Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AKTIF Allicin PADA BAWANG PUTIH UNTUK MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN IKAN
(Bahan Aktif)

Oleh
Desy Sari Untari

1214111017

Firmansyah

1214111029

Ika Rahayu N

1314111027

Ranindiya Akbar A

1214111053

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
PENDAHULUAN
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi fisiologis
tubuh. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal itu meliputi keturunan, pertumbuhan kelamin. Pertumbuhan ikan memiliki
hubungan yang erat antara pertumbuhan panjang dan berat. Rekayasa dan upaya
dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan ukuran yang seragam dengan
demikian efisiensi produksi budidaya ikan menjadi cukup baik. Beberapa petani ikan
menempuh cara dengan memberikan makanan berprotein tinggi dan memberikan
makanan alami seperti keong, bekicot dan lain-lain. Akan tetapi pemberian pakan
alami terkendala karena tidak praktis. Pada beberapa budi daya ikan seperti budidaya
ikan guramih, Ikan Lele, Ikan Nila, Ikan mas dan lain sebagainya, pemberian
antibiotik telah dirasakan manfatnya bagi budi daya ikan.
Misalnya yaitu dengan penggunaan ekstrak bawang putih yang mengandung Allicin.
PEMBAHASAN
Beberapa khasiat dan manfaat bawang putih tersebut telah didukung secara ilmiah.
Bawang putih pada dasarnya efektif untuk bawang putih meningkatkan kelangsungan
hidup ikan dan dapat membantu dalam mengendalikan patogen, terutama bakteri dan
jamur (Corzo-Martinez et al. 2007 dalam Fazlolahzadeh et al. 2011). Bawang putih
mengandung senyawa kimia yang disebut dengan nama Allicin.
Allicin adalah komponen aktif utama bawang putih. Pertama kali dilaporkan oleh CJ
Cavallito pada tahun 1944, allicin adalah bahan utama yang bertanggung jawab atas
spektrum luas dari aktivitas anti-bakteri dalam bawang putih. Penelitian juga
menunjukkan bahwa allicin berperan menurunkan kolesterol, anti-pembekuan darah,
anti-hipertensi, anti-kanker, antioksidan dan anti-mikroba. Karena efek antijamurnya.

Sifat kimia bawang putih sangat kompleks. Bawang putih segar mengandung enzim
(yang disebut allinase) dan alliin, yang terkandung di bagian berbeda dari tanaman
itu. Struktur unik itu dirancang sebagai mekanisme pertahanan terhadap mikroba
patogen tanah. Ketika jamur atau patogen tanah lainnya menyerang bawang putih,
membran kompartemennya hancur, dan dalam waktu 10 detik, semua alliin akan
diubah menjadi senyawa baru yang disebut allicin. Ini adalah senjata yang sangat
efisien karena sistem pertahanan bawang putih hanya aktif di lokasi spesifik untuk
jangka waktu yang singkat, sedangkan allinase dan alliin lainnya tetap disimpan
dalam kompartemen masing-masing dan tersedia untuk serangan mikroba
selanjutnya. Allicin yang diproduksi terlalu banyak justru dapat berbahaya bagi
jaringan dan enzim tanaman itu.
Allicin tidak ditemukan dalam bawang putih segar. Hal ini karena bawang putih segar
terdiri dari 65% air dan hanya berisi alliin, bukan allicin. Satu siung bawang putih
segar dapat mengandung 6-14 mg alliin per gram. Potensi alami allicin adalah 2,5-5,1
mcg per gram alliin.
Ali et al. (2008) juga melaporkan bahwa penggunaan bawang putih dalam pakan ikan
secara signifikan meningkatkan pertumbuhan. Bawang putih dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan sebab bawang putih memiliki bahan aktif antara lain allicin.
Menurut Fazlolahzadeh et al. (2011), allicin memiliki pengaruh positif pada flora
intestine sehingga memperbaiki pencernaan, suplai nutrient dan penggunaan energi
sehingga mempengaruhi pertumbuhan ikan. Ali et al. (2008) juga menyatakan allicin
yang terkandung dalam bawang putih mengatur performa mikroorganisme dalam
usus sehingga memperbaiki pencernaan makanan sehingga meningkatkan
penggunaan energi yang selanjutnya meningkatan pertumbuhan ikan.
Shalaby et al. (2006) melakukan penelitian serupa pada ikan nila dengan
menggunakan pakan dengan penambahan bawang putih 10, 20, 30 dan 40 g/kg pakan.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ikan nila berukuran rata-rata 7 g yang diberi
pakan dengan penambahan 30 g bawang putih/kg pakan memiliki performa
pertumbuhan yang paling tinggi dengan FCR yang paling rendah.
Menurut Asmawi 1983, menyatakan bahwa semakin besar kepadatan ikan yang kita
berikan, akan semakin kecil laju pertumbuhan per individu. Dengan kepadatan rendah
ikan mempunyai kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan
dengan kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan faktor luar yang
mempunyai peranan di dalam pertumbuhan

Kekurangan pakan akan memperlambat laju pertumbuhan sehingga dapat


menyebabkan kanibalisme, sedangkan kelebihan pakan akan mencemari perairan
sehingga menyebabkan stres dan menjadi lemah serta nafsu makan udang akan
menurun (Khairuman, 2002).

Sumber :
Ali, S. M., Nashwa, M. A. A., Mohamed, F. M. 2008. Effect of Garlic on The
Survival, Growth, Resistance and Quality of Oreochromis niloticus. 8th International
Symposium on Tilapia in Aquaculture 2008.
Fazlolahzadeh, F., Keramati, K., Nazifi, S., Shirian, S., Seifi, S. 2011. Effect of Garlic
(Allium sativum) on Hematological Parameters and Plasma Activities of ALT and
AST of Rainbow trout in Temperature Stress. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences, 5(9): 84 90
Shalaby, A. M., Khattab, Y., A., dan Abdel Rahman, A., M. 2006. Effects of Garlic
(Allium sativum) and Chloramphenicol on Growth Performance, Physiological
Parameters and Survival of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). J. Venom. ANim.
Toxins incl. Trop. Dis. V.12, n.2, p. 172 201

Anda mungkin juga menyukai