Anda di halaman 1dari 26

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG

PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

BAB III
PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG
3.1. Data Perencanaan
Kuat tekan beton (fc')

: 25 MPa

Kuat leleh baja tulangan longitudinal (fyl')

: 400 Mpa

Kuat leleh baja sengkang (fyv')

: 240 Mpa

3.2. Perhitungan Balok Atap Arah y


Balok A-A

Balok induk atap

Dimensi balok induk = 20/40

be
120
400

y2 = 340
y1=140

200

26

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

3.2.1. Beban-beban Yang Bekerja Pada Balok 5 - 5

1.50

1
5.00

5.00

5.00

5.00

5.00

3.2.2. Data Beban


Analisis menggunakan Program SAP 2000, untuk input beban merata permeter
panjang dengan pembebanan trapesium dan segitiga dengan asumsi semua
perletakan adalah sendi, sebagai berikut:

27

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Tepesium 1

1.50

5.00

Distance

Load

(1.50/5.00)
h

(5.00 1.50)/5.00
h

1
0

Untuk
-

pelat

: h = tebal plat x beton x tinggi trapesium

beban tambahan : h = beban/m2 x tinggi trapesium

beban hidup

: h = beban/m2 x tinggi trapesium

beban hujan

: h = beban/m2 x tinggi trapesium

NB : satuan saat input data beban disesuaikan.

a. Beban mati
28

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Pelat 1
= 720 kg/m

2h =2 x (0.1 2400 x 1.50)

Beban tambahan
Berat spesi (0.03 2100) x 1.50

= 94,50 kg/m

Berat plafond (11 x 1.50)

= 16,50 kg/m

Berat penggantung (7 x 1.50 )

= 10,50 kg/m

Total beban tambahan

2h

= 243 kg/m

2h total

Berat sendiri balok dihitung berdasarkan dimensi yang di input di

Program.

b. Beban hidup

Beban hidup untuk atap = 100 kg/m2


2h =2 x (100 x 1.50) = 300 kg/m

c. Beban air hujan

Beban air hujan untuk atap = 20 kg/m2


2h = (20 x 1.50)

= 60 kg/m

29

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban beban yang bekerja pada balok 5 arah Y


Beban mati :

Beban Hidup :

30

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban air hujan

31

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

3.2.3.

Hasil Analisis Dengan Analisis SAP2000

a) Akibat beban mati


Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

32

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

b) Akibat beban hidup


Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

33

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

c) Akibat beban air hujan


Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

34

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban beban yang bekerja pada balok 5 arah Y


Beban mati :

Beban Hidup :

35

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban air hujan :

a) Akibat beban mati


Bidang Momen

36

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Bidang Gaya Lintang

b) Akibat beban hidup


Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

37

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

c) Akibat beban air hujan


Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

38

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban beban yang bekerja pada balok 5 arah Y


Beban mati :

Beban Hidup :

39

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Beban air hujan :

a) Akibat beban mati

40

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Bidang Momen

Bidang Gaya Lintang

b) Akibat beban hidup


Bidang Momen

41

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Bidang Gaya Lintang

c) Akibat beban air hujan


Bidang Momen

42

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Bidang Gaya Lintang

Untuk memastikan perhitungan pada SAP2000 tidak terjadi kekeliruan, maka dikontrol dengan perhitungan manual dengan metode
Slope Deflesi sebagai berikut.

43

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Dari hasil control diperoleh momen jepit ujung pada perhitungan dengan SAP2000 besarnya
sama dengan momen pada tumpuan maksimum adalah 2644,01 kgm, sehingga perhitungan
analisis dapat digunakan.
3.2.4.

Gaya-gaya dalam Ultimit

a) Momen Maksimum Pada Tumpuan

Akibat beban mati (MD)

= 2644,01 Kg m

Akibat beban hidup (ML)

= 666,59 Kg m

Akibat beban air hujan (R)

=133,32 Kg m

MU

= 1.2 M D 1.6 M L 0.5 R


= 1.2 2644,01 1.6 666,59 0.5 133,32
= 4306,016 Kg m

b) Momen Maksimum Pada Lapangan

Akibat beban mati (MD)

= 2046,9 Kg m

Akibat beban hidup (ML)

= 520,86 kg m

Akibat beban air hujan (R)

= 104,17 kg m

MU

= 1.2 M D 1.6 M L 0.5 R


= 1.2 2046,9 1.6 520,86 0.5 104,17
= 3341,741 Kg m

c) Gaya Lintang Maksimum

Akibat beban mati (VD)

= 2694,62 Kg

Akibat beban hidup (VL)

= 658,32 Kg

Akibat beban air hujan (R)

= 131,66 Kg

VU

= 1.2 VD 1.6 V L 0.5 R


= 1.2 2694,62 1.6 658,32 0.5 131,66
= 4.352,686 Kg

44

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

3.3. Perencanaan Penulangan Balok


Direncanakan :

Dimensi Balok

: 20/40

Tebal penutup beton

: 40 mm

Diameter tulangan utama

: D16 mm

Diameter tulangan transversal

: 8 mm

Tinggi efektif

1
2

1
16 = 56 mm
2

d'

= p S D = 40 + 8 +

= h d' = 400 56 = 344 mm

Rasio tulangan minimum :


min

min

f 'c
4 fy

25
0.0031
4 400

1.4
1.4

0.0035
fy
400

Digunakan min terbesar yaitu min = 0.0035


b

max

0.85 f ' c
600

fy
600 fy

0.85 25
600
0.85
= 0.0271
400
600 400

= 0.75 b = 0.75 0.0271 = 0.02

jadi besarnya adalah


min max
0.0035 0.02

Jika lebih besar dari maxmaka yang digunakan adalah max

3.3.1. Penulangan Lentur


45

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Perhitungan penulangan tumpuan


MU

= = 4306,016 Kg m = 43.060.160 Nmm

Mn

Rn

= 0.85 f ' c =
= 18,823
0.85 25

1
2 Rn m
1 1

m
fy

2 (2,2742) 18.823
1

1 1

18,823
400

MU

43.060.160
= 53.825.200 Nmm
0.8

53.825.200
Mn
2
2 = 200 (344) 2 = 2,2742 N/mm
bd

400

fy

= 0.00602
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif,
untuk komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang
diperlukan pada setiap penampang, positif atau negatif, paling sedikit
harus sepertiga lebih besar dari yang diperlukan berdasarkan analisis,
sehingga :
perlu

= analisis

4
4
= 0.00602
= 0.00803 > min
3
3

Jadi yang digunakan adalah = 0.00803


As = b d = 0.00803 200 344 = 552,52 mm2
As

= 1
4

D2

552,52

= 200,96
= 2,749

3 buah

Maka dipasang tulangan longitudinal 3D16 dengan luas tulangan Ast =


602,88 mm2.
Kapasitas Terpasang :
a

Ast fy
(602,88). 400
= 0.85 f ' c b =
= 56,74 mm
0.85 25 200

46

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

a
2

= Ast fy d

Mnt

= (602,88) 400 344

56,74

= 76.114.607 Nmm
Mnt = 76.114.607 Nmm > Mn = = 43.060.160 Nmm.........OK!
Jadi banyak tulangan longitudinal yang digunakan 3D16
Kontrol Jarak Tulangan

Selimut beton

= 2 40

= 80 mm

Sengkang

= 2 8

= 16 mm

Tulangan lentur

= 3 D16

= 48 mm +
= 144 mm

Sesuai dengan ketentuan SNI 2002, pasal 9.6.1 bila jarak bersih antar
tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak boleh kurang dari db ataupun
25 mm.
Sehingga :
Jarak Tulangan

b 144
2

200 1
44
2

= 28 mm > 25 mm....................................OK!

Perhitungan Penulangan Lapangan


MU

= = 3341,741 Kg m = 33417410 Nmm

47

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

MU

33417410
= 41771762,5 Nmm
0.8

Mn

Rn

= 0.85 f ' c =
= 18,823
0.85 25

1
2 Rn m

1 1

m
fy

2 (1,7649) 18,823
1

1 1

18,823
400

41771762,5
Mn
2
2 = 200 (344) 2 = 1,7649N/mm
bd

400

fy

= 0.0046
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 sebagai alternatif,
untuk komponen struktur yang besar dan masif, luas tulangan yang
diperlukan pada setiap penampang, positif atau negatif, paling sedikit
harus sepertiga lebih besar dari yang diperlukan berdasarkan analisis,
sehingga :
perlu

4
4
= 0.0046
= 0.0061 > min
3
3

= analisis

Jadi yang digunakan adalah perlu = 0.0061


As = b d = 0.0061 200 344 = 423,01 mm2
As

= 1
4

D2

423,01

= 200,96
= 2,1049

2 buah

Maka dipasang tulangan longitudinal 2D16 dengan luas tulangan Ast =


401,92 mm2.
Kapasitas Terpasang :
a

Ast fy
(401,92) 400
= 0.85 f ' c b =
= 37,827 mm
0.85 25 200

Mnt

= Ast fy d

a
2
48

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

= (401,92) 400 344

37,827

= 52.263.444,96 Nmm
Mnt = 52.263.444,96 Nmm > Mn = 33417410 Nmm..........OK!
Jadi banyak tulangan longitudinal yang digunakan 2D16
Kontrol Jarak Tulangan

Selimut beton

= 2 40

= 80 mm

Sengkang

= 2 8

= 16 mm

Tulangan lentur

= 2 D16

= 32 mm +
= 128 mm

Sesuai dengan ketentuan SNI 2002, pasal 9.6.1 bila jarak bersih antar
tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak boleh kurang dari db ataupun
25 mm.
Sehingga :
Jarak Tulangan

= b 128
= 200 122
= 72 mm > 25 mm....................................OK!

3.3.2. Penulangan Geser


Data :

Tulangan sengkang

Gaya geser maksimum = 4.352,686 Kg

Dimensi Balok

= 8 mm

= 20/40
49

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

= 344 mm

Sehingga :
VU = 4.352,686 Kg = 43,52686 KN
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 13.3.1.1 untuk komponen struktur yang
hanya
VC

1
25 200 344
6

f 'c b d

= 57.333,33 N
= 57,33333 KN
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.2. (3) dijelaskan bahwa faktor
reduksi () untuk geser diambil sebesar 0.75
VC

= 0.75 57,333333 KN
= 43 KN

1
VC = 21,5 KN
2

Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 13.5 mengenai kuat geser yang


disumbangkan oleh tulangan geser, disebutkan :

Untuk kondisi VU <

1
VC , tidak diperlukan tulangan geser. Akan tetapi,
2

untuk faktor keamanan, tetap dipasang tulangan geser minimum.

Untuk kondisi

1
VC < VU < VC, dipasang tulangan geser minimum
2
Av 1200 fy

sesuai pasal 13.5.5 persamaan 56 dengan jarak S = 75 fc' b .


w

Untuk kondisi VU VC, harus dipasang tulangan geser. VS =


dengan jarak S =

Vu Vc

Av fy d
yang mengacu pasal 13.5.4.1 SNI 03-2847Vs

2002.

50

PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG


PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG

Jarak tulangan geser berdasarkan pasal 13.5.4.1 SNI 03-2847-2002 yang


dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur tidak boleh
melebihi

d
1
jika Vs <
2
3

Jika nilai Vs >

fc ' bw d .

fc ' bw d maka sesuai pasal 13.5.4.3 SNI 03-2847-

2002 spasi maksimum yang diberikan dalam pasal 13.5.4.1 SNI 03-28472002 harus dikurangi setengahnya.
Dari hasil perhitungan didapat kondisi VU <

1
VC
2

sehingga tidak

diperlukan tulangan geser. Akan tetapi, untuk faktor keamanan, tetap dipasang
tulangan geser minimum, sehingga :
Smin

Av 1200 fy

= 75 fc' b
w

Av= 2

1
d2
4

=2

1
82
4

= 100.57 mm2
Smin

100.57 1200 240


75 25 200

= 386,188 mm 350 mm
Jadi digunakan 8 350 sebagai tulangan Transversal.
Catatan:
Perhitungan balok memanjang lainnya akan dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Excel yang dapat dilihat pada Lampiran.

51

Anda mungkin juga menyukai