PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa hasil metabolisme sel yang
sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat,
atau udara pernapasan. Zat ekskresi utama pada hewan ada tiga macam, yaitu
karbon dioksida, air, dan senyawa nitrogen. Karbon dioksida (CO 2) dan air
(H2O) terbentuk pada waktu berlangsungnya respirasi sel.
Organ eksretoris utama pada Vertebrata adalah ginjal (Ren). Ren pada
Vertebrata pada umumnya berjumlah sepasang. Ren dihubungkan dengan
dunia luar melalui suatu saluran yang umumnya juga berjumlah sepasang.
Secara embriologis, ginjal berasal dari mesoderm. Ginjal pada ikan tentu saja
berbeda dengan ginjal katak, kadal ataupun burung, lebih-lebih dibandingkan
dengan ginjal pada Mammalia. Oleh karena itu ada 3 tipe ginjal yaitu:
pronephros, mesonephros, dan metanephros.
Pada Invertebrata yang lebih tinggi derajatnya memiliki sistem ekskresi
yang lebih komplek daripada invertebrata tingkat rendah. Bahkan golongan
invertebrata tertentu ada yang belum memiliki sistem ekskresi khusus.
Komponen utama penyusun tubuh hewan adalah air, yang jumlahnya
mencapai 6095 % dari berat tubuh hewan. Air tersebar pada berbagai bagian
tubuh, baik di dalam sel (sebagai cairan intrasel: CIS) maupun di luar sel
(sebagai cairan ekstrasel: CES). CES sendiri tersebar pada berbagai bagian
tubuh, contohnya plasma darah dan cairan serebrospinal. Dalam CES terlarut
berbagai macam zat meliputi ion dan sari makanan, sisa obat, hormon, serta
zat sisa metabolisme sel seperti urea dan asam urat.
Hewan harus mampu mempertahankan keseimbangan antara jumlah air
dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat. Mekanisme untuk mengatur jumlah
air dan konsentrasi zat terlarut disebut osmoregulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah
air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan.
Osmoregulasi
adalah
proses
mengatur
konsentrasi
cairan
dan
lingkungan air meningkat atau volume air menurun, hewan akan mengadakan
tanggapan dengan salah satu cara di antara dua cara yaitu menyesuaikan kadar
cairan
tubuhnya
dengan
kadar
lingkungannya
(osconformer)
atau
cairan tubuhnya adalah 300 mOsm per liter dan bersifar hipertonik
dibandingkan dengan lingkungnya (air tawar). Meskipun permukaan tubuhnya
diselubungi oleh sisik dan mukus yang relatif impermeable namun demikian
banyak air yang masuk ke dalam tubuh dan juga terjadi pengeluaran ion-ion
melintasi insang yang sangat permeable. Selain itu insang di sini juga
merupakan organ ekskresi yang membuang zat buang dan nitrogen dalam
bentuk amonia. Untuk menjaga cairan tubuhnya agar tetap dalam keadaan
konstan, ikan air tawar secara terus menerus mengeluarkan sejumlah sisa air
ini dilakukan dengan cara memproduksi sejumlah besar filtrat glomerulus dan
kemudian dilakukan reabsorbsi pilihan zat terlarut dari tubulus renalis menuju
ke dalam darah yang terdapat di kapiler arteri tobuler. Akibatnya terbentuklah
urin dengan jumlah besar, bersifat encer (hipotonik dibandingkan dengan
darah ikan tersebut), mengandung amonia dan sedikit mengandung zat
terlarut. Ion-ion yang hilang dari cairan tubuh diganti dengan makanan yang
dimasukan ke dalam tubuh dari lingkungannya dengan perantaraan sel khusus
yang terdapat di insang.
2.2.2
2.
3.
Gerakan
udara
pada
permukaan
benda
yang
Tekanan
barometrik:
jika
tekanan
berometrik
Luas
permukaan
penguapan:
apabila
daerah
dan laba-laba. Salah satu gambaran khas dari insecta adalah adanya rangka
luar yang berlapis lilin (kutikula). Adanya kutikula pada insecta merupakan
cara untuk memperkecil kehilangan air melalui permukaan tubuh.
Vakuola kontraktil
Vakuola kontraktil merupakan organella berbentuk bulat yang berisi cairan dan
dibatasi oleh membran. Vakuola kontraktil pada protozoa seperti pada Amoeba
dan Paramecium, vakuola kontraktil berperan mengatur. Semua protozoa air
tawar memiliki vakuola kontraktil mengatur tekanan osmosis dengan cara
mengeluarkan cairan tubuh bila berlebih secara difusi. Untuk sisa pemcernaan
yang berupa zat padat dikeluarkan melalui membran sel.
Ciliata air tawar memiliki cairan tubuh yang hiperosmotik sehingga tubuhnya
cenderung kemasukan air dalam jumlah besar. Kelebihan air yang masuk ke
tubuhnya
itu
lingkungannya
harus
selalu
berkolerasi
dibuang.
dengan
Kecepatan
konsentrasi
pengeluaran
osmotik
air
ke
cairan
di
sejumlah besar air. Untuk melakukan hal tersebut, membran vakuola akan
berfusi
dengan
membran
sel,
lalu
air
didalamnya
dikeluarkan
ke
lingkungannya.
Pada Porifera dan Coelenterata eksresi secara difusi. Mula-mula zat sisa
(misalnya CO2 dan sisa pencernaan) dari sel-sel tubuh dikeluarkan ke dalam
sel epidermis (ektoderm) kemudian dari sel epidermis (permukaan tubuh) ke
air secara difusi.
2.4.2 Protonefridia
10
2.4.3
Metanefridia
11
pembuluh
Malpighi,
bahan
yang
mengandung
nitrogen
diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap
kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air
masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat
diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
2.4.5
12
Kelenjar hijau atau kelenjar antena adalah organ pengeluaran yang dimiliki
Crustaceae yang terletak di daerah kepala. Kelenjar hijau memiliki suatu
kantong berujung buntu, yang disebut the endSac (pundi-pundi). Pundi-pundi
tersebut berhubungan dengan saluran nefridia dan berakhir pada kandung
kemih. Pundi-pundi terendam diantara cairan selomik, yang nantinya akan
disaring untuk membentuk urin awal. Urin awal Crustaceae masih memiliki
komposisi yang serupa dengan cairan tubuh namun tidak mengandung senyawa
bermolekul besar. Selama mengalir di sepanjang saluran nefridia, air dan
berbagai macam zat direabsorbsi, hingga akhirnya terbentuk urin yang akan
ditampung dalam kandung kemih. Kandung kemih berhubungan dengan
lingkungan sekitar melalui organ pengeluaran yang terletak didekat dasar
antena.
13
2.4.7
Paru - paru
Karbon dioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru paru
yang lembab. Pada mammalia paru paru merupakan satu satunya organ
ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui paru paru berasal dari
14
2.4.8
Hati
Hati merupakan alat tubuh yang mempunyai peranan sangat banyak dan
penting. Ada 2 peranan penting yyang dilkukn oleh hati yaitu tempat
penyimpanan zat makanan dan penguraian dan pembuangan zat zat yang
tidak diperlukan bagi tubuh. Pada hewan yang hidup di daerah dingin, hati
juga merupakan sumber produksi panas. Pigmen empedu merupakan
produk ekskresi yang berasal dari penguraian hemoglobin yang terdapat di
dalam sel darah merah yang sudah tua. Pigmen empedu kemudian
disalurkan ke dalam duodenum dan di buang bersama sama feses. Peran
hati yang paling penting sebagai organ ekskresi adalah pembentukkan zat
buangan bernitrogen dengan jumlah deaminasi asam amino.
15
Sumber
Kepentingan
Fotosintesis pada organisme Reaktan
dalam
Karbon dioksida
autotrof
respirasi aerobik
Respirasi aerobik pada semua Reaktan
dalam
organisme
hasil
penguraian fotosintesis
urea
Air
menurunkan
pH
cairan tubuh
Respirasi aerobik pada semua Pelarut dari semua
organisme reaksi kondensasi
aktivitas metabolik
reaktan
fotosintesis
16
dalam
Metabolisme nutrien
Mempertahankan
tekanan
osmotik
ekosistem
Metabolisme lemak di dalam Emulsifikasi
Pigmen empedu
hati
lemak
Hasil penguraian heme dalam Tidak ada
hati
BAB III
KESIMPULAN
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air
dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Ekskresi adalah proses pengeluaran
atau pembuangan sisa hasil metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Organ
ekskresi pada hewan yaitu berupa vakuola kontraktil pada protozoa dan
coelentera, protonefridia, metanefridia, tubulus malpighi, kelenjar hijau, dan
nefron pada vertebrata, hati dan paru paru, produk ekskresi meliputi oksigen,
karbon dioksida, air, ion atau garam, garam empedu, dan pigmen empedu.
17