Anda di halaman 1dari 48

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERKEMIHAN DEWASA

Oleh :
Ns. Rondhianto, M.Kep

Departemen Keperawatan Klinik


PSIK UNEJ
2015

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1) Konsep anatomi fisiologi sistem
perkemihan dewasa
2) Peran dan fungsi ginjal :

pengaturan keseimbangan cairan dan

elektrolit
asam basa, dan
tekanan darah

ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERKEMIHAN

Definisi

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan


mengalirkan urin.

Sistem Urinaria adalah suatu sistem untuk mengatur volume dan


komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dimana terjadinya
proses penyaringan plasma darah oleh unit fungsional ginjal sehingga
cairan, elektrolit dan asam-basa tubuh berada dalam suatu keadaan yang
konstan melalui proses filtrasi, reabsorpsi, sekresi dan ekskresi berupa solut
dan air yang berlebihan dalam tubuh

Komponen sistem urinaria pada manusia, terdiri dari :

dua ginjal : penghasil urin


dua ureter, membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
kandung kemih : tempat urin dikumpulkan
dua otot sphincter, dan
Uretra : urin dikeluarkan dari vesika urinaria ke luar tubuh

Gbr komponen ginjal

Fungsi sistem urinaria :


Fungsi Ekskresi :
Mempertahankan osmolalitas plasma darah ( 285 mOsmol dengan
mengubah ubah ekskresi air)
Mempertahankan kadar elektrolit plasma dalam rentang normal
Mempertahankan pH plasma ( 7,35-7,45 dengan mengeluarkan
kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3-)
Mengekskresi produk akhir Nitrogen dan metabolisme protein, (t.u :
Urea, Asam Urat, dan Creatinin)
Mengekskresi zat Racun
Fungsi Non Eksresi :
Menghasilkan Renin untuk pengaturan tekanan darah
Menghasilkan Eritopoietin stimulasi produksi eritrosit o/ sumsung
tulang
Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktif
Degradasi insulin
Mengasilkan Prostaglandin

(1) Ginjal
Fungsi ginjal :

Pengeluaran zat-zat toksis.


Keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein
ureum,kreatin dan amoniak.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam-basa tubuh.
Pengaturan konsentrasi ion-ion penting.
Menghasilkan hormone Eritopoetin
Pengatur produksi Sel Darah Merah.
Pengatur tekanan darah

Letak dan kedudukan ginjal :

Jumlah ginjal : 2 buah (kanan dan kiri tulang belakang)


Panjang : 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara
120-150 gram
Letak :
Sifat retroperitoneal (posisi di belakang peritoneum yang melapisi rongga
abdomen).
Posisi : Vertebra T 12 s/d L 3 ; di bawah hati dan limpa.

Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal


(kelenjar suprarenal).
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri
untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh costa ke-11
dan 12
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan

Struktur ginjal

Kapsul ginjal : selaput tipis yg disebut kapsula fibrosa yang


membungkus tiap ginjal

Lapisan :

Luar : cortex renalis, berwarna cokelat gelap


Dalam : medulla renalis ; berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks
yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Struktur fungsional ginjal : Nefron

Jumlah : > 1 juta nefron/ginjal


Tdr dr :

Glomerulus,
Tubulus proximal
Ansa henle
Tubulus distal dan
Tubulus urinarius.

Suplai darah ginjal

Persarafan ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis
(vasomotor).
Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang
masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

Nefron

Glomerulus :
Mrpkan gulungan kapiler yg dikelilingi kapsul Epitel berdinding
ganda disebut Kapsul Bowman.
a. Lapisan Viseral
- Pedikel (kaki kecil).
- Filtration Slits (pori-pori dari celah).
- Barier Filtrasi Glomerular tdr dr:
Endotelium Kapiler, Membran Dasar, Filtration Slits.
b. Lapisan Parietal.

Tubulus Proksimal : tdpt sel-sel epitel kuboit; kaya mikrovilus.


Tubulus Distal : membentuk segmen terakhir Nefron.
Tubulus dan Duktus Pengumpul : Tubulus ini akan mengalir ke
sejumlah Tubulus Kontrortus Distal membentuk Duktus
Pengumpul besar yang lurus.
Apparatus jukstaglomerular : berdekatan atau dekat dengan
glomerulus ginjal. Mrpkan tempat menempelnya aa.efferen dan
tubuli distal, dan menghasilkan renin

Tipe-Tipe Nefron

1. Nefron Kortikal
Terletak di bagian korteks ginjal
Sebagian besar nefron termasuk ke dalam tipe ini.

2. Nefron Juxtamedular
Terletak di bagian medula ginjal

Proses Pembentukan Urine


1. Proses Filtrasi di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada
tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila
diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

(2) Ureter

Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari


ginjal ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari


ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria). Panjangnya 25-30
cm, dengan penampang 0,5 cm.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :


* Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
* Lapisan tengah lapisan otot polos
* Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Tjd gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang mendorong urine


melalui ureter masuk ke kandung kemih

(3) Vesica urinaria

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin di susun lapisan otot


polos. Bentuk : seperti buah pir (kendi).
Letak : di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Karakteristik : Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:

Lapisan sebelah luar (peritoneum).


Tunika muskularis (lapisan berotot).
Tunika submukosa.
Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Vesika urinaria terdiri dari :


Fundus, yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah.
Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, yaitu bagian yang berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

(4) Uretra

Urethra mrpkan saluran membranosa sempit yg berpangkal pada


kandung kemih, berfungsi menyalurkan air kemih dari kandung
kemih keluar tubuh.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:


Lapisan otot polos : kelanjutan otot polos dari V.U; mengandung

jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra
tetap tertutup.
Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan
saraf.
Lapisan mukosa.

Uretra Pria :
Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostate kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian
penis. Digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan system
reproduksi.

..uretra

Uretra Pria
Lapisan uretra pria terdiri dari :
Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)
Lapisan submukosa

Lebih panjang dari wanita, kira-kira 13,7-16,2 cm , tdr dr :


Urethra pars prostatica
Uretra pars membranosa
Urethra pars kavernosa

Uretra pada wanita :


Terletak dibelakang simfisis pubis, berjalan miring sedikit kearah
atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke
bagian luar tubuh. Panjang 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Lapisan uretra wanita terdiri dari :
Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)
Lapisan spongeosa
Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam)

PEMBENTUKAN DAN EKSKRESI


KEMIH
Sifat fisis air kemih :

Jumlah : ekskresi dalam 24 jam : 1.500 cc tergantung dari pemasukan


(intake) dan faktor lainnya.

Warna : Bening kuning muda, tgt kepekatan, diet, obat-obatan dan


sebagainya, dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

Bau : Khas air kemih, bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

Berat jenis : 1,015-1,020. pH 4,5

Reaksi : Asam (pH 4,5). bisa menjadi alkalis tergantung dari pada diet.
Komposisi :

Air : kira-kira 95-96%

Larutan (4%):
Larutan organic : Urea, ammonia, kreatin, dan uric acid.

Larutan anorganik : Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium) (5 mEq),


sulfat, magnesium, dan fosfor, elektrolit, kalsium, NH3, bikarbonat.
Pigmen (bilirubin, urobilin)
Toksin
Hormon

Pembentukan Urin
Urin terbentuk melalui 3 tahap :
1. Filtrasi
2. Reabsorpsi
3. Sekresi/Augmentasi
1

Tubulus Proksimal

HCO3

NaCl

H2O

H+

Tubulus Distal
H2O

Nutrients
K+

NaCl

K+

NH3

HCO3

H+

KORTEKS
2

Filtrasi
H2O
Salts (NaCl and others)
HCO3
H+
Urea
Glucose; amino acids
Some drugs

Lengkung Henle
turun
NaCl
H2O

MEDULA
LUAR

NaCl
3

Lengkung Henle
naik

Key

Urea
NaCl

Active transport
Passive transport

5Tubulus
Pengumpul

MEDULA
DALAM

H2O

Peran Hypothalamus
Pusat Pengaturan

Haus

Osmoregulasi
Hypothalamus

Minum air dalam


Jumlah cukup
ADH

Hipofisis
Posterior

meningkatkan
Penyerapan air
Tubulus
Ginjal

STIMULUS:
Ketika kadar air pada tubuh
berkurangMisalnya pada saat
panas hari, atau
berolah raga, maka tubuh
menstimulus hipotalamus

Penyerapan air
Memulihkan kekurangan
Cairan tubuh
Tubulus Pengumpult

Kadar Cairan Tubuh


Normal (Homeostasis)

MIKSI (Kencing)

Peristiwa pembuangan urin yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung


kemih.

Keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam


kandung kemih.
Merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh
pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia.

Tahap 1 : Air kemih >>> progresif distensi kandung kemih (250 cc)
stress reseptors reflek kontraksi dinding kandung kemih, relaksasi spinter
internus, dan relaksasi spinter eksternus pengosongan kandung kemih.

Tahap 2 : Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan


relaksasi spinter internus dihantarkan melalui serabut-serabut saraf para
simpatis.

Note :

Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord


(tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar
kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari latih.

Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika


Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot
detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.

Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot


detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi
terjadi MIKTURISI

Reflek Miksi

Reflek Miksi

Reseptor : reseptor regang pada dinding vesica


urinaria
Saraf sensoris : nervus pelvikus
Pusat reflex : medula sinalis segmen sakral
Saraf motorik : nervus pelvikus yang menuju ke
otot detrusor dan nervus pudendus yang menuju
m.sfingter uretra externa
Efektor : m.detrusor dan m.sfingter uretra

Micturatio
n

Reflex control
Blader fills

Voluntery control
Cereberal
Cortex

+
Strech reseptor
+

Parasymphatetic
nerve
+
Bladder

Bladder
contraction

Motor neuron to
external sphinter
External urethral
sphinter open when
motor neuron
inhibition

Internal urethral Sphinter


mecanically open when
bladder contraction
Urination

External urethara
sphinter remains
closed when motor
neuron is stimulated

No Urination

PERAN DAN FUNGSI GINJAL


pengaturan keseimbangan cairan dan

elektrolit
tekanan darah , dan
asam basa, dan

Regulasi cairan dan elektrolit


-- TD

Diperankan oleh :
Hormon ADH
Hormon Aldosteron

ADH diproduksi oleh hipotalamus (posterior).


ADH sifat osmoreseptor, disekresi ketika osmolalitas meningkat,
mis; dehidrasi, kehilangan darah

Sekresi ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air, shg


osmolalitas serum menurun

Jika tekanan darah menurun maka perfusi ginjal turun, filtrat yg


dihasilkan sedikit, tjd sekresi renin, angiotensin I & II serta
aldosteron shg ekskresi air & Na sedikit

PERANAN ADH

Osmolalitas cairan extrasel : 300 mOsm/liter dgn konsentrasi Na: 142 mEq/liter
Osmolalitas cairan extrasel sebagian besar ditimbulkan oleh ion Na. Oleh
karena itu kontrol osmolalitas dan kontrol konsentrasi Na terjadi secara
bersamaan
Kontrol osmolalitas terjadi melalui mekanisme umpan balik
Peningkatan osmolalitas akan merangsang osmoreseptor (hipotalamus
anterior dekat nukleus supra optikum), shg akan menstimulasi pengeluaran
ADH oleh hipofise posterior
ADH akan meningkatkan permeabilitas tubuli distal dan duktus koligentes
sehingga meningkatkan absorpsi air, sehingga air lebih banyak ditahan dalam
cairan extrasel dan osmolalitas akan kembali normal

Peran Hypothalamus

Peranan Aldosteron
Aldosteron dihasilkan oleh
korteks kelenjar adrenal
Aldosteron meningkatkan
reabsorpsi Na dan sekresi K
di tubuli

Maintaining Water and Electrolyte Balance

Figure 15.9
Copyright2003PearsonEducation,Inc.publishingasBenjaminCummings

Slide 15.32

PENGATURAN ASAM BASA OLEH


GINJAL

Secara umum : pH darah normal : 7,35-7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan


secara seksama (perub. pH yg sangat kecilpun
memberikan efek serius thd organ tubuh).

Selain dengan menggunakan sistem buffer, tubuh


mempunyai pengontrolan keseimbangan asam
basa dengan menggunakan organ paru-paru dan
ginjal.

Pengaturan Asam Basa oleh


Ginjal

Regulasi ginjal : ekskresi urin asam atau


basa

Pengaturan {H+}, melalui :


sekresi ion hidrogen ditubulus proksimal dan

distal
reabsorbsi ion bikarbonat
eksresi asam yang dititrasi, dan
pembentukan amonia.

Mekanisme :

CO2 masuk di dalam tubuh berdifusi masuk ke dalam sel tubulus dan
bergabung dengan H2O H2CO3 Ion bikarbonat + H+.

Ion bikarbonat berdifusi ke dalam cairan intertisial. Ion bikarbonat dan


hidrogen akan bertitrasi di dalam tubulus.

Kelebihan ion hidrogen akan dieksresikan dalam urin berupa asam


yang tidak menguap.

Setelah semua ion bikarbonat yg direabsobsi tidak ada lagi yang


berikatan dengan ion hidrogen, kelebihan H + tsb akan berikatan dengan
ion HPO4 H2PO4. dan kemudian ion hidrogen akan dieksresikan
dalam bentuk garam NaH2PO4.

Lanjut mekanisme :

Pd kondisi asedemia : produksi glutamin >>> sedangkan pada


kondisi alkalemia produksi glutamin <<<.

Glutamin (tubulus proksimal ginjal) glutamat dan amonium (NH4)

Glutamat ketoglutarat (metabolisme mjd bikarbonat yang


kemudian masuk ke dalam kapiler peritubuler) dan amonia (secara
aktif diekresikan ke dalam lumen tubulus)

Perubahan pH intertisial konsentrasi amonia (NH3) >>> dan


berdifusi ke dalam lumen tubulus lalu mendapar ion hidrogen (yang
disekresikan duktus koligentes) amonium (NH4) eksresi.

Summary

Dalam keadaan asidosis :


ion hidrogen disekresikan dalam jumlah banyak
bikarbonat direabsorbsi semua dan ginjal akan

memproduksi bikarbonat baru.


Bikarbonat baru dibentuk dengan bantuan buffer fosfat
dan amonia di tubulus.

Dalam keadaan alkalosis :


bikarbonat tidak direabsorbsi semua, karena ion hidrogen

hanya disekresi dalam jumlah sedikit.

Selamat Belajar

Bahan Bacaan
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.
Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai