Anda di halaman 1dari 3

Magma Kue Panekuk di Bawah Danau Toba

Lava dalam jumlah besar yang dihasilkan selama proses super erupsi terakumulasi
selama lebih dari jutaan tahun sebelum akhirnya akan terbentuk pada kerak bumi. Reservoir
ini terdiri dari magma yang mengintrusi ke dalam kerak dalam bentuk lapisan-lapisan
horisontal, terlampar pada bagian atas tiap lapisan satu dengan lainnya, seperti tumpukan kue
panekuk.

gambart 1. kaldera Toba yang telah berkembang menjadi sebuah danau. Danau ini tercipta pasca
supererupsi 74.000 tahun yang lalu. Dampak terbesar dari supererupsi ini adalah perubahan iklim dan
lingkungan. Beberapa sumber menyebutkan populasi manusia waktu itu sempat menurun drastis akibat
perubahan global yang ditimbulkannya

Sebuah tim geosains dari Novosibirsk, Paris, dan Postsdam mencoba mencari jawaban
dari masalah dalam ilmu kebumian ini. Para ahli kebumian mencoba mencari jawaban dari
manakah asal material dalam jumlah besar yang diinjeksikan dari kaldera raksasa selama
super erupsi berlangsung sesungguhnya terbentuk. Pada kasus ini bukan soal ukuran erupsi
vulkanik yg besar dari gunung Pinatubo dan St. Helens, namun di sini kita lebih fokus pada
suatu peristiwa mahadahsyat: kaldera Toba pada zona subduksi Sumatra di Indonesia yang
terbentuk dari satu erupsi vulkanik paling dahsyat dalam sejarah bumi masa kini, sekitar
74.000 tahun lalu. Erupsi tersebut memuntahkan 2.800 km2 material vulkanik dengan dampak
perubahan terhadap iklim dan lingkungan yang lalu mengalami perubahan dramatis. Setelah
peristiwa tersebut terbentuklah danau Toba yang memiliki panjang 80 km. Para ilmuwan
tertarik untuk menemukan: bagaimana bisa material eruptible dalam jumlah besar mampu
membentuk misalnya sebuah super vulkano yang terakumulasi pada kerak bumi? Apakah
kejadian ini hanya terjadi sekali dalam seribu tahun lalu atau dapat terulang kembali?

gambar 2. diagram yang menunjukkan struktur bagian dalam dari kaldera Toba. Terlihat kumpulan sill
(intrusi atau magma yang menerobos kerak bumi dengan orientasi horisontal atau memotong perlapisan kerak
bumi) yang berlapis-lapis seperti kue panekuk yang dianalogikan oleh para peneliti

(sumber:livescience.com)

Ahli kebumian dari GFZ (Pusat penelitian Jerman untuk Geosains) berhasil
memasang sebuah jaringan seismometer pada daerah sekitar Toba untuk mengungkap
pertanyaan-pertanyaan tersebut lalu menginformasikan data penyelidkan pada semua ahli
kebumian yang berpartisipasi melalui arsip data GEOFON. Ahli kebumian GFZ, Christoph
Sens-Schonfelder, salah seorang dari tim studi kasus menjelaskan: dengan sebuah metode
seismologi kita akan mampu untuk menginvestigasi struktur dalam dari reservoir magma di
bawah kaldera Toba. Kami menemukan bahwa bagian tengah dari kerak di bawah
supervolkano Toba memiliki bentuk yang berlapis-lapis secara horizontal. Jawaban atas
pertanyaan kami semula kemudian dapat ditemukan dalam struktur reserrvoir. Di tempat ini,
pada kedalaman 7 km pada kerak bumi akan dijumpai struktur yang terdiri atas banyak intrusi
magma yang umumnya berlapis secara horizontal dan masih menyimpan material cair.
Teknik baru dalam seismologis
Telah diperkirakan bahwa magma dalam jumlah besar yang terinjeksi selama erupsi
supervulkano secara perlahan telah terakumulasi selama lebih dari beberapa juta tahun
dengan bentuk sebagai hasil perubahan posisi tubuh intrusi. Hal ini sekarang dapat dipastikan
melalui hasil perhitungan di lapangan. Para ahli kebumian GFZ menggunakan metode
seismologis yang baru dalam pengukuran ini. Periode selama lebih dari 6 bulan ini mereka
telah merekam getaran seismik sekitar area, getaran alami yang biasanya dianggap sebagai
sinyal-sinyal pengganggu. Dengan sebuah pendekatan statistik para ilmuwan menganalisis
data dan menemukan bahwa kecepatan gelombang seismik di bawah Toba bergantung pada
arah pemotongan gelombang pada kerak bumi. Di atas kedalaman 7 km deposit dari erupsi
terakhir membentuk sebuah zona dengan kecepatan yang rendah. Di bawah kedalaman ini
anisotropi seismik disebabkan oleh intrusi yang berlapis-lapis secara horizontal yang
membentuk struktur reservoir seperti sebuah tumpukan kue panekuk. Hasil intepretasi ini
berdasarkan data seismik.
Supervulkano
Tidak hanya di Indonesia, namun juga di beberapa tempat di dunia terdapat
supervulkano yang serupa, yang mengalami erupsi setiap beberapa ribu tahun sekali tetapi
dalam skala erupsi gigantik. Karena ukurannya gunung-gunungapi tersebut tidak membentuk
tubuh gunung melainkan menghasilkan rupa dengan kawah raksasa yang terbentuk selama
erupsi, yakni kaldera. Beberapa supervulkano lain yang dikenal adalah area taman nasional
Yellow Stone, gunung-gunungapi di Andes, dan kaldera danau Taupo di Selandia Baru. studi
hari ini membantu untuk memahami lebih baik tentang proses dinamika gunungapi yang
menuju pada pemahaman supererupsi.
gambar 3.Perbandingan material erupsi yang dihasilkan oleh supervulknao dunia. Supervulkano Toba
menduduki peringkat paling atas

(sumber:coolgeography.co.uk)

Referensi:
K. Jaxybulatov, N. M. Shapiro, I. Koulakov, A. Mordret, M. Landes, C. Sens-Schonfelder.
Sebuah komplek sill magmatis besar di bawah kaldera Toba. Ilmu pengetahuan, 2014:346
(6209);617 DOI:10.1126/science.1258582
Catatan: artikel di atas berdasarkan pada materi yang diberikan oleh Helmholtz Centre
Postdam-GFZ Pusat Penelitian Jerman untuk Geosains.
Diterjemahkan dari : www.geologypage.com

Anda mungkin juga menyukai