TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,2005, p : 50). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan
sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan
bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui
pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara
formal maupun informal.
Menurut
Notoatmodjo
(2007)
pengetahuan
atau
kognitif
d. Analisis (Analysis)
dapat
ditunjukan
dengan
menggambarkan,
membedakan,
merupakan
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
sehingga
menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal
mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa.
Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan
hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana,
semakin banyak informasi yang dijumpai dan sehingga menambah
pengetahuan (Cuwin, 2009). Dua sikap tradisional Mengenai jalannya
perkembangan hidup :
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di
jumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah
tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya
usia, khusunya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya
kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat
ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan
bertambahnya usia.
4. Pengukuran Pengetahuan
B. Sikap
1.
Definisi Sikap
Sikap adalah juga merespon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,
dan sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan
bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan
faktor predisposisi perilaku (reaksi tertutup) (Notoatmodjo, 2005)
Komponen Pokok Sikap :
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
C. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan (Ali, 2009). Remaja adalah anak usia 10 24 tahun
yang merupakan usia antara masa kanak kanak dan dewasa dan sebagai
titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini
(Romauli, 2009).
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang
lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria,
yaitu biologis, psikologis, dan sosio ekonomi remaja untuk memahami serta
mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang
haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi laki laki dan wanita
perlu diperoleh setiap remaja (Widyastuti, 2009).
Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja
adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas
adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih di
tekankan adalah proses biologisnya yang pada akhirnya mengarah kepada
kemampuan berproduksi.
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika
anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Kata
pubertas berawal dari kata latin yang berarti usia kedewasaan. Kata ini
lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada
saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan
keturunan (Hurlock, nd).
Monk mengemukakan bahwa pubertas datang dari kata puber
(yaitu Pubescent). Kata lain Pubescence yang berarti mendapatkan pubes
atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang
menunjukkan perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber,
maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual
(Monks dan Knoers, 2002).
2. Pembatasan usia remaja
Lazimnya masa remaja diangggap mulai pada saat anak secara
seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara
hukum. Menurut Hurlock secara umum masa remaja dibagi menjadi dua
bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal
remaja dan akhir remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam
belas tahun atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun. Dengan
demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat.
Tak jauh berbeda dengan itu Monks mengatakan, bahwa
perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21
tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa
remaja pertengahan, dan 18-21 masa remaja akhir. Sedangkan pada
umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahunpada anak laki-laki dan
11-15 tahun pada anak wanita (Monks dan Knoers, 2002). Batas usia remaja
menurut WHO adalah 12-24 tahun. Sedangkan menurut BKKBN adalah 1019 tahun (Widiastuti, 2009)
D. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,
memberikan
atau
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang
latihan-latihan
tertentu.
Oleh
karena
kurangnya
Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2007)
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual,
kelompok dan massa (public) :
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual
ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan
mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan
metode (cara ini). Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
a. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif,
setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan
berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku
tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil
antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para
peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadaphadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam
bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi / penyuluh juga
duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada
yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama
sehingga tiap anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan
untuk mengeluarkan pendapat.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan (cara pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota
kelompok
lain
dan
masing-masing
kelompok
4) Slide
5) Film
c. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, missal :
1) Pameran
2) Banner
3) TV Layar Lebar
4) Spanduk
5) Papan Reklame
secara
regular pada 7-14 hari sebelum datangnya menstruasi. Sindrom itu akan
menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah
selesai menstruasi. Hal ini paling umum mempengaruhi para remaja dan
wanita-wanita di dalam awal usia 20-50 tahun yaitu dimulai pada tahap
awal pubertas dan berakhir pada tahap menopause (Saryono, Sejati W,
2009).
PMS merupakan suatu gejala yang sering dialami oleh wanita
menjelang menstruasi dengan dampak yang dialami bisa menjadi lebih
ringan seperti bingung, pelupa, timbul jerawat ataupun lebih berat
seperti diare, konstipasi, insomnia, depresi, bahkan kadang muncul rasa
ingin bunuh diri. Sedangkan gangguan mental dapat berubah mudah
tersinggung dan sensitif, sedangkan gangguan fisik berupa acne, nyeri,
pusing, sakit punggung, nyeri payudara. PMS ini bisa membuat
penderitanya merasa sangat sengsara (Agustini, 2004).
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas.
Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni
ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain
mengatakan bahwa, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para
peniliti mengatakan bahwa, salah satu kemungkinan yang kini sedang
diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor
dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon
seks dalam sel. Kemungkinan dapat berhubungnan dengan gangguan
perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang
dialami penderita.
ovulasi
tertekan.
Perubahan
kadar
hormonal
dapat
berkafein
dapat
menganggu
suasana
Gejala Emosional
Perut kembung
Depresi
Nyeri Payudara
Cemas
Sakit kepala
Suka menangis
Suka Menangis
Nyeri panggul
Hilang Koordinasi
Pelupa
Merasa tegang
Irritabilitas
Hidung tersumbat
Suka marah
Tumbuh jerawat
Paranoid
Sakit pinggul
Konsentrasi berkurang
Palpitasi
Kepanasan
tipe
D.
PMS
tipe D murni
disebabkan oleh
petunjukdalam
penyusunan
perencanaan
penatalaksanaan.
prostaglandin
dan
diuretik
untuk
meredakan
edema,
dengan
melakukan
perubahan
pada
dietnya
seperti
(meningkatkan
energi
dan
menstabilkan
mood)
dan
E. Kerangka Teori
1. Pendidikan
2. Mass media /
informasi
( radio, majalah,
televisi, penyuluhan)
3.Sosial Budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
(Proses terjadinya
perilaku) :
1.Kesadaran
2.Merasa tertarik
3.Menimbangnimbang
4.Mencoba
5. Mengadopsi
perilaku
1.Pengalaman Pribadi
2.Pengaruh Orang lain
3.Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
5.Lembaga Pendidikan
dan lembaga agama
6.Faktor Emosional
F. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Penyuluhan
Variabel Terikat
Pengetahuan
Sikap