MM art coxae
1.1Makroskopis
Articulatio coxae berada diantara caput femoris dan acetabulum.Jenis sendinya berupa
Enarthrosis Spheroidea. Penguat dari sendi tersebut adalah tulang rawan pada facies lunata.
Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Ia
berjalan dari pinggir acetabulum menyebar ke latero-inferior mengelilingi collum femoris dan
akhirnya melekat pada linea intertrochanterica bagian depan dan pertengahan bagian
posterior collum femoris (11 jari diatas crista intertrhrocanterica). Bagian lateral dan distal
colum femoris adalah di luar capsula articularis.
Ligamen- ligamen pada sendi ini ialah:
1) Ligamentum
iliofemorale
yang
berfungsi
mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi, menghambat
rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang
pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan
kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak.
2) Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah
rotasi interna.
3) Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi,
ekstensi, dan rotasi externa. Selain itu diperkuat juga oleh
Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum
capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.
Gerakan pada pinggul sangatlah luas, terdiri dari fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi,
sirkumdiksi, dan rotasi. Panjang leher femur dan tubuh tulang tersebut memiliki efek besar
dalam mengubah sudut gerakan fleksi, ekstensi, adduksi, dan abduksi sebagian ke dalam
gerakan berputar di sendi. Jadi ketika paha melakukan fleksi maupun ekstensi, kepala femur,
berputar di dalam acetabulum hanya dengan sedikit meluncur ke sana kemari. Kemiringan
dari leher femur juga mempengaruhi gerakan adduksi dan abduksi. Sedangkan rotasi pada
paha terjadi karena adanya gerakan meluncur / gliding dari kepala femur terhadap
acetabulum.
Articulatio coxae termasuk articulatio inferioris liberi.
Tulang
: antara caput humeri dan acetabulum
Jenis sendi
: Spheroidea
Penguat sendi
:
Terdapat tulang rawan pada facies lunata
Terdapat kelenjar havers pada acetabuli
Ligamentum iliofemorale :
untuk mempertahankan
art.coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur dan
mencegah batang badan berputar kebelakang pada saat
berdiri, mengurangi kebutuhan kontraksi otot saat posisi
tegak
Ligamentum ishciofemoralis : mencegah rotasi interna
http://www.tk.de/rochelexikon/pics/s02240.006-3.jpg
Pada femur atau tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian
proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi
pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi
tempat perlekatan otot.Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni
permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus.Di dekatnya terdapat bagian linea
aspera, tempat melekatnya otot biceps femoris.
Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah merah
pada sumsum tulangnya. Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat
sendi condylar bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus
lateralis. Di antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.
1.2mikroskopik
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh
matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai
osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium
hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Tulang panjang memiliki 2 struktur, yaitu tulang kompakta dan
tulang spongiosa. Tulang kompakta merupakan tulang padat, yang
terdiri atas serat kolagen yang tersimpan dalam lapisan lapisan
tipis yang disebut lamel. Sedangkan untuk tulang spongiosa terdiri
atas daerah yang saling berhubungan seperti anyaman dan tidak
padat. Celah-celah diantaranya diisi oleh sumsum tulang. Ruang
diantara trabekula berisi sumsum tulang merah. Pada trabekula
yang tebal dapat terlihat osteon.
http://media.opencurriculum.org/articles_manual/ck12_biology/theskeletal-system/5.png
Osteoclast
http://o.quizlet.com/i/Hi0RxO1ygDFZRIxUNtyAFg_m.jpg
b. Osteosit
Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks
tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang yang
disalurkan melalui kanalikuli. Osteosit berada di dalam lacuna dan
dapat berhubungan dengan osteosit lain dengan gap junction.
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/69_04.jpg
c. Osteoclast
Osteoclast adalah sel fagosit yang mempunyai kemampuan
mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Osteoclast
mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoclast ini
berasal dari deretan sel monosit makrofag. Aktifitas osteoclast akan
meningkat dengan adanya hormone parathyroid dan dapat
dihambar oleh calcitonin.
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/69_05.jpg
d. Sel osteoprogenitor
yang
linea
1.3Kinesiologi
2. Articulatio coxae
Tulang
: Antara caput femoris dan
acetabulum
Jenis sendi
: Enarthrosis spheroidea
Penguat sendi :Terdapat tulang rawan
pada facies lunata, kelenjar Havers
terdapat pada acetabulum
Ligamentum iliofemorale yang berfungsi
mempertahankan art. coxae tetap extensi,
menghambat rotasi femur, mencegah
batang badan berputar ke belakang pada
waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan
posisi regak.
Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna.
Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi
externa.
Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan
Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.
Capsula articularis: membentang dari lingkaran acetabulum ke linea intertrochanterica
dan crista intertrochanterica.
Gerak sendi:
Fleksi : m. iliopsoas, m. pectinus, m. rectus femoris, m. adductor longus, m. adductor
brevis, m. adductor magnus pars anterior tensor fascia lata
Ekstensi : m. gluteus maximus, m. semitendinosis, m. semimembranosus, m. biceps
femoris caput longum, m. adductor magnus pars posterior
Abduksi
:m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. pirirformis, m. sartorius,
m. tensor fasciae lata
Adduksi
: m. adductor magnus, m. adductor longus, m. adductor brevis, m.
gracilis, m. pectineus, m. obturator externus, m. quadratus femoris
Rotasi medialis
: m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. tensor fasciae
latae, m. adductor magnus (pars posterior)
Rotasi lateralis
: m. piriformis, m. obturator internus, mm. gameli, m. obturator
externus, m. quadratus femoris, m. gluteus maximus dan mm. adductores.
Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat
fibrosa. Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum os. coxae menyebar ke
latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea introchanterica
bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira-kira
sebesar jari di aytas crista introchanterica. Oleh karena itu, bagian lateral dan distal
belakang colum femoris adalah di luar capsula articularis. Sehubungan dengan itu
fraktur colum femoris dapat extracapsular dan dapat pula intracapsular.
2. MM Fraktur
2.1Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (trauma)
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis, atau tulang rawan sendi.
Ditentukan oleh umur. Pada anak-anak tulang lebih flexible dan tidak gampang patah.
Semakin tua, tulang akan menjadi semakin rapuh.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa. (Kapita Selekta Kedokteran; 2000).
Fraktur collum femoris adalah fraktur intrakapsuler yg terjadi di femur proximal pd daerah yg
berawal dari distal permukaan artikuler caput femur hingga berakhir di proximal daerah
intertrochanter .
2.2Etiologi
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2006) ada 3 yaitu:
1. Cidera atau benturan
2. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah
menjadi lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.
3. Fraktur beban
Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang-orang yang
baru saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru di
terima dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru
mulai latihan lari
Luka
II
Fraktur
fragmen
III
c.Sudut patah
1.Fraktur transversal : Garis patahnya tegak
lurus terhadap sumbu panjang tulang.
Pada fraktur semacam ini, segmensegmen tulang yang patah direposisi/
direduksi kembali ke tempatnya semula.
Terbagi atas:
- Dislokasi ad longitudinal cum contractionum: pergeseran searah
sumbu dan overlapping.
-
Dislokasi
ad
axim:
pergeseran
yang
membentuk sudut.
Dislokasi
ad
latus:
pergeseran di mana kedua
fragmen saling menjauh.
2.4Patologi
2.5Manifestasi klinis
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Anamnesis
Dari anamnesis diketahui adanya riwayat trauma/jatuh yang diikuti nyeri
pinggul, pada pemeriksaan didapatkan posisi panggul dalam keadaan
fleksi, eksorotasi dan abduksi. Pada atlet yang mengalami nyeri pinggul
namun masih dapat berjalan pemeriksaan dimulai dengan riwayat rinci
dan pemeriksaan fisik. Dokter harus menanyakan apakah gejala yang
muncul terkait dengan olahraga atau kegiatan tertentu. Riwayat latihan
fisik harus diperoleh dan perubahan dalam tingkat aktivitas, alat bantu,
tingkat intensitas, dan teknik harus dicatat.
Adanya riwayat menstruasi harus diperoleh dari semua pasien wanita.
Amenore sering dikaitkan dengan penurunan kadar serum estrogen.
Kurangnya estrogen pelindung menyebabkan penurunan massa tulang.
Trias yang dijumpai pada wanita bisa berupa amenore, osteoporosis, dan
makan teratur banyak mempengaruhi perempuan aktif. Tanda dan gejala
pada perempuan meliputi fatigue, anemia, depresi, intoleransi dingin,
erosi enamel gigi. Dokter harus mencurigai adanya fraktur dan memahami
tanda-tanda yang mungkin dari para atlet wanita, terutama mencatat
fraktur yang tidak biasa terjadi dari trauma minimal. Sebagian besar atlet
menggambarkan timbulnya rasa sakit selama 2-3 minggu, dimana dapat
dijumpai perubahan dalam pelatihan atau penggunaan peralatan latihan.
Biasanya, pelari meningkatkan jarak tempuh mereka atau intensitas, atau
penggunaan sepatu lari. dokter harus bertanya tentang latihan individu dan
jarak tempuh.
Pasien biasanya melaporkan riwayat pinggul tiba-tiba, nyeri di
selangkangan, atau nyeri lutut yang memburuk dengan olahraga.
Karakteristik dari fraktur adalah riwayat sakit setempat yang berkaitan
dengan latihan yang meningkat dan berkurang dengan aktivitas dan baik
dengan istirahat atau dengan aktivitas yang kurang. Nyeri semakin parah
dengan pelatihan lanjutan. Rasa sakit berasal dari aktivitas berulang, dan
berkurang dengan istirahat.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Bandingkan dengan bagian yang sehat
- Perhatikan posisi anggota gerak
- Keadaan umum penderita secara keseluruhan
- Ekspresi wajah karena nyeri
- Lidah kering . basah
- Adanya tanda- tanda perdarahan
Palpasi ( feel )
- Temperatur setempat yang meningkat
- Nyeri tekan
- Krepitasi
- Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengukur
adanya perbedaan panjang tungkai
Move ( pergerakan )
Berupa pergerakan aktif dan pasif pada sendi proksimal dan distal pada
daerah yang mengalami trauma.
Pemeriksaan Penunjang
Kontras Media
Conray 280 ( Glenda J. Bryan )
Kontras media yang digunakan berjenis water soluble organik
iodine compounds dengan konsentrasi bahan antara 50% sampai 76%.
Jumlah kontras media yang dipunksi sebanyak 20 ml sampai 30 ml
untuk satu proyeksi arteriografi femoralis dengan kecepatan
penyuntikan 8 sampai ml/s dan 40 ml- 60 ml untuk proyeksi bilateral
dengan kecepatan penyuntikan mencapai 10 sampai 15 ml/s.
Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan Arteriografi Femoralis dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu :
1 Persiapan Pasien
Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum dimulainya
pemeriksaan.
Mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi
( pada daerah inguinal atau lipatan paha dan pubis ).
Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan dimulai.
2 Premedikasi
Pemasukan bahan kontras ke dalam pembuluh darah akan
menyebabkan rasa sakit selama pemeriksaan dilakukan, sehingga
diperlukan premedikasi untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Jika
dilakukan anastesi lokal maka harus diberikan omnopon dan
scopolamine.
3 Posisi Pasien
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jarijari kaki diputar 30 ke dalam.
Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.
Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung
penglihatan yang lebih baik pada daerah poplitea dan cabangcabangnya.
4 Metode Pemasukan Bahan Kontras
Penyuntikan secara langsung (direct puncture)
Common femoral artery kanan merupakan arteri yang paling
sering dijadikan akses puncture oleh karena lumen yang cukup
besar, pulsasi yang teraba lebih superficial, terdapat caput
femoris di bagian profunda sehingga mudah dilakukan penekanan
arteri untuk menghindari hematoma dan komplikasi lebih lanjut.
Kateterisasi teknik seldinger
Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan
setelah anestesi lokal pada daerah lipat paha (inguinal) dengan
jarum no.18. Bila canul telah berada di dalam lumen arteri, maka
dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen
arteri. Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol
fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio aorta abdominalis
( lumbal dua atau lumbal tiga ). Kemudian jarum atau canul
Diagnosis Banding
Fraktur collum femur di diagnosis banding dengan kelainan berikut :
Osteitis Pubis
Slipped Capital Femoral Epiphysis
Snapping Hip Syndrome
Terapi non-farmakologi
Prinsip-Prinsip Pengobatan Fraktur :
a Jangan membuat keadaan lebih buruk
Beberapa fraktur terjadi akibat trauma disebabkan oleh pengobatan
yang diberikan disebut iatrogenik
b Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat
Perlu ditetapkan apakah fraktur tersebut merupakan jenis fraktur
tertutup atau terbuka
c Seleksi pengobatan untuk tujuan khusus
Menghilangkan nyeri : terjadi karena adanya trauma pada
jaringan lunak dan akan bertambah nyeri bila ada pergeseran
2
3
Pertolongan pertama
Membebaskan jalan nafas, menutup luka dengan perban bersih,
steril dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena
agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum
ambulans datang.
Penilaian klinis
Misalnya apakah luka terkena tulang, atau ada trauma pembuluh
darah atau saraf
Resusitasi
Kebanyakan penderita dengan cidera fraktur multipel datang
dengan keadaan syok, sehingga diperlukan resusitasi berupa
cairan infus atau transfusi darah serta obat-obat anti nyeri.
Gambar
8.1.
Dynamic
hip
screw
Fraktur impaksi dapat dirawat dengan istirahat dan traksi untuk
beberapa minggu diikuti dengan latihan yang lembut.Jika bagian
fraktur terpisah maka operasi dilakukan.
Di luar usia 60 tahun (orang yang kuang aktif atau dengan deposit
tulang yang sedikit) semua patah leher femur undisplaced dan
dislokasi dilakukan perawatan dengan pemindahan kepala femoralis
dan penggantian dengan prostesis (ujung atas femur tulang buatan)
seperti Austin Moore atau bipolar. Fraktur impaksi dirawat sama
dengan sebelumnya.
2.7 komplikasi
Komplikasi fraktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat
penanganan
fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik .
1 Komplikasi umum Syok karena perdarahan ataupun oleh karena
nyeri, koagulopati diffus dan gangguan fungsi pernafasan.Ketiga
macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24 jam pertama
pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi
gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. Komplikasi
umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena dalam (DVT),
tetanus atau gas gangren
2 Komplikasi Lokal
a Komplikasi dini
Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu
pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu
minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.
Pada Tulang
Infeksi, terutama pada fraktur terbuka.
Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau
tindakan operasi pada fraktur tertutup. Keadaan ini dapat
menimbulkan delayed union atau bahkan non union.
Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif
yang sering terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi
yang melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan kartilago
sendi dan berakhir dengan degenerasi
Pada Jaringan lunak
Lepuh , Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit
superfisial karena edema. Terapinya adalah dengan menutup
kasa steril kering dan melakukan pemasangan elastik
Dekubitus.. terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang
oleh gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang
tebal pada daerah-daerah yang menonjol
Pada Otot
Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif
otot tersebut terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang
robek melekat pada serabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang.
Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup
lama akan menimbulkan sindroma crush atau trombus (Apley &
Solomon,1993).
Pada pembuluh darah
Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus
menerus. Sedangkan pada robekan yang komplit ujung
pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan berhenti
spontan.
Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan
nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan reposisi
Prognosis
Pada umumnya fraktur femur lebih besar / sering di derita oleh laki-laki
dewasa dan laki-laki muda / pada pria dari apada kaum wanita karena
faktor aktivitas yang lebih banyak dilakukan. Dan biasanya untuk laki-laki
dewasa di akibatkan oleh adanya kecelakan / trauma lansung seperti
kecelakan pada kendaraan bermotor / karena adanya benturan yang keras /
jatuh dari ketinggian. Kemudian fraktur (femur) biasanya juga di alami
oleh kaum gerontik karena faktor patologik.