Anda di halaman 1dari 17

filtrasi

ruangan radiasi

radiasi

kimiawi

gasJenis dan Bahan Kemasan Pengemasan secara


umum digolongkan menjadi tiga yaitu (1) kemasan primer, (2) kemasan sekunder, dan (3)
kemasan tersier.
a. Kemasan Primer
Kemasan primer adalah kemasan yang berhubungan langsung dengan produk, ukurannya relatif
kecil dan biasa disebut sebagai keamasan eceran. Contoh kemasan ini adalah, kantong plastik
untuk gula, kantong plastik untuk kripik, gelas plastik (cup) untuk air minum, atau minuman,
kantong plastik untuk mie instan.
b. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan kedua yang berisi sejumlah kemasan primer. Kemasan ini
tidak kontak langsung dengan produk yang dikemas. Contoh: kemasan karton untuk air minum
dalam kemasan, kemasan krat kayu untuk sirup dalam botol, krat plastik untuk minuman dalam
botol.
Kemasan Tersier
Kemasan tersier adalah kemasan yang banyak diperuntukkan sebagai kemasan transport. Contoh:
kontainer dan kotak karton gelombang.
3. Bahan Kemasan
a. Kemasan Logam
Kemasan logam (kaleng) adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat
melindungi produk dari sinar matahari, uap air, dan oksigen. Masalah utama pada kemasan
kaleng ialah mahal dan pembelian harus dalam jumlah besar. Selain itu, untuk aplikasinya juga
harus menggunakan alat penutup kaleng khusus yang harganya juga cukup mahal. Di samping
itu, teknologi pembuatan kemasan saat ini berkembang dengan pesat sehingga kemasan dapat
dibuat dengan bermacammacam bahan. Kemasan logam dapat dibuat dari aluminium dan plat

besi lapis timah putih.


b. Kemasan Gelas
Kemasan gelas sifatnya tidak berekasi dengan bahan yang dikemas, tahan terhadap produk yang
bersifat asam dan basa. Kekurangannya mudah pecah jika terkena benturan dan beratnya yang
cukup berat dibandingkan dengan bahan lainnya seperti logam atau kertas. Kemasan gelas ini
banyak digunakan untuk kemasan makanan dan minuman. Untuk mencegah pecah pada waktu
transportasi dan memudahkan penanganan, biasanya dikombinasikandengan kemasan sekunder
seperti karton bergelombang, krat kayu, maupun krat plastik.
Kemasan Plastik
Kemasan plastik sifatnya ringan, relatif murah, namun masa simpan relatifsingkat dibandingkan
dengan kaleng. Kemasan plastik dapat berbentuk plastik lembaran, kantong plastik, wadah
plastik dengan bentuk tertentu, botol maupun gelas plastik. Tidak semua jenis plastik dapat
digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada jenis-jenis plastik yang tidak dapat
digunakan untuk kemasan makanan dan minuman karena mengandung zat kimia yang tidak baik
untuk kesehatan manusia.
d. Kemasan Kertas
Kemasan kertas dan karton banyak digunakan untuk kotak karton lipat (KKL) dan kotak karton
gelombang (KKG) mudah dicetak. Bahan yang banyak terdapat di Indonesia antara lain: (1)
kertas: hvs, kraft, tisu, kertas yang di-coating (art paper, cast coated paper), (2) karton: duplex,
ivory, art carton, cast coated carton, dan (3) karton gelombang: kertas kraft dan kertas medium.
e. Kemasan Fleksibel
Kemasan eksibel merupakan suatu revolusi dari teknologi pembuatan kemasan, bentuknya eksibel sesuai sifat produk yang dikandungnya. Bentuknya berubah jika diberi tekanan atau
sentuhan. Kemasan eksibel dapat diproduksi dalam bentuk rol atau kantong (sachet).

KEMASAN TERSIER. Kemasan Tersier ialah kemasan yang masih


dibutuhkan untuk pengemasan primer dan sekunder. Pada umumnya, Kemasan Tersier dipakai
sebagai pelindung selama pengangkutan dan distribusi. Misalnya Kopi Luwak kemasan sachet di
dalam paper box masih dimasukkan ke dalam kardus. Fungsi kardus dalam contoh ini sebagai
Kemasan Tersier.
Demikian Klasifikasi Kemasan Produk ini disampaikan. Semoga bermanfaat.

Informasi Kemasan Makanan:

Fungsi dan Pentingnya Kemasan Produk Kemasan Produk, oleh sebagian pebisnis, dinilai
dan diposisikan sebagai hal kecil yang kadang luput dari perhatian. Padahal, []

Kemasan Kopi Luwak Kemasan Kopi, termasuk Kopi Luwak, harus mampu mewadahi,
membungkus, melindungi dan mempromosikan produk yang terkandung di []

Jual Kemasan Kopi JUAL KEMASAN KOPI kualitas import dengan harga yang reasonable.
Kemasan Kopi yang kami jual tersedia dalam berbagai kategori: []

Abstrak
Pengemasan merupakan suatu perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk
baik yang sudah mengalami pengolahan atau belum sampai ke tangan konsumen
dengan kondisi baik. Dalam dunia farmasi biasa digunakan teknik pengemasan strip
untuk sediaan solid. Untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material
digunakan, multi wall paper sack. Saat ini manusia menggunakan teknologi untuk
membuat kemasan plastik sintetik. Banyak faktor yang harus di pertimbangkan dalam
memilih komponen-komponen pengemasan untuk bentuk-bentuk takaran bahan padat,
seperti kecocokan produk hingga aspek kemudahan pengaksesan.

Kata kunci : pengemasan produk farmasi, teknik pengemasan produk farmasi,


packaging pharmaceutical product
Pengemasan dalam dunia farmasi mempunyai peran penting, sebab suatu sediaan
tidak akan berarti apabila pengemasannya buruk atau tidak sesuai dengan bentuk
sediaan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya bahan yang dikemas baik karena
faktor fisik (penyimpanan) maupun faktor kimia (stabilitas bahan yang dikemas). Pada
umumnya pengemasan berfungsi untuk menempatkan bahan atau hasil pengolahan
atau hasil industri dalam bentuk yang memudahkannya dalam penyimpanan,
pengangkutan, dan distribusi sampai ke tangan konsumen. Secara garis besar fungsi
pengemasan adalah sebagai berikut :
1.

Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen, agar


produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
2.
Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba
yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3.
Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada
kemasan.
4.
Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan
berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan
penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.
5.
Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari produk
di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam,
atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat
menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produkproduk lain di sekitarnya.
6.
Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan
sirup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol
plastik.
7.
Menambah daya tarik calon pembeli.
8.
Sarana informasi dan iklan.
9.
Memberi kenyamanan bagi pemakai (Julianti dan Mimi, 2006).
Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan):

a) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman.
b) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompokkelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak
karton untuk wadah strip obat dan sebagainya.
c) Kemasan tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer,
sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan.
Misalnya botol yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.
Material

Tipe

Kegunaan

Primer

Botol, ampul, vial berisi


solution atau tablet

Plastik

PrimerSekunder

Botol, ampul, vial berisi


solution atau tabletPembungkus
yang terdiri dari beberapa
kemasan primer

Wol

Primer

Pengisi kosong

Logam

Primer

Penyusun aerosol, penutup


bahan

Papan

Sekunder

Kotak berisi kemasan primer

Kertas

Sekunder

Leaflet, label

Liners

Primer

Penutup yang memberi segel


kompresi

Gelas

(Lund, 1994).
Dalam hal material, tidak semua bahan dapat berfungsi sebagai pengemas demikian
pula persyaratan dan spesifikasi bahan pengemas untuk keperluan yang satu berbeda
dengan yang lain. Beberapa persyaratan bahan pengemas adalah :
a) Memiliki permeabilitas terhadap udara (oksigen dan gas lain) yang baik

b)
harus bersifat tidak toksik dan tidak bereaksi (inert), sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat menyebabkan atau menimbulkan perubahan warna, flavor dan
citarasa produk yang dikemas
c)
harus mampu menjaga produk yang dikemas agar tetap bersih dan merupakan
pelindung terhadap pengaruh panas, kotoran dan kontaminan lain
d)
harus mampu melindungi produk yang dikemasnya dari kerusakan fisik dan
gangguan dari cahaya (penyinaran)
e)
harus mudah dibuka dan ditutup dan dapat meningkatkan kemudahan
penanganan, pengangkutan dan distribusi
f)
harus mampu menjelaskan identifikasi dan informasi dari bahan yang
dikemasnya, sehingga dapat membantu promosi atau memperlancar proses penjualan.
Dengan banyaknya persyaratan yang diperlukan untuk bahan kemas, maka tentu saja
bahan kemas alami tidak dapat memenuhi semua persyaratan tersebut sehingga
manusia dengan bantuan teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat
memenuhi sebagian besar dari persyaratan minimal yang diperlukan (Anonim, 2006).
Kualifikasi dan Validasi
CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang perlu
dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang
dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang dapat
mempengaruhi mutu Produk hendaklah divalidasi. Validasi adalah tindakan
pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan,
sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi maupun
pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan (Anonim, 2006).
Validasi untuk mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang disebut kualifikasi.
Dimana kualifikasi tersebut adalah langkah pertama dalam melaksanakan validasi di
industri farmasi (Priyambodo, 2007).
Peralatan
Desain dan kontruksi peralatan pengemasan produk hendaklah memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

Peralatan

hendaklah

didesain

dan

dikontruksikan

sesuai

dengan

tujuannya. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk


antara, produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi yang dapat menimbulkan
identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan.
Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya pelumas atau

pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah sehingga tidak
mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian bahan awal, produk antara ataupun
produk jadi.
Peralatan hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan.

Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta
disimpan dalam keadaan bersih dan kering. Hendaklah tersedia alat timbang dan
alat ukur dengan rentang dan ketelitian yang tepat untuk proses produksi dan
pengawasan. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, memeriksa
dan mencatat hendaklah diperiksa ketepatannya dan dikalibrasi sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan. Hasil pemeriksaan dan kalibrasi hendaklah dicatat dan
disimpan dengan baik (Anonim, 2006).
Kegiatan pengemasan produk dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk
menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas. Semua kegiatan
pengemasan dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan
bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk. Rincian
pelaksanaan pengemasan dicatat dalam catatan pengemasan batch (Anonim, 2006).
Seluruh wadah, yang digunakan untuk penyimpanan obat dan tutupnya tidak boleh
mempengaruhi kualitas obat yang tersimpan di dalamnya. Wadah dan tutupnya
dibersihkan dulu sebelum digunakan. Dengan menggunakan cara yang cocok dapat
dijamin bahwa persyaratan kemurnian mikrobiologis bagi bahan obat dan sediaan obat
yang tercantum dalam Farmakope dapat terpenuhi. Setelah pembersihan dan
pengeringan wadah, sejauh tidak digunakan, disimpan dalam kondisi tertutup. Wadah
harus diberi tanda yang jelas sesuai dengan persyaratannya setelah diisi dengan obat.
Wadah dan tutup yang terbuat dari plastik dan elastik, diuji seperti Pengujian barang
terbuat dari plastick dan elastik (Voight, 1995).
Beberapa teknologi pengemasan produk farmasi yaitu :
1.

Strip packaging

Merupakan pengemasan yang menganut sistem dosis tunggal, biasanya untuk sediaan
padat (tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang digunakan secara per oral. Metodenya
adalah mengemas dengan dua lapisan atas atau bawah, dan kemudian diseal dan dicut.
Produk akan jatuh kedalam mold yang panas, kemudian dibentuk kemasan dan
mewadahi produk tersebut. Produk yang disegel antara dua lapisan tipis ini biasanya
mempunyai segel dan biasanya dipisahkan dari bungkus-bungkus yang bedekatan
karena adanya perforasi. Pemilihan dari material harus tepat, agar tidak ada migrasi
dari produk keluar. Ukuran dan kedalaman dari mold tersebut harus cukup untuk
menampung produk dan membentuk kantong, dan jangan sampai produk tertekan.
Contoh : noza, obat generik seperti dextromethorphan (Anandita, 2012).

Gambar contoh kemasan strip

Gambar stripping process


Strip terdiri dari berbagai macam tergantung bahan penyusun dari strip. Diantaranya
ada PLM (polycellonium), PLO (Polycello) dan PLN (Polynium). PLM merupakan
bahan strip yang paling umum, dimana kandungannya adalah polycello atau cellophan
dan alumunium. Cellophan adalah sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentu tipis
transparan, fungsinya dalam kemasan adalah untuk menempelkan pewarna sehingga
strip bisa colorfull. Bahan yang biasa dipakai adalah MST / MT dan PT cellophan.
Alumunium sendiri berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembapan. Semakin
tebal alumunium yang digunakan akan semakin membuat tingkat proteksi menjadi
lebih baik. Namun harus dilihat dari sisi mesin strip, apakah kompatibel atau tidak

karena bisa jadi semakin tebal akan menggangu proses stripping. Antara selophan dan
alumunium ini terdapat satu lapisan yakni PE atau Polyetilen yang berfungsi untuk
melekatkan selophan dan alumunium. Lapisan setelah alumunium sendiri adalah PE
lagi, fungsinya kali ini adalah untuk membuat dua PLM dapat saling melekat saat
distripping. Jadi secara garis besar, ada 4 lapisan dalam PLM yakni selophan (terluar),
PE, Alu, PE (terdalam). Pembuatan PLM secara garis besar yaitu selophan dicetak dan
diberi warna lalu PE dicairkan. Kemudian Alu dan selophan dipasang dalam masingmasing silindernya, saat akan ditemukan maka diberi cairan PE, sehingga keduanya
melekat. Lalu dilapis dengan PE kembali pada bagian dalam. Untuk PLO dan PLN
hampir sama dengan PLM. Hanya saja PLO komposisinya adalah selophan dan PE
sehingga sifatnya elastis dan tembus pandang (contoh : antimo tablet). Sedangkan PLN
kandungannya adalah Alu dan PE (Anandita, 2012).
Sistem kerja mesin strip sendiri cukup sederhana yakni dengan menyiapkan dua PLM
pada rollernya. kemudian ditengahnya dimasukkan dalam strip dan dipanasi sehingga
PE mencair dan akan melekatkan kedua PLM (Anandita, 2012).
Pemeriksaan strip juga sederhana. Saat kedatangan barang, cukup diperiksa kesesuaian
warna dan teks, lebar PLM dalam satu roll, dan kebersihan PLM. Saat produksi,
dilakukan pengecekan kualitas PLM dengan tes kebocoran menggunakan metilen blue
dalam presure chamber (Anandita, 2012).
2.
Blister pack
Dalam proses ini lembar plastik yang tebal dilewatkan pada rol yang telah dipanaskan,
hingga akan terbentuk ruang untuk diisi produk. Produk yang akan dikemas kemudian
dilepas melalui happer, kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai
untuk menutup lembar plastik yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu dicut. Strip
dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton box. Contoh :
panadol atau supra livron (Anandita, 2012).

Gambar contoh kemasan blister

Gambar mesin pengemas blister

Kemasan blister terdiri dari dua lapisan kemasan yang berbeda yakni PTP dan Plastik.
PTP merupakan singkatan dari Press Trough Packaging. Komposisi PTP ini adalah alu
dan PE. Sedangkan plastik yang digunakan bisa PVC atau PVdC, tergantung dari bahan
yang akan diblister. jika bahan sensitif dengan kelembapan maka akan lebih disarankan
PVDC karena lebih protect. Proses produksi awalnya yaitu PVC dibentuk dengan
dipanaskan terlebih dahulu dengan heater namun tidak sampai cair, lalu dibentuk
sesuai dengan cetakannya atau nama kerennya forming. Proses forming sendiri
prinsipnya adalah dengan memberikan tekanan udara untuk membentuk plastik panas
dan cooler sehingga plastik yang tertekan udara dalam cetakan akan terbentuk namun
tidak bisa kembali ke bentuk semula karena ada proses pendinginan. kemudian tablet
dimasukkan dalam forming baik manual atau otomatis dan disealing dengan PTP
menggunakan panas pada bagian sampingnya. Baru kemudian dipotong sesuai ukuran
blister dengan menggunakan cutting khusus (Anandita, 2012).
3.
Pengemasan bulk produk
Untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material digunakan, multi wall
paper sack. Heavy duty bag polyethylene, woven sack polipropylene dan jute bags, tetapi
sekarang ini jute bags sudah kurang popular. Multiwall paper sack : terdiri dari
beberapa lapisan kertas yang saling menunjang, dengan demikian maka beban yang
didukung oleh kantong tersebut akan merata keseluruh lapisan. Jumlah lapisan bisa
antara 2 sampai dengan 6 lapis. Dengan menggunakan beberapa lapisan kertas yang
agak tipis adalah lebih fleksibel dan kuat daripada menggunakan satu atau dua lapisan
kertas yang tebal. Multiwall paper bag dapat digunakan untuk berbagai produk
terutama yang berbentuk bubuk (Julianti dan Mimi, 2006).

Gambar contoh kemasan bulk

Gambar mesin pengemas bulk


4.
Pengemasan botol
Kaca merupakan penelitian terdekat untuk bentuk botol yang steril. Hanya sumber
potensial dari pergeresan gas didalam atau diluar botol kaca melalui segel antara
penutup dan leher botol. Teknologi metode-metode evaluasi untuk kaca di dikenal baik
dan dikemas dalam UPS/NF. Bagian-bagian yang penting dari botol kaca adalah tipe
botol, bentuk, isi keseluruhan (juga dikenal dengan kapasitas yang berlebih),
pengakhiran leher botol, warna dan pergeseran bentuk. Hal yang banyak digunakan tipe
NP, sebuah kaca bentuk soda untuk produk yang tidak parental, yaitu produk yang
didasari dengan penggunaan topikal dan oral. Warna yang banyak digunakan adalah
kuning gading (Julianti dan Mimi, 2006).

Gambar kemasan botol

Gambar kemasan botol kaca untuk sediaan injeksi

Gambar mesin pengemas botol


5.
Pengemasan kaleng
Syarat-syarat pengaturan, membutuhkan panduan USP/NF yang mencakup
pengalengan dan penutupan, memberikan petunjukan pengemasan dengan bentukbentuk takaran bubuk dalam pengalengan takaran yang banyak. Seorang ahli obatobatan seharusnya tidak mengemas kembali sebuah produk dalam pengalengan yang
lemah pertahanan. Pengalengan seharusnya bersih dan aman untuk menjamin identitas

kekuatan, kualitas dan kemurnian dari produk-produk obat-obatan untuk ketahanan


hidup. Perusahaan-perusahaan obat dibutuhkan untuk melakukan tes untuk
menemukan hal yang standar ini. Hal yang kecil akan menjadi sebuah stabilitas
penelitian dalam pengalengan bertanda dan penutupan yang digunakan untuk
penjualan produk (Julianti dan Mimi, 2006).

Gambar kemasan kaleng


Perkembangan Teknologi Pengemasan
Saat ini telah dikembangkan teknologi pengemasan bahan pangan dan produk
farmasi yang mencakup :
1.
Pengemasan atmosfir termodifikasi (Modified Atmosfer Packaging/MAP)
Merupakan pengemasan produk dengan menggunakan bahan kemasan yang dapat
menahan keluar masuknya gas sehingga konsentrasi gas di dalam kemasan berubah dan
ini menyebabkan laju respirasi produk menurun, mengurangi pertumbuhan mikrobia,
mengurangi kerusakan oleh enzim serta memperpanjang umur simpan. Fabrikasi film
kemasan dapat menghasilkan kemasan dengan permeabilitas gas yang luas serta
tersedianya adsorber untuk O , CO , etilen, dan air. Keuntungan dari teknik kemasan
aktif adalah tidak mahal (relatif terhadap harga produk yang dikemas), ramah
lingkungan, mempunyai nilai estetika yang dapat diterima dan sesuai untuk sistem
distribusi.
Adanya absorber oksigen dapat menyerap oksigen pada bahan-bahan pangan
sepertihamburger, pasta segar, mie, kentang goreng, daging asap (sliced ham dan
sosis), cakes,dan roti dengan umur simpan panjang, produk-produk konfeksionari,
kacang-kacangan, kopi, herba (dalam farmasi) dan rempah-rempah.
Penggunaan kantung absorber O memberikan keuntungan khususnya untuk produk2

produk yang sensitif terhadap oksigen dan cahaya seperti produk bakery dan pizza,
daging yang dimasak dimana pertumbuhan jamur dan perubahan warna merupakan
masalah utamanya.
2. Pengemasan aktif (Active Packaging) dan Smart Packaging
Merupakan teknik kemasan yang mempunyai sebuah indikator eksternal atau internal
untuk menunjukkan secara aktif perubahan produk serta menentukan mutunya. Tujuan
dari kemasan aktif atau interaktif adalah untuk mempertahankan mutu produk dan
memperpanjang masa simpannya.
(Julianti dan Mimi, 2006).
KESIMPULAN
Pengemasan dalam dunia farmasi mempunyai peran penting, yaitu untuk
menempatkan bahan atau hasil pengolahan atau hasil industri dalam bentuk yang
memudahkannya dalam penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi sampai ke tangan
konsumen. Teknologi pengemasan sediaan farmasi meliputi strip, blister, bulk, botol,
dan kaleng.

Anda mungkin juga menyukai