nyeri. Persepsi nyeri adalah
pengenalan pusat nyeri di otak terhadap rangsangan nyeri. Biasanya digambarkan oleh pasien
sebagai nyeri tajam, linu atau rasa tidak nyaman. Reaksi nyeri adalah proses individu bereaksi
terhadap proses persepsi nyeri yang telah mendahuluinya. Reaksi nyeri bervariasi pada tiap
individu.
Etiologi Sindroma Nyeri Myofacial, Travell dan Simons telah menjelaskan beberapa
faktor etiologi yang tampaknya berhubungan engan rasa sakit myofacial:
Rasa sakit otot lokal. Otot yang mengalami rasa sakit yang berkepanjangan
memungkinkan untuk menghasilkan titik pemicu dan kemudian menghasilkan tanda-tanda klinis
pada nyeri myofacial.
Rasa sakit yang dalam dan konstan. Sakit yang dalam dan konstan dapat menyebabkan efek
eksitator (perangsangan) sentral pada area yang jauh.
Stres emosional yang meningkat.

3.
4.

5.

Kelainan tidur.
Faktor-faktor lokal. Beberapa kondisi lokal yang mempengaruhi aktivitas otot seperti kebiasaan,
sikap badan yang salah, keseleo, dan aktivitas otot yang berlebihan dapat menghasilkan nyeri
myofacial
Faktor-faktor sistemik. Beberapa faktor sistemik dapat mempengaruhi atau bahkan
menghasilkan nyeri miofasial. Faktor-faktor sistemik seperti hipovitaminosis, kondisi fisik yang
rendah, lelah, dan infeksi virus.
Myofacial Pain didiagnosis dengan adanya nyeri pada sekumpulan grup otot atau adanya trigger
point (titik nyeri) pada punggung belakang. Yang memprovokasi nyeri tersebut. Gejala tambahan
yang digunakan untuk mendiagnosa myofacial pain termasuk gangguan rentang gerak, gangguan
mood, kelemahan otot dan gangguan tidur

Gangguan TMJ juga kadang-kadang disebut sebagai nyeri myofacial disfungsi dan Costen's
syndrome. Karena otot dan persendian bekerja sama, masalah dengan salah satu dapat menyebabkan
kejang, sakit kepala, sakit telinga, masalah gigitan (malocclusion), mengklik suara, atau terkunci rahang
Temporomandibular disorder adl gangguan masalah yang mempengaruhi sendi rahang
Merupakan kelainan pd sendi temporomandibular yg diakibatkan oleh fungsi malfungsi dr
musculoskeletal ataupun proses degenerative pada sendi itu sendiri. AUL
Kelainan pd persendian dari kondilus mandibula dengan fossa glenoidalis dr tulang temporal. LEVI

Pengaruh Stres
Stres dan merasa tegang telah diketahuin dapat membuat ketidaknyamanan dari nyeri myofascial semakin buruk.
Namunstres dan / atau masalah psikologis saja jarang sekali menjadisatu-satunya penyebab masalah. Sebaliknya,
mereka berkontribusi dalam memperpanjang nyeri ini dialami penderita.

Terapi es
Sebagian besar ahli klinis sepakat bahwa pada tahap akut yakni pada 24 hingga 48 jam setelah terjadi
trauma, dingin merupakan suatu pilihan yang diutamakan. Bahkan walaupun dingin mungkin terasa tidak
nyaman bagi penderita selama beberapa menit, nyeri akan segera berkurang, edema, randang, dan
spasme / kaku otot juga akan lebih banyak berkurang.
Di luar fase akut, panas mungkin menjadi pilihan utama untuk terapi. Akan tetapi dala banyak kasus,
dingin telah dianggap berhasil dalam memfasilitasi kontraksi otot, mengurangi nyeri pada sendi, dan
menurunkan spasme otot.

Terapi panas
Ada beberapa macam :
Lampu infra red

Lampu infra red banyak dipakai. Jika memberi terapi pada muka, tutup mata
dengan kapas atau kain kasa yang tebal dan basah. Jika ada lensa kontak, harus
dilepas dulu.
Jika terapi daerah bahu, lindungi telinga dan mata. Pada bekas luka yang
baru, perlu dilindungi pula dengan kapas atsu kain basah. Jangan ada barang metal
atau perhiasan pada daerah terapi untuk mencegah panas yang dapat membakar
kulit.
Beri tahu penderita bahwa yang dirasa hanya hangat yaqng nyaman, bukan
panas. Jika terasa panas, segera perlebar jarak. Jarak antara lampu dan kulit sekitar
45-50 cm. Lama sekali terapi 20-30 mnt.
Parafin Cair
Sering digunakan untuk pemakaina di rumah penderita. Cairan dihasilkan dari
campuran paraffin (wax) 6 atau 7 bagian , mineral oil 1 bagian, kemudian
dipanaskan sampai cair ( titik cair 126F/ 51 C)
Parafin cair 55C tidak menyebabkan luka bakar dan rasa sakit . Air panas
batas toleransi manusia adalah 42-45C. Hal ini terjadi karena specific heat parafin
adalah setengah dari air.
Teknik pemakaian yang umum adalah paraffin dip yaitu mencelupkan bagian
tubuh yang diterapi ke cairan parafin. Misalnya yang diterapi adalah tangan, tangan
tersebut dicelupkan ke cairan parafin beberapa detik, kemudian angkat keluar,
biarkan kering ( biasanya 5 detik atau kurang) lalu tangan tersebut dicelupkan lagi,
angkat lagi dan seterusnya sampai 6-12 kali, kemudian bungkus dengan handuk
dan biarkan selama 20-30 menit.
Terapi panas superfisial umumnya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit
untuk sekali terapi, sehari dapat 2 atau 3 kali. Di klinik rehab medik, umumnya
untuk mendahului manipulasi selanjutnya, agar rasa nyeri berkurang, fleksibilitas
jaringan ikat bertambah dan jika ada spasme otot, spasmenya berkurang.

Ultrasound Diathermy (USD)


Konversi energi suara frekuensi tinggi (Vibrasi mekanik 0,7 1 megacycle
perdetik) panas dengan penetrasi dalam (3-5 cm).
Keuntungan lain USD:

- punya efek masase


- dapat dikombinasi dengan tujuan memasukkan bahan kimia untuk terapi melalui
kulit (hidrokortison, salisilat, dan lokal anastesi). Hal ini disebut phonophoresis.

Short wave diathermy (SWD)


merupakan gelombang pendek dengan frekuensi radio yang ultra tinggi.
gelombangnya sepanjang 3-30 m, frekuensi 10-100 megacycle/ detik, dengan
dalam penetrasi 1-2 cm.
Dosis yang fixed tidak ada, tergantung penerimaan pasien, kontra indikasi untuk
kehamilan, metallic implants dan pacemaker jantung.
Microwave Diathermy (MWD)
Konversi energi radiasi elektromagnetik (gelombang radar) menjadi panas.
Untuk pemakaian klinik, frekuensinya 2.456 dan 915 MHz. Penetrasi berbeda antara
2.456 MHz (kurang dari SWD) dengan frekuensi 915 MHz (lebih dari SWD). Kontra
indikasi untuk daerah mata, kantongan cairan dan metallic implants. Seperti SWD,
dosis fixed tidak aada.
Meskipun dosis yang fixed untuk SWD dan MWD tidak ada, biasanya ada
petunjuk umum pada masing-masing brosur alat untuk dosisnya (intensitas dan
lama terapi untuk masing-masing kondisi penyakit).

Anda mungkin juga menyukai