Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
ndonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik,
yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan
Lempeng Pasifik. Pada daerah sekitar batas lempeng
tersebut umumnya aktifitas tektonik utama berlangsung,
seperti misalnya subduksi, tumbukan (collision), pemekaran
punggung tengah samudra, dan sesar transform (Sule, 2007).
Akibatnya gempa bumi dan letusan gunung api akan sering
terjadi tidak jauh dari batas-batas lempeng tersebut. Tanggal
25 Februari 2008, di sekitar Mentawai, pada lokasi 100,018o
BT; 2,353o LS, terjadi gempa berkekutan 7.2 Mw. Sebagai
salah satu bentuk langkah dalam mitigasi bencana bagi
masyarakat di zona gempa, pengamatan aktivitas geodinamika
saat ini dibutuhkan untuk pembuatan model potensi gempa
bumi. Dengan adanya teknologi Global Positioning System
(GPS), studi geodinamika menjadi lebih mudah dikerjakan.
Melalui pemantauan GPS kontinu dapat diketahui pergerakan
deformasi yang terjadi sebelum gempa (interseismic). Untuk
itu dalam penelitian ini dilakukan pengamatan fase gempa
interseismic, dari Gempa Mentawai 2008 dengan metode GPS
2
yang digunakan untuk mencetak hasil.
Perangkat lunak yang digunakan antara lain : Sistem operasi
Microsoft Windows 7 dan Linux Ubuntu 12.04; GAMIT
dan GLOBK versi 10.4, digunakan untuk pengolahan data
RINEX; Microsoft Office
2013,
digunakan
untuk
melakukan penulisan hasil penelitian; netCDF (Network
Common Data Form) 3.6.1, yang digunakan untuk
interface pada akses (sharing dan transfer) data yang
bersifat scientific; GCC (GNU C Compiler) 4.4.1, merupakan
perangkat lunak yang dipakai untuk pemrograman bahasa
C yang dibuat oleh GNU Project; GMT (Generic
Mapping Tools) 4.0, digunakan untuk plotting data hasil
pengolahan dengan perangkat lunak GAMIT dan MATLAB
untuk plotting grafik. Adapun bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah antara lain :
i. Data observasi rinex stasiun GPS SuGAr pada saat sebelum
Gempa Mentawai 2008, yakni pada bulan Januari tahun 2008
sampai Februari tahun 2008, tepatnya day of year ke-002
hingga 049. Data tersimpan dalam format RINEX dengan
sampling pengkuran tiap satu detik. Data GPS bersumber
dari hasil pemantauan online. Data pengamatan diunduh di
salah satu penyedia data Sumatra GPS Array (SuGAr) yaitu
Scripps Orbit and Permanent Array (SOPAC). Dalam
penelitian ini akan menggunakan enam buah stasiun receiver
GPS SuGAr di kawasan sekitar wilayah gempa Pulau
Mentawai tahun 2008. Data pengamatan yang digunakan
adalah data pengamatan GPS PPNJ, GPS PRKB, GPS
BSAT, GPS LNNG dan GPS SLBU seperti yang dijelaskan
pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.2.
Tabel 3.2 Lokasi receiver Pengamatan GPS SuGAr
(SOPAC, 2014)
No
Stasiun
Lokasi
PPNJ
PRKB
71.237
BSAT
LNNG
Lunang, Indonesia
134.199
SLBU
46.104
69.712
ii. Tiga file data tambahan yaitu: file gelombang pasang surut,
file atmosfer, file pemodelan cuaca.
iii. 7 Titik ikat GPS IGS untuk kontrol file (BAKO, NTUS,
SHAO, POHN, MIZU, HYDE dan KARR).
iv. Data orbit satelit; IGS SP3 ephemeris file (igsWWWD.sp3)
v. Nilai jam satelit; file navigasi RINEX (brdcDDD0.YYn).
vi. Data sekunder yang dibutuhkan saat pengolahan yang akan
diunduh otomatis oleh perangkat lunak GAMIT/GLOBK.
C. Tahap Penelitian
Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian ini
secara garis besar seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.2
berikut.
Persiapan data
pendukung lainnya
Proses Pengolahan
GAMIT dengan sh_gamit
Tidak
GAMIT
Proses Pengolahan
GLOBK dengan sh_glred
Data outliers ?
Ya
Remove
Outlier
GLOBK
Tidak
Deret waktu
(time series)
3
digunakan. Koordinat ini bisa diperoleh dari data
RINEX GPS.
ii.
4
Adapun karena sistem koordinat hasil
pengolahan data GPS adalah sistem koordinat geosentrik
(X, Y, Z), maka perlu dilakukan transformasi dengan
rumus transformasi (Kosasih dalam Yusfania, 2005):
(1)
globk 6 globk.prt globk.log xxxx.gdl
globk_vel.cmd
(2)
(3)
(4)
iv. Analisa Deformasi dan Besar Pergesaran Vektor Fase
Interseismic.
Langkah berikutnya adalah mendapatkan besar dan
arah vektor pergeseran titik stasiun GPS pada setiap fase
gempa. Untuk mendapatkan besar pergeseran titik GPS
sebelum gempa (interseismic) digunakan 41 hari
pengamatan sebelum peristiwa gempa tanggal 25
Februari 2008 terjadi. Hal ini dimaksudkan agar
didapatkan data yang linier, tidak terpengaruh efek
gempa.
5
A. Pengolahan GAMIT
Pengolahan GPS dengan menggunakan aplikasi GAMIT
menghasilkan kumpulan folder dari Days of Year (DoY) yang
diteliti dan setiap foldernya berisikan solusi GAMIT (h-file),
kemudian q-file dan sh_gamit_ddd.summary serta file-file
lainnya. Namun untuk memastikan bahwa penggunaan
GAMIT dalam pengolahan data GPS dikatakan baik, ketiga
file di atas sudah cukup mewakili informasi parameter yang
akan dievaluasi. Parameter yang dievaluasi adalah nilai posfit
nrms pengolahan GAMIT, didapatkan nilai posfit nrms-nya
dalam Gambar 3.1.
6
Gambar 3.4 menunjukkan time series fase interseismic
Gempa Mentawai 2008 di stasiun pengamatan GPS SLBU.
Dimana fase interseismic adalah fase awal dari siklus gempa
bumi, dimana energi di dalam bumi menggerakan lempeng
hingga bertemu pada suatu bidang temu (Yusfania, 2014).
Kemudian nantinya dapat terjadi kuncian akibat gaya gesek
antara kedua lempeng yang bertemu. Pada Gempa Mentawai
2008, berdasarkan USGS, merupakan gempa dengan
kedalaman 35 km yang terjadi karena hasil dari akumulasi
energi antara perbatasan dua lempeng, yakni Australia dan
Sunda. Gambar 3.4 time series GPS SLBU adalah data
pengamatan GPS yang telah dilakukan penghilangan outlier.
RMS Easting
(mm)
RMS Northing
(mm)
RMS Up
(mm)
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
LNNG
2,8
2,2
4,9
1,7
8,2
5,4
PPNJ
2,5
2,6
2,14
2,1
10,6
6,7
BSAT
4,4
2,7
4,7
2,0
4,4
7,0
PRKB
4,4
3,2
3,4
2,6
3,4
8,0
SLBU
3,5
3,0
9,9
1,3
33,4
6,9
GPS
dE (m)
dN (m)
Pergeseran
Horisontal
(m)
sd_E
(m)
sd_N
(m)
LNNG
-0.0233
-0.1083
0.1108
0.0112
0.0104
PPNJ
0.0091
-0.0218
0.0236
0.0126
0.0112
BSAT
-0.0696
-0.0952
0.1179
0.0129
0.0114
PRKB
-0.0576
-0.0564
0.0806
0.0118
0.0108
SLBU
-0.0287
-0.0163
0.0331
0.0234
0.0185
7
2. Gempa Mentawai 2008 adalah bagian dari fase Gempa
Mentawai 2007 (8,4 Mw dan 7,8 Mw), sehingga arah
vektor pergeseran horisontal pada fase interseismic
memiliki arah pergerakan vektor yang sama, yaitu southwest.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]