Abstrak
Perkembangan, pertumbuhan dan kemajuan
suatu kota ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya
pertumbuhan
penduduk,
pergerakan/dinamika
penduduk,
serta
perkembangan perekonomian. Dari beberapa
factor tersebut perkembangan ekonomi memiliki
pengaruh yang paling dominan. Perkembangan
aktivitas ekonomi pada suatu kota akan
mengakibatkan kota tersebut menjadi semakin
ramai dan padat sehingga mempengaruhi
struktur ruang yang ada.
Pada jurnal ini akan dijelaskan bagaimana
keterkaitan dan pengaruh perkembangan
aktivitas ekonomi terhadap struktur ruang kota,
dengan cara melakukan review literatur dan
critical review terhadap jurnal terdahulu yang
mengambil studi kasus pengaruh perkembangan
aktivitas ekonomi di SWP III Kabupaten Gresik
terhadap struktur ruang kota. Di mana dari
hasil
penelitian
tersebut
diperoleh
perkembangan aktivitas ekonomi di SWP III dari
tahun 2004 2011 tidak berpengaruh terhadap
struktur ruang kotanya. Perkembangan aktivitas
ekonomi
hanya
mempengaruhi
elemen
pembentuk struktur ruang kota saja, yaitu pola
penggunaan lahan dan jaringan jalan
Kata kunci : aktivitas ekonomi, perkembangan
kota,struktur ruang kota.
1. PENDAHULUAN
Kota merupakan salah satu tempat
kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling
kompleks,
karena
perkembangannya
dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan
M. Haig
(1927) Dua prinsip kunci dari
pengaruh pertumbuhan wilayah kota adalah:
1. Persaingan diantara para pemakai lahan
dan peruntukan lahan pada pematangan
lahan yang tertinggi aksesibilitasnya.
2. Akibat keuntungan relative kepuasan
transportasi pada pasar kompleks
perumahan oleh perusahan-perusahaan
dagang dan individu-individu
Haig menyimpulkan proses pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut : bahwa suatu aktivitas
ekonomi pada pencarian suatu lokasi ditemukan
pada kedekatan pusat pertumbuhan; jika sewa
lokasi meningkat maka transport menurun. Jika
suatu lokasi menjauhi suatu pusat pertumbuhan
maka tingkat sewanya akan menurun dan biaya
transport naik. Sehingga di pusat pertumbuhan
suatu kota akan sangat rentan terjadi persaingan
kepimilikan ruang terutama di pusat-pusat
pertumbuhan yang ada sebagai wujud aktivitas
ekonomi.
Perkembangan aktivitas ekonomi pada suatu
kota akan mengakibatkan kota tersebut menjadi
semakin ramai dan terlalu padat (Khadiyanto,
2005). Akibatnya, seringkali terjadi fenomena
urban sprawl yang mengakibatkan pertumbuhan
fisik kota meluas hingga ke wilayah di sekitar
pinggiran kota yang biasanya merupakan
wilayah penyangga kota tersebut. Fenomena
urban sprawl yang terjadi di Indonesia salah
satunya dapat dilihat pada Kota Surabaya (Hadi,
2009). Kepadatan dan keterbatasan lahan di
pusat Kota Surabaya mendorong perkembangan
aktivitas ekonomi ke arah pinggiran kota dan
meluas hingga wilayah-wilayah penyangganya,
salah satunya adalah Kabupaten Gresik.
Fenomena
ini
tentunya
dapat
menggambarkan bagaimana keterkaitan maupun
pengaruh aktivitas ekonomi terhadap arah
pertumbuhan suatu kota yang membentuk
struktur ruang kota tersebut.
2. STUDI KASUS
Sebagai wilayah penyangga, Kabupaten
Gresik menyediakan lahan alternatif untuk
menampung perluasan kawasan industri dan
permukiman di pinggiran Kota Surabaya. Salah
satu wilayah di Kabupaten Gresik yang
menampung perluasan Kota Surabaya adalah
SWP (Satuan Wilayah Pembangunan) III yang
terletak pada bagian Selatan Kabupaten Gresik.
SWP III juga berfungsi sebagai wilayah
alternatif untuk pengembangan aktivitas industri
dan permukiman di Kabupaten Gresik akibat
kejenuhan lahan yang mulai terjadi di pusat kota
Gresik.
Aktivitas ekonomi yang berkembang di
SWP III tentunya berdampak pada perubahan
lahan di wilayah ini. Lahan terbuka yang
mendominasi penggunaan lahan di SWP III
mulai terkonversi menjadi lahan terbangun yang
difungsikan untuk menampung aktivitas
ekonomi tersebut. Perubahan penggunaan lahan
yang terjadi akan mempengaruhi pola
penggunaan lahan dan pola jaringan jalan yang
merupakan elemen penyusun struktur ruang
kota. Jadi dapat dikatakan perkembangan
aktivitas ekonomi di SWP III akan
mempengaruhi struktur ruang kota di wilayah ini
akibat terjadi perubahan pada elemen penyusun
struktur ruang kotanya.
Gambaran Umum
SWP III merupakan satuan wilayah
pembangunan di Kabupaten Gresik yang
meliputi tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan
Cerme, Kecamatan Benjeng, Kecamatan
Balongpanggang,
Kecamatan
Menganti,
Kecamatan
Kedamean,
Kecamatan
Wringinanom, dan Kecamatan Driyorejo. Pusat
SWP III berada pada IKK (Ibukota Kecamatan)
Driyorejo. Luas wilayah SWP III adalah 445,19
km dan berbatasan langsung dengan empat
kabupaten/kota, yaitu Kota Surabaya di bagian
Timur, Kabupaten Sidoarjo di bagian Selatan,
serta Kabupaten Mojokerto dan Lamongan di
bagian Barat. Berdasarkan RTRW Kabupaten
3. REVIEW LITERATUR
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi
untuk struktur
keruangan kota/struktur penggunaan lahan kota
dikemukakan oleh beberapa teori yaitu Cooley
5. PENUTUP
Salah satu fungsi kota sebagai tempat
melangsungkan kehidupan manusia adalah
fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi ini memainkan
peranan yang besar dalam perkembangan kota.
Fungsi ekonomi dalam kehidupan manusia
mengakibatkan adanya aktivitas ekonomi yang
mempengaruhi pola penggunaan lahan dan
menggambarkan struktur ruang dari suatu
wilayah kota.
Pengaruh adanya pusat-pusat kegiatan di
suatu wilayah kota yang mempengaruhi adanya
perbedaan harga lahan mengakibatkan adanya
persaingan untuk menempati ruang yang
mendekati pusat-pusat kegiatan tersebut.
Semakin mendekati pusat kegiatan harga sewa
lahan akan semakin tinggi namun biaya
transport akan berkurang. Fenomena ini
mengakibatkan tebentuknya pola penggunaan
lahan yang memiliki nilai sewa ekonomi
semakin tinggi pada pada masing-masing
tingkatan jarak dengan pusat-pusat kegiatan.
Pada kasus di Kabupaten Gresik khususnya
di SWP III
yang merupakan wilayah
penyangga, sebagai penyedia lahan alternatif
untuk menampung perluasan kawasan industri
dan permukiman di pinggiran Kota Surabaya
serta sebagai wilayah alternatif untuk
pengembangan
aktivitas
industri
dan
permukiman
di
Kabupaten
Gresik
mengakibatkan wilayah ini terus mengalami
pertumbuhan
penggunaan
lahan
yang
dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang ada
terutama industri. Dari adanya pertumbuhan
aktivitas industri ini mendorong adanya
kecenderungan perubahan pola penggunaan
lahan dari lahan tidak terbagun dalam hal ini
Daftar Pustaka
Adisasmita, Rahardjo.2005. Pembangunan
Ekonomi Perkotaan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Heryanto, Bambang. 2011. Roh Dan Citra KotaPeran Perancangan Kota Sebagai
Kebijakan Publik. Surabaya: Brilian
Internasional.
McMillen, Daniel,P. 2006. A companion to
urban economic, In Sub Chapter
Proprty and Land Taxation. British.
Mulyandari, Hestin. 2010 Pengantar Arsitektur
Kota, Yogyakarta, Penerbit Andi.
Nilayanti , Vibi Dhika dan PM Brotosunaryo.
2012. Pengaruh Perkembangan
Aktivitas
Ekonomi
Terhadap
Struktur Ruang Kota Di Swp Iii
Kabupaten
Gresik.
Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas
Teknik,
Universitas
Diponegoro. Semarang