Disusun oleh:
dr. Renny Sumino
Pembimbing:
dr. Andri
PUSKESMAS BARENG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
2015
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .........................................................................
B.
Rumusan Masalah ....................................................................
C.
Tujuan Penelitian .....................................................................
1. Tujuan Umum ......................................................................
2. Tujuan Khusus .....................................................................
D.
Manfaat Penelitian ...................................................................
i
ii
1
5
5
5
6
6
8
8
9
10
10
10
10
11
11
12
12
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
21
3. Umur ....................................................................................
3. Pekerjaan ..............................................................................
4. Pendapatan ...........................................................................
F. Kerangka Teoritis.........................................................................
22
24
24
27
28
29
31
31
31
31
32
32
32
32
33
33
33
34
35
BAB V
36
36
36
44
BAB VI
PENUTUP....................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ......................................................................................
53
53
54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian
anak yang merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals
(MDGs). Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian
Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
MDGs khususnya menurunkan angka kematian pada anak (Kemenkes RI, 2010).
Sementara Hidayat (2009) menjelaskan imunisasi merupakan pemberian
kekebalan pada balita dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga balita dan
anak tumbuh dalam keadaan sehat. Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada balita dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menetapkan
28 Juli sebagai hari peringatan hepatitis Se-Dunia. Sedangkan Pelopor yang
menemukan virus hepatitis B dan mengembangkan vaksin hepatitis B adalah Dr.
Baruch S. Blumberg. Data WHO menunjukkan bahwa dari berbagai penyebab
kanker, 5-10% disebabkan oleh hepatitis B. Dari seluruh carrier hepatitis B di
dunia, sekitar 75% terdapat di wilayah Asia-Pasifik. Sebanyak 500 juta manusia di
dunia terinfeksi hepatitis B dan lebih dari 600 ribu orang meninggal akibat
komplikasi dari hepatitis B setiap tahunnya (Santoso,2007).
Indonesia telah menetapkan target tahun 2012 untuk seluruh (100%)
desa/kelurahan harus sudah mencapai UCI (Universal Child Immunization),
artinya setiap desa/kelurahan minimal 80% balita telah mendapat imunisasi dasar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian
imunisasi Hb-0 pada bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Bareng
Kabupaten JOMBANG Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu yang penulis peroleh selama ini, khususnya
tentang riset penelitian serta yang menyangkut topik penelitian ini.
2. Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan, pemerintah/
pengambil keputusan tentang permasalahan terkait sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dengan membuat program yang
sesuai untuk meningkatkan cakupan imunisasi.
3. Bagi Institusi pendidikan
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dan sebagai bahan informasi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut, terutama yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian imunisasi
HB-0 pada bayi baru lahir.
4. Bagi Ibu Bayi
Memberikan informasi kepada ibu bayi khususnya yang menyangkut tentang
manfaat yang diperoleh bagi bayi yang diberikan imunisasi Hb-0.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh sehingga tubuh membentuk zat anti
terhadap penyakit yang berbahaya bagi seseorang. Imunisasi merupakan suatu
upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara
memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut, tubuh
dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan
kuman atau bibit penyakit penyerang tubuh (Harry, 2012)
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi
pada bayi, anak dan juga orang dewasa. Imunisasi menjaga bayi dan anak dari
penyakit tertentu sesuai dengan jenis (Sulisetiya, 2010).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meninggalkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
yang serupa, tidak terjadi penyakit. Tubuh manusia mempunyai cara dan alat
untuk mengatasi penyakit sampai batas kemampuan tertentu. Tubuh juga
sanggup menghilangkan serangan penyakit dari luar. Imunisasi adalah suatu cara
untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit
(Sulisetiya, 2010).
Imunisasi merupakan program utama suatu negara, bahkan merupakan
salah satu alat pencegah penyakit yang utama didunia. Penyelenggaraan
imunisasi diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan yang fasilitasi
oleh badan dunia seperti WHO dan UNICEF. Pertemuan menukar pengalaman,
evaluasi, perlu tidaknya bantuan dan lain sebagainya (Sulisetiya, 2010).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bukan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar (Sulisetiya, 2010).
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas
1. Pengertian
Hepatitis B didefinisikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis B (VHB) dan ditandai dengan suatu peradangan yang terjadi
pada organ tubuh seperti hati (Liver). Penyakit ini banyak dikenal sebagai
penyakit kuning, padahal penguningan (kuku, mata, kulit) hanya salah satu
gejala dari penyakit Hepatitis itu (Misnadiarly, 2007).
2. Etiologi
Terjadinya Hepatitis B disebabkan oleh VHB yang terbungkus serta
mengandung genoma DNA (Deoxyribonucleic acid) melingkar. Virus ini
merusak fungsi liver dan terus berkembang biak dalam sel-sel hati
(Hepatocytes). Akibat serangan ini sistem kekebalan tubuh kemudian memberi
reaksi dan melawan. Kalau berhasil maka virus dapat terbasmi habis. Tetapi jika
gagal virus akan tetap tinggal dan menyebabkan Hepatitis B kronis (si pasien
sendiri menjadi carrier atau pembawa virus seumur hidupnya). Dalam seluruh
proses ini liver mengalami peradangan (Misnadiarly, 2007).
3. Sumber Penularan
VHB mudah ditularkan kepada semua orang. Penularannya dapat melalui
darah atau bahan yang berasal dari darah, cairan semen (sperma), lendir
kemaluan wanita (Sekret Vagina), darah menstruasi. Dalam jumlah kecil HBsAg
dapat juga ditemukan pada Air Susu Ibu (ASI), air liur, air seni, keringat, tinja,
cairan amnion dan cairan lambung (Dalimartha, 2004).
4. Cara Penularan
Ada dua macam cara penularan Hepatitis B, yaitu transmisi vertikal dan
transmisi horisontal.
a. Transmisi vertikal
Penularan terjadi pada masa persalinan (Perinatal). VHB ditularkan dari
ibu kepada bayinya yang disebut juga penularan Maternal Neonatal. Penularan
cara ini terjadi akibat ibu yang sedang hamil terserang penyakit Hepatitis B akut
atau ibu memang pengidap kronis Hepatitis B (Dalimartha, 2004).
b. Transmisi horisontal
Adalah penularan atau penyebaran VHB dalam masyarakat. Penularan
terjadi akibat kontak erat dengan pengidap Hepatitis B atau penderita Hepatitis B
akut. Misalnya pada orang yang tinggal serumah atau melakukan hubungan
seksual dengan penderita Hepatitis B (Dalimartha, 2004).
Cara penularan paling utama di dunia ialah dari ibu kepada bayinya saat
proses melahirkan. Kalau bayinya tidak divaksinasi saat lahir bayi akan menjadi
carrier seumur hidup bahkan nantinya bisa menderita gagal hati dan kanker hati.
Selain itu penularan juga dapat terjadi lewat darah ketika terjadi kontak dengan
darah yang terinfeksi virus Hepatitis B (Misnadiarly, 2007).
5. Masa Inkubasi
Masa inkubasi (saat terinfeksi sampai timbul gejala) sekitar 24 - 96
minggu (Misnadiarly, 2007). Menurut Sudoyo (2006), masa inkubasi VHB
berkisar dari 15180 hari (rata-rata 60-90 hari).
6. Gejala dan Tanda
Munculnya gejala ditentukan oleh beberapa faktor seperti usia pasien saat
terinfeksi, kondisi kekebalan tubuh dan pada tingkatan mana penyakit diketahui.
Gejala dan tanda antara lain:
a. Mual-mual (Nausea)
b. Muntah muntah (Vomiting) disebabkan oleh tekanan hebat pada liver
sehingga membuat keseimbangan tubuh tidak terjaga
c. Diare
d. Anorexia yaitu hilangnya nafsu makan yang ekstrem dikarenakan adanya
rasa mual
e. Sakit kepala yang berhubungan dengan demam, peningkatan suhu tubuh
f. Penyakit kuning (Jaundice) yaitu terjadi perubahan warna kuku, mata, dan
kulit (Misnadiarly, 2007).
7. Kelompok yang Rentan
Adapun kelompok yang rentan terkena Hepatitis B adalah (Misnadiarly,
2007):
a. Anak yang baru lahir dari ibu yang terkena Hepatitis B
b. Tinggal serumah atau berhubungan seksual dengan penderita Hepatitis B
c. Mereka yang tinggal atau sering bepergian ke daerah endemis Hepatitis B
8. Prognosa
Bila seseorang terinfeksi VHB maka proses perjalanan penyakitnya
tergantung pada aktivitas sistem pertahanan tubuhnya. Jika sistem pertahanan
tubuhnya baik maka infeksi VHB akan diakhiri dengan proses penyembuhan.
Namun, bila sistem pertahanan tubuhnya terganggu maka penyakitnya akan
menjadi kronik. Penderita Hepatitis B Kronik dapat berakhir menjadi sirosis hati
atau kanker hati (Karsinoma Hepatoseluler). Sirosis dan kanker hati sering
menimbulkan komplikasi berat berupa pendarahan saluran cerna hingga Koma
Hepatik (Dalimartha, 2004).
9. Diagnosa
Diagnosa yang dapat dilakukan yaitu serologi (test darah) dan biopsi
liver (pengambilan sampel jaringan liver). Bila HBsAg positif maka orang
tersebut telah terinfeksi oleh VHB (Misnadiarly, 2007).
10. Pencegahan Hepatitis B
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui program imunisasi.
Imunisasi adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit
dengan cara memasukkan kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke
dalam tubuh yang diharapkan dapat menghasilkan zat antibodi yang pada
saatnya nanti digunakan untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang
menyerang tubuh (Hadinegoro, 2008).
Program imunisasi di Indonesia dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi yang diwajibkan meliputi BCG (Bacille Calmette Guerin),
Polio, Hepatitis B, DTP (Difteria, Tetanus, Pertusis) dan campak.
2. Imunisasi yang Dianjurkan
Imunisasi yang dianjurkan diberikan kepada bayi/anak mengingat beban
penyakit (burden of disease) namun belum masuk ke dalam program imunisasi
nasional sesuai prioritas. Imunisasi dianjurkan adalah Hib (Haemophillus
Influenza Tipe b), pneumokokus, influenza, MMR (Measles, Mumps, Rubella),
a. Tujuan umum
Adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B
b. Tujuan khusus
1) Pemberian dosis pertama dari vaksin hepB kepada bayi sedini
mungkin sebelum berumur 7 hari
2) Memberikan imunisasi Hepatitis B sampai 3 dosis pada bayi
(Dalimartha, 2004).
saat lahir sampai usia 2 bulan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-4 bulan,
sedangkan dosis ketiga pada umur 6-18 bulan.
d. Ulangan imunisasi Hepatitis B diberikan pada umur 10-12 tahun.
3. Kontraindikasi dan Efek Samping
Vaksin hepB diberikan kepada semua orang termasuk wanita hamil, bayi
baru lahir, pasien dengan immunocompromised, yaitu pasien dengan kelainan
sistem imunitas seperti penderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
(Dalimartha, 2004).
Efek samping yang mungkin timbul dapat berupa reaksi lokal ringan
seperti rasa sakit pada bekas suntikan dan reaksi peradangan. Reaksi sistemik
kadang timbul berupa panas ringan, lesu, dan rasa tidak enak pada saluran
cerna. Gejala di atas akan hilang spontan dalam beberapa hari (Dalimartha,
2004).
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hb-0
Manusia mempunyai berbagai pola perilaku, keyakinan, yang dapat
dipengaruhi oleh tradisi, budaya, dan harapan sosial sampai ke suatu tingkat yang
dapat menyebabkan kondisi dan kegiatan yang tidak sehat dalam keluarga,
kelompok populasi. Penyebaran masalah kesehatan berbeda tiap individu,
kelompok/ masyarakat dibedakan atas ciri-ciri manusia/karakteristik, tempat dan
waktu (Timmreck, 2004).
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di
masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik manusia. Yang termasuk dalam
unsur karakteristik manusia antara lain : pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik, agama dan sosial budaya. Begitu juga
halnya dalam masalah status imunisasi Hepatitis B juga dipengaruhi oleh
karakteristik ibu dan lingkungan sosial budaya (Azwar, 1999).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoamodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Overt Behavior). Tingkat pengetahuan di dalam
Domain Kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyebutkan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
b. Sedang
c. Rendah
2. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
memengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini
tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: a) input adalah sasaran pendidikan, b)
proses (upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain), c) output
(melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dalam
tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi HB0 pada anak. Selain itu juga
peningkatan usia ibu tidak meningkatkan kepatuhan dalam memberikan
imunisasi. Dimana peningkatan umur tidak meningkatkan partisipasi ibu dalam
pemberian imunisasi pada bayi.
Sedangkan Darmawan (2012) menjelaskan bahwa umur ibu merupakan
salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam hal
pemberian imunisasi Hepatitis B-0 pada umur bayi 0-7 hari. Untuk ibu yang usia
muda cenderung untuk tingkat pendidikannya rendah sehingga belum
memahami akan manfaat imunisasi, sedangkan ibu yang lebih tua cenderung
lebih banyak pengalaman dan informasi yang didapat mengenai manfaat
imunisasi bagi bayinya.
Menurut Depkes RI (2009), kategori umur produktif dibagi dalam 3
(tiga) kategori, yaitu :
a. Masa Remaja Akhir
= 17 25 tahun.
= 26 35 tahun.
= 36 45 tahun.
4. Pekerjaan
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu
biasanya bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak
disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak
dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan
membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan
sebelumnya. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, sebab itu setiap orang yang
ingin memperoleh penghasilan yang lebih besar dan tingkat penghidupan yang
lebih baik, haruslah siap dan bersedia bekerja keras (Anoraga, 2006).
Menurut Retnoningsih dan Rusmiati (2010) pekerjaan merupakan factor
predisposisi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Status dan jenis pekerjaan
ibu memberi pengaruh terhadap imunisasi. Ada kecenderungan situasi pekerjaan
akan menimbulkan masalah kesehatan bagi seorang ibu dan anggota
keluarganya. Situasi kerja akan menimbulkan kesibukan dalam pekerjaan
sehingga seorang ibu cenderung memiliki waktu terbatas untuk merawat
keluarganya.
Sedangkan Darmawan (2012) menjelaskan bahwa status dan pekerjaan
ibu memberi pengaruh terhadap status imunisasi. Ibu yang bekerja di luar rumah
lebih sering memberikan imunisasi pada anaknya dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja.
5. Pendapatan
Pendapatan adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari
pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang
untuk memelihara kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya pemberian
imunisasi. Hal ini dapat memengaruhi status kesehatan masyarakat (Loedin,
2005).
Status
penghasilan
berhubungan dengan
pemanfaatan
pelayanan
pemenuhan
kebutuhan
(needs)
dan
keinginan
(wants)
dalam
kehidupannya. Di sisi lain juga terlihat bahwa apapun profesi dan pekerjaan
yang dilakukan seseorang tujuannya tidak terlepas dari pemenuhan keperluan
hidup baik sekarang maupun masa depan, baik untuk keperluan sendiri atau
generasi berikutnya.
Kehidupan seorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi
keluarga,sebuah keluarga yang berada digaris kemiskinan akan sangat mustahil
untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
pada keluarga. Orientasi keluaraga adalah kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan
sehari-hari sedangkan kesehatan baru mendapat perhatian apabila telah
mengganggu aktifitas mereka sehari-hari (Notoatmodjo, 2009).
Di setiap daerah untuk upah minimum mempunyai standar yang berbedabeda, sehingga Pemerintah menetapkan Undang-undang mengenai pengaturan
Upah Minimum Regional yang biasa disebut UMR. Berdasarkan peraturan
Gubernur
Provinsi (UMP) adalah Rp. 1.550.000,Prayogo dkk (2009) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemenuhan imunisasi dasar telah diteliti sebelumnya menyebutkan
bahwa kurangnya pengetahuan mengenai imunisasi, kondisi yang berhubungan
dengan imunisasi, terbatasnya akses ke pelayanan imunisasi, kondisi yang
berhubungan dengan status, keluarga atau budaya, keterbatasan ekonomi dan
kondisi
yang
berhubungan
dengan
perilaku
petugas
kesehatan
akan
Prilaku Masyarakat
Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan (termasuk
Imunisasi Hb-0)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Menurut teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) tentang prilaku
masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan dan Menurut Azwar (1999), salah
satu faktor yang menentukan status kesehatan (termasuk status imunisasi Hb-0)
adalah ciri/karakteristik manusia seperti pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik, agama dan sosial budaya sehingga
secara skematis dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Pendidikan
Pemberian
Imunisasi Hb-0
Umur
Pendapatan
Pekerjaan
Variabel
1.
Pemberian
Imunisasi
Hb-0
Definisi
Operasional
Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Variabel Dependen
Wawancara, dengan
Pelaksanaan
kriteria :
imunisasi
a. Memberikan,
Hepatitis B
jika ibu
(Hb) dosis
memberikan
pertama pada
imunisasi Hb
bayi berusia
pada
antara 0
sampai 7
hari setelah
kelahirannya
oleh petugas
kesehatan
di wilayah
kerja
Puskesma
s Bareng
2.
3.
4.
No.
5.
bayinya saat
usia
0-7 hari
kelahiran
b. Tidak Memberikan,
jika ibu
memberikan
imunisasi Hb pada
bayi >7 hari
kelahiran atau
bahkanIndependen
tak
Variabel
Pengetahuan Segala sesuatu
Wawancara, dengan Kuesioner a. Baik
yang ibu tahu
kriteria :
b. Cukup
tentang imunisasi a. Baik, jika jawaban
c. Kurang
Hepatitis B pada
benar >75%
bayi baru lahir
b. Cukup, jika
jawaban benar 56%
75%
c. Kurang, jika
jawaban benar
<56%
Pendidikan Jenjang
Wawancara, dengan Kuesioner a. Tinggi
pendidikan formal kriteria :(Depdiknas,
b. Menengah
terakhir yang
2000)
c. Rendah
pernah ditempuh a. Tinggi, jika ibu
dan ditamatkan
tamat jejang
ibu serta memiliki
perguruan tinggi
ijazah
b. Menengah, jika
ibu tamat
SMA/sederajat
c. Rendah, jika ibu
tamat SD/SMP
sederajat
Umur
Usia ibu dalam
Wawancara, dengan Kuesioner a. Dewasa
tahun yang
kriteria : (Depkes
Akhir
dihitung menurut Ri, 2009)
b. Dewasa
tanggal lahir
a. Dewasa Akhir, jika
Awal
berdasarkan KTP
usia 36 45 tahun
c. Remaja
b. Dewasa Awal,
Akhir
jika usia 26 35
tahun
c. Remaja Akhir, jika
usia 17 25 tahun
Variabel
Pekerjaan
Definisi
Operasional
Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner a. Bekerja
b. Tidak
Bekerja
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Skala
Ukur
Nominal
hari
6.
Pendapatan
Jumlah
penghasil
an ratarata
keluarga baik
ibu maupun
kepala
keluarga
yang dihitung
dalam
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan
pendekatan crosssectional, untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
ibu dalam pemberian imunisasi Hb-0 pada bayi baru lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Bareng Kabupaten JOMBANG.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang di teliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berumur 0-28 hari
yang menjadi target imunisasi pada tahun 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas
Bareng Kabupaten JOMBANG yang berjumlah 466 orang.
2. Sampel
Karena populasi sebanyak 466 orang, maka untuk pengambilan sampel di
dasarkan pada pendapat Notoatmodjo (2005) dengan rumus sebagai berikut:
n
N
2
1 N (d )
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (10%)
Perhitungannya sebagai berikut:
n
n
N
2
1 N (d )
466
1 466 (0,1)
2
466
466
1 466 (0,01) 1 4,66
466
5,66
82,33,
100%
Keterangan :
P = Presentase
f = Frekuensi teramati
n = Jumlah responden yang menjadi sampel
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel
bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa
yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan
2
analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X )
pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P 0,05) sehingga dapat
diketahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik,
dengan menggunakan program computer SPSS for windows versi 16,0.
Melalui perhitungan uji Chi Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan
bila nilai P lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna
antara variabel terikat dengan variabel bebas.
G. Penyajian Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah secara manual, kemudian disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang dan dibahas dalam bentuk
narasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
B.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 10
sampai dengan 12 September terhadap 82 responden di wilayah kerja puskesmas
Mereudeu diperoleh hasil adalah sebagai berikut :
No
Pemberian imunisasi
Frekuensi (f)
HB0
1
Memberikan
16
19,5%
Tidak memberikan
66
80,5%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
Pendidikan Ibu
Frekuensi (f)
Tinggi
16
19,5%
Menengah
24
29,3%
Dasar
42
51,2%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
3. Pengetahuan Ibu
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 pada Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Bareng Kabupaten JOMBANG
Tahun 2015
No
Pengetahuan Ibu
Frekuensi (f)
Baik
24
29,3%
Cukup
14
17,1%
Kurang
44
53,7%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
Umur Ibu
Frekuensi (f)
Dewasa akhir
24
29,3%
Dewasa Awal
50
61,0%
Remaja akhir
9,8%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
5. Pekerjaan
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 pada Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Bareng Kabupaten JOMBANG
Tahun 2015
No
Pekerjaan
Frekuensi (f)
Bekerja
17
20,7%
Tidak bekerja
65
79,3%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
Pendapatan
Frekuensi (f)
Diatas UMP
30
36,3%
Dibawah UMP
52
63,4%
82
100%
Total
Sumber : Data primer (diolah tahun 2015).
Pengetahuan
Memberikan
Tidak memberikan
Jlh
Baik
16
66,7
33,3
24
100
Cukup
14
100
14
100
Kurang
44
100
44
100
Jlh
16
82
100%
66
Memberikan
Tidak memberikan
Jlh
Pemberian imunisasi
F
Tinggi
11
68,8
31,2
16
100
Menengah
20,8
19
79,2
24
100
Dasar
42
100
42
100
Jlh
16
82
100%
66
Memberikan
Tidak memberikan
Jlh
Pemberian imunisasi
F
Dewasa Akhir
20,8
19
79,2
24
100
Dewasa Awal
11
22,0
39
78,0
50
100
Remaja Akhir
100
100
Jlh
16
82
100%
66
Pekerjaan
Memberikan
Tidak memberikan
Jlh
Bekerja
52,9
47,1
17
100
Tidak Bekerja
10,8
58
89,2
65
100
Jlh
16
82
100%
66
Pendapatan
Memberikan
Tidak memberikan
Jlh
UMP
13
43,3
17
56,7
30
100
< UMP
5,8
49
94,2
52
100
Jlh
16
82
100%
66
berkesinambungan pada
orang-
orang
yang
memiliki
seorang suami akan cenderung memiliki cara pikir yang rasional yang
dilakukan sepositif mungkin, dan pengetahuan responden dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, misalnya faktor umur dan pendidikan. Karena
kesemua faktor itu saling memberikan pengaruh kepada pengetahuan
responden.
2.
tidak ada pengaruh yang signifikan antara umur ibu dengan pemberian
imunisasi HB0 pada bayi baru lahir.
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam
penyelidikan epidemiologi, baik angka-angka kesakitan maupun kematian
maupun hampir didalam semua keadaan menunjukkan hubungan dengan
umur (Notoadmojo, 2005).
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Pada umumnya
semakin dewasa seseorang, maka tingkat pengetahuan seseorang akan
semakin meningkat (Hardiwinoto, 2011).
Peneliti berasumsi bahwa bahwa usia sangat mempengaruhi pola pikir
dan tingkah laku seseorang dimana akan sangat mempengaruhi juga terhadap
keyakinan dan tindakan seseorang dalam kehidupannya. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,
dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup.
4.
akan
pendidikan
sehingga
cenderung
berakibat
terhadap
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hb-0 pada Bayi Baru
Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Bareng Kabupaten JOMBANG Tahun
2015 dengan sampel 82 orang maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Hasil yang diperoleh dari penelitian diketahui bahwa dari 44 responden yang
berpengetahuan kurang, 44 diantaranya tidak memberikan imunisasi HB0
(100%). Sehingga dapat diambil kesimpulan adanya pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi HB0 pada
bayi baru lahir.
2. Hasil yang diperoleh dari penelitian diketahui bahwa dari 42 responden yang
berpendidikan dasar, 42 diantaranya tidak memberikan imunisasi HB0
(100%). Sehingga dapat diambil kesimpulan adanya pengaruh yang
signifikan antara pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi HB0 pada bayi
baru lahir.
3. Hasil yang diperoleh dari penelitian diketahui bahwa dari dari 8 responden
yang berumur dewasa akhir, 8 diantaranya tidak memberikan imunisasi HB0
(100%). Sehingga dapat diambil kesimpulan adanya pengaruh yang
signifikan antara umur ibu dengan pemberian imunisasi HB0 pada bayi baru
lahir.
4. Hasil yang diperoleh dari penelitian diketahui bahwa dari 65 responden yang
tidak bekerja, 58 diantaranya tidak memberikan memberikan imunisasi HB0
pada bayi (89,2%). Sehingga dapat diambil kesimpulan adanya pengaruh
yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemberian imunisasi HB0 pada
bayi baru lahir.
5. Hasil yang diperoleh dari penelitian diketahui bahwa dari 52 responden yang
memiliki pendapatan dibawah UMP, 49 diantaranya tidak memberikan
memberikan imunisasi HB0 pada bayi (94,2%). Sehingga dapat diambil
kesimpulan adanya pengaruh yang signifikan antara pendapatan ibu dengan
pemberian imunisasi HB0 pada bayi baru lahir.
B. Saran
1.
2.
3.
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN
IMUNISASI HB-0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BARENG KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2015
Petunjuk Pengisian:
Isilah sesuai dengan kriteria anda dan berikan tanda Ceklist () pada salah
satu jawaban yang menurut anda paling tepat dan benar.
Tanggal Wawancara :
Nomor Responden :
2. Umur
17 25 tahun
26 35 tahun
36 45 tahun
:
:
:
:
3. Pendidikan terakhir
:
SD/ SMP/ MTs
:
SMA/ SMK/ MAN
:
Perguruan Tinggi/ Akademi (D-III) :
4. Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja (termasuk IRT)
:
:
:
5. Alamat
C. Pengetahuan Responden
Jawaban
No.
1
2
Pernyata
an
Penyakit Hepatitis B (penyakit kuning)
adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
virus
Penyebab penyakit Hepatitis B adalah
karena
adanya
virus
Hepatitis
B di dalam
tubuh
Imunisasi
Hepatitis
B dapat
diberikan
pada anak
diteteskan ke mulut.
Pencegahan dini agar terhindar dari
10
penyakit
Hepatitis B adalah dengan memberikan
imunisasi B hanya menjangkati pada
Hepatitis
11 anak kecil
saja.
Rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin,
12
praktik
dokter merupakan sarana/tempat
untuk memperoleh imunisasi
Skor
Bena
r
Salah
Jawaban
No.
Pernyata
an
Imunisasi ulangan
13 tahun setelah
diberikan
Skor
Bena
r
5
imunisasi dasar.
14 Untuk mengetahui penyakit Hepatitis B
harus
dilakukan
tes darah
?
15 Akibat
jikadengan
tidak diberikan
imunisasi
Hepatitis B
akan mudah terjangkit virus Hepatitis B ?
Salah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, 2007, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang
Imunisasi, Medan
Anoraga, P., 2006, Psikologi Kerja, Rineka Cipta, Jakarta
Budiarto, 2004, Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC,
Jakarta
Darmawan, 2012, Pemberian Imunisasi HB0 Pada Bayi, http://repository.usu.ac.id,
(Dikutip 20 Juli 2015).
Dalimartha, 2004, Pengembangan Sistem Informasi Pekan Imunisasi Nasional
Berbasis Informasi, Tesis, UNDIP, Semarang
Dedi, 2010, Gambaran Faktor_fkator Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi
HB0,
http://dediadi.blogspot.com/2010/11/gambaran-faktor-faktoryang.html, (Dikutip 20 Juli 2015).
Depdiknas, 2005, Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas, Jakarta.
Depkes RI, 2007, Modul Latihan Penyuntikan Aman dan Imunisasi Hepatitis B,
Depkes RI, Jakarta
, 2008, Kebijakan Program Imunisasi di Indonesia. Depkes. Jakarta
, 2010, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten / Kota Sehat, Jakarta
, 2009, Kesehatan Reproduksi, UNFPA, Jakarta.
, 2006, Modul Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi Puskesmas,
Jakarta.
Dinkes Prov. Aceh, 2012 Laporan Angka Cakupan dan Angka Sasaran Bayi
Imunisasi Hepatitis B Uniject, Dinkes Aceh, Banda Aceh
Dinkes Kab JOMBANG, 2012, Laporang Angka Cakupan Imunisasi HB0,
JOMBANG
Faizal Noor, 2007, Ekonomi Manajerial, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Hardiwinoto, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, http://ilmukesehatan-masyarakat.blogspot.com, (Dikutip 20 Juli 2015).
Harry,
Dunia.