Anda di halaman 1dari 5

Oxygen Balance merupakan syarat yang harus dipenuhi pada saat peledakan.

Ini
dapat dipengaruhi pada saat pencampuran bahan peledak. Untuk mendapatkan campuran
yang tepat antara Ammonium Nitrat dengan Fuel Oil dapat dilihat pada perhitungan
dibawah. Dimana pada reaksi tersebut harus terjadi Oxygen Balance, dimana semua unsur
atom Oxygen pada NH4 NO3 harus habis bereaksi menjadi CO2 dan H2O
Keadaan seimbang tersebut yaitu dimana bahan peledak bereaksi menjadi CO2(gas),
H2O(gas),

N2(gas).

Keseimbangan

oksigen

tersebut

disebut

oxygen

balance. Keseimbangan tersebut didapatkan pada jumlah campuran 94,5% NH4 NO3 dan
5,5% CH2.
Sehingga untuk mendapatkan Oxygen Balance (OB) adalah, menggunakan rumus
OB = O(reagen) 2CO(reaktan) HO(reaktan)
3NH4 NO3(padat) + CH2(cair)

CO2(gas) + 7H2O(gas) + 3N2(gas)

Berat atom N = 14 garm/mol, C = 12 gram/mol, O = 16 gram/mol, H = 1 gram/mol


Berat Senyawa NH4 NO3 adalah :
2 atom

N = 2 x 14 gram/mol = 28 gram/mol

3 atom O = 3 x 16 gram/mol = 48 gram/mol


4 atom H = 4 x 1 gram/mol = 4 gram/mol
Total

= 80 gram/mol

Berat Senyawa CH2 adalah :


1 atom C = 1 x 12 gram/mol = 12 gram/mol
2 atom H = 2 x 1 gram/mol
Total

= 2 gram/mol

= 14 gram/mol

Sehingga bila kedua senyawa tersebut dicampurkan maka berat campuran tersebut adalah :
80 gram/mol + 14 gram/mol = 94 gram/mol
http://fardensaragih.blogspot.co.id/2012/02/oxygen-balance.html

Oxygen balance adalah indeks defisiensi atau kelebihan oksigen dalam senyawa
untuk mengubah semua atom karbon menjadi karbon dioksida dan semua hidrogen menjadi
air. Untuk senyawa dengan rumus molekul CaHbOcNd, oxygen balance bisa dihitung
dengan rumus OB(%) =1600x(c-2a-b/2)/Mw, di mana Mw adalah berat molekul. Arti penting
dari oxygen balance akan terlihat ketika kita mendesain reaksi menggunakan most
exothermic principle di mana, atom N akan diubah menjadi N2, kemudian diikuti
pembentukan H2O dan CO2. Jika masih ada atom O yang berlebih maka atom O sisa akan
diubah menjadi O2 dan jika atom O yang ada tidak cukup untuk mengoksidasi H dan C
secara penuh maka atom H yang tersisa akan diubah menjadi H2 dan atom C akan menjadi
bentuk padatan. Hal ini berlaku jika material hanya terdiri atom C, H, N dan O, untuk atom
halida akan membentuk hidrogen halida dengan atom hidrogen. Terlalu sedikit atom O akan
tidak akan mengoksidasi secara penuh atom C dan H sementara terlalu banyak atom O
justru malah akan menghasilkan O2 yang menghilangkan banyak energi. Oleh karena itu,
langkah terbaik adalah menjaga oxygen balance di sekitar 0 ketika mendesain high
energetic material. Jika sebuah senyawa memiliki oxygen balan
https://neax502.wordpress.com/2013/07/06/oxygen-balance/

Bahan peledak (explosives) adalah bahan/zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan berubah
secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar atau seluruhnya
berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang amat singkat, disertai
efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.
Komposisi Kimia Bahan Peledak
Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan bahan
peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
(1) Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.
(2) Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan lain-lain.
b) Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa tunggal.
Misalnya : dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.
Jenis-jenis Peledak
Ledakan merupakan reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik lain dalam massa
bahan peledak tersebut. Berdasarkan kecepatan rambat tersebut bahan peledak dibagi menjadi
:
a) Bahan peledak rendah (Low explosives). Kecepatan rambat reaksinya rendah (umumnya
dibawah 1.000
m/detik), umumnya digunakan sebagai bahan pendorong atau propelan.
Misalnya : black powder (sumbu api), propelan (single base, double base).
b) Bahan peledak tinggi (High Explosives) yang terdiri dari :
(1) Bahan peledak non initial
(2) Bahan peledak penghantar
(3) Bahan peledak penghancur
(4) Bahan peledak initial. Misalnya: Mercury fuminate, Tetrazene, Diazodiaminophenol.

Kepekaan
Ledakan
a) Peledak pertama, Peledak inisiasi yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan
adanya api, benturan, gesekan dan semacamnya. Misalnya : PbN 6, Hg(ONC)2, C6H2N4O5dan
lain-lain. Bahan ini biasanya digunakan sebagai muatan primer dalam pemicu.
b) Peledak kedua, Peledak non inisiasi yaitu bahan peledak yang hanya meledak bila telah
dipicu oleh peledak pertama.
Permissible explosive
Khusus untuk tambang batubara bawah tanah. Untuk menghindari ledakan dari gas metan
(CH4) dan debu akibat aktifitas peledakan
Ciri-Ciri:
- Temperatur peledakan rendah
- Volume gas sedikit dan tidak beracun
- Penyalaan singkat
Contoh: Nitroglyserin, Straight dynamite, Amonium dynamite
Propelan
Propelan merupakan suatu bahan bakar yang proses pembakarannya tidak memerlukan
udara (oksigen), karena kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran telah
terkandung dalam Propelan itu sendiri.
1) Berdasarkan fasa propelan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a) Propelan padat terdiri dari : dasar tunggal (single base), dasar ganda (double base) dan
komposisi.
b) Propelan cair dapat dibedakan menjadi monopropelan dan bipropelan. Monopropelan
artinya dalam propelan tersebut telah mengandung unsur utama dalam tiap
molekulnya.Bipropelan berarti bahan bakar dan oksidator terpisah dan baru akan tercampur
di dalam ruang bakar.
2) Berdasarkan sifat campurannya, propelan padat dapat menjadi dua macam, yaitu:
a) Tipe propelan padat homogen, yaitu propelan padat dengan nitroselulosa sebagai bahan
dasar dalam komposisinya dan bahan lain yang pada umumnya berupa senyawa organik.
1. Disebut single base propelan kalau propelan homogen tersebut dibuat dari
nitroselulosa sebagai bahan utama dalam komposisinya.
2. Disebut double base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat dengan
nitroselulosa dan nitrogliserin sebagai bahan utama dalam komposisinya.
3. Disebut triple base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat dengan
nitroselulosa, nitrogliserin, dan nitroguanidin sebagai bahan utama dalam komposisinya.
b) Tipe komposisi propelan padat, yaitu suatu jenis propelan padat yang dibuat dengan
mencampurkan bahan bakar dengan bahan pengikat lainnya dengan oksidator ditambah
berbagai macam additive.
TRINITROTOLUENA (TNT)
Preparasi
Dalam industri, TNT disintesis dalam tiga langkah. Pertama, toluena dinitrasi dengan
campuran asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan mono-nitrotoluene atau
MNT. MNT dipisahkan dan kemudian direnitrasi membentuk dinitrotoluene atau
DNT. Pada tahap akhir, DNT dinitrasi membentuk Trinitrotoluena atau TNT
menggunakan campuran asam nitrat anhidrat dan oleum.

Asam nitrat habis dikonsumsi untuk proses industri, tapi asam sulfat encer dapat
digunakan kembali. Setelah nitrasi, TNT distabilkan dengan proses yang
disebutsulphitation, di mana crude TNT diperlakukan dengan larutan sulfit dan
larutan natrium untuk menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang tidak
diinginkan.

Air bilasan dari sulphitation dikenal sebagai red water dan merupakan polutan yang
signifikan dan merupakan produk limbah dari pembuatan TNT.

Karakter Explosive
TNT berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang spesifik, sementara dinamit
adalah suatu campuran nitrogliserin yang dikompresi menjadi bentuk silinder dan dibungkus
dengan kertas.
Setelah ledakan, TNT terurai sebagai berikut:
2C7H5N3O6 3N2 + 5H2O + 7CO + 7C
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon pada produk,
menyebabkan ledakan TNT memiliki penampilan jelaga. Dan karena TNT memiliki
kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan senyawa oksigen dapat
menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari TNT saja.
Selama abad ke-20, amatol, campuran TNT dengan ammonium nitrat adalah bahan peledak
militer yang secara luas digunakan.
HISTORY
TNT pertama kali diproduksi pertama kali pada tahun 1863 oleh kimiawan jerman
bernama Joseph Wilbrand dan pada skala industri tahun 1891 juga oleh Jerman,
dan pada tahun 1901 diadopsi untuk kekuatan militer. Selama Perang Dunia I
produksi TNT terbatas karena jumlah toluena sebagai produk sampingan dari
industri kokas yang terbatas. Setelah 1940, toluena tersedia lebih banyak sebagai
hasil sampingan dari industri minyak bumi dan selama Perang Dunia II TNT
diproduksi secara luas.
Toksisitas TNT
TNT adalah senyawa yang sangat beracun (quite oxic).
TNT juga dapat diserap melalui kulit.
Menyebabkan iritasi dan noda kuning terang.
Orang yang terkena TNT selama periode tertentu cenderung mengalami anemia dan
kelainan fungsi hati.
Memberikan efek yang buruk pada darah dan hati, pembesaran limpa dan efek
berbahaya lainnya pada sistem imunitas juga ditemukan pada hewan yang tertelan
atau terkontaminasi Trinitrotoluena.
TNT juga diduga memiliki efek merugikan bagi fertilitas laki-laki dan juga bersifat
karsinogen.
TNT yang mencemari lingkungan perairan biasa disebut red water", yang mungkin
sulit dan mahal untuk penanganannya.
http://endiferrysblog.blogspot.co.id/2012/04/tnt-sebagai-bahan-peledakeksplosive.html

Anda mungkin juga menyukai